Kamis, Januari 06, 2022

Hadis jamaatul muslimin

 Hadis jamaatul muslimin

Hadis jamaatul muslimin

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ جَابِرٍ قَالَ حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ

 (BUKHARI - 3338) : Telah bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada kami Al Walid berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku Busr bin 'Ubaidullah Al Hadlramiy berkata, telah bercerita kepadaku Abu Idris Al Khawlaniy bahwa dia mendengar Hudaifah bin Al Yaman berkata;

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ

 "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?

قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhn" (asap) ". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang berprilaku tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan kedalamnya".

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari golongan atau kaum kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus menggigit akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".

صحيح البخاري (9/ 51)

7084 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، حَدَّثَنَا الوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الخَوْلاَنِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ

7084 - Beritahu kami Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim. Diriwayatkan kepada kami oleh Ibn Jabir, diriwayatkan kepadaku oleh Busr Ibn Obaidillah al-Hadhrami, bahwa dia mendengar Abu Idris al-Khawlani berkata sesungguhnya dia mendengar HUdzafah al yaman .

Itu sanad Bukhari dan ingat nama perawi Al Walid bin muslim

صحيح مسلم (3/ 1475)

 - (1847) حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ،

Shahih Muslim (3/1475)

  - (1847) Berkata padaku Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim.

Beritahu kami Abdul Rahman bin Yazid bin Jabir, menceritakan kepada saya Busr Bin Obaidullah Al Hadrami, bahwa dia mendengar Aba Idris Al-Khulani, berkata: Saya mendengar Hudhafa bin Al-Yaman,

Hadits muttafaq alaih tersebut sebetulnya hadits mungkar, mengapa demikian , karena seorang perawi menunggal bernama Walid bin muslim. Dia adalah tabiin dan hadis itu tidak dikenal di kalangan tabiin apalagi para sahabat . Sebab hanya dia yang mengetahui hadis tersebut

الوليد بن مسلم

كذلك [يكثر من التدليس]

Walid bin Muslim  sering tadlis , menyelinapkan perawi lemah agar tampak hadisnya sahih.

Lihat dikitab :

السيوطي - اسماء المدلسين

- والوليد بن مسلم. مولى لقريش, يكنى أبا العباس. مات سنة أربع وتسعين ومائة, دمشقي.

Al Walid bin Muslim. Mawla Quraisy, dijuluki Aba Al-Abbas. Dia meninggal pada tahun seratus sembilan puluh empat, orang Damaskus.

Lihat dikitab :

 

   halīfa b. al-Khayyāṭ (d. 854 CE) - al-Ṭabaqāt

خليفة بن الخياط – الطبقات

Jadi hadis tersebut pada tahun 190 Hijriyah masih hanya satu orang yang tahu yaitu Walid bin muslim. Para tabiin tidak tahu, begitu juga para sahabat tidak tahu hadis tersebut , ber arti nabi tidak pernah bersabda eperti itu, tidak boleh di buat pegangan

Menurut riwayat Muslim ada tambahan sebagai berikut:

 يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?" beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia."

دارقطني (ت ٣٨٥)، الإلزامات والتتبع ١٨١  •  هذا عندي مرسل وأبو سلام لم يسمع من حذيفة ولا من نظرائه

Daraqutni (w. 385), dalam kitab al ilzamat wattatabbu` 181 • Ini bagi saya mursal ( lemah ) dan Abu Salam tidak mendengar dari Hudhayfah atau rekan-rekannya

الوادعي (ت ١٤٢٢)، الإلزامات والتتبع ١٨١  •  قوله وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فهذه الزيادة ضعيفة لأنها من هذه الطريق المنقطعة

Al-Wadi'i (w. 1422), dalam kitab al ilzamat wattatabbu 181 • Sabdanya: Walau  dia memukul punggungmu dan mengambil uangmu, tambahan perawi ini  lemah karena berasal dari jalur yang terputus ini.

Redaksi hadits antara riwayat Bukhari dan Muslim berbeda, riwayat Muslim ada tambahan tadi yaitu akan ada laki-laki yang hatinya seperti hati setan bertubuh manusia lalu aku berkata disaat itu apa yang aku lakukan wahai Rasulullah lantas Rasulullah bersabda taat saja kepada Amir yang berhati setan itu walaupun punggungmu dipukuli dan hartamu diambil . Amir hatinya seperti hatinya setan kita disuruh taat?, padahal kita ini disuruh menentang setan jangan sampai taat kepadanya , tanda cacat  hadis , karena perbedaan kalimat di riwayat Bukhari dan Muslim, makanya walaupun hadits muttafaq alaih tapi tetap harus dikaji terlebih dahulu untuk bisa dibenarkan atau disalahkan.


Minggu, Januari 02, 2022

Hadis lemah tetang baiat

 

Hadis baiat yang lemah.   

 

المطالب العالية محققا (10/ 59)

- حديث ابن عمر رضي الله عنه: من خلع يدًا من طاعة لقي الله يوم القيامة ولا حجة له، ومن مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة جاهلية".

أخرجه مسلم في صحيحه (3/ 1478: 1851)، وأحمد في المسند (2/ 70، 83، 93، 97، 123، 33، 154)، والحاكم في "المستدرك" (1/ 77، 117)، وقال: صحيح على شرط الشيخين، ووافقه الذهبي، والبيهقي في "السنن الكبرى" (8/ 156)، والطيالسي في مسنده (ص 259: 1915)، والطبراني في "المعجم الكبير" (12/ 335: 13278)، والبخاري في التاريخ الكبير (5/ 205)، وابن سعد في الطبقات (5/ 144)، وابن أبي عاصم في السنة (1/ 44: 91)، وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/ 715: 984).

المطالب العالية محققا (10/59)

-Hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu: Barang siapa yang melepaskan tangan ketaatan akan menemui Allah pada hari kiamat tanpa uzur  ( hujjah ) , dan barang siapa yang mati tanpa ba`iat di lehernya, maka dia mati jahiliyah ( kafir ). .

Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya (3/1478: 1851), Ahmad dalam Al-Musnad (2/70, 83, 93, 97, 123, 33, 154), dan Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (1/ 77, 117), dan dia berkata: Ini shahih dengan sarat Bukhari Muslim dan Al-Dhahabi setuju dengannya, Al-Bayhaqi dalam “Al-Sunan Al-Kubra” (8/156), Al-Thayalisi dalam Musnadnya (hal. ), dan Ibn Saad dalam al-Tabaqat (5/144), dan Ibn Abi Asim dalam Sunnah (1/44: 91), dan lihat سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/715: 984).

 Komentarku:

Imam Bukhari tidak meriwayatkan hadis tersebut dan tidak memasukkan hadis tersebut dalam kitab shahihnya, begitu juga imam Tirmidzi Ibnu Majah abu Dawud dan imam Malik  . Mengapa sampai terjadi begitu, apakah mereka tidak mendengar hadis itu atau mereka  menganggap bahwa hadits tersebut tidak popular, nyeleneh

Secara realita hadis tersebut hanya Ibnu Umar yang meriwayatkannya yang tahu ribuan sahabat tidak mengerti hadis tersebut dan sedemikian ini dikatakan gharib,  nungkar , oleh karena itu imam Bukhari tidak berani memasukkan kan dalam kitab shahihnya.

Bukti bahwa hadis tersebut ( Baiat ) tidak diketahui kebanyakan sahabat adalah Fatimah istri Ali bin Abi Thalib tidak mau berbaiat kepada abu bakar. Apakah Siti Fatimah tidak mengerti hadis tersebut, di mana orang yang tidak berbaiat akan mati jahiliyah, mati kafir dan masuk neraka . Apakah ribuan sahabat bersama Aisyah tidak mau berbaiat kepada Ali bin Abi Tholib tidak mengerti hadis tersebut, jelas mereka tidak mengerti . Kalau mengerti maka mereka tidak akan berani berperang melawan Ali bin Abi Thalib sebagai Amirul mukminin > Bila mereka tahu maka mereka cepat-cepat berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib. Jadi hadits tentang baiat tidak dikenal  di kalangan para sahabat dan kebanyakan mereka tidak mengerti hadits itu sampai mati apakah mereka masuk neraka .

 

[عن معاوية بن أبي سفيان:] من مات بغيرِ إمامٍ مات ميتةً جاهليةً. وفي روايةٍ من مات وليس في عنقِه بيعةٌ مات ميتةً جاهليةً

الهيثمي (ت ٨٠٧)، مجمع الزوائد ٥‏/٢٢١    إسنادهما ضعيف    أخرجه أبو يعلى (٧٣٧٥)، وابن حبان (٤٥٧٣)، والطبراني (١٩/٣٨٨) (٩١٠) واللفظ له    والرواية أخرجها الطبراني (19/334) (769)    شرح رواية أخرى

[ Dari Muawiyah bin Abi Sufyan:] Barangsiapa meninggal tanpa imam, ia mati jahiliyah  Dan dalam riwayat lain, barang siapa meninggal tanpa bai'at di lehernya, maka ia mati jahiliyah

Al-Haythami (w. 807), Majma' al-Zawa'id 5/221 • sanadnya lemah • Di riwayatkan  oleh Abu Ya'la (7375), Ibn Hibban (4573), dan al-Tabarani ( 19/388) (910) dan lafadh hadis miliknya • Dan diriwayatkan  oleh al-Tabarani (19/334) (769 • Penjelasan dari riwayat lain

Secara realita hadis baiat yang lemah ini disalahgunakan, salahnya menggunakan hadis tersebut sehingga bila tidak berbaiat dianggap masuk neraka dan mereka yang berbaiat kepada gurunya akan masuk surga . Pada hal gurunya sendiri belum tentu masuk surga. tidak ada hadisnya, hadisnya ya hadis yang lemah itu dan nyeleneh itu.

Realita yang ada pada kaum muslimin yang berbaiat  itu adalah kalangan lDII sehingga pengikutnya sangat fanatik kepada  kepada organisasinya dan kepada gurunya. Mereka mengatakan kufur kepada orang yang diluar golongannya , sekarang sudah berubah atau belum saya tidak mengerti, begitu juga kalangan ahli torekot, murid-muridnya berbaiat kepada gurunya lalu fanatik kepada guru itu dan tidak mau mengaji kepada guru lain , mereka merasa calon ahli surga dan yang tidak berbaiat termasuk ahli neraka . Ini disebabkan kan pegangan  hadits lemah tersebut. Dari kalangan jama'atul muslimin pun demikian sangat fanatik kepada golongannya sehingga tidak mau kawin kecuali dengan golongannya ini, namanya fanatik golongan dan ini namanya syirik pelakunya adalah musyrik sebagaimana ayat 31-32 ar-rum

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

)   yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.  Rum 31-32

 Di kalangan nu tidak ada, begitu juga di kalangan muhammadiyah dan salafi . Setahu saya ulama-ulama salafi tidak pernah mengadakan baiat mereka hanya  berbaiat kepada raja atau ulil amri yang mengajak kepada tegaknya syariat Islam bukan ulil amri yang memerangi Islam dan mendukung kekufuran.  Ikhwanul muslimin pengikutnya berbaiat kepada gurunya yaitu Hasan al-banna

Para ulama di kalangan sahabat juga tidak ada yang mengadakan baiat  dan murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada gurunya , begitu juga imam mazhab empat tidak mengadakan baiat , murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada gurunya. Apakah mereka itu ahli neraka sungguh hadits lemah itu lebih baik tidak dipakai,  bisa menyesatkan umat dan membikin kaum muslimin ini perpecahan dan termasuk berpisah dari  kaum muslimin

Ancaman neraka bagi orang yang tidak berbaiat itu karangan saja, tidak ada hadisnya yang shahih , itu tipu daya agar murid-muridnya taat kepada gurunya atau taat kepada organisasinya . Bahkan fanatiknya mereka kepada gurunya bisa  mempertuhankan nya lalu dalil ditolak karena tidak cocok dengan ajaran gurunya . ini namanya syirik besar dan pelakunya adalah musyrik kita dahulukan dalil sebagaimana ayat

أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ

فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?

Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.  Shaffat 157

Bagaimana  dg hadis ini :

 

- [5716]- حديث: "إذَا بُويعَ لِخَلِيفَتَين فَاقْتُلُوا الآخِرَ مِنْهُمَا".

مسلم (4) عن أبي سعيد. رقم (1853) في الإمارة، باب إذا بويع لخليفتين.

Bila dua khalifah di baiat , maka bunuhlah salah satunya .  HR Muslim dlm kitab sahihnya , imarat bab : bila dua khalifah di baiat.

Hadis baiat yang lemah

 

Hadis baiat yang lemah.    

 

المطالب العالية محققا (10/ 59)

- حديث ابن عمر رضي الله عنه: من خلع يدًا من طاعة لقي الله يوم القيامة ولا حجة له، ومن مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة جاهلية".

أخرجه مسلم في صحيحه (3/ 1478: 1851)، وأحمد في المسند (2/ 70، 83، 93، 97، 123، 33، 154)، والحاكم في "المستدرك" (1/ 77، 117)، وقال: صحيح على شرط الشيخين، ووافقه الذهبي، والبيهقي في "السنن الكبرى" (8/ 156)، والطيالسي في مسنده (ص 259: 1915)، والطبراني في "المعجم الكبير" (12/ 335: 13278)، والبخاري في التاريخ الكبير (5/ 205)، وابن سعد في الطبقات (5/ 144)، وابن أبي عاصم في السنة (1/ 44: 91)، وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/ 715: 984).

المطالب العالية محققا (10/59)

-Hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu: Barang siapa yang melepaskan tangan ketaatan akan menemui Allah pada hari kiamat tanpa uzur  ( hujjah ) , dan barang siapa yang mati tanpa ba`iat di lehernya, maka dia mati jahiliyah ( kafir ). .

Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya (3/1478: 1851), Ahmad dalam Al-Musnad (2/70, 83, 93, 97, 123, 33, 154), dan Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (1/ 77, 117), dan dia berkata: Ini shahih dengan sarat Bukhari Muslim dan Al-Dhahabi setuju dengannya, Al-Bayhaqi dalam “Al-Sunan Al-Kubra” (8/156), Al-Thayalisi dalam Musnadnya (hal. ), dan Ibn Saad dalam al-Tabaqat (5/144), dan Ibn Abi Asim dalam Sunnah (1/44: 91), dan lihat سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/715: 984).

 Komentarku:

Imam Bukhari tidak meriwayatkan hadis tersebut dan tidak memasukkan hadis tersebut dalam kitab shahihnya, begitu juga imam Tirmidzi Ibnu Majah abu Dawud dan imam Malik  . Mengapa sampai terjadi begitu, apakah mereka tidak mendengar hadis itu atau mereka  menganggap bahwa hadits tersebut tidak popular, nyeleneh

Secara realita hadis tersebut hanya Ibnu Umar yang meriwayatkannya yang tahu ribuan sahabat tidak mengerti hadis tersebut dan sedemikian ini dikatakan gharib,  nungkar , oleh karena itu imam Bukhari tidak berani memasukkan kan dalam kitab shahihnya.

Bukti bahwa hadis tersebut ( Baiat ) tidak diketahui kebanyakan sahabat adalah Fatimah istri Ali bin Abi Thalib tidak mau berbaiat kepada abu bakar. Apakah Siti Fatimah tidak mengerti hadis tersebut, di mana orang yang tidak berbaiat akan mati jahiliyah, mati kafir dan masuk neraka . Apakah ribuan sahabat bersama Aisyah tidak mau berbaiat kepada Ali bin Abi Tholib tidak mengerti hadis tersebut, jelas mereka tidak mengerti . Kalau mengerti maka mereka tidak akan berani berperang melawan Ali bin Abi Thalib sebagai Amirul mukminin > Bila mereka tahu maka mereka cepat-cepat berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib. Jadi hadits tentang baiat tidak dikenal  di kalangan para sahabat dan kebanyakan mereka tidak mengerti hadits itu sampai mati apakah mereka masuk neraka .

 

[عن معاوية بن أبي سفيان:] من مات بغيرِ إمامٍ مات ميتةً جاهليةً. وفي روايةٍ من مات وليس في عنقِه بيعةٌ مات ميتةً جاهليةً

الهيثمي (ت ٨٠٧)، مجمع الزوائد ٥‏/٢٢١    إسنادهما ضعيف    أخرجه أبو يعلى (٧٣٧٥)، وابن حبان (٤٥٧٣)، والطبراني (١٩/٣٨٨) (٩١٠) واللفظ له    والرواية أخرجها الطبراني (19/334) (769)    شرح رواية أخرى

[ Dari Muawiyah bin Abi Sufyan:] Barangsiapa meninggal tanpa imam, ia mati jahiliyah  Dan dalam riwayat lain, barang siapa meninggal tanpa bai'at di lehernya, maka ia mati jahiliyah

Al-Haythami (w. 807), Majma' al-Zawa'id 5/221 • sanadnya lemah • Di riwayatkan  oleh Abu Ya'la (7375), Ibn Hibban (4573), dan al-Tabarani ( 19/388) (910) dan lafadh hadis miliknya • Dan diriwayatkan  oleh al-Tabarani (19/334) (769 • Penjelasan dari riwayat lain

Secara realita hadis baiat yang lemah ini disalahgunakan, salahnya menggunakan hadis tersebut sehingga bila tidak berbaiat dianggap masuk neraka dan mereka yang berbaiat kepada gurunya akan masuk surga . Pada hal gurunya sendiri belum tentu masuk surga. tidak ada hadisnya, hadisnya ya hadis yang lemah itu dan nyeleneh itu.

Realita yang ada pada kaum muslimin yang berbaiat  itu adalah kalangan lDII sehingga pengikutnya sangat fanatik kepada  kepada organisasinya dan kepada gurunya. Mereka mengatakan kufur kepada orang yang diluar golongannya , sekarang sudah berubah atau belum saya tidak mengerti, begitu juga kalangan ahli torekot, murid-muridnya berbaiat kepada gurunya lalu fanatik kepada guru itu dan tidak mau mengaji kepada guru lain , mereka merasa calon ahli surga dan yang tidak berbaiat termasuk ahli neraka . Ini disebabkan kan pegangan  hadits lemah tersebut. Dari kalangan jama'atul muslimin pun demikian sangat fanatik kepada golongannya sehingga tidak mau kawin kecuali dengan golongannya ini, namanya fanatik golongan dan ini namanya syirik pelakunya adalah musyrik sebagaimana ayat 31-32 ar-rum

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

)   yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.  Rum 31-32

 Di kalangan nu tidak ada, begitu juga di kalangan muhammadiyah dan salafi . Setahu saya ulama-ulama salafi tidak pernah mengadakan baiat mereka hanya  berbaiat kepada raja atau ulil amri yang mengajak kepada tegaknya syariat Islam bukan ulil amri yang memerangi Islam dan mendukung kekufuran.  Ikhwanul muslimin pengikutnya berbaiat kepada gurunya yaitu Hasan al-banna

Para ulama di kalangan sahabat juga tidak ada yang mengadakan baiat  dan murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada gurunya , begitu juga imam mazhab empat tidak mengadakan baiat , murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada gurunya. Apakah mereka itu ahli neraka sungguh hadits lemah itu lebih baik tidak dipakai,  bisa menyesatkan umat dan membikin kaum muslimin ini perpecahan dan termasuk berpisah dari  kaum muslimin

Ancaman neraka bagi orang yang tidak berbaiat itu karangan saja, tidak ada hadisnya yang shahih , itu tipu daya agar murid-muridnya taat kepada gurunya atau taat kepada organisasinya . Bahkan fanatiknya mereka kepada gurunya bisa  mempertuhankan nya lalu dalil ditolak karena tidak cocok dengan ajaran gurunya . ini namanya syirik besar dan pelakunya adalah musyrik kita dahulukan dalil sebagaimana ayat

أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ

فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?

Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.  Shaffat 157

Bagaimana  dg hadis ini :

 

- [5716]- حديث: "إذَا بُويعَ لِخَلِيفَتَين فَاقْتُلُوا الآخِرَ مِنْهُمَا".

مسلم (4) عن أبي سعيد. رقم (1853) في الإمارة، باب إذا بويع لخليفتين.

Bila dua khalifah di baiat , maka bunuhlah salah satunya .  HR Muslim dlm kitab sahihnya , imarat bab : bila dua khalifah di baiat.