Bid`ah hasanah menurut Imam Syafii
فَقَدْ قَالَ إِمَامُنَا الشَّافِعِيُّ قَدَّسَ اللهُ سِرَّهُ: مَا أُحْدِثَ وَخَالَفَ كِتَاباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَراً فَهُوَ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلَةُ، وَمَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ وَلَمْ يُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ اْلبِدْعَةُ الْمَحْمُوْدَةُ.
Sungguh\ Imam kami Syafii , semoga Allah mensucikan hatinya : Masalah baru yang bertentangan dengan al quran , hadis ,. Ijma` atau atsar , maka di katakan bid`ah dholalah .
Kebaikan baru dan tidak bertentangan dengan hal tsb , maka di katakan bid`ah terpuji .
Tim penulis LBM Jember menyatakan :
طَلَبَ بَعْضُ اْلاِخْوَةِ جَوَابَ الشَّيْخِ عَبْدَ الْقَيُّوْمِ السحيبَانِي فِي رِسَالَتِهِ اْلقَيِّمَةِ ) اللُّمَعُ فِي الرَّدِّ عَلَى مُحَسِّنِ اْلبِدَعِ )
فَهَذَا جَوَابُ الشَّيْخِ عَنْ قَوْلِ الشَّافِعِي :
ذُكِرَ كَلاَمُ الشَّافِعِي مِمَّا يَسْتَدِلُّ بِهِ مُحَسِّنُ اْلبِدَعِ فَقَالَ :
فَهَذَا جَوَابُ الشَّيْخِ عَنْ قَوْلِ الشَّافِعِي :
ذُكِرَ كَلاَمُ الشَّافِعِي مِمَّا يَسْتَدِلُّ بِهِ مُحَسِّنُ اْلبِدَعِ فَقَالَ :
Sebagian ihwan minta jawaban Syaikh Abd Qayyum as suhaibani dalam risalahnya yang berharga : Alluma` firr raddi ala muhassinil bida`- Bekal untuk menjawab ahli bid`ah hasanah .
Dan ini jawaban Syaikh tsb terhadap perkataan Imam Syafi`I . Beliau berkata ::
الْجَوَابُ عَنْ هَذِهِ الشُّبْهَةِ :
أَوَّلاً : لاَيَجُوْزُ أَنْ يُعَارَضَ كَلاَمُ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَلاَمِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ , كَائِنًا مَنْ كَانَ, فَكَلاَمُ النَّبِيِّ ﷺ حُجَّةٌ عَلَى كُلِّ اَحَدٍ , وَلَيْسَ كَلاَمُ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حُجَّةً عَلَى كَلاَمِ النَّبِيِّ ﷺ .
Jawaban atas kesamaran ini :
1. Tidak di perkenankan mempertentangkan perkataan Rasulullah dengann perkataan seseorang , siapapun orangnya > perkataan Nabi adalah hujjah atas seseorang bukan sebaliknya yaitu perkataan orang menjadi hujjah atas perkataan Nabi
قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : لَيْسَ أَحَدٌ إِلاَّ وَ يُؤْخَذُ مِنْ رَأْيِهِ وَيُتْرَكُ , مَا خَلاَ النَّبِيَّ ﷺ .
Abdullah bin Abbas ra berkata : :Pendapat seseorang boleh di ambil atau di tinggalkan selain Nabi
ثَانِياً :الْمُتَأَمِّلُ فِي كَلاَمِ الشَّافِعِي > رَحِمَهُ اللهُ < لاَيَشُكُّ أَنَّهُ قَصَدَ بِاْلبِدْعَةِ الْمَحْمُوْدَةِ , اْلبِدْعَةَ فِي اللُّغَةِ , لاَفِي الشَّرْعِ , بِدَلِيْلِ : أَنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ فِي الشَّرْعِ فَهِيَ مُخَالِفَةٌ ِللْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ, وَقَدْ قَيَّدَ الشَّافِعِيُّ اْلبِدْعَةَ الْمَحْمُوْدَةَ بِمَا لَمْ يُخَالِفِ اْلكِتَابَ وَالسُّنَّةَ , وَكُلُّ بِدْعَةٍ فِي الشَّرْعِ فَهِيَ مُخَالِفَةٌ لِقَوْلِهِ تَعَالَى : اْليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ . وَلِقَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ : ( مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ ) , اِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنَ اْلآيَاتِ وَاْلأَحَادِيْثِ .
2. Orang yang berpikir tentang perkataan Imam Syafii rahimahullah tiada ragu lagi bahwa maksud bid`ah yang terpuji adalah bid`ah lughowi bukan bid`ah syar`I . Buktinya , sesungguhnya setiap bid`ah syar`I adalah bid`ah yang bertentangan dengan al quran dan hadis . Sungguh Imam Syafii mensaratkan bid`ah menurut syariat adalah yang bertentangan dengan al quran dan hadis . Setiap bid`ah syar`I adalah yang bertentangan dengannya karena ada firman Allah : Pada hari ini , saya sempurnakan agamamu untukmu .
Ia juga bertentangan dengan hadis Nabi "
Barang siapa yang berbuat bid`ah dalam urusan kami ini yang tidak bersumber dari padanya maka tertolak .
Dan masih banyak ayat dan hadis yang seperti itu .
قَالَ بْنُ رَجَبٍ : "
وَمُرَادُ الشَّافِعِي - رَحِمَهُ اللهُ - مَا ذَكَرْنَاهُ مِِنْ قَبْلُ : أَنََّ الْبِدْعَةَ الْمَذْمُوْمَةَ مَا لَيْسَ لَهَا أَصْلٌ مِنَ الشَّرِيْعَةِ يُرْجَعُ إِلَيْهِ ، وَهِيَ الْبِدْعَةُ فِي `إِطْلاَقِ الشَّرْعِ ، وَأَمَّا الْبِدْعَةُ الْمَحْمُوْدَةُ فَمَا وَافَقَ السُّنَّةَ ، يَعْنِي : مَا كَانَ لَهَا أَصْلٌ مِنَ السُّنَّةِ يُرْجَعُ إِلَيْهِ ، وَإِنَّمَا هِيَ بِدْعَةٌ لُغَةً لاَ شَرْعاً ؛ لِمُوَافَقَتِهَا السُّنَّةَ إ.هـ . (جَامِعُ اْلعُلُوْمِ وَالْحِكَمِ - ح 28)
Ibnu Rajab berkata :
Maksud Imam Syafii rahimahullah apa yang kami sebutkan sebelumnya : Sesungguhnya bid`ah yang tercela adalah bid`ah yang tidak punya sumber dari sariat . Itulah bid`ah syar`I . Adapun bid`ah yang terpuji adalah bid`ah yang masih cocok dengan sunnah adalah bid`ah yang ada landasannya dari sariat > Dia adalah bid`ah lughowiyah bukan syar`I karena cocok dengan sariat . Jamiul ulum wal hikam Juz 28 .
وَخُلاَصَةُ الْقَوْلِ : أَنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ يُقَالُ إِنَّهَا مَحْمُوْدَةٌ , فَإِمَّا أَنَّهَا لَيْسَتْ بِبِدْعَةٍ , وَلَكِنَّ ظُنَّ أَنَّهَا بِدْعَةٌ , وَإِمَّا أَنْ يُثْبَتَ كَوْنُهَا بِدْعَةً , فَهِيَ سَيِّئَةٌ قَطْعاً , لِمُخَالَفَتِهَا اْلكِتَابَ وَالسُّنََّةَ .
Kesimpulan : Setiap bid`ah yang di katakan terpuji adakalanya bukan bid`ah , tapi di kira bidah . Adakalanya memang bid`ah , tapi sayyiah karena bertentangan dengan al quran dan hadis .
ثَالِثاً :أَنَّ الْمَعْرُوْفَ عَنِ الشَّافِعِي [ رَحِمَهُ اللهُ ] شِدَّةُ حِرْصِهِ عَلَى مُتَابَعَةِ النَّبِيِّ ﷺ , وَغَضَبُهُ الشَّدِيْدُ عَلَى مَنْ يَرُدُّ حَدِيْثَ النَّبِيِّ ﷺ , وَمِمَّا يُذْكَرُ عَنْهُ فِي ذَلِكَ , أَنَّهُ سَأَلَ عَنْ مَسْأَلَةٍ فَقَالَ : رُوِيَ فِيْهَا كَذَا وَكَذَا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ , فَقَالَ السَّائِلُ : يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ تَقُوْلُ بِهِ ؟ فَارْتَعَدَ الشَّافِعِيُّ وَانْتَفَضَ , وَقَالَ : يَاهَذَا أَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي , وَأَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي اِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ حَدِيْثاً , فَلَمْ أَقُلْ بِهِ , نَعَمْ عَلَى السَّمْعِ وَالْبَصَرِ .
Populer sekali dari Syafii bahwa beliau sangat senang mengikuti Nabi dan marah sekali terhadap orang yang menolaknya . Diantara klisahnya tentang hal itu , bahwa beliau di tanya tentang sesuatu , lalu berkata :
Ada hadis yang di riwayatkan dari Nabi tentang hal itu .
Sang penanya berkata : Wahai Abu Abdillah , apakah kamu juga berkata seperti itu ?
Imam Syafii gemetar , lalu berkata : Wahai orang ini , bumi mana yang saya tempati dan langit mana yang menaungiku bila aku meriwayatkan hadis dari Rasulullah lalu aku tidak berpendapat begitu , ya aku harus taat pada hadis itu .
فَكَيْفَ يُظَنُّ بِمَنْ هَذِهِ حَالُهُ أَنْ يُعَاضَ حَدِيْثُ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ( كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ) , بَلِ اْلأَلْيَقُ بِهِ أَنْ يُحْمَلَ كَلاَمُهُ عَلَى مَحْمِلٍ لاَ مُعَارَضَةَ فِيْهِ لِكَلاَمِ الرَّسُوْلِ ﷺ , وَذَلِكَ بِأَنَّهُ قَصَدَ اْلبِدْعَةَ فِي الْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ .
وَقَدْ قَالَ الشَّافِعِيُّ :
اِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُوْلُوا بِهَا , وَدَعُوا ماَقُلْتُه
Bagaimanakah bisa di kira orang yang keadaannya sedemikian ini lalu perkataan Rasulullah di ganti – yaitu hadis seluruh bid`ah sesat
Bahkan paling layak adalah perkataan Syafii itu di arahkan kepada makna yang cocok dengan sunnah . Caranya bidah dalam perkataan syafii itu maksudnya adalah bidah lughowi .
Sungguh syafii telah berkata :
Bila kamu menjumpai dalam kitab ku ini sesuatu yang tidak cocok dengan hadis , maka pegangilah dan tinggalkan perkataanku .
وَقَالَ : كُلُّ حَدِيْثٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فَهُوَ قَوْلِي , وَاِنْ لَمْ تَسْمَعُوْهُ مِنِّي
Imam Syafii berkata ; Setiap hadis nabi adalah perkataanku ( pendapatku juga begitu ) sekalipun kamu tidak mendengarnya dariku .
وَقَالَ : كُلُّ مَاقُلْتُ فَكَانَ عَنِ الرَّسُوْلِ ﷺ خِلاَفُ قَوْلِي مِمَّا يَصِحُّ , فَحَدِيْثُ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَوْلَى وَ لاَ تُقَلِّدُوْنِي
Imam Syafii berkata : Setiap perkataanku yang bertentangan dengan hadis Rasulullah yang sahih , maka hadis Rasulullah lebih berhak untuk di buat landasan dan jangan bertaklid kepadaku .
وَقَالَ : ( كُلُّ مَسْأَلَةٍ صَحَّ فِيْهَا الْخَبَرُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ عِنْدَ أَهْلِ النَّقْلِ بِخِلاَفِ مَا قُلْتُ , فَأَنَا رَاجِعٌ عَنْهَا فِي حَيَاتِي وَبَعْدَ مَوْتِي
(اللُّمَعُ فِي الرَّدِّ عَلَى مُحَسِّنِ اْلبِدَعِ )
Imam Syafii berkata : Setiap masalah yang berlandaskan hadisv sahih menurut ahli hadis dan bertentangan dengan apa yang ku katakan , maka aku mencabut pendapatku waktu aku hidup atau mati . [2][3]
Komentarku ( Mahrus ali ): Apa yang di katakan oleh syaikh Abd Qayyum itu adalah kebenaran dan memang begitulah seharusnya seseorang tidak boleh mendahulukan pendapat ulama atau imam kapanpun atau di manapun . Dia harus mengedepankan dalil yang sahih .
Imam Syafii membuat devinisi tentang bidah hasanah dan bidah yang jelek sbb :
مَا أُحْدِثَ وَخَالَفَ كِتَاباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَراً فَهُوَ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلَةُ، وَمَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ وَلَمْ يُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ اْلبِدْعَةُ الْمَحْمُوْدَةُ.
Sungguh\ Imam kami Syafii , semoga Allah mensucikan hatinya : Masalah baru yang bertentangan dengan al quran , hadis ,. Ijma` atau atsar , maka di katakan bid`ah dholalah .
Kebaikan baru dan tidak bertentangan dengan hal tsb , maka di katakan bid`ah terpuji .
Sebetulnya perkataan tsb kurang tepat karena atsar sahabat itu belum tentu bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya . Juga mungkin keliru . Dan terkadang atsar sahabat itu bertentangan dengan atsar sahabat yang lain , lalu mana yang harus di buang dan mana yang harus di pegangi .
Kalau menurut devinisi Imam Stafii itu bila ada atsar sahabat yang benar lalu bid`ahnya cocok dengannya sudah tentu di katakan bid`ah terpuji . Bagaimana bila atsarnya keliru , lalu bid`ahnya juga cocok dengannya , apakah masih tetap di katakan bid`ah yang terpuji . Sudah tentu harus di katakan bid`ah yang tercela . Kekeliruan dari kalangan sahabat mungkin terjadi sebagaimana kebenaran dari generasi belakangan itu juga mungkin .
[1] Membongkar …………….. 71
[2] Alluma` firradi ala muhassini bida`no 36 . http://www.ahlalhdeeth.com/vb/archive/index.php/t-96200.html
Artikel Terkait
wah hebat ni mantan kiyai, kayak sudah mendapat legalitas dari Tuhan untuk memberikan stempel sesat pada yang lain, padahal jelas bahwa hanya Allah swt yang Maha tahu tentang siapa yang sesat dan siapa yang mendapat petunjuk.
BalasHapusKayak sudah menjadi wakil Tuhan saja,
Untuk BUKHORI EL-NA`IMI
BalasHapusBer arti kamu tidak mengerti syirik , tauhid, bid`ah dan sunnah , sesat dan kebenaran. Ini tanda anda hidup tidak berpegangan kepada al Quran, Dan bahaya bagimu kelak, saya ini kasihan kepadamu
mbah makhrus ini kayak mendapat mandat dari tuhan menjadi penafsir al quran yang paling benar, ayat-ayat yang bersinggungan dg orang kafir, dijadikan amunisi untuk menembaki teman sendiri dg enteng memberikan prediket ahli bid'ah, syirik, dlalalah dsb kita saling berdo'a mbah semoga umat2muhammad semuanya husnul khatimah n masuk surga semuanya amiin
Hapus