Di tulis oleh Mahrus ali
Anonim mengatakan...dalam bab http://mantankyainu.blogspot.com/2011/07/saya-tidak-suka-kh-zainuddin-mz.html
anda (mahrus ali)juga harus hati hati. rasanya tak ada yang ngaku kyai, kecuali anda. anda mengaku mantan kyai. skrg apa ? preman??? kyai itu pengakuan orang lain.
memang hadits yg anda sampaikan mgkn sohih, tp byk kekeliruan dalam memahami.
mari berbagi dg saya di 085655354624
memang hadits yg anda sampaikan mgkn sohih, tp byk kekeliruan dalam memahami.
mari berbagi dg saya di 085655354624
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya tidak pernah mengakui jadi kiyai , ust, muballigh, tapi masarakat kampung sendiri yang memanggil saya begitu, bukan masarakat kampung Jakarta loh. Di Majalah NU Aula bukan majalah wahabi , salafy , nasional pernah di jelaskan bahwa masarakat ada yang memanggil saya kiyai, Gus, Ustad, pak haji , abah dll . Bila saya bukan berasal dari kiyai NU sungguhan atau saya ngaku kiyai NU , atau saya dari preman, orang awam, kiyai Muhammadiyah , lalu buku saya menggunakan judul Mantan kiyai NU , maka masarakat atau orang kampung saya akan marah.
Dalam : http://mantankyainu.blogspot.com/2011/07/saya-dapat-dana-dari-saudi-katanya.html#ixzz1TWvFJtve sudah saya terangkan , antara lain begini :
Kalau mantan kiyai NU itu urusan orang kampung saya . Sebab bila saya bukan mantan kiyai mereka , maka mereka akan marah pada saya , bahkan mengusir saya atau menyatakan kepada saya dusta dll . Ternyata hal itu , tidak ada . Mereka tahu juga bahwa buku – buku saya memakai judul itu , dan mereka diam saja .
Komentarku ( Mahrus ali )
Jadi tuduhan anda itu ngawur, srampangan layaknya orang setengah gila, tidak berkata jujur , fitnah keji bukan berita yang layak di lakukan orang mukmin bukan ahli bid`ah yang ngaku mukmin tapi syirik , tidak punya fakta, ada faktanya yang di benarkan oleh ahli bid`ah dan di salahkan ahli hadis yaitu fakta fiftif atau hayalan belaka di dunia yang nyata ini , bukan dunia illusi. Ingat firman Allah bukan sabda pendeta sbb :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
Ingatlah kalimat seorang penyair sbb:
إِنْ كَانَ يُعْجِبُكَ السُّكُوْتُ فَإِنَّهُ ... قَدْ كَانَ يُعْجِبُ قَبْلَكَ اْلأَخْيَارَا
وَ لَئِنْ نَدِمْتَ عَلَى سُكُوْتٍ مَرَّةً ... فَلَقَدْ نَدِمْتَ عَلَى اْلكَلاَمِ مِرَارًا
Bila kamu tertarik untuk diam, maka sungguh orang – orang baik sebelummu juga begitu .
Bila kamu menyesal atas diam sekali , sungguh kamu beberapa kali menyesal karena pembicaraanmu .
Anda menyatakan lagi :
anda mengaku mantan kyai. skrg apa ? preman??? kyai itu pengakuan orang lain.
Komentarku ( Mahrus ali )
Dulu kiyai ahli bid`ah yang sesat ngaku benar ,sekarang bukan preman , penjambret atau orang durjana tapi sekedar figur yang berkeinginan untuk memberikan pencerahan bukan penggelapan dengan ilmu hitam ahli bid`ah kepada masarakat yang amaliyahnya penuh dengan pengakuan benar tapi keliru .
Bila saya masih tetap menjadi kiyai ahli bid`ah , lalu saya mati , saya di anggap baik oleh kalangan masarakat ahli bid`ah , tapi saya di katakan buruk oleh kalangan ahli hadis dan saya mendapat titel tokoh ahli bid`ah bukan ahlis sunnah meninggal dunia , semoga Allah menjauhkan kita dari padanya , kata ahli hadis begitu.
Anda menyatakan lagi :
memang hadits yg anda sampaikan mgkn sohih, tp byk kekeliruan dalam memahami.
mari berbagi dg saya di 085655354624
Komentarku ( Mahrus ali )
Mana pemahaman yang kamu anggap keliru , jangan jangan kesalahan ada pada anda sendiri yaitu kebodohan lalu menyalahkan orang tanpa ilmu atau menolak kebenaran belaka sebagaimana ayat :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.[1]
,.Bila anda tahu ada pemahaman yang keliru di buku saya , Cd pengajian saya atau di artikel saya di internet , saya sangat senang dan berterimakasih kepada anda , bukan saya marah atau sakit hati , saya malah senang bila anda mau menunjukkan dan tulislah langsung di kolom komentar , jangan anda diam lalu berkata seperti orang setengah waras dan setengah gila gitu . Nanti komentarmu saya tayangkan di blog dan saya akan merevisi bukan membiarkan artikel saya yang keliru itu . Karena saya bukan kiyai ahli bid`ah yang suka gensi , saya takut kepada ancaman Allah dalam ayat al quran bukan ayat – ayatan dalam UU Thaghut : :
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu . Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.[2]
Tayangan komentarmu di blog lebih fair, proffesional , obyektif bukan subyektif, karena akan di baca orang banyak bukan saya dan kamu saja melalui telpon , dan masarakat bisa mendapat manfaat bukan penyesatan . . Atau anda tulis di buku , jangan di pendam di hati lalu merasa sakit , gunjing , nanti masarakat akan tahu bagaimana kwalitas pemahaman anda itu dan bagaimana penyimpangan anda dalam memahami ayat Quran .. Jangan dengan telpon , nanti masarakat tidak tahu .
Dan saya juga pernah sharing di telpon ternyata orang yang saya ajak sharing ini adalah orang awam yaang debatnya adalah debat kusir . Saya jangan sampai terjun ke jurang dua kali ,dan saya tidak mengerti anda ini orang alim atau jalanan . Saya sering di tipu ahli bid`ah dengan telpon lalu di suruh menunjukkan namanya saja dusta.
Ternyata buku- buku saya, artikel saya dan CD saya alhamdulillah di terima banyak lapisan masarakat dan mereka mendapat banyak manfaatnya . Ternyata dari kalangan ahli bid`ah yang moderat mau menerimanya , dari kalangan kiyainya sendiri juga sudah banyak yang sadar . Lalu mereka ber hati – hati .
Artikel Terkait
sekedar mengingatkan sesuai tulisan anda sendiri, jangan menggunakan kata kata yang tidak santun dalam menjawab tuduhan
BalasHapusterima kasihsekedar mengingatkan sesuai tulisan anda sendiri, jangan menggunakan kata kata yang tidak santun dalam menjawab tuduhan
terima kasih
MEREKA MENUDUH SAYA DENGAN KEJI , DAN INILAH BALASAN YANG SETIMPAL , LIHAT AYATNYA MEMBALAS KEJELEKAN DENGAN KADAR KEJELEKANNYA ITU , DAN FITNAH ITU LEBIH KEJI DARI PEMBUNUHAN .
BalasHapusMengapa kata-kata anda begitu kasar dalam menanggapi komentar pembaca, seperti penggunaan kata2 "Jadi tuduhan anda itu ngawur, srampangan layaknya orang setengah gila," dan "Mana pemahaman yang kamu anggap keliru , jangan jangan kesalahan ada pada anda sendiri yaitu kebodohan"
BalasHapusanda menggunakan kata setengah gila dan kebodohan pada orang yang mengomentari tulisan anda,. apakah di dalam ajaran Islam dibenarkan berdiskusi/menanggapi orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan hati ?? apakah pernah Nabi Muhammad SAW, berkata demikian kepada ummatnya, atau siapa saja yang bertanya kepadanya?? dan apakah kata-kata itu pantas keluar dari mulut seseorang yang sepertinya sudah sangat mengerti tentang hadis ?? tidak bisakah anda menanggapinya dengan kelembutan, seperti yang diajarkan islam, seperti yang saya tahu ??
Kalau mereka memfitnah dan bahasanya bahasa embongan , stasiunan , lalu saya jawab dengan kata yang lembut , sudah tentu ini bukan jawaban yang bijak . Kejelekan di balas dengan kejelekan itu ada ayatnya . Rasul juga pernah berkata kepada sahabat Mu`adz , apakah anda pemfitnah ?
BalasHapusJuga pernah berkata kepada tamu yang akan datang : Ini sejelek - jelek orang atau teman . Juga pernah berkata kepada salah seorang sahabat : Apakah kamu gila ( Abika junun ) . KIta di perintah bersikap keras kepada orang munafik , lihat ayat tobat 73lalu kita di kerasi mereka ,dan kita tanggapi dengan kata lemah lembut . Ikutilah al quran dan jangan ikut setan.
Nur minan nahdiyyin: pak mahrus minta kita tidak emosi ,mudah mudahan ke depan dia bisa belajar untuk menjalankan anjurannya sendiri
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNgajilah dikalangan ahlis sunnah, bukan ahli bid`ah. Bacalah terjemahan al Quran, jangann buku ahli bid`ah, nanti kamu semakin bingung, bukan semakin mantap, nanti kamu tersesat tidak terasa, bukan diarahkan ke jalan yang lurus
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus