eko triyanto Sabtu, 19 Oktober 2013 0 komentar
Perdana menteri Palestina sekaligus wakil
ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, menyatakan bahwa saat ini ribuan
personil perlawanan sudah bersiap-siaga di atas dan di bawah tanah untuk
menghadapi musuh.
Hal itu beliau sampaikan pada pertemuan
massal para tokoh nasional Palestina di Gaza hari ini, Sabtu (19/10/2013) dalam
rangka memperingati dua tahun transaksi “Wafa’ul Ahrar” yang berisi pertukaran
satu tawanan Yahudi (Gilad Shalit) dengan 1050 tahanan Palestina.
Dalam sambutannya, Haniyah juga menyampaikan
salam hormat kepada para pejuang perlawanan, pengungsi, tahanan, dan
orang-orang yang selalu siap siaga dalam mempertahankan kota Al-Quds. Tidak ketinggalan, beliau juga
menyampaikan salam hormat kepada Mesir yang ikut bersaham dalam tercapainya transaksi
“Wafa’ul Ahrar” tersebut.
Beliau mengatakan, “Dalam kesempatan ini,
kita ingat para syuhada Palestina yang gugur di Suriah. Demikian juga mereka
yang meninggal dunia karena tenggelam saat mencari suaka di tempat lain, karena
negeri-negeri Arab seakan menjadi sempit untuk mereka. Semoga mereka semua
mendapatkan limpahan rahmat dari Allah swt. Aku sampaikan kepada mereka dan
juga keluarga mereka, “Bersabarlah, karena fajar dan kemenangan akan segera
datang, dengan kehendak Allah swt. Walaupun saat ini kondisi sedang sangat
pahit dan sulit.’”
Beliau juga mengatakan bahwa memperingati
tercapainya transaksi “Wafa’ul Ahrar” adalah sesuatu yang sangat besar.
Keberhasilan itu adalah kebanggaan rakyat Palestina dan juga umat Islam di
dunia. Kesepakatan itu telah menghilangkan apa yang disebut dengan garis merah.
Banyak kalangan menyebutnya sebagai sebuah pukulan yang sangat keras terhadap
penjajah Yahudi.
Menurutnya, pilar utama kemenangan ini adalah
perjuangan dan perlawanan. Dalam hal ini, Kata’ib Al-Qassam telah menghancurkan
sebuah mitos kehebatan bangsa Yahudi. Al-Qassam telah mencapai kemenangan yang
sangat bersejarah.
Kemenangan itu dimulai dari keberhasilan
dalam menawan Gilad Shalit, keberhasilan dalam menyembunyikannya di tempat yang
tidak diketahui. Selama 5 tahun Shalit tidak bisa ditemukan, padahal Yahudi
telah mengerahkan segala kemampuannya. Kemenangan tersebut juga terwujud dalam
memaksa pihak musuh menerima dan tunduk dengan tuntutan Palestina. Sehingga
para tawanan itu kini bisa dibebaskan dan kini hadir dalam acara itu. Perancang
operasi bersejarah itu adalah Ahmad Ja’bari yang kini telah syahid.
Sumber: dakwatuna.com
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan