Senin, April 15, 2019

Kajian Mi`raj ke 22 tentang Nabi dikuburan masih hidup




Kajian Isra` Mi`raj ke 22
Tentang Nabi hidup dikuburan

مررت ليلة أسري بي على موسى فرأيته قائما يصلي في قبره
Aku melihat di malam Isra` kepada Musa yang berdiri melakukan salat dikuburannya.
قال الألباني في " السلسلة الصحيحة " 6 / 261 :
أخرجه مسلم ( 7 / 102 ) و النسائي ( 1 / 242 ) و ابن حبان ( 49 - الإحسان ) وأحمد ( 3 / 120 ) من طرق عن سليمان التيمي عن أنس
Al-Albaani berkata dalam al-Silsilah al-Sahihah 6/261:
Diriwayatkan  oleh Muslim (7/102), Al-Nasa'i (1/242), Ibn Hibban (49 - Al-Ehsan) dan Ahmad (3/120)  dari berbagai jalur periwayatan dari Sulaiman al taimi dari Anas.
Komentarku ( Mahrus ali
Jadi hadis itu hanya  perawi Sulaiman at taimi yang meriwayatkan .  Identitasnya sbb:

  ــ  سليمان بن طرخان التيمى ، أبو المعتمر البصرى ، ( نزل فى التيم فنسب إليهم )
المولد  : 46 هـ
الطبقة : 4  : طبقة تلى الوسطى من التابعين
الوفاة : 143 هـ
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة
مرتبته عند الذهبـي : أحد السادة
2575
Jadi Sulaiman al taimi ini adalah perawi Basrah tunggal yang meriwayatkan hadis tsb dan tidak ada perawi lainnya.   Di masa  beliau yang wafat pada tahun 146 hijriyah , hanya beliau  yang paham hadis itu . Ada yang menyatakan Tsabit juga meriwayatkan bersamanya dari Anas, maka saya jawab itu masih hilap. Kalau memang benar bgt maka hadis itu hanya Anas  yang merwayatkan.
كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan  hadis.( tafarrud )
1.     Ulama hadis  dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat  gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci  terhadap  terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh )  dan  hadis yang  di riwayatkan   oleh seorang  perawi , lalu di anggap   sebagai  hadis yang  terjelek  sebagaimana  di katakan   oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu  terjelek  adalah  yang gharib  dan  ilmu yang  terbaik adalah  yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ).
Km hrs bisa menyimpulkan bahwa riwayat dr perawi tunggal menurut pakar hadis dulu tertolak. …………..
Dalam majalah Buhus Islamiyah  terdapat keterangan:
ولهذا نقول إنه ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة البحوث الإسلامية

Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum (seperti hadis masalah Bilal tadi).
http://www.dd-sunnah.net/forum/showthread.php?t=152431
 Jadi hadis itu lemah tidak bisa dibuat pedoman atau dipercaya.
Sanadnya sbb:
- عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، وَثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
1. Dari  Sulaiman al-Taimi, dan Tsabit, dari Anas bin Malik, yang mengatakan: Rasul shallahu alaihi wasallam mengatakan: “ …………………………
وأخرجه النَّسَائِي 3/215، وفي "الكبرى" 1330 قال: أخبرنا مُحَمد بن علي بن حَرْب , قال: حدَّثنا مُعَاذ بن خالد , قال: أنبأنا حَمَّاد بن سَلَمَة، عن سُلَيْمان التَّيْمِي، عن ثابت، عن أَنَس، فذكره.
2. al-Nasa`I  meriwayatkannya 3/215, dan dalam al-Kubra 1330 dia berkata: Muhammad ibn Ali ibn Harb memberi tahu kami. Dia berkata: Mu'adh ibn Khalid memberi tahu kami. Dia berkata: Hammad bin Salamah memberi tahu kami  dari  Sulaiman al-Taimi dari Tsabit dari Anas.
عن سُلَيْمان، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه

3. Dari Sulaiman, dari Anas, dari sebagian sahabat Nabi shallahu alaihi wasallam
Sanadnya kacau.
Sanad pertama  dari Sulaiman dan Tsabit dari Anas.
Sanad kedua beda lagi yaitu  dari Sulaiman dari Tsabit dari Anas……………..
Sanad ke tiga  malah dari Anas dari sebagian sahabat Nabi shallahu alaihi wasallam
Kacau sanad ini  tanda kelemahan.


Segi redaksi ada cacat hadis sbb:
Bila kita ini percaya bahwa Nabi Musa alaihis salam melakukan salat dikuburannya ber arti Nabi Musa masih hidup mulai dulu sampai sekarang. Sebab mayat tidak akan melakukan salat, zakat , puasa dll.
Bila hidup, maka akan bertentangan dengan ayat:
أمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ ۖ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Mayat mayat itu mati tidak hidup, dan mereka tidak mengetahui bilakah mereka akan dibangkitkan.  Nahel 21
Pengertian mayat disini adalah mutlak , general, maka tidak boleh di artikan sempit atau  dihususkan kecuali para Nabi atau Nabi Musa as  kecuali ada dalil yang sahih
Nabi musa sudah mati dikuburan, dan kelak hari kiamat  dibangkitkan. Bila  hidup dikuburan, maka Nabi Musa akan hidup tiga kali – yaitu di dunia, di kuburan dan di surga kelak. Dan ini akan menyalahi ayat :
قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ(11)
Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan untuk keluar?"(QS. Al-Mu’min: 11)
Komentar penulis:
Menurut ayat itu hidup itu dua kali , di dunia dan kelak di akhirat., di neraka atu  di surga. Hidup di kuburan tidak ada. Dikuburan itu mayat bukan hidup tapi mati total.
.
Al Husain  bin Mas`ud  Al farra`  al baghowi, wafat 516 menyatakan :
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا-وَقَتَادَةُ وَالضَّحَّاكُ: كَانُوا أَمْوَاتًا فِي أَصْلاَبِ آبَائِهِمْ فَأَحْيَاهُمُ اللهُ فِي الدُّنْيَا، ثُمَّ أَمَاتَهُمُ الْمَوْتَةَ الَّتِي لاَ بُدَّ مِنْهَا، ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ِللْبَعْثِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، فَهُمَا مَوْتَتَانِ وَحَيَاتَانِ  ، وَهَذَا كَقَوْلِهِ تَعَالَى: "كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ" 109/ب ( البقرة-28 ) ،
Ibnu Abbas ra, Qatadah dan Ad dhohhak   berkata : Mereka mati ketika berada di tulang sulbi ayah – ayah mereka , lalu di hidupkan oleh Allah  di dunia  , lalu di matikan ( meninggal  dunia ) lalu di hidupkan / di bangkitkan lagi pada hari kiamat . Itulah dua kematian . Ini mirip dengan firman  Allah :
Bagaimanakah kamu kufur sedang kamu sekalian mati , lalu dihidupkan lalu di matikan , lalu di hidupkan lagi  - Al Baqarah 27
Dalam  ayat  21 Nahel dijelaskan bahwa  mayat – mayat itu tidak mengetahui kapan dibangkitkan di hari kiamat , bukan  sudah bangkit dikuburan.  Hari kebangkitan bukan dikuburan tapi mereka keluar dari kuburan.  Allah berfirman :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.  51 Yasin
Itulah hari kebangkitan yaitu setelah sangka kala ditiup bukan sebelumnya.
Bila Nabi Musa as  melakukan salat bera rti sudah bangkit sejak dulu sampai nanti hari kiamat tanpa dibangkitkan lg

Bila Nabi Musa hidup di kuburan  untuk melakukan salat , akan bertentangan dengan ayat : 
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
ثمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ  إنك مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ (30) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ (
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
( 15 )   Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
( 16 )   Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
 Al mukminun 14 -1 6.
Ayat itu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam akan mati dan merekapun juga akan mati . lalu di bangkitkan kelak  di hari kiamat. Bukan dikuburan.
Terkadang orang berpegangan kpd hadis sbb:


مسند أبي يعلى الموصلي (6/ 147)
 - حَدَّثَنَا أَبُو الْجَهْمِ الْأَزْرَقُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا الْمُسْتَلِمُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ الْحَجَّاجِ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ»
[حكم حسين سليم أسد] : إسناده صحيح
Musnad Abu Yaali Al-Musli (6/147)
Bercerita  pada kami Abu Jahm al azraq bin Ali, Yahya bin Abi Bukair memberi tahu kami ,  mustalim bin Said, memberi tahu kami dari Hajjaj, dari tsabit al bunnani  dari Anas bin Malik, mengatakan bahwa utusan Allah SAW mengatakan: "Para nabi hidup di kuburan mereka, dan juga melakukan salat 
[Hukum Hussein Salim Asad]:  Sanadnya sahih.
مسند البزار = البحر الزخار (13/ 62)
- حَدَّثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ المُفَضَّل الحراني، حَدَّثنا الحسن بن قتيبة المدائني، حَدَّثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَن أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ يُصَلُّونَ فِي قُبُورِهِمْ.
وَهَذَا الْحَدِيثُ لا نَعْلَمُ أَحَدًا تَابَعَ الْحَسَنَ بْنَ قُتَيْبَةَ عَلَى رِوَايَتِهِ عَنْ حَمَّادٍ


Beritahu kami Mohammad bin Abdul Rahman bin al mufaddhol Al harrani, memberi tahu kami Hassan bin Qutaiba, Hammad bin Salamah memberi tahu kami dari  Abdul Aziz, dari Anas, ia berkata: Utusan Allah SAW berkata:
Para nabi masih hidup dan melakukan salat  di kuburan mereka.
Al Bazzar menyatakan : Kami tdk tahu siapa yg mendukung Al Hasan bin Qutaibah dalam meriwayatkan nya dari Hammad .  ( tidak ada mutabaahnya ).
Syaikh Abu Abd Rahman attahir menyatakan :
اعلم علمك الله أن الذي تحقق لدي هو أن الحديث ضعيف وإن تعددت طرقه
 Ketahuilah , semoga Allah mengajari  anda . menurut penelitian kami hadis tsb adalah lemah walaupun banyak jalurnya.

https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=173103

وقال الشيخ الألباني بعد البحث في رجال هذه الطريق و جملة القول : أن الحديث بهذا الإسناد ضعيف , وأن علته إنما هي من الحسن بن قتيبة المدائني .اهـ
Syaikh al albani menyatakan  setelah melakukan pengkajian tentang perawi – perawi jalur periwayatan , maka bisa di simpulkan bahwa  hadis dengan sanad ini lemah. Sesungguhnya cacatnya pada Al Hasan bin Qutaibah al madaini .
Komentarku ( Mahrus ali

Intinya menurut al albani hadis tsb lemah.
Ada hadis lg yang di buat pegangan oleh orang yang menyatakan bahwa para Nabi itu hidup sbb:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
( مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ )
Dari Abu Hurairah ra , sesungguhnya Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: Seseorang yang mengucapkan salam kepadaku , maka Allah mengembalikan rohku hingga aku bisa menjawab salamnya.
رواه أحمد (16/477) ط الرسالة ، وأبو داود (2041) وصححه النووي في " الأذكار " (154)، وابن تيمية في " اقتضاء الصراط المستقيم " (2/173) وغيرهم .

Diceritakan oleh Ahmad (16/477),  Cetakan Risalah , Abu Dawood (2041), dan dikatakan  shahih oleh al-Nawawi di al-Azkar, 154 dan Ibn Taymiyyah di  iqtidho`  al-Shirat al-Mustaqim (2/173).


Komentarku ( Mahrus ali
Hadis tsb lemah  , Abu Abdillah al Utaibi berkata:

[أبو عبد الله العتيبي]ــــــــ[09 - 07 - 03, 12:38 ص]ـ

بل علة هذا الحديث هو أبو صخر حميد بن زياد حيث تفرد عن يزيد بن عبد الله بن قسيط ما لم يروه الثقات من كبار تلامذة يزيد وهم مالك بن أنس - ويزيد بن عبد الله بن خصيفة وابن أبي ذئب محمد بن عبد الرحمن والليث بن سعد. بل أبو صخر أقل ما قيل فيه أنه صدوق يهم ومثله لا يأمن منه الغلط والوهم ويخشى منه كما في هذا الحديث،
…………. Tapi cacat hadits ini adalah Abu Sakhr Humaid ibn Ziyad, di mana dia perawi tunggal / tafarrud dari Yazid ibn 'Abd Allah ibn Qusayt,  Dan hadis itu tidak di riwayatakan ole perawi terpercaya dari tokoh – tokoh murid Yazid . Mereka adalah Malik bin Anas, danYa Zid ibn' Abd-Allah ibn Khasifah,
Dan putra Abu dhi`bin Muhammad ibn 'Abd al-Rahman dan al-Layts ibn Saad

Paling  bisa di katakan untuk Abu Sakhr “ Dia perawi yang suka berkata benar dan sering salah  dan  orang seperti dia tidak aman dari kesalahan dan ilusi dan dihawatirkan seperti dalam pembicaraan ini”,
https://al-maktaba.org/book/31621/8456

و قال إسحاق بن منصور ، عن يحيى بن معين : أبو صخر حميد بن زياد ضعيف .
و قال أحمد بن سعد بن أبى مريم ، عن يحيى بن معين : أبو صخر حميد بن زياد  الخراط ضعيف الحديث .
و قال النسائى : حميد بن صخر ضعيف
ثم قال فى موضع آخر : حميد بن صخر ، سمعت ابن حماد يقول : حميد بن صخر يروى عنه 
حاتم بن إسماعيل : ضعيف ، قاله أحمد بن شعيب النسائى .


Dan Ishaaq bin Mansur, dari Yahya bin Main: Abu SakhrHumaid bin Ziad lemah.
Ahmed bin Sa`ad bin Abi Maryam, dari Yahya bin Main berkata: Abu SakhrHumaid bin Ziyad Kharrat  lemah hadisnya .
Imam Nasai berkata:Humaid bin Sakhr lemah
Kemudian dia berkata di tempat lain tentang  Humaid bin Sakhr, saya mendengar putra Hammad berkata:Humaid bin Sakhr yang menjadi guru Hatim bin Ismail lemah
Ini dikatakan oleh Ahmad ibn Syu'aib al-Nasa'i.
Lihat mausuat ruwatil hadis .
Hadis tsb lemah tidak bisa dibuat pegangan untuk menentukan masalah gaib  atau tidak , apalagi untuk menentukan roh Rasul shallahu alaihi wasallam dikuburan dikembalikan lalu menjawab salam . Bila tidak ada orang yang baca salam padanya , maka Rasul shallahu alaihi wasallam mati lagi , lalu ada orang yang baca salam padanya lalu hidup lagi.

 Sudah tentu , hadis itu bertentangan dengan Al Qu`ran yang menyatakan bahwa Roh manusia itu akan dikembalikan nanti pada hari kiamat sebagaimana ayat:
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
 Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan,  Al Hijir 36
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.   100 mukminun

Hari kebangkitan itu bukan sekarang atau di masa sahabat tapi kelak  pada hari kiamat.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan