Kamis, Januari 06, 2022

Hadis jamaatul muslimin

 Hadis jamaatul muslimin

Hadis jamaatul muslimin

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ جَابِرٍ قَالَ حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ

 (BUKHARI - 3338) : Telah bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada kami Al Walid berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku Busr bin 'Ubaidullah Al Hadlramiy berkata, telah bercerita kepadaku Abu Idris Al Khawlaniy bahwa dia mendengar Hudaifah bin Al Yaman berkata;

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ

 "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?

قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhn" (asap) ". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang berprilaku tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan kedalamnya".

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari golongan atau kaum kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus menggigit akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".

صحيح البخاري (9/ 51)

7084 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، حَدَّثَنَا الوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الخَوْلاَنِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ

7084 - Beritahu kami Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim. Diriwayatkan kepada kami oleh Ibn Jabir, diriwayatkan kepadaku oleh Busr Ibn Obaidillah al-Hadhrami, bahwa dia mendengar Abu Idris al-Khawlani berkata sesungguhnya dia mendengar HUdzafah al yaman .

Itu sanad Bukhari dan ingat nama perawi Al Walid bin muslim

صحيح مسلم (3/ 1475)

 - (1847) حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ،

Shahih Muslim (3/1475)

  - (1847) Berkata padaku Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim.

Beritahu kami Abdul Rahman bin Yazid bin Jabir, menceritakan kepada saya Busr Bin Obaidullah Al Hadrami, bahwa dia mendengar Aba Idris Al-Khulani, berkata: Saya mendengar Hudhafa bin Al-Yaman,

Hadits muttafaq alaih tersebut sebetulnya hadits mungkar, mengapa demikian , karena seorang perawi menunggal bernama Walid bin muslim. Dia adalah tabiin dan hadis itu tidak dikenal di kalangan tabiin apalagi para sahabat . Sebab hanya dia yang mengetahui hadis tersebut

الوليد بن مسلم

كذلك [يكثر من التدليس]

Walid bin Muslim  sering tadlis , menyelinapkan perawi lemah agar tampak hadisnya sahih.

Lihat dikitab :

السيوطي - اسماء المدلسين

- والوليد بن مسلم. مولى لقريش, يكنى أبا العباس. مات سنة أربع وتسعين ومائة, دمشقي.

Al Walid bin Muslim. Mawla Quraisy, dijuluki Aba Al-Abbas. Dia meninggal pada tahun seratus sembilan puluh empat, orang Damaskus.

Lihat dikitab :

 

   halīfa b. al-Khayyāṭ (d. 854 CE) - al-Ṭabaqāt

خليفة بن الخياط – الطبقات

Jadi hadis tersebut pada tahun 190 Hijriyah masih hanya satu orang yang tahu yaitu Walid bin muslim. Para tabiin tidak tahu, begitu juga para sahabat tidak tahu hadis tersebut , ber arti nabi tidak pernah bersabda eperti itu, tidak boleh di buat pegangan

Menurut riwayat Muslim ada tambahan sebagai berikut:

 يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?" beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia."

دارقطني (ت ٣٨٥)، الإلزامات والتتبع ١٨١  •  هذا عندي مرسل وأبو سلام لم يسمع من حذيفة ولا من نظرائه

Daraqutni (w. 385), dalam kitab al ilzamat wattatabbu` 181 • Ini bagi saya mursal ( lemah ) dan Abu Salam tidak mendengar dari Hudhayfah atau rekan-rekannya

الوادعي (ت ١٤٢٢)، الإلزامات والتتبع ١٨١  •  قوله وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فهذه الزيادة ضعيفة لأنها من هذه الطريق المنقطعة

Al-Wadi'i (w. 1422), dalam kitab al ilzamat wattatabbu 181 • Sabdanya: Walau  dia memukul punggungmu dan mengambil uangmu, tambahan perawi ini  lemah karena berasal dari jalur yang terputus ini.

Redaksi hadits antara riwayat Bukhari dan Muslim berbeda, riwayat Muslim ada tambahan tadi yaitu akan ada laki-laki yang hatinya seperti hati setan bertubuh manusia lalu aku berkata disaat itu apa yang aku lakukan wahai Rasulullah lantas Rasulullah bersabda taat saja kepada Amir yang berhati setan itu walaupun punggungmu dipukuli dan hartamu diambil . Amir hatinya seperti hatinya setan kita disuruh taat?, padahal kita ini disuruh menentang setan jangan sampai taat kepadanya , tanda cacat  hadis , karena perbedaan kalimat di riwayat Bukhari dan Muslim, makanya walaupun hadits muttafaq alaih tapi tetap harus dikaji terlebih dahulu untuk bisa dibenarkan atau disalahkan.


Artikel Terkait

1 komentar:

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan