Meluruskan Ritual-ritual Ahli Bid'ah yang dianggap Sunnah. Menggugat sholawat dan dzikir syirik. Menyampaikan pengkajian hadis secara jujur dan ilmiyah Pergilah ke blog ke II : www.mantankyainu2.blogspot.com
Selasa, Desember 14, 2021
Sabtu, Desember 11, 2021
Kajian salat jumat 4 rakaat ke 2
Kajian salat jumat 4 rakaat ke 2
٧-
[عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ
قصرٍ، على لسانِ نبيِّكمْ ﷺ
ابن
حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٥/٤٥ • احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر
صحيح من رواية الثقات مسند) • أخرجه النسائي في «السنن الكبرى» (٤٩٠) واللفظ
له، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) • شرح رواية أخرى
Dari Umar bin Khattab berkata: Salat
Jumat 2 rokaat, salatnya orang bepergian 2 rokaat. Salat yang sempurna dan
tidak di qashar. ini dari lidah nabimu
Ibnu Hazem menyatakan dalam kitab Al muhalla : Bisa dibuat pegangan dan beliau berkata
dalam mukadimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shohih
dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya. Ia diriwayatkan oleh Imam Nasa`i
dalam sunan kubro lafal hadis menurut
riwayat Nasa`i . Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad
komentar saya: Riwayat Ibnu hazm
kali ini tidak menyebutkan salat idul Fitri dan idul Adha, dengan demikian hadis tersebut dari segi
redaksi kacau belau
dan ini menunjukkan hadits yang lemah
Kita ingat kaidah dalam
mustholah sbb:
وَذُو
اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ
اْلفَنِ
Kekacauan sanad atau
redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.
- [عن
كعب بن عجرة:] قال عمرُ بنُ الخطابِ: صلاةُ الأضحى ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ،
وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكُم
ﷺ،
وقد خاب من افترى
ابن
حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٤/٣٦٥ • احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح
من رواية الثقات مسند) •
Dari ka`ab bin Ujrah berkata: Umar bin Khattab berkata: Salat idul adha dua
rakaat, salat idulfitri 2 rokaat, salat Jumat 2 rakaat, shalatnya orang
bepergian 2 rakaat. Itu salat yang sempurna tidak di qashar dari lidah nabimu dan sungguh sia-sia orang
yang berdusta
Ibnu hazm berkata dalam kitab Al
muhalla: Ia bisa dibuat hujjah dibuat
pegangan. Beliau berkata dalam muqaddimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali
dengan hadits yang shahih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya dan
sanadnya bersambung.
Komentar saya: Hadis ini walaupun
dari ka`ab bin ujroh dan Ka`ab ini bertemu dengan Umar bin khotob. Dengan
demikian hadis tersebut sebetulnya dari segi sanad bisa disahihkan, karena Kaab
bin ujroh bertemu dengan Umar, tapi kalau
Abdurrahman bin Abi Laila yang meriwayatkan itu tidak bertemu dengan
Umar dan Umar tidak bertemu dengan Abdurrahman bin Abi Laila. Kalau dengan kaab bin ujroh Umar pernah
bertemu dengannya. Dari segi sanad bias sahih . tapi dari segi redaksi tidak.
Mengapa demikian ada kalimat ini “salat
yang sempurna tidak di qashar
Mengapa demikian, karena Allah
menyatakan bahwa salat dalam bepergian itu adalah salat yang di qashar lalu
mengapa di hadis tersebut dikatakan salat yang lengkap bukan salat yang di
qashar.
Bila kita percaya hadis tersebut
maka kita ini akan kafir dengan ayat 101 surat an-nisa. Sebab dalam surat
an-nisa itu dikatakan salat dalam
berpergian adalah salat yang di qasar bukan salat yang sempurna.
Kalau salat di dalam rumah itu 4
rokaat dan itulah salat yang sempurna. Tapi dalam hadis tersebut dikatakan
salat berpergian adalah 2 rokaat salat yang sempurna. Jadi jelas menyalahi
kepada ayat al-qur'an 101 Annisa
Hadis tersebut kacau redaksinya,
bertentangan dengan Alquran ayat an-nisa ayat 101. Kita ikut Alquran saja dan
itu lebih selamat karena Allah berfirman:
وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ
قِیلا
Siapakah yang lebih benar
perkataannya daripada Allah
Dan hadis itu tidak boleh
bertentangan dengan Alquran karena Allah berfirman
إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ
أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Saya hanya mengikuti apa yang
diwahyukan kepada saya katakanlah wahai Muhammad: Apakah
orang yang buta itu sama dengan orang yang bisa melihat apakah kamu tidak
berpikir . surat Al an'am ayat 50
قُلْ
إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ ۚ قُل لَّا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ ۙ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Di ayat lain Allah berfirman: Katakanlah
sesungguhnya aku dilarang untuk menyembah apa apa yang kamu berdoa kepada
selain Allah. Katakanlah aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu bila aku
mengikutinya maka aku akan sesat dan aku tidak termasuk orang-orang yang
mendapatkan petunjuk 56 al.an`am
٤-
[عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ رَكعتانِ، والفطرِ رَكعتانِ، والفجرِ رَكعتانِ،
والسَّفَرِ رَكعتانِ، تَمامٌ غيرُ قصير على لسانِ النَّبيِّ ﷺ
أبو
نعيم (ت ٤٣٠)، حلية الأولياء ٧/٢١٩
• تفرد به سفيان بن حبيب عن شعبة • أخرجه
النسائي (١٥٦٦)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، وأبو نعيم في «حلية الأولياء»
(٧/١٨٧)
واللفظ له
Menurut riwayat abu Nuaim tidak
menyebut salat idul adha , Abu nu'aim
meriwayatkan dalam kitab hilyatul Aulia. Beliau menyatakan Sufyan bin habib
menunggal meriwayatkan hadis tersebut dari Syu`bah. Ia juga diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit, lafal hadis menurut riwayat abu
Daud dalam kitabnya
Jadi hadits itu menurut riwayat
Abu Nuaim, perawinya bernama Sufyan bin Habib. Ini tafarrud, hanya dia yang
meriwayatkan, dan ini termasuk cacat yang sangat menurut ulama dulu.
Hadis sedemikian ini adalah hadis
munkar dan gharib, waktu Sofyan bin Habib, ribuan manusia saat itu tidak
mengerti hadits itu.
Imam Malik menyatakan bahwa hadis
sedemikian ini adalah ilmu yang jelek dan yang baik adalah yang diriwayatkan
oleh orang banyak
Kamis, Desember 09, 2021
Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1
Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1