Minggu, September 30, 2012

Gus Dur dalam Puisi




Puisi 
1000 HARI GUS DUR
Gus Dur dalam Puisi


Sueznya Abdurrahman Wahid
Oleh A. Mustofa Bisri
Kota Suez kota sepi
Kota Suez kota kering
Dengan angin suara kami beriring
Dendang membelah hati
Kau yang jauh dari kami
kota Suez beri gamitan padamu

Kami beri lagu untukmu
Lagu sunyi hati kami 


Ode Buat Gus Dur
Oleh D. Zawawi Imron
I

Aku tak tahu, kata apa yang pantas kami ucapkan
untuk melepaskan, setelah engkau bulat
menjadi arwah
Setiap daun kering pasti terlepas dari tangkai
bersama takdir Tuhan
Untuk itu kami resapi Al-Ghazali
bahwa tak ada yang lebih baik
daripada yang telah ditakdirkan Allah
Karena itu kami rela
mesti tak sepenuhnya mengerti
karena yang terindah adalah rahasia

II
Bendera dinaikkan setengah tiang
Tapi angin seakan enggan menyentuhnya
apalagi mengibarkannya
Biarkan bendera itu merenung
menafakkuri kehilangan ini
yang bukan sekadar kepergian
Bendera itu diam-diam meneteskan juga
air mata, yang didahului tetesan embun di ujung daunan
Semua membisikkan doa
seperti yang kucapkan setelah kau dikuburkan
Bendera itu seperti tak punya alasan
untuk berkibar, seperti kami yang tak punya alasan
untuk meragukan cintamu
kepada buruh pencangkul yang tak punya tanah
atau kepada nelayan yang tidak kebagian ikan
Cintamu akan terus merayap
ke seluruh penjuru angin
dan tak mengenal kata selesai

III
Di antara kami ada yang mengenalmu
sebagai pemain akrobat yang piawai
sehingga kami kadang bersedih
dan yang lain tersenyum
Yang kadang terluput kulihat
adalah kelebat mutiara
yang membias sangat sebentar
Hanya gerimis dan sesekali hujan
yang menangisi momentum-momentum yang hilang
padahal kami tahu
momentum tak kan kembali
dan tidak akan pernah kembali

IV
Matahari besok akan terbit
mengembangkan senyummu
lalu dilanjutkan
oleh bibir bayi-bayi yang baru lahir
Merekalah nanti yang akan bangkit
membetulkan arah sejarah

Selamat jalan, Gus Dur!
Selamat berjumpa dengan orang-orang suci
Selamat berkumpul dengan para pahlawan
Karena engkau sendiri
memang pahlawan


Durrahman

Oleh Joko Pinurbo

Mengenakan kemeja dan celana pendek putih,
Durrahman berdiri sendirian di beranda istana.
Dua ekor burung gereja hinggap di atas bahunya,
bercericit dan menari riang.
Senja melangkah tegap, memberinya salam hormat,
kemudian berderap ke dalam matanya yang hangat dan terang.

Di depan mikrofon Durrahman mengucapkan pidato singkatnya:
“Hai umatku tercinta, dalam diriku ada seorang presiden
yang telah kuperintahkan untuk turun tahta
sebab tubuhku terlalu lapang baginya.
Hal-hal yang menyangkut pemberhentiannya
akan kubereskan sekarang juga.”

Dua ekor burung gereja menjerit nyaring di atas bahunya.
Durrahman berjalan mundur ke dalam istana.
Dikecupnya telapak tangannya, lalu dilambai-lambaikannya
ke arah ribuan orang yang mengelu-elukannya dari seberang.

Selamat jalan, Gus. Selamat jalan, Dur.
Dalam dirimu ada seorang pujangga yang tak binasa.
Hatimu suaka bagi segala umat yang ingin membangun kembali
puing-puing cinta, ibukota bagi kaum yang teraniaya.
Ketika kami semua ingin jadi presiden,
baju presidenmu sudah lebih dulu kautanggalkan.

(2010)


Karena Ayahku

Oleh Inayah Wahid

Kalau aku orang dermawan, itu karena ayahku yang mengajarkan
Kalau aku jadi orang toleran, itu karena ayahku yang menjadi panutan
Kalau aku jadi orang beriman, itu karena ayahku yang menjadi imam

Kalau aku jadi orang rendah hati, itu karena ayahku yang menginspirasi

Kalau aku jadi orang cinta kasih, itu karena ayahku memberi tanpa pamrih

Kalau aku bikin puisi, ini karena ayahku yang rendah hati



Tafakur Bagi Gus Dur

Oleh Adhi M Massardi

Pada Rabu terakhir di tahun yang ragu
Aku mendengar kabar dingin angin
Lalu orang-orang menyebut namamu
Dalam nyanyian yang tak mungkin

Tapi pada Kamis terakhir tahun yang penuh tangis
Seribu Malaikat berdzikir mengiringi langkahmu
Seribu Bidadari mengikatkan selendangnya pada teralis
Dan aku hanya bisa menggumam: “O, Guruku…”

Kebijakanmu adalah cermin kebajikanmu
Kebesaranmu adalah cermin kesabaranmu
Bahkan ketika angin tak lagi membawa pesan penyair
Kau tetap lebih suka menyapa orang-orang tersingkir

Bunga mekar di taman
Bunga gugur di taman
Engkau duduk di singgasana
Engkau pergi dari sana

O, alangkah lekasnya waktu

Tapi engkau pergi
Setelah meninggalkan api kecil di hati kami
Yang tak akan pernah mati

Dan kami akan terus melangkah
Mengikuti jejakmu
Agar Tanahair kami penuh berkah


Selamat Ulang Tahun ke 71, Gus
Oleh WS. Budi S.T.
Ketika orang-orang diam saja,
Engkau sudah berbicara,
Kala orang mulai berwacana,
Dikau telah berbuat nyata,
Dan saat orang ikut-ikutan,
Sampeyan berani pasang badan.

Hati nurani sampeyan begitu peka,
Pada setiap bentuk ketidakadilan,
Secara spontan sampeyan membela,
Dengan ikhlas penuh ketulusan.

Gus,
Andai sampeyan masih di Ciganjur,
Usia sampeyan tepat tujuh satu,
Kita bisa makan bareng tumpengan,
Dan Bu Sinta cium pipi kiri dan kanan.

Namun kini sampeyan sudah pindah,
Ke rumah asri Gusti Allah,
Apakah disana ulang tahun dirayakan?
Dan handai-taulan ramai berdatangan?

Gus,
Sedang apa sampeyan sekarang?
Duduk santai sambil sarungan?
Atau asyik berbincang-bincang?
Dengan proklamator dan para pahlawan?

Gus,
Tolong diskusikan masa depan negeri ini,
Dengan seluruh pahlawan negeri.
Sampaikan resep yang mujarab,
Agar para elitenya sadar bertobat,
Rakyatnya sehat berjiwa kuat,
Rohaniwannya ikhlas bermartabat.

Gus,
Sampaikan permohonan kepada Gusti,
Semoga anak-anak negeri ini,
Hidup lurus berbudi pekerti,
Bekerja keras setulus hati,
Rajin jujur dan mawas diri,
Giat belajar berjiwa besar,
Rukun harmonis penuh empati,
Tahu malu anti korupsi.

Semoga Kebajikan Tuhan merakhmati,
Shanzai,
Amen,
Sadhu-Sadhu-Sadhu,
Omitofo,
Rahayu-Rahayu-Rahayu,
Amiin, Amiin, ya Rabbal 'Aalamiin.

Jakarta, 04 Agustus 2011.


Lelucon Menjelang Kematian

Oleh Agus Noor
: Gus Dur
1/
Aku ingin mendengar leluconmu, sebelum mati. Engkau pun bercerita perihal kerbau.
Syahdan, seekor kerbau muncul di depan istana. Para penjaga heboh, dan segera melapor pada Presiden. “Apa yang harus kami lakukan?” tanya penjaga. “Jangan gegabah. Kita mesti hati-hati, pada apa yang belum kita mengerti,” jawab Presiden. “Pasti saya akan ambil keputusan, tapi nanti.”
Dan kau, juga aku, pada akhinya tahu: seorang penyair pernah mengatakan, hidup hanya menunda kekalahan. Maka, bagi Presiden itu, hidup hanya menunda keputusan.

2/
Maut, yang berdiri di sisi ranjang pun tertawa. Bahkan, menjelang mati pun kamu masih lucu. Lalu perlahan disentuhnya, ruhmu.

“Bukan kematian benar menusuk kalbu,” katamu, seperti pada bait puisi. “Tapi, bila boleh menawar, saya tak ingin mati hari ini. Sekarang 25 Desember, bukan? Hari yang ranum dan bahagia. Saya tak ingin siapa pun yang merayakan kelahiran Tuhan, berduka karna kematian saya.”
Maut terasa fana. Dalam mati pun, ada yang terasa lebih berharga.

Inilah puisi untuk Gus Dur yang dibacakan pada puncak perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2561 di Jakarta Convention Center, yang dihadiri oleh Presiden SBY, Sabtu (20/2).

Selamat Beristirahat Gus, Semoga Sampeyan Tidak Melupakan Kami

Gus, sudah 53 hari sampeyan pulang, ke rumah Gusti yang Maha Sempurna, Maha Hangat, Maha Murah Senyum, Maha Welas Asih, dan maha bijaksana...

Kami berharap Gus, semoga saja sampeyan kerasan, damai, nyaman, tenteram, dan bisa beristirahat dengan tenang ....

Sesungguhnya Gusti Allah sangat sayang sama penjenengan Gus. Beliau memantau terus kerja dan karya-karya sampeyan yang tulus, ikhlas, lurus, total dan tak pernah mau istirahat...

Meski diberi sakit, sampeyan tetap nekat jalan-jalan, menyapa kawan, menyambagi lawan, menjaga silaturrahmi, tanpa memandang pengkat dan golongan...

Meski diberi kegelapan pandangan, sampeyan juga tak mau diam dan duduk manis, tak lelah berkeliling negeri, membela yang tertindas, menguatkan yang lemah, tanpa pandang warna, tak peduli bendera...

Meski sering ditinggal sendirian, sampeyan juga tak pernah gentar, kalau yakin diri sampeyan benar, tetap tegar berdiri sendiri di depan, tak undur meski hanya selangkah, dengan tabah dan penuh keyakinan...

Sampeyan juga tak peduli ditelikung lawan dan kawan, tak ambil pusing dan dengan enteng sampeyan malah maju terus dan pasang badan, sambil sesekali berkata, gitu aja kok repot!

Gus, kini penjenengan dipaksa pulang ke rumah Gusti, beliau sangat sayang sama sampeyan, ingin sampeyan benar-benar istirahat melepaskan beban, sambil sesekali menemani Gusti minum kopi...

Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak, agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan...

Namun Gus, sesekali bujuk beliau agar mau menolong Indonesia, agar negara kita dapat maju dengan perkasa, elitnya sadar mana yang inti dan mana yang variasi, serius dan kompak bekerja demi negara, meninggalkan
remeh-temeh tiada guna, fokus pada solusi dan kerja nyata...

Gus, sembuhkan juga rabun hati yang menimpa sebagian anak bangsa, yang tak bisa membedakan mana milik pribadi dan mana milik bersama, sehingga korupsi nanti tinggal cerita di buku-buku sejarah lama...

Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mengkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal, luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa
kita...

Gus, Selamat beristirahat, kini saatnya sampeyan hidup sejahtera, di samping Gusti junjungan kita.

Komentarku ( Mahrus ali): 
 Komentar yang paling tepat adalah ayat sbb:
وَالشُّعَرَاءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ(224)أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ(225)وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ(226)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانْتَصَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan (nya)?,kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu
Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.

Tionghoa Minta Gus Dur Dinobatkan Pahlawan Nasional


Jombang, NU Online
Warga Tionghoa dari sejumlah daerah di Jawa Timur ikut turut serta memperingati seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang dengan menggelar festival liong.

"Kami sengaja ikut memeriahkan acara peringatan ini. Kami sangat mengapresiasi Gus Dur. Beliau adalah sosok Presiden yang sangat menunjung tinggi kemajemukan," kata Candra Iwanto, salah seorang koordinator kesenian liong asal Jombang, Sabtu (29/9).

Ia mengaku, sangat senang dengan kepemimpinan Gus Dur. Gus Dur dinilai sebagai sosok yang tidak membeda-bedakan antara kelompok satu dengan lainnya. Bahkan, pada kelompok minoritas seperti warga Tionghoa pun, sangat diperhatikan.

"Beliau selalu membantu setiap elemen masyarakat, dan tidak pernah membeda-bedakan etnis. Beliau tidak pernah membedakan suku, agama, ras, dan budaya," katanya.

Pihaknya juga mendesak kepada pemerintah agar segera menetapkan status Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Sementara itu, panitia acara peringatan seribu hari wafatnya Gus Dur, Lukman mengaku sangat berterima kasih dengan dukungan dari warga Tionghoa yang ikut memeriahkan acara dengan menggelar festival liong.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih dengan bantuan yang diberikan. Hiburan ini tentunya sangat berarti untuk masyarakat dan ini luar biasa," katanya.

Ia mengatakan, sosok Gus Dur masih memiliki arti mendalam di hati seluruh masyarakat. Bukan hanya umat Muslim, melainkan juga warga lain, seperti Tionghoa. Ia berharap, pemikiran Gus Dur, seperti kemajemukan, egaliter dijunjung tinggi. Hal itu sebagai rujukan, agar negara ini semakin baik.

Sejumlah acara telah dilakukan untuk peringatan 1.000 hari wafatnya Gus Dur. Selain acara diskusi ensiklopedi, acara lainnya adalah bakti sosial pemberian bantuan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan, pengajian, khataman kitab suci Al-Quran, serta festival liong. Kegiatan ini diselenggarakan di Pesantren Tebuireng, Jombang.


Redaktur : Hamzah Sahal
Sumber   : Antara
Saya kurang sreg bila  tokoh muslim malah di gemari oleh tokoh – tokoh non muslim, bukan dibencinya. Ber arti ketokohannya perlu dipertanyakan.. Kita kembali saja kepada ayat:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.[1]
Seorang Nabi itu akan di benci oleh kalangan orang – orang durja bukan di tokohkannya apalagi di idolakan. Lihat ayat sbb:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.[2]






[1] Al fateh 29
[2] Al an`am 122

Jejak mantan Presiden GUs Dur mengesan di hati rakyat



Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah tokoh yang menebar jejak kenang dan kesan kepada banyak kalangan. Ketika ia menjadi Presiden keempat RI misalnya, kebijakan Indonesia timur, terutama Papua, menuai kesan mendalam bagi rakyatnya.

“Gus Dur adalan presiden yang punya hati. Gus Dur adalah seorang yang selalu memberi inspirasi,” komentar Glenn Fredly saat tampil pada peringatan seribu hari wafat Gus Dur di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat malam, (28/9).

Menurut penyanyi kelahiran Jakarta berdarah Maluku ini, bukti Gus Dur memimpin dengan hati ialah melihat dan menjawab permasalahan Papua dengan dialog.

“Kepada masyarakat Papua, Gus Dur memberi kesempatan berbicara, membiarkan dan memberikan kesempatan hak-hak politiknya,” ujarnya.

Ia berharap, pemimpin ke depan, terutama pemimpin hari ini, bisa melihat bahwa hak politik setiap anak bangsa ini adalah hak yang dilindungi Undang-Undang.

“Pemimpin jangan menerapkan cara-cara kekerasan. Tapi berdialog dari hati ke hati, Bukan pemimpin yang berbicara dengan pencitraan. Tapi pemimpin yang bicara dengan hati. Dan Gus Dur sudah melakukannya,” tegasnya.

Seperti diketahui, semasa jadi presiden, Gus Dur menerapkan beberapa kebijakan kepada rakyat Papua. Ia memperbolehkan mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua pada tahun 2000. Bahkan memberi izin dan bantuan dana bagi tokoh-tokoh Papua untuk menggelar Kongres Nasional Rakyat Papua II pada Maret 2000.

Kongres itu kemudian menetapkan berdirinya Presidium Dewan Papua yang dipimpin oleh dua tokoh Papua,Theys Hiyo Eluay asal Sentani dan Tom Beanal asal Pegunungan Tengah.

Tak cuma itu, Gus Dur memperbolehkan berkibarnya bendera Bintang Kejora sebagai simbol adat Papua bersama Merah Putih sebagai bendera negara. Bahkan lagu Hai Tanahku Papua pun boleh didendangkan setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Karena itulah, Glenn mengaku, dalam hidupnya hanya dua orang yang dijadikannya sebagai inspirasi, yaitu Ketua Umum PBNU 1984-1999, dan penyanyi Franky Sahilatua.

“Saya merasa terhormat menyanyi untuk mengenang Gus Dur malam ini,” katanya.




Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis   : Abdullah Alawi
Komentarku ( Mahrus ali): 
Itulah manusia yang fanatisme figur. Dia menyanjungnya buta kepada aibnya. Lain lagi dengan penilaian orang yang netral dan obyektif, maka akan di pandang  dari segi kelebihan dan kekurangannya .
Sekarang saya nilai dengan kaca mata  Al qur an , Gusdur  ketika menjadi presiden adalah setia  kepada hukum Thaghut dan  siap menginjak hukum Allah. Secara perakteknya  begitu, Dan ini adalah kekufuran sebagaimana  ayat :
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS Al Maidah 44)



Gus Mus: Gusti Allah Kok Diajak Kampanye?




Jakarta, NU Online
Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri mengaku prihatin dengan sejumlah kelompok yang kerap memanfaatkan agama demi kepuasan nafsu politiknya. Selain mencoreng citra agama, sikap ini merupakan cermin ketidakmampuan mengenali Tuhannya.

Kiai yang akrab dipanggil Gus Mus ini berpendapat, mengikutsertakan agama untuk kepentingan tertentu, seperti kampanye politik adalah tindakan berlebihan.

“Gusti Allah diajak kampanye. Kebangetan tenan, kurang ajare nemen banget. Gusti Allah kok diajak kampanye. Kalau nggak bisa berpolitik, ya nggak usah berpolitik lah,” pintanya, saat berceramah pada peringatan seribu hari wafatnya Gus Dur di Jakarta, Kamis malam (27/9).

Menurutnya, perilaku keberagamaan harus ditunjukkan secara sederhana dan bijaksana. Tak cukup mengandalkan semangat mencintai Allah, tanpa disertai pengenalan secara mendalam tentang Allah.

“Kita lihat kembali, Allah itu apa? Jangan-jangan kita Allahu Akbar Allahu Akbar tapi nggak tahu Allah itu segede apa. Atau jangan-jangan kita selalu bilang Allahu Akbar tapi pikiran kita sama sekali tidak ke Allah,” tegas kiai asal Rembang, Jawa Tengah ini.

Bagi Gus Mus, mencintai Allah tanpa mengenalinya hanya berbuntut pengagungan pendapat sendiri. Akibatnya, yang bersangkutan menganggap perlu mengadakan pembelaan kepada Tuhan, termasuk dengan jalan kekerasan.

Lha wong agama kok dibuat ngerusak. Itu kan aneh bin ajaib. Gusti Allah itu ar-Rahman, ar-Rahim, al-Lathif. Lha kok ngerusakan, iku piye?” tuturnya.
 
Penulis: Mahbib Khoiron
Komentarku ( Mahrus ali): 
Maksudnya KH Bisri Musthofa menurut pemahaman saya  berpolitik harus menggunakan kekufuran, jangan menggunakan agama . Ini kekeliruan yang nyata bukan kebenaran yang samar. Berpolitik itu suatu cara untuk perjuangan dalam rangka menegakkan  ajaran agama atau meruntuhkannya. Seluruh bidang kehidupan  kita kaum muslimin bukan kafirin harus di warnai dengan  ajaran Islam  bukan  dengan ajaran sekuler.. Kita tidak boleh mengerjakan  agama Islam di rumah saja , lalu di luar rumah kita menjalankan  kekufuran tanpa agama. Lihat hadis sbb:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( 208 Al Baqarah )
Kita bernegara pun tidak boleh menggunakan UU sekuler, tapi  harus UU Al Qur`an. Allah berfirman:
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS Al Maidah 44)
Baca lagi disini :
Barang kali maksud Gusmus berpolitik untuk kepentingan pribadi bukan untuk tegaknya ajaran Islam dan runtuhnya sekuler, lalu dia berkedok dengan agama. Type orang sedemikian ini sama dengan menjual belikan ayat Allah sebagaimana  firmanNya:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً  أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلاَّ النَّارَ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.[1]

Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.


[1] Al Baqarah 174

Hidayat NUr wahid lemparkan kertas ke kedubes AS



Laporan Wartawan Tribun Jakarta Mochamad Faizal Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) melakukan aksi simbolis dengan melempari kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan kertas putih dan diikuti oleh ratusan massa PKS lainnya.
Pelemparan kertas tersebut merupakan bentuk protes yang dilakukan Partai Keadilan Sejahteran (PKS) terhadap penghinaan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW dalam film The Innocence of Muslims, di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat.
Meskipun dikawal ketat oleh puluhan aparat kepolisian yang membuat brikade, aksi pelemparan tersebut berlangsung aman dan tertib.
"Musuh kami bukan polisi, tapi Nakoula Bassile laknatullah dan Amerika yang membiarkan penghina Nabi tetap bebas," ujar salah seorang orator di atas mimbar.
Berdasarkan pantauan Tribun, di depan kantor Kedubes AS Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (30/9/2012), Hidayat yang pertama kali melempar gumpalan kertas putih ke arah Kedubes AS, kemudian diikuti KH Slamet Effendi Yusuf, perwakilan Komunitas Biksu Dwi Wirya dan politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait, disusul oleh kader PKS lainnya.
Ketua Fraksi PKS di DPR ini mengatakan dalam orasinya, kebebasan berekspresi diperbolehkan. Namun tidak benar jika kebebasan berekspresi ialah anarki serta mencaci dan menghina tokoh-tokoh agama yang dianggap suci.
"Amerika sebagai kiblat dari kebebasan berekpresi, ternyata juga dibatasi, ketika mengkritisi Yahudi terkait holocaust maka akan dihukum, tapi kenapa yang menghina Islam tidak dihukum dengan dalih kebebasan agama," kata Hidayat di atas mimbar, depan kantor Kedubes AS, Jalan Medan Merdeka Selatan, (30/9/2012).
Usai menyuarakan aksinya, massa PKS serentak membubarkan diri dengan tertib. Tak lama kemudian pihak kepolisian pun ikut membubarkan diri, dan jalan Medan Merdeka Selatan di depan Kedubes AS yang ditutup pun segera dibuka kembali.


Jumat, September 28, 2012

Ada GP Ansor Nasrani

Munas NU diCirebon Salib ada di mana – mana
Luthfi Bashori
  • Aww. Munas NU di Kempek Cirebon. Masya Allah. Salib ada di-mana2.
Tiba-tiba, kemarin siang ada forward-an SMS yang masuk ke HP saya, kiriman dari seorang teman yang aktif dalam struktural NU sebagai berikut :
Aww. Munas NU di Kempek Cirebon. Masya Allah. Salib ada di-mana2. Di depan masjid sangat mencolok Posko Kesehatan lengkap dg ambulan salib UKRIDA. Di kamar2 mandi juga banyak salib. Konon KM2 itu dibangun oleh pihak salib. Anehnya Rais Am tetap diam seribu bhs. Pdhal Rapat PBNU tlh menetapkan NU tdk boleh memakai sponsor salib utk kegiatan apa pun. NU mau dikemanakan? Www Ali Mustafa Yaqub.
Secara spontan, SMS itu saya beri komentar ringan : `KEBETULAN PANITIANYA ORANG-ORANG NU NASRANI`, dan saya kirim kepada beberapa tokoh NU yang saya kenal, maka ada beberapa respon SMS yang masuk ke HP saya, antara lain:
BP. SELAMET EFENDI YUSUF : Ha ha ha. Saya ikut salah Kiai, karena saya tdk teliti, tidak tahu ttg itu. Sy justru tahu dari Kiai Ali Mushtofa menjelang pulang ke Jakarta. Astaghfirullah.
SAYA : Pak Nusron Wahid pun semakin `mendewa2kan` teman2nya yg Nasrani dalam banyak statemennya, jadi ada juga GP ANSHOR NASRANI. Pak, sudah demikian parahkah kondisi di tubuh NU saat ini ? Saya mufaraqah dari NU nya Gus Dur dan Said Agil Siraj. Saya lebih memilih NU nya KH. Hasyim Asy`ari. Bapak dan umat Islam bisa mengunjungi situs saya : NU GARIS LURUS dg alamat www.pejuangislam.com.
BP. HASYIM MUZADI : Saya sendiri tidak datang.
SAYA : Pak Nusron Wahid pun semakin `mendewa2kan` teman2nya yg Nasrani dalam banyak statemennya, jadi ada juga GP ANSHOR NASRANI. Pak, sudah demikian parahkah kondisi di tubuh NU saat ini ? Sejak Gus Dur jadi ketua PBNU saya niat mufaraqah dari NU. Saya lebih memilih NU nya KH. Hasyim Asy`ari. Bapak dan umat Islam bisa mengunjungi situs saya : NU GARIS LURUS dg alamat www.pejuangislam.com.
BP. HASYIM MUZADI : Shodaqtum (antum benar).
KH. MUHYIDDIN A. SHOMAD : Bagus sekali Gus komentar antum.
BP. ALI MASHAN MUSA : Masykur ikhbarnya, ma`a al-najah lakum (terima kasih infonya, dengan keberhasilan untuk antum).
BP. NAKHROWI : Saya tidak hadir di Cirebon krn ada acara keluarga, shgg tidak tau persis apa yg terjadi. Terima kasih informasinya Gus.
KH. MUDATSTSIR : Betul2 sdh sngt dkt dg Nihayatul `Alam (hancurnya alam). Na`udzu billah min Fitnatil masih addajjal wa min fitnatil mahya wal mamat w min jami`il fitan wal mihan (kami berlindung dari fitnahnya Dajjal dan dari fitnahnya hidup dan mati dan dari segala fitnah dan cobaan) “Slmt menyongsong munculxa Al MAHDI” smga sgra hadir & kta trmasuk ddlm grupxa.
KH. ABDULLAH KHALIL : Innalillahi wainna ilaihi rajiun .
BP. TAUFIQ : Astaghfirullahal `adziim.
BP. HELMY : Naudzubillahimindzaliq, kok bisa yah ustadz? terus, apa tak ada tindakan apa2 dari mereka2 yang hadir? apa hal itu sudah dianggap biasa? Mau dikemanakan negeri ini? kadang saya befikir, negeri kita masih susah, tapi kemungkaran ada dimana2, ummat Islam banyak, tapi tipis iman. Misalkan diberi kemakmuran apa akan lebih baik? atau justru malah tambah cinta pada dunia? semoga Allah senantiasa melindungi kita semua.
Penulis: Pejuang Islam [ 18/9/2012 ] http://pejuangislam.com
Ilustrasi: republika.co.id
***

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ [المجادلة : 22]

22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya(QS Al-Mujadilah/58: 22).

تفسير البغوي – طيبة – (8 / 62)

أَخْبَرَ أَنَّ إِيمَانَ الْمُؤْمِنِينَ يَفْسُدُ بِمُوَادَّةِ الْكَافِرِينَ وَأَنَّ مَنْ كَانَ مُؤْمِنًا لَا يُوَالِي مَنْ كَفَرَ، وَإِنْ كَانَ مِنْ عَشِيرَتِهِ.

Allah mengabarkan bahwa iman mukminin merusak kecintaan kepada kafirin dan bahwa orang yang mukmin tidak berteman setia kepada orang kafir walaupun dia dari keluarganya. (Tafsir Al-Baghawi –as-Syafi’i).
(nahimunkar.com)

Syiir tanpa waton mengalun di 1000 hari wafatnya Gusdur



Jombang, NU Online
Lantunan Syiir Tanpo Waton yang dikumandangkan KH Nizom Asshofa menghipnotis puluhan ribu jamaah yang menghadiri peringatan 1000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di Tebuireng Jombang, Kamis malam (27/8).

Syiir tanpo waton menutup kegiatan pengajian yang dihelat di areal makam Gus Dur yang menghadirkan mantan Menteri Agama Prof Tholhah Hasan, dan KH Maimun Zubair yang dihadiri sekitar 20 hingga 25 ribu jamaah.

Suara Gus Nizom yang memang terdengar sangat mirip dengan suara Al Marhum Gus Dur seakan sosok cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari yang dikenal dekat dengan beragai kalangan dan masyarakat kecil ini turut hadir ditengah tengah jamaah.

”Suaranya memang sangat mirip dengan Gus Dur, padahal beliau masih sangat muda,” kata Yusuf salah satu wartawan yang tepat di depan podium.

Gus Nizom, tampil dengan didampingi sekitar 20 pengikutnya dengan berpakain hitam dan berambut gondrong. Sementara para jamaah larut dengan lantunan lantunan syiir yang dikenal dengan Syiir Gus Dur.

Peringatan 1000 hari wafatnya presiden RI ke-4, kemarin terlihat sangat meriah, sejaka siang ribuan jamaah sudah terlihat memasuki kawasan pondok pesantren Tebuireng Jombang. Kondisi ini semakin padat ketika dimulai acara tahlil.

Setidaknya 20 ribu orang memadati Pesantren Tebuireng. Membludaknya jamaah membuat banyak pengunjung tak bisa masuk ke areal pondok dan tertahan diluar pagar.

"Panitia hanya memperkirakan dihadiri sekitar 10 ribu orang, tapi melihat seperti ini bisa lebih 20 ribu orang,’’ kata Lukman Hakim ketua panitia pelaksana.

Saking padatnya pengunjung, jalan raya yang berada di depan pondok sampai harus ditutup. Sementara arus kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif. Pengunjung memang mulai berdatangan dengan berbagai cara. Ada yang berjalan kaki, mengendarai motor, mobil, bus serta kereta kelinci. Tak heran ketika jelang Magrib area parkir sudah penuh dengan kendaraan. Padahal acara baru dimulai setelah salat Isya.

Pukul 19.00, WIB jarak satu kilometer dari Tebuireng, jalan raya sudah padat merayap. Di kanan kiri jalan berderet mobil parkir. Nah, begitu memasuki gerbang Tebuireng, pengunjung sudah berdesak-desakan. Bahkan, di pintu gerbang utara, sejumlah petugas keamanan terpaksa menghalau para pengunjung. Pasalnya, area di sekitar makam Gus Dur sudah sesak pengunjung.

"Maaf jangan masuk ke area makam. Karena pengunjung sudah penuh sesak. Sekali lagi, harap kembali lagi,’’ kata Djamaludin Karim Wakil Komandan Satkorcab Banser Jombang yang mengatur di pintu masuk gerbang pondok pesantren.

Redaktur    : Hamzah Sahal
Kontributor : Muslimin Abdurrahman
Komentarku ( Mahrus ali): 
Tentang kesesatan syi`ir tanpa waton anda  boleh baca disini:
ataua Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.
Lalu kelik mp3 pertama kali.

Taliban dan Alqaidah settingan Amirika dan Inggris





 Kelompok pejuang Taliban dan Alqaidah diduga dibidani Amerika Serikat dan Inggris. Padahal, selama ini kedua kelompok itu digembar-gemborkan menentang AS dan Inggris.
Pernyataan itu dilontarkan anggota anggota parlemen Inggris untuk Bradford West, George Galloway. Ia mengungkapkan dua kelompok tersebut sengaja diciptakan sebagai ‘senjata’ untuk menghancurkan citra Islam.
“Alqaidah ada di Afghanistan karena kami yang mengirim mereka ke sana. Kami mempersenjatai dan membiayai mereka. Kemudian, kami memanggilnya pahlawan dan pejuang kemerdekaan,” kata Galloway seperti dikutip dari Press TV.
Sumber: Sarkub.
Komentarku ( Mahrus ali): 

     Kisah tersebut mirip dengan jaringan teroris , komando Jihad waktu rezim Soaharto yang seluruhnya  hanya untuk menjelekkan citra Islam dan kaum muslimin dan untuk mengucilkan mereka . Lalu mengangkat harkat dan martabat  non muslim di negara Islam atau kafir. Bila  tidak ada al Qaidah dan jaringan teroris, maka tiada alasan bagi Amirika dan sekutunya untuk menekan dan mengganyang Islam. Bila  tidak ada  jaringan teroris yang di setting oleh non muslim maka tiada alasan untuk menjelekkan Islam dan mencurigai para da`I muslim atau membunuhnya. Ingat saja firmanNya:
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ  وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ(54)

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. 54 ali imran
Baca lagi disini:


Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.

Komentar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahdah Lasem Rembang Jawa Tengah terhadap Gus dur




 السَّلام عَليكم ورَحمة الله وبَرَكاته
الحَمد للهِ رَبّ العالمَين , والصّلاَة والسَّلام عَلى سَيّدِنا مُحمّد المرسَلين , وَ على آله وَأصحابِه أجْمعين , أمّا بعدُ:
Kritik Terhadap Gus-Dur Dan Sa’id Aqil
Segala puji bagi Allah SWT, semoga kita dalam rahmat dan lindungan-Nya, shalawat dan salam semoga bertaburan di pusara Nabi Muhammad SAW dan berhembus kepada keluarga dan shahabat Nabi.
Yang terhomat shahibul bait KH. Thohir Rokhili, pengasuh Pondok Pesantren at-ThohiriyyahJakarta.
Yang  terhomat KH. Yusuf Hasyim.
Yang terhomat para ulama dan pejabat pemerintah sipil maupun militer .
Serta hadirin semua yang saya hormati .
Baiklah Kita Mulai Kritik Terhadap Gus-Dur
Belum habis kita menyelesaikan masalah-masalah yang diwariskan oleh Muktamar NU di Cipasung, dan di tengah-tengah berdesingnya antara pro dan yang kontra dengan Gus-dur, dan disaat memburuknya dan porak-porandanya hubungan NU luar Jawa dengan PBNU, akibat tindakan Gus-Dur yang tidak Islami, tidak bijak, dan penuh emosi, yaitu pada saat rapat formatur, Gus-Dur mengatakan: “saya putus orang dengan pak Idham Kholid di dunia sampai akhirat”. Dan akibat penolakan Gus-Dur terhadap Abu Hasan untuk masuk dalam jajaran pengurus PBNU, sehingga gambaran peta NU sekarang ini, sangat mencekam sekali, di tengah-tengah PBNU tidak mampu mengendalikan Gus-Dur, disaat Gus-Dur bercumbu rayu dengan Negara-negara barat dan bermesraan dengan tokoh-tokoh kristen di negeri kita, dan di tengah-tengah semakin jauhnya Gus-dur terjun dalam politik praktis dengan menjagoi saudara Matori Abdul Jalil sebagai calon ketua PPP yang gagal total, kemudian Gus-Dur berteriak-teriak di surat kabar, menghimbau agar warga NU memilih PDI atau golput, kemudian spontanitas surat kabar KOMPAS milik Kristen pada halaman pertama memuatnya dengan huruf besar, dan diteruskan dengan safari bersama dengan Megawati. Jika seandainya saudara Matori jadi ketua PPP saat itu, maka akan terjadi gabungan tiga kekuatan PDI, NU, dan PPP.
Alhamdulillah tidak berhasil, disaat-saat PWNU Jateng dengan suratedarannya ke seluruh cabang NU Jawa Tengah menghadang pertemuan di Pondok Pesantren Darussalam Watu Congol baru-baru ini. Dengan cara-cara yang kotor dan tak beradab. Bahkan untuk menggagalkan pertemuan tersebut beberapa oknum tidak segan-segan melakukan ancaman dan intimidasi, lebih dari itu mereka tanpa malu menggerpol Kadit Sospol Jawa Tengah untuk tidak memberikan izin pada pertemuan tersebut. Padahal, tujuan pertemuan itu adalah dalam rangka Istighosah, amar ma’ruf nahi mungkar dan al-Taslihati li Hadi A’dhoi al-Markaziyyah li Nahdlati al-Ulama’, bukan meggoyang NU sebagaimana yang mereka tuduhkan, mereka tanpa malu-malu melanggar hak-hak Kyai Ahmad Abdul Haq, merusak kebulatan Pondok Pesantren Darussalam dan menginjak-injak Demokrasi yang kita junjung tinggi, dan semua ini sangat berbahaya, merupakan pelanggaran terhadap Khitthah 1926 yang sulit untuk dimaafkan, dan alhamdulillah istighotsah di Pondok Pesantren al-Thohiriyah kondisinya tidak seperti Jawa Tengah. Di saat problema musykilat melekat dan melingkari tubuh NU, di tengah-tengah semua itu, maka datanglah seperti halilintar menghantam, sebuah makalah yang disampaikan oleh Sa’id Aqil wakil katib PBNU, yang dibacakan di hadapan seminar PMII di Jakarta. Dalam mukaddimahnya dia telah melakukan kritik tajam kepada Rois Akbar Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, sehingga saya menilainya terlanjur over acting bahkan telah meninggalkan nilai-nilai adab dan tatakrama. Ia mengatakan bahwa batasan tentang Ahlussunnah Rois Akbar adalah memalukan.
Lebih dari itu, ia telah menghina dan mengecam Khalifah Utsman RA dengan mengatakan bahwa Khalifah Utsman RA sudah pikun (baca halaman 6 dan 7 dalam makalahnya), mafhumnya Khalifah Utsman RA dalam menjalankan perintahnya  menggunakan sistem familier.
Jika demikian cara berfikir Sa’id Aqil, maka saya khawatir jarum-jarum beracun kaum Saba’iyah dan Syi’ah sudah masuk dalam sel-sel pemikirannya, dan jika ini benar saya khawatir lagi dia terperangkap dalam jaringan Zionisme Internasional, apalagi Gus-Dur  disinyalir terperosok dalam jaringan Kristen Internasional. Sedang gambaran data Gus-Dur terlibat dalam jaringan kerja sama kristenIndonesiasebagai berikut:
1.    Keterangan dan pengakuan Gus-Dur sendiri kepada saya bahwa dia (Gus-Dur) telah memanfaat-kan dana bantuan keuangan dari Kardinal Yuwono Semarang (kardinal adalah kepala Pastur). Di kantor PBNU Jakarta sebelum Muktamar NU di Cipasung, pada saat itu Gus-Dur didampingi Sdr. Ghoffar Rahman (mantan Sekjen PBNU). Dan pada waktu itu pula Gus-Dur menunjukkan foto dia bersama Kardinal Yuwono kepada saya.
2.    Pengakuan Gus-Dur Sendiri bahwa dia telah menerima dana bantuan keuangan sejumlah Rp. 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah) dari PT. Gramedia (badan usaha milik Kristen). Latar belakang Gus-Dur menerima uang dari Gramedia sbb: pada saat monitor (penerbitan milik Gramedia) dibredel oleh pemerintah, Gus-Dur membelanya. Kemudian Gus-Dur menerima dana bantuan keuangan tersebut dari Gramedia. Jawaban Gus-Dur pada waktu rapat NU Cabang Jombang tanggal 13 Nopember 1995 bahwa uang tersebut di atas sudah dilaporkan Muktamar NU di Yogyakarta adalah tidak benar, karena pada Muktamar NU di Yogyakarta tidak ada laporan Gus-Dur atau PBNU. Dan yang sangat musykil adalah kasus monitor terjadi pada tahun 1991. Sedangkan kegiatan Muktamar NU di Yogyakarta terjadi pada tahun 1989. Jadi, jelas jawaban Gus-Dur sama sekali tidak benar.
3.    Keterangan Dokter Khudzaifah: Gus-Dur selama dirawat dirumah sakit, biaya pengobatan seluruhnya dibayar oleh Kompas (suratkabar milik Kristen). Informasi tersebut diberikan kepada saya disaksikan oleh H. Saiful Masykur di PHI KwitangJakarta.
4.    Gus-Dur dengan Moerdani (tokoh Kristen) hubungannya sangat erat dan intim sekali. Gus-Dur penah memuji-muji Moerdani kelewatan batas dan juga pernah mencalonkan Moerdani sebagai presiden RI. Dengan strategi seperti itu, Gus-Dur dan orang Kristen berharap Moerdani menjadi  presiden. Jika terjadi komposisi seperti itu, maka Gus-Dur otomatis menjadi pahlawan bagi orang-orang Kristen. Imbalan Gus-Dur memang amat mahal sekali, karena Gus-Dur terlanjur dibeli dengan bentuk kerjasama yang mempesona.
5.    Anjuran dan himbauan Gus-Dur kepada NU untuk memilih PDI atau Golput, sehabis selesai Muktamar PPP di Jakarta. Mengapa Gus-Dur sejauh itu merusak Khitthah 1926 dan melanggar undang-undang Pemilu? Jawabannya karena partai Kristen berfusi dalam partai PDI, maka Gus-Dur harus ikut andil untuk memenangkan PDI.
6.    Gus-Dur safari bersama Megawati ketua umum PDI, Gus-Dur bisa saja beralasan, bersilat lidah tetapi firasat dan ketajaman  seorang mukmin tidak bisa ditipu, Sungguh memalukan tindakan Gus-Dur tersebut.
7.    Gus-Dur mengatakan bahwa “jika keadaan mendesak saya siap kampanye PDI”. Hal itu dikemukakan di depan saya, Helmi (wartawan Editor/ Tiras), M. Ishaq (pengamat) pada acara Walimatul Arusy putri H. Shobih Ubaid di Jakarta.
8.    Bank Nusuma sampai saat ini belum memakai sistem Islam, padahal Muktamar NU di Yogyakarta mengusulkan berdirinya Bank Islam dan Undang-undangpun sekarang telah memperboleh-kan berdirinya Bank Islam. Hal ini disebabkan Bank Nusuma bekerja sama dengan Jawa Pos yang pimpinan tertingginya dijabat seorang Kristen bernama Eric Samola.
9.    Gus-Dur bercumbu rayu dengan  Negara-Negara Kristen dan semakin menjauh hubungan dengan Negara-Negara Islam. Apalagi dengan NegaraBruneiyang ber-aqidah sama dengan NU. Adapun pengakuan Gus-Dur bahwa dia diusir dari Meshir karena dia anti Barat, menurut saya adalah alasan yang dibuat-buat untuk menutupi mesranya hubungan Gus-Dur dengan Barat dewasa ini.
Data nomor empat (4) tersebut di atas bukan sekedar mu’amalah belaka yang diperbolehkan agama Islam, akan tetapi  sudah menjurus kepada:
سِياَسَةُ التَّوْلِيَةُ الْعَاِليَةُ فِيْ هَذِهِ الْجُمْهُوْرِيَّةِ
“Politik penguasaan kelas tinggi dalam Negara Replubik Indonesia”
Apa jadinya dan apa yang terjadi jika seandainya Moerdani terpilih menjadi presiden RI? kemungkinan akan terjadi kondisi yang rawan serta akan menyeret pada kekacauan. Meskipun jabatan presiden adalah hak setiap warga Negara menurut Undang-undang dasar 1945, tetapi hal itu adalah gambaran peta politik yang timpang, tidak menggambarkan keadilan dimana minoritas sebagai penguasa dikhawatirkan timbulnya kerawanan, dan seandainya keadaan terjadi seperti itu, maka Gus-Dur-lah orang yang paling bertanggung jawab. Biarlah orang-orang Kristen memperjungkan hak-haknya, artinya Gus-Dur sebagai ketua PBNU jangan mencalonkan Moerdani sebagai presiden RI. Pelanggaran-Pelanggaran terhadap khitthah 1926 dan ketidak mampuannya menjaga muru’ah sebagai ketua umum PBNU harus segera dihentikan. Dan jika peringatan atau nasehat saya ini tidak dihiraukan Gus-Dur, maka akhirnya saya mampu mengucap:
إِذَا لَمْ تَسْتَحِي فَاصْنَعْ مَاشِئْتَ  رواه البخاري
“Jikalau tak puya malu, maka berbuatlah sehendakmu”(HR. Bukhori)  
Jika semua ini benar dan tidak segera di atasi, maka cepat atau lambat NU akan berubah arah tujuan dan kemudian lepas dari aslinya, dan disanalah letak kehancurannya “Na’udzubillah min dzalik”

Kritik Terhadap Sa’id Aqil
Sesungguhnya kritikan, kecaman, penghinaan terhadap Khalifah Utsman RA itu semenjak dulu sudah dilakukan oleh golongan Saba’iyah di bawah pimpinan Abdullah bin Saba’ dan golongan Syi’ah. Apalagi  Sa’id Aqil mengatakan dalam makalahnya: bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tidak hanya dibuat kambing hitam oleh sejarah atas dasar keterangan dari Dr. Thoha Husain dll nya. Padahal sebenarnya pegingkaran terhadap keberadaan Abdullah bin Saba’ tak ubahnya sama dengan mengingkari wujudnya matahari, tak seorangpun ahli sejarah masa lalu baik dari kalangan Syi’ah atau Ahlussunnah wal Jama’ah mengingkari kehadiran Abdullah bin Saba’ dalam proses sejarah yang panjang. Siapakah yang lebih tahu tentang hakikat keberadan Ibnu Saba’, apakah ulama masa lalu atau masa kini yang lebih tahu? Bukankah ulama’ Syi’ah sendiri yang namanya Abu Ishaq bin Muhammad Ats-tsaqofi Al-kufi telah mengakui adanya Abdullah bin Saba’, sebagaimana dijelaskan dalam kitabnya al-Ghaarat jilid 1 halaman 302-303, kitab ini ditulis pada tahun 250 H dan an-Naubakhti wafat tahun 288 H dalam kitabnya Firoqus Syi’ah, kemudian disusul oleh Ibnu Abil Khadid dalam Nahjul Balaqhoh-nya dan al-Hulli dalam Khulashohnya dan kitab-kitab yang lain, demikian pula dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah diantaranya adalah ath-Thobari, Ibnul Atsir, Ibnu Katsir, Ibnu Kholdun dan banyak lagi yang lain. Paham pengingkaran atas adanya Ibnu Saba’ adalah upaya jaringan-jaringan Yahudi dalam rangka melepaskan diri dari keterlibatannya sebagai pelopor penghancuran terhadap Islam dan umat Islam.
Paraulama dan hadirin yang saya hormati, karena waktu sangat terbatas, kiranya tidak patut jika saya memperpanjang pembahasan pokok makalah, tetapi hanya sebagian yang penting yang insya Allah akan saya sampaikan, maka saya akan mencoba menolak fitnah yang dialamatkan kepada sayyidina Utsman dan shahabat Marwan bin Hakam dan Amar bin Yasir.
Marilah kita simak bersama, apakah kecaman dan hinaan terhadap khalifah Utsman itu benar? Apakah benar khalifah Utsman membagi-bagikan pengurusan wilayah-wilayah kepada keluarganya? Ataukah tuduhan dan kecaman itu sekedar buatan kaum Saba’iyah yang mereka ada-adakan guna mendorong orang lain untuk beroposisi yang kemudian memberontak dan selanjutnya membunuh khalifah?
Ahli sejarah kaum Syi’ah al-Ya’qubi menyatakan: bahwa khalifah Utsman dibenci orang adalah karena mengutamakan keluarga dalam pengangkatan Gubenur wilayah, kemudian Al-Ya’qubi sendiri membuat perincian wilayah-wilayah dengan Gubenur masing-masing, dan ternyata dapat kita lihat bahwa sebagian besar yang diangkat oleh khalifah Utsman adalah bukan dari keluarga khalifah Utsman, maka marilah kita lihat keterangan Al-Ya’qubi di bawah ini sebagai berikut:
Ya’la bin Mun-yah at-Tamimi untuk Yaman.
Abdullah bin Amr al-Hadlromi untuk Makkah .
Jarir bin Abdullah al-Bajali untuk Hamdan .
Al-Qosim bin Robi’ah ats-Tsaqofi untuk Thoif.
Abu Musa al-Asy’ari untuk Kufah.
Abdullah bin ‘Amir  bin Kariz untuk Bashrah.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Saroh untuk Mesir.
Mu’awiyyah bin Abi Sofyan di Syam.
Sejarawan terkenal ath-Thobari dan Ibnul Atsir menambahkan nama-nama Gubernur untuk daerah lainnya serta para pemangku jabatan tinggi Negara yang diangkat oleh khalifah Utsman RA sebagai berikut:
Untuk Hims Abdurrahman bin Kholid bin Walid.
Untuk Qinnasrin Habib bin Maslamah.
Untuk Palestina ‘Alqomah bin Hakim al-Kanani
Untuk Yordania Abul A’war as-Salami.
Untuk Laut Merah Utara Abdullah bin Qois al-Fazari.
Untuk Azerbajian al-Asy’ats bin Qois al-Kindi.
Untuk Hulwan Utaibah bin an-Nahhas.
Untuk Mah Malik bin Habib.
Untuk Roy Sa’id bin Qois.
Untuk Asbahan as-Saib bin Aqra’.
Untuk Masabdzan Hubaisy.
Untuk Qorqisia Jarir bin Abdullah.
Kemudian jabatan tinggi Negara yang lain adalah:
Pengadilan: Zaid bin Tsabit
Baitul mal : ‘Uqbah bin Amir
Urusan jizyah dan pajak: Jabir bin Fulan al-Mazani
Pertahanan dan peperangan: al-Qo’qo’ bin ‘Amr
Pimpinan haji : Abdullah bin Abbas.
Kepala polisi : Abdullah Qunfudz
Jadi hanya tiga keluarga Utsman yang menjadi Gubernur dari 20 Gubernur dan 6 jabatan tinggi Negara, itu saja hanya 2 Gubernur yang dilantik oleh khalifah Utsman, yaitu yang untuk Bashroh dan Mesir, sedang yang satu yaitu untuk Muawiyyah di Syam dilantik oleh khalifah sebelum Sayyidina Utsman menjabat sebagai khalifah.
Kemudian  apakah pengangkatan 2 Gubernur itu cukup menjadi alasan untuk mencela dan mengecam kepada khalifah Utsman? Sebagaimana dilakukan oleh golongan Saba’iyah, Syi’ah, dan  Sa’id Aqil serta orang yang mengikutinya, mengekor mereka. Apakah haram menurut syari’ah seorang khalifah mengangkat salah satu keluarga yang dipandang ahli dalam jabatannya, hanya karena ia salah satu dari keluarganya? Jawabanya hanyalah satu, “tidak haram”.
Jika hal itu dapat dijadikan alasan untuk mengecam khalifah Utsman, mengapa kaum Syi’ah dan penulis makalah diam membisu tanpa komentar apalagi mengecam ketika khalifah Ali mengangkat Qustam bin Abbas (pernah menjabat pimpinan haji tahun 37 H) sebagai Gubernur di Makkah, dan mengangkat Abdullah bin Abbas sebagai Gubernur di Yaman (al-Ya’qubi juz 2 halaman 179), dan Muhammad bin Abu Bakar (anak tiri Sayyidina Ali) untuk Mesir, Ya’ad Ibnu Hubairoh (putra saudara perempuan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang bernama Ummu Hani’) sebagai Gubernur di Kharasa, dan mengangkat Muhammad Ibnu Hanafiyah sebagai panglima. Mengapa kalian diam membisu, padahal khalifah Ali banyak mengangkat keluarganya?.
Dengan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka keterangan dan memutarbalikkan fakta yang dipropagandakan lingkaran setan  yang dibuat oleh mereka, mereka adalah bohong dan dusta serta merupakan fitnah yang keji terhadap khalifah Utsman RA.
Marwan bin Hakam RA: ia adalah sasaran kecaman dan pusat caci maki yang dilontarkan oleh golongan Saba’iyah dan Syi’ah. Tuduhan dan kecaman yang paling bayak dilontarkan kepadanya antara lain: diangkatnya Marwan bin Hakam oleh khalifah Utsman sebagai sekretarisnya, penguasa seperlima harta rampasan perang di Afrika,suratMarwan  bin Hakam yang isinya perintah untuk membunuh pemberontak yang dari Mesir, dan dikembalikannya Marwan bin Hakam ke Madinah dari tempat pembuangan di Thoif oleh khalifah Utsman.
Saya insya Allah dalam pertemuan hari ini akan memberikan jawaban satu persatu berdasarkan dari keterangan-keterangan ulama: tentang perizinan bagi Marwan bin Hakam meninggalkan tempat pembuangannya di Thoif, kemudian pindah ke Madinah. Maka hal itu sepanjang kenyataanya: bahwa Nabi Muhammad SAW pada saat-saat terakhir telah mengizinkan kembalinya shahabat Marwan ke Madinah atas usul permohonan sayyidina Utsman, namun beliau mendadak wafat sebelum terlaksana pemindahan Marwan ke Madinah. Perizinan itu didengar dan diterima langsung oleh sayyidina Utsman.
Jikalau pada saat sayyidina Abu Bakar menjadi khalifah menolak kembalinya Marwan ke Madinah demikian pula khalifah Umar, maka hal itu sesuai  dengan ketentuan syariat Islam: bahwa kesaksian satu orang itu tidak diterima. Tetapi pada saat sayyidina Utsman menjabat sebagai khalifah dan beliau yakin sepenuhnya bahwa perizinan itu sungguh telah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, maka khalifah Utsman melaksanakan (artinya beliau tidak salah), (dari kitab ath-Thobari fi Manaqibil ‘Asyroh).
Tentang harta rampasan perang di Afrika yang dikatakan dijual dengan harga tidak layak kepada shahabat Marwan bin Hakam yakni sejumlah 500.000 dinar, maka sebenarnya adalah sebagai berikut: Dari rampasan perang yang bersifat emas, perak, mata uang, panglima Abdullah  bin Abi Saroh mengeluarkan khumus (seperlima) yaitu sebesar 500.000 dinar, karena khumus merupakan hak baitul mal, maka jumlah itu dikirimkan panglima kepada khalifah Utsman di Madinah. Kemudian khalifah menyerahkan kepada baitul mal. Masih adalagi khumus dari harta rampasan perang yakni seperlima dari peralatan dan seperlima dari jumlah ternak hewan. Maka jumlah seperlima dari jumlah benda dan ternak itu sulit diangkut karena jauhnya jarak, maka jumlah itulah yang dijual pada shahabat Marwan bin Hakam dengan harga 100.000 dirham, dan merupakan hak baitul mal di Madinah, kemudian empat seperlima dari harta rampasan perang itu dibagi-bagikan kepada anggota pasukan yang ikut dalam perang, karena itu adalah hak mereka.
TentangsuratIbnu Khaldun mengatakan, mereka (kaum pemberontak dari Kufah, Bashrah, Mesir) berangkat meninggalkan Madinah tetapi tidak lama kemudian mereka kembali lagi dengan membawasuratyang dipalsukan yang mereka katakan: bahwa mereka mendapatkannya dari tangan pembawanya untuk di sampaikan kepada Gubernur Mesir, sedangsuratitu berisikan perintah membunuh pemberontak. Khalifah Utsman bersumpah ia tidak tahu-menahu tentangsuratyang dimaksud, mereka berkata kepada khalifah: berilah kuasa kepada kami untuk bertindak terhadap Marwan bin Hakam, sebab ia adalah sekretaris Anda. Tetapi Marwan bersumpah bahwa ia tidak melakukannya, ia berkata: tidak ada dalam hukum Lebih dari pada ucapan saya (Ibnu Khaldun hal 135).
Jauh sebelum itu, sayyidina Ali telah mengatakan: bahwa surat itu hanya karangan belaka yang diada-adakan, beliau mengatakan: bagaimana kalian wahai ahli Kufah dan ahli Basroh dapat mengetahui apa yang dialami ahli Mesir, padahal kalian telah menempuh jarak beberapa marhalah dalam perjalanan pulang, tetapi kemudian kalian berbalik menuju Madinah, demi Allah persengkokolan ini diputuskan di Madinah, mereka menjawab: terserah bagaimana kalian menanggapi, kami tidak membutuhkan orang itu biarkanlah ia meninggalkan kami (Ath-Thabari juz 11 hal 150).
Sedangkan analisisnya apakah mungkin  orang seperti shahabat Marwan bin Hakam menjadi sekretaris khalifah Utsman jika dianggap orang yang tidak baik tanpa mendapat reaksi tokoh-tokoh shahabat, seperti sayyidina Ali bin Abi Tholib pahlawan perang Khaibar, Sa’ad bin Abi Waqqos, penakluk Persia termasuk sepuluh orang yang dijamin masuk surga, Tolhah Ibnu Ubaidillah yang menjadi perisai Rasulullah SAW di perang Uhud dan lain-lainnya, jawabannya: tidak mungkin. Padahal kenyataan sejarah membuktikan mereka tokoh-tokoh shahabat sama sekali tidak memberikan reaksi bahkan tidak protes sama sekali.
Oleh karena itu cerita buruk tentang shahabat Marwan bin Hakam adalah Isu, fitnah yang di hembuskan oleh kaum Saba’iyah dan Syi’ah. Bukankah Romlah bin Ali dikawinkan mendapatkan anak shahabat Marwan  bin Hakam yang bernama Muawiyyah bin Marwan bin Hakam, bukankah putra Hasan yang kedua (Hasan bin Hasan bin Ali) telah dikawinkan mendapat cucu Marwan bin Hakam yaitu Walid bin Abdul malik bin Marwan, seandainya Marwan bin Hakam betul-betul orang jelek, saya kira tidak bakal terjadi hubungan kekeluargaan (besanan) antara sayyidina Ali dengan shahabat Marwan.
Oleh karena itu, Ibnul Arobi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah, adz-Dzahabi dan lain-lainnya mengata-kan: Bahwa riwayat-riwayat tentang peristiwa-peristiwa itu saling bertentangan dan sedikitpun tidak dapat dipakai sebagai dalil yang sohih (al-Awashim hal 100, as-Shawa’iq hal 68, Minhajus Sunnah juz III hal 192)
Sehubungan dengan itu, para ulama hadits ketika membaca riwayat palsu menjelaskan bahwa kebanyakan riwayat mengenai kecaman terhadap shahabat Mu’awiyah, Amr Ibnul ‘Ash dan Bani Umayyah, begitu pula kecaman terhadap Walid bin Uqbah dan Marwan bin Hakam, adalah riwayat palsu dan dusta yang dibuat serta yang diada-adakan oleh golongan pendusta yang menjadi kebohongan dan kedustaan sebagai agama mereka. Demikian menurut Ibnul Qoyyum dan lain-lainnya.
Tentang Ammar bin Yasir yang dituduh menghembuskan sikap anti khalifah, memompakan semangat memberontak oleh Said Aqil. Jawabannya: sungguh saya amat sangat terkejut pada saat saya membacanya, sungguh kejam apa yang dituduhkan kepadanya, bukankah dia putra Yasir? Bukankah Nabi Muhammad SAW telah memberikan jaminan sebagai penghuni surga kepada Yasir dan keluarganya? (shobron yaa ala Yasir inna mau’idakum al-jannah) Artinya: sabarlah wahai keluarga Yasir sesungguhnya janji kalian di surga.
Memang telah terjadi perselisihan antara Ammar dengan khalifah Utsman akan tetapi perselisihannya tidak sampai memompakan semangat memberontak.  Buktinya, pada saat pembangkang bersenjata mengepung rumah khalifah Utsman dan mereka menghalang-halangi masuknya air dirumah Khalifah, maka marahnya Ammar dan berteriak sambil berkata: maha suci Allah, akankah kalian menghalangi air kepada orang yang membeli sumur Raumah dan memberikannya kepada kaum muslimin.
Kemudian Ammar membawa air itu sendiri tanpa mendapat halangan dari mereka, karena mereka takut, segan dengan sebab kebesarannya. Jadi perselisihan tokoh-tokoh shahabat terhadap sayyidina Utsman tidak bakal mendorong mereka untuk berontak sebab mereka telah mewarisi ukhuwwah Islamiyah yang ditanamkan Nabi Muhammad SAW kepada mereka. Sa’id Aqil gegabah menuduh shahabat Ammar bin Yasir rodliallahuanhuma sebagai pemompa semangat memberontak, bahkan melakukan penghinaan terhadap shahabat Utsman RA. Lebih jauh  Said Aqil  menuduh bahwa runtuhnya khalifah Utsman dan akhirnya menjadi bencana bagi Islam adalah disebabkan adanya kelompok-kelompok munafiqin yang sebagian besar dari Bani Umayyah. Sungguh semua tuduhan tersebut adalah palsu dan penuh kebohongan  terhadap mereka. Pernahkah Allah SWT dan Rasul-Nya serta tokoh-tokoh shahabat menuduh mereka seperti yang dilakukan oleh  Said Aqil? Bukankah Allah SWT dengan firman-Nya yang indah telah berjanji memberikan pahala yang baik terhadap mereka yang dalam kategori shahabat serta yang lain jika perilakunya sama dengan shahabat-shahabat Nabi Muhammad SAW.
Ÿ لَا يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُوْلَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 10 )
Bahwa ayat ini adalah sekaligus menolak tuduhan palsu Saudara Sa’id Aqil kepada penduduk Makkah (bukan karena Allah), tapi karena slogan yang digunakan oleh Abu Bakar di Bani Tsaqifah al-Aimmatu Min Quraisy (halaman tiga makalah Sa’id Aqil).
Sungguh ini adalah su’udhon terburuk terhadap shahabat-shahabat Nabi Muhammad SAW sepanjang sejarah NU dan musibah berat bagi NU, seterusnya akan berubah menjadi malapetaka bagi NU dan warga NU. Oleh karena itu, semua ini harus dihentikan tidak boleh terus berkepanjangan. Bukankah shahabat Utsman RA dan Ammar bin Yasir RA termasuk arti makna kandungan firman Allah:
šوَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS. At-Taubah: 100 )
Bukankah beliau (Utsman RA) kawan Nabi Muhammad SAW di surga sebagaimana di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
لِكُلِّ نَبِىٍّ رَفِيْقٌ وَرَفِيْقِيْ – يعنى في الجنة – عثمان
Mengapa Sa’id Aqil dengan lancang menghina shahabat Utsman? Dan secara serampangan menuduh shahabat Ammar sebagai pelopor pemberontakan terhadap khalifah Utsman.
مَنْ عَادَى عَمَّارًَا عَادَاهُ اْللهُ – وَمَنْ أبْغَضَ عَمَّارًا أبْغَضَهُ اللهُ
“Barangsiapa yang memusuhi Ammar, maka Allah memusuhinya dan barangsiapa yang membenci Ammar, maka Allah membecinya”.
Betapa indahnya Allah menyampaikan perihal mereka dalam Ayat-Ayat tersebut dan Ayat-Ayat yang lain dan sebaliknya betapa buruknya kata-kata yang keluar dari mulut Sa’id Aqil terhadap mereka.
Bukankah Nabi Muhammad SAW bersabda :
لاََتََسُبُّوْا أصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ اَحَدَكُمْ اَنْفَقَ مِثلَ اُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ اَحَدِهِمْ
“Jangan kalian mencaci-maki Shahabat-Shahabatku, maka jika seandainya salah satu orang diantara kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud, maka pahalanya tidak akan sampai satu mud dibanding dengan pahala mereka”.
Betapa besar penghargaan Nabi Muhammad terhadap Ammar dan jasa mereka dan dalam hadits ini Nabi Muhammad juga secara langsung memperingatkan dengan keras kepada generasi sesudah shahabat agar mereka hati-hati, tidak asal bicara, apalagi sampai menuduh, menghina, dan mencaci maki terhadap shahabat dan Nabi Muhammad SAW.
Disini saya yang dlaif, penuh kekurangan sudah memperingatkan dan menasehati semua pihak khususnya pada Sa’id Aqil agar jangan gegabah terhadap shahabat Nabi Muhammad SAW dan jika tidak menghiraukan maka saya terpaksa mengatakan:
لعْنَةُ اللهِ عَلَى شرِّكُمْ
“Semoga Allah melaknat kejahatan kalian”
Sungguh masih banyak hal-hal yang penting untuk dikemukakan dalam masalah Gus-Dur dan Sa’id Aqil, tetapi sekali lagi waktu sangat terbatas sekali. Oleh karena itu penjelasan dan penolakan kami  akhiri sekian saja dan mohon maaf.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
   Lasem,  14    Rajab    1416  H
7 Desember 1995 M
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahdah
Lasem Rembang Jawa Tengah
KH. Abdul Hamid Baidlowi
* Makalah KH. Abdul Hamid Baidlowi Lasem yang disampaikan pada acara pertemuan Ulama dan Habaib di Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Jakarta pada tanggal 14 Rojab 1416 H/ 7 Desember 1995 M.
http://taimullah.wordpress.com/2012/07/10/kritik-terhadap-gus-dur-dan-said-aqil