Hadis jamaatul muslimin
Hadis
jamaatul muslimin
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ جَابِرٍ قَالَ
حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو
إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ
(BUKHARI - 3338) : Telah
bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada kami Al Walid
berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku
Busr bin 'Ubaidullah Al Hadlramiy berkata, telah bercerita kepadaku Abu Idris
Al Khawlaniy bahwa dia mendengar Hudaifah bin Al Yaman berkata;
كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ
بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ
وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ
"Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara
kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku
takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada
pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada
kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?
قَالَ
نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ
هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوهُ فِيهَا
". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi;
"Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau
menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhn" (asap)
". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab:
"Yaitu suatu kaum yang berprilaku tanpa mengikuti petunjukku, kamu
mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya;
"Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi
keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak
ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan
kedalamnya".
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا
وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي
ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ
يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ
كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ
وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Aku
kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri)
mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari
golongan atau kaum kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku
katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman)
keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung)
kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata;
"Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin
(Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan)
sekalipun kamu harus menggigit akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu
tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".
صحيح
البخاري (9/ 51)
7084 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، حَدَّثَنَا الوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ
جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ
أَبَا إِدْرِيسَ الخَوْلاَنِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ
7084 - Beritahu kami Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami
Alwalid bin Muslim. Diriwayatkan kepada kami oleh Ibn Jabir, diriwayatkan
kepadaku oleh Busr Ibn Obaidillah al-Hadhrami, bahwa dia mendengar Abu Idris
al-Khawlani berkata sesungguhnya dia mendengar HUdzafah al yaman .
Itu
sanad Bukhari dan ingat nama perawi Al Walid bin muslim
صحيح
مسلم (3/ 1475)
- (1847) حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى،
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ
بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ
سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ
الْيَمَانِ،
Shahih
Muslim (3/1475)
- (1847) Berkata padaku Mohammad bin
Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim.
Beritahu
kami Abdul Rahman bin Yazid bin Jabir, menceritakan kepada saya Busr Bin
Obaidullah Al Hadrami, bahwa dia mendengar Aba Idris Al-Khulani, berkata: Saya
mendengar Hudhafa bin Al-Yaman,
Hadits
muttafaq alaih tersebut sebetulnya hadits mungkar, mengapa demikian , karena
seorang perawi menunggal bernama Walid bin muslim. Dia adalah tabiin dan hadis
itu tidak dikenal di kalangan tabiin apalagi para sahabat . Sebab hanya dia
yang mengetahui hadis tersebut
الوليد
بن مسلم
كذلك
[يكثر من التدليس]
Walid
bin Muslim sering tadlis , menyelinapkan
perawi lemah agar tampak hadisnya sahih.
Lihat
dikitab :
السيوطي
- اسماء المدلسين
- والوليد
بن مسلم. مولى لقريش, يكنى أبا العباس. مات سنة أربع وتسعين ومائة, دمشقي.
Al
Walid bin Muslim. Mawla Quraisy, dijuluki Aba Al-Abbas. Dia meninggal pada
tahun seratus sembilan puluh empat, orang Damaskus.
Lihat
dikitab :
halīfa b. al-Khayyāṭ (d. 854 CE) - al-Ṭabaqāt
خليفة
بن الخياط – الطبقات
Jadi
hadis tersebut pada tahun 190 Hijriyah masih hanya satu orang yang tahu yaitu
Walid bin muslim. Para tabiin tidak tahu, begitu juga para sahabat tidak tahu
hadis tersebut , ber arti nabi tidak pernah bersabda eperti itu, tidak boleh di
buat pegangan
Menurut
riwayat Muslim ada tambahan sebagai berikut:
يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا
يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ
فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ
أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ
وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Setelahku
nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil
sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka
sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya
betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan
kepadaku?" beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu,
walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah
dia."
دارقطني
(ت ٣٨٥)، الإلزامات والتتبع ١٨١ • هذا عندي مرسل وأبو سلام لم يسمع من حذيفة ولا
من نظرائه
Daraqutni
(w. 385), dalam kitab al ilzamat wattatabbu` 181 • Ini bagi saya mursal ( lemah
) dan Abu Salam tidak mendengar dari Hudhayfah atau rekan-rekannya
الوادعي
(ت ١٤٢٢)، الإلزامات والتتبع ١٨١ • قوله وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فهذه الزيادة
ضعيفة لأنها من هذه الطريق المنقطعة
Al-Wadi'i
(w. 1422), dalam kitab al ilzamat wattatabbu 181 • Sabdanya: Walau dia memukul punggungmu dan mengambil uangmu,
tambahan perawi ini lemah karena berasal
dari jalur yang terputus ini.
Redaksi
hadits antara riwayat Bukhari dan Muslim berbeda, riwayat Muslim ada tambahan
tadi yaitu akan ada laki-laki yang hatinya seperti hati setan bertubuh manusia
lalu aku berkata disaat itu apa yang aku lakukan wahai Rasulullah lantas
Rasulullah bersabda taat saja kepada Amir yang berhati setan itu walaupun
punggungmu dipukuli dan hartamu diambil . Amir hatinya seperti hatinya setan
kita disuruh taat?, padahal kita ini disuruh menentang setan jangan sampai taat
kepadanya , tanda cacat hadis , karena
perbedaan kalimat di riwayat Bukhari dan Muslim, makanya walaupun hadits
muttafaq alaih tapi tetap harus dikaji terlebih dahulu untuk bisa dibenarkan
atau disalahkan.
Thank you for nice information. Please visit our web:
BalasHapusGhozi
Ghozi