Sabtu, Desember 11, 2021

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 2

 Kajian salat jumat 4 rakaat ke 2 

٧- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكمْ

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٥‏/٤٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)    أخرجه النسائي في «السنن الكبرى» (٤٩٠) واللفظ له، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧)    شرح رواية أخرى

 

Dari Umar bin Khattab berkata: Salat Jumat 2 rokaat, salatnya orang bepergian 2 rokaat. Salat yang sempurna dan tidak di qashar.  ini dari lidah nabimu Ibnu Hazem menyatakan dalam kitab Al muhalla : Bisa dibuat pegangan dan beliau berkata dalam mukadimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shohih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya. Ia diriwayatkan oleh  Imam  Nasa`i  dalam sunan kubro lafal hadis menurut riwayat Nasa`i . Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad

komentar saya: Riwayat Ibnu hazm kali ini tidak menyebutkan salat idul Fitri dan idul Adha,  dengan demikian hadis tersebut dari segi redaksi kacau belau

 dan ini menunjukkan hadits yang lemah

Kita ingat kaidah dalam mustholah  sbb:

وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ

      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.

 

- [عن كعب بن عجرة:] قال عمرُ بنُ الخطابِ: صلاةُ الأضحى ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ المسافرِ ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ، على لسانِ نبيِّكُم ، وقد خاب من افترى

ابن حزم (ت ٤٥٦)، المحلى ٤‏/٣٦٥    احتج به ، وقال في المقدمة: (لم نحتج إلا بخبر صحيح من رواية الثقات مسند)   

Dari ka`ab bin Ujrah berkata:  Umar bin Khattab berkata: Salat idul adha dua rakaat, salat idulfitri 2 rokaat, salat Jumat 2 rakaat, shalatnya orang bepergian 2 rakaat. Itu salat yang sempurna tidak di qashar  dari lidah nabimu dan sungguh sia-sia orang yang berdusta

Ibnu hazm berkata dalam kitab Al muhalla:  Ia bisa dibuat hujjah dibuat pegangan. Beliau berkata dalam muqaddimahnya: Kami tidak berpegangan kecuali dengan hadits yang shahih dari riwayat perawi-perawi yang terpercaya dan sanadnya bersambung.

Komentar saya: Hadis ini walaupun dari ka`ab bin ujroh dan Ka`ab ini bertemu dengan Umar bin khotob. Dengan demikian hadis tersebut sebetulnya dari segi sanad bisa disahihkan, karena Kaab bin ujroh bertemu dengan Umar, tapi kalau  Abdurrahman bin Abi Laila yang meriwayatkan itu tidak bertemu dengan Umar dan Umar tidak bertemu dengan Abdurrahman bin Abi Laila.  Kalau dengan kaab bin ujroh Umar pernah bertemu dengannya. Dari segi sanad bias sahih . tapi dari segi redaksi tidak. Mengapa demikian  ada kalimat ini “salat yang sempurna tidak di qashar

Mengapa demikian, karena Allah menyatakan bahwa salat dalam bepergian itu adalah salat yang di qashar lalu mengapa di hadis tersebut dikatakan salat yang lengkap bukan salat yang di qashar.

Bila kita percaya hadis tersebut maka kita ini akan kafir dengan ayat 101 surat an-nisa. Sebab dalam surat an-nisa itu dikatakan salat dalam  berpergian adalah salat yang di qasar bukan salat yang sempurna.

Kalau salat di dalam rumah itu 4 rokaat dan itulah salat yang sempurna. Tapi dalam hadis tersebut dikatakan salat berpergian adalah 2 rokaat salat yang sempurna. Jadi jelas menyalahi kepada ayat al-qur'an 101 Annisa

Hadis tersebut kacau redaksinya, bertentangan dengan Alquran ayat an-nisa ayat 101. Kita ikut Alquran saja dan itu lebih selamat karena Allah berfirman:

وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِیلا

Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah

Dan hadis itu tidak boleh bertentangan dengan Alquran karena Allah berfirman

إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Saya hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepada saya katakanlah wahai Muhammad:  Apakah orang yang buta itu sama dengan orang yang bisa melihat apakah kamu tidak berpikir . surat Al an'am ayat 50

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ ۚ قُل لَّا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ ۙ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Di ayat lain Allah berfirman: Katakanlah sesungguhnya aku dilarang untuk menyembah apa apa yang kamu berdoa kepada selain Allah. Katakanlah aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu bila aku mengikutinya maka aku akan sesat dan aku tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk 56 al.an`am

٤- [عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ الجمعةِ رَكعتانِ، والفطرِ رَكعتانِ، والفجرِ رَكعتانِ، والسَّفَرِ رَكعتانِ، تَمامٌ غيرُ قصير على لسانِ النَّبيِّ

أبو نعيم (ت ٤٣٠)، حلية الأولياء ٧‏/٢١٩    تفرد به سفيان بن حبيب عن شعبة    أخرجه النسائي (١٥٦٦)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، وأبو نعيم في «حلية الأولياء»

(٧/١٨٧) واللفظ له

Menurut riwayat abu Nuaim tidak menyebut salat idul adha ,  Abu nu'aim meriwayatkan dalam kitab hilyatul Aulia. Beliau menyatakan Sufyan bin habib menunggal meriwayatkan hadis tersebut dari Syu`bah. Ia juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit, lafal hadis menurut riwayat abu Daud dalam kitabnya

Jadi hadits itu menurut riwayat Abu Nuaim, perawinya bernama Sufyan bin Habib. Ini tafarrud, hanya dia yang meriwayatkan, dan ini termasuk cacat yang sangat menurut ulama dulu.

Hadis sedemikian ini adalah hadis munkar dan gharib, waktu Sofyan bin Habib, ribuan manusia saat itu tidak mengerti hadits itu.

Imam Malik menyatakan bahwa hadis sedemikian ini adalah ilmu yang jelek dan yang baik adalah yang diriwayatkan oleh orang banyak

Kamis, Desember 09, 2021

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 5

 Kajian salat jumat 4 rakaat ke 5

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

 Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pada akhir-akhir ini saya merubah tata cara salat Jumat , saya bersama murid-murid saya yang asalnya dua rakaat menjadi 4 rakaat. Mulai kecil saya melakukan salat Jumat di masjid masjid NU di giri Gresik . di pondok pesantren Langitan Tuban, begitu juga di Mekah di Masjidil haram saya juga menjalankan salat Jumat 2 rakaat sampai umur sekarang yaitu umur 64 tahun.
Suatu saat murid-murid saya ini bertanya kepada saya : Pak ustad apakah ada dalilnya salat Jumat 2 rakaat itu lalu saya cek hadis hadis yang menyatakan bahwa salat Jumat 2 rokaat itu lemah semuanya, suatu misal hadis sebagai berikut.
عن عبدالرحمن بن أبي ليلى:] عن عُمرَ رضيَ اللهُ عنه، قال: صَلاةُ السَّفَرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الأَضحى رَكعتانِ، وصَلاةُ الفِطرِ رَكعتانِ، وصَلاةُ الجُمُعةِ رَكعتانِ، تَمامٌ غَيرُ قَصْرٍ على لِسانِ محمَّدٍ ﷺ. قال سُفيانُ: وقال زُبَيدٌ مرَّةً: أُراهُ عن عُمرَ. قال عبدُ الرَّحمنِ على غَيرِ وجْهِ الشَّكِّ. وقال يَزيدُ- يعني: ابنَ هارونَ-: ابنُ أبي ليلى، قال: سمِعْتُ عُمرَ رضيَ اللهُ عنه.
أحمد شاكر (ت ١٣٧٧)، مسند أحمد ١‏/١٣٤ • إسناده ضعيف
Dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Umar radhiyallahu'anhu berkata salat dalam bepergian 2 rokaat, salat Idul adha adalah 2 rokaat , salat idul fitri juga 2 rokaat, salat Jumat 2 rokaat lengkap atau sempurna bukan qashar. Perkataan ini dari lidah nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Sofyan berkata berkata pada suatu saat : Saya kira dari Umar Abdurrahman berkata dengan nada tidak ragu lagi dan Yazid atau Ibnu Harun atau Ibnu Abi Laila berkata : Aku mendengar Umar radhiallahu an
Hadis tersebut dikomentari oleh Ahmad Syakir dalam musnad Ahmad, sanadnya lemah.

[عن عمر بن الخطاب:] صلاةُ السفرِ ركعتانِ، وصلاةُ الجمعةِ ركعتانِ، وصلاةُ الفطرِ ركعتانِ، وصلاةُ الأضحى ركعتانِ، تمامٌ غيرُ قصرٍ على لسانِ محمدٍ ﷺ
البزار (ت ٢٩٢)، البحر الزخار ١‏/٤٦٥ • رواه عن الثوري وشعبة ولم يذكرا كعب بن عجرة عن عمر، وهما حافظان، وذكره يزيد بن زياد وهو غير حافظ • أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير، والبزار (٣٣١) واللفظ

Dari Umar bin Khattab berkata: salat dalam bepergian 2 rokaat, salat dalam salat Jumat 2 rokaat, salat idul fitri 2 rokaat dan salat idul Adha 2 rokaat, itu salat yang sempurna tidak di qashar. Perkataan ini dari lidah Muhammad shallallahu alaihi wasallam
Al bazzar meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab Al Bahri al zihar Ia diriwayatkan dari sauri dan Su`bah dan keduanya nya tidak menyebut ka'ab bin ujrah dari Umar. Padahal keduanya adalah hafiz sedang Yazid bin ziyad menyebutnya padahal beliau tidak hafiz. Ia diriwayatkan oleh an-Nasa`i eh dan Ahmad dengan perbedaan sedikit

٣- [عن عمر بن الخطاب:] عن عُمرَ: صلاةُ الجمعةِ رَكْعتانِ، وصلاةُ الفطرِ رَكْعتانِ وصلاةُ الفجرِ رَكعتانِ وصلاةُ الأضحى رَكْعتانِ وصلاةُ السَّفرِ ركعتانِ تمامٌ غيرُ قَصرٍ على لسانِ نبيِّكم ﷺ
النسائي (ت ٣٠٣)، تخريج الكشاف ١‏/٣٥٤ • عبد الرحمن لم يسمعه من عمر • أخرجه النسائي (١٤٤٠)، وابن ماجه (١٠٦٤)، وأحمد (٢٥٧) باختلاف يسير
Menurut riwayat an Nasa`i ada tambahan "
salat fajar 2 rakaat . Hadis tersebut diriwayatkan oleh an-Nasa`i dalam kitab takhrijul kassyaf dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar hadits tersebut dari Umar. Ia diriwayatkan oleh Nasa`i Ibnu Majah dan Ahmad dengan perbedaan sedikit
jadi ada tambahan salat fajar 2 rakaat ini dalam riwayat an Nasa`i bukan lainnya dan ada keterangan Abdurrahman tidak mendengar dari Umar.
Ini menunjukkan bahwa hadits tersebut lemah

ابن حبان (ت ٣٥٤)، صحيح ابن حبان ٢٧٨٣ • أخرجه في صحيحه
Ibnu hibban meriwayatkan hadis tersebut dalam kitab shahihnya dan beliau menyatakan sahih.
Komentar saya: Perkataan Ibnu hibban ini tidak bisa dibenarkan karena Abdurrahman bin Abi Laila tidak mendengar hadits tersebut dari Umar sebagaimana dikatakan oleh Imam Nasa`i sendiri

INgat :
Salat Jumat itu sebetulnya tidak ada, Al-Quran hanya mewajibkan salat Zuhur di hari Jumat, bukan salat Jumat di hari Jumat, lihat ayat 9 surat al-Jumuat, disitu dikatakan kita disuruh hadir salat di hari Jumat.
Tidak ada ayat yang mewajibkan salat Jumat, yang ada itu ayat yang mengharuskan mendatangi salat di hari Jumat, yakni salat Zuhur itu.
Kita ini dari dulunya sudah salah dalam menjalankan salat Zuhur di hari Jumat, kita ini tertipu dengan hadis-hadis dhaif, kita tinggalkan Al-Quran dan tidak terasa bahwa kita ini telah meninggalkan Al-Quran, bahkan teman-teman kita banyak yang sudah meninggal dunia dan tidak mengerti maksud ayat 9 surat al-Jumat tsb, yaitu kita ini diundang untuk mengerjakan salat di hari Jumat, makanya ulama menyatakan bahwa waktu salat Jumat adalah salat Zuhur, mengapa begitu?
Sebab salat Zuhur itulah sebetulnya yang dimaksudkan dalam ayat 9 surat al-Jumuat itu, bukan salat Jumat.
Kita diwajibkan mengerjakan salat Zuhur dalam 1 ayat yakni "Aqimis sholata lidulukis Syamsi" ayat 78 surat al-Isra'(dirikanlah salat ketika matahari condong ke barat yakni ketika waktu Zuhur).
Itulah ayat yang mewajibkan kita untuk menjalankan salat Zuhur, kita ini mengerjakan 2 rokaat salat Jumat berarti kita meninggalkan salat Zuhur.
Lihat ayat-Nya sbb:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
"Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat di hari Jumu'at, maka bersegeralah kamu mengingat kepada Allah dan tinggalkanlah jual-beli.
Yang demikian itu lebih baik bagi mu jika kamu mengetahui".
(QS.Al-Jumuah 9)

Sabtu, November 20, 2021

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

  Ini link grup WA saya https://chat.whatsapp.com/Frjf29sHUarDwHBjZ4aDqq

atau hubungi 088989362502

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

Kajian salat jumat 4 rakaat ke 1

Senin, Oktober 18, 2021

Kajian hadis siksa kubur ke 1

 

Kajian hadis siksa kubur ke 1

https://www.4shared.com/mp3/truFHKRwea/siksa_kubur_ribat_1.html?

Bila sulit untuk menyetel audio , silahkan di copi lalu di pasthe di kolom link google

kajian hadis siksa kubur ke 8 " doa perlindungan dari kufur, fakir dan siksa kubur"

 

kajian hadis siksa kubur ke 8 " doa perlindungan dari kufur, fakir dan siksa kubur"

https://www.4shared.com/mp3/nADZTKGziq/siksa_kubur_kuffur_dan_fakir_8.html?

Bila tidak menyetel audio silahkan kopi linknya dan taruh kolom link google

Minggu, Oktober 10, 2021

تعليقاتي 6 على كلام الدكتور يوسف والشيخ على من مصر

 komentarku ke 6 terhadap ceramah doktor Yusuf

dan syaikh Ali dari Mesir tentang Mi`raj dengan bahasa arab dan saya masukkan di tiga grup wa saya yang berbahasa arab
تعليقاتي 6 على كلام الدكتور يوسف والشيخ على من مصر
https://www.4shared.com/mp3/bQuA4NRmea/Yusuf_ali_jumat_6.html?

تعليقاتي على كلام الدكتور يوسف زيدان والشيخ على من مصر

 



komentarku ke 5 terhadap ceramah doktor Yusuf
dan syaikh Ali dari Mesir tentang Mi`raj dengan bahasa arab dan saya masukkan di tiga grup wa saya yang berbahasa arab

تعليقاتي على كلام الدكتور يوسف والشيخ على من مصر

https://www.4shared.com/account/home.jsp#dir=Czs1PqxH

ٍsilahkan copi paste lalu taruh di link google


Jumat, Oktober 08, 2021

komentarku terhadap ceramah doktor Yusuf dan syaikh Ali dari Mesir tentang Mi`raj

 


komentarku terhadap ceramah doktor Yusuf
dan syaikh Ali dari Mesir tentang Mi`raj

https://www.4shared.com/mp3/si0s8oU9ea/Yusuf_ali_jumat_4.html?

Silahkan di copi linknya dan taruh di tempat link lalu inter



Rabu, Oktober 06, 2021

Komentarku terhadap ceramah buya Yahya tentang siksa kubur ke 2.

 

Komentarku terhadap ceramah buya Yahya tentang siksa kubur ke 2. 


https://www.4shared.com/mp3/scyKN_wiiq/Buya_yahya_ziarah_kubur_2.html?

Jawaban untuk buya yahya tentang mayat mendengar

Jawaban untuk buya yahya tentang mayat mendengar . 

https://www.4shared.com/mp3/C2CbRlFjea/Buya_yahya_ziarah_kubur_1.html?

silahkan ikut grup Wa saya sbb: 

 https://chat.whatsapp.com/KJC6HFw9om6Brlnq4hpHc1

Bila tdk bisa masuk cukup di kopi paste saja lalu masukkan di kolom link 

Minggu, Oktober 03, 2021

Ingin ikut grup WA saya .

 Bila ingin ikut Grup WA saya silahkan klik link di bawah ini : 

https://chat.whatsapp.com/KJC6HFw9om6Brlnq4hpHc1

Hub telp ini 088989362502

Fatimah teraniaya oleh sahabat Nabi ? komentarku terhadap ceramah imam Sya`rawi 

https://www.4shared.com/mp3/yozTKY_3ea/Fathimah_dianiaya_1bb.html?


Bila tidak dapat di klik, maka kopi saja link itu lalu pasthe tempat link diatas di halaman google yang baru 




Jumat, Maret 26, 2021

kajian hadis Rasul beribadah di gua hira`

 

Kajian hadis Rasul beribadah di Gua hira`

بَاب حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ح و حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ مَرْوَانَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رِزْمَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو صَالِحٍ سَلْمَوَيْهِ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ أَوَّلَ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ فَكَانَ يَلْحَقُ بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ قَالَ وَالتَّحَنُّثُ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ بِمِثْلِهَا حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ الْآيَاتِ إِلَى قَوْلِهِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ } فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْجُفُ بَوَادِرُهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ قَالَ لِخَدِيجَةَ أَيْ خَدِيجَةُ مَا لِي لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ قَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا فَوَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلٍ وَهُوَ ابْنُ عَمِّ خَدِيجَةَ أَخِي أَبِيهَا وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعَرَبِيَّ وَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعَرَبِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ قَالَ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى فَقَالَ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى مُوسَى لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا ذَكَرَ حَرْفًا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ وَرَقَةُ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا أُوذِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ حَيًّا أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ فَتْرَةً حَتَّى حَزِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Marwan] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Shalih Salmawaih] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abdullah] dari [Yunus bin Yazid] ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] bahwa [Urwah bin Zubair] Telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah diawali dengan Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah beliau bermimpi, kecuali yang beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya subuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri. Maka beliau pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam gua Hira`, beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu, beliau membawa bekal. Setelah perbekalannya habis, maka beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada beliau, yakni saat beliau berada di dalam gua Hira`. Malaikat mendatanginya seraya berkata, "Bacalah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: "Lalu Malaikat itu pun menarik dan mendekapi aku , hingga aku pun merasa payah. Kemudian Malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Malaikat itu menarikku kembali dan mendekapku hingga aku merasa payah.  lalu memerintahkan kepadaku untuk kedua kalinya seraya berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa payah. Kemudian Malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, 'IQRA` BISMIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ IQRA` WA RABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMAL BIL QALAM.. -hingga- 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM.'" Maka dengan hati tajut / berdebar debar ketakutan, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada Khadijah seraya berkata, "Selimutilah aku..selimutilah aku." Hingga perasaan takut beliau pun hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, "Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang beliau alami. Khadijah berkata, "Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu demi selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung sanak,  seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah/ memenuh hajatnya, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga menjamu tamu dan membela kepada resiko pembawa kebenaran." Akhirnya Khadijah pergi dengan membawa beliau hingga bertemu dengan Waraqah bin Naufal, ia adalah anak pamannya Khadijah, yakni saudara bapaknya. An Naufal adalah seorang penganut agama Nashrani pada masa Jahiliyah. Ia seorang yang menulis kitab ibrani . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu, ia telah menjadi syeikh yang tua renta lagi buta. Khadijah berkata padanya, "Wahai anak pamanku. Dengarkanlah tuturan dari anak saudaramu." Waraqah berkata, "Wahai anak pamanku apa yang telah kamu lihat?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengabarkan padanya tentang kejadian yang telah beliau alami. Kemudian Waraqah pun berkata, "Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa. Sekiranya aku masih muda, dan sekiranya aku masih hidup..."  aduhai sekiranya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu ? . Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab, "Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti. Dan sekiranya aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang hebat." Tidak lama kemudian, Waraqah pun meninggal, sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedih.

HR  Bukhari, Muslim dan Imam Ahmad.

Perbedaan redaksi dalam kitab sahih bukhari sendiri :

وكانَ يَكْتُبُ الكِتابَ العَرَبِيَّ، ويَكْتُبُ مِنَ الإنْجِيلِ بالعَرَبِيَّةِ ما شاءَ اللَّهُ أنْ يَكْتُبَ

Ia ( Waraqah )  seorang yang menulis kitab arab . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab.

Riwayat Bukhari yg lain :

وكانَ يَكْتُبُ الكِتابَ العِبْرانِيَّ، فَيَكْتُبُ مِنَ الإنْجِيلِ بالعِبْرانِيَّةِ ما شاءَ اللَّهُ أنْ يَكْتُبَ

Ia seorang yang menulis kitab ibrani . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa ibrani .

 

لَيْتَنِي أكُونُ حَيًّا إذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ

( Waraqah berkata ) : Aduhai bila aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu .

Riwayat Bukhari yg lain :

 

لَيْتَنِي أكُونُ حَيًّا، ذَكَرَ حَرْفًا،

Aduhai bila aku masih hidup lalu menyebut kalimat ………

لمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بمِثْلِ ما جِئْتَ به إلّا عُودِيَ

tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan dimusuhi

Riwayat Bukhari yg lain :

 

لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا أُوذِيَ

tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti

 

وَفَتَرَ الْوَحْيُ فَتْرَةً حَتَّى حَزِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedih

Riwayat Bukhari yg lain :

 

وفَتَرَ الوَحْيُ فَتْرَةً،

sementara wahyu terputus

Perbedaan redaksi hadis di sahih Bukhari ini membikin hadis tsb tidak akurat, mana yang benar . dan ini oleh sebagian ulama dikatakan lemah. Dan tidak boleh dibuat hujjah.

 

 

 

 

 

Hadis rasulullah beribadah di gua Hira setelah kawin dengan Khodijah lalu menerima wahyu pertama kali dengan  surat al-alaq yaitu iqra. Maksudnya Rasulullah disuruh membaca surat tersebut tetapi Rasulullah menjawab: Aku tidak bisa membaca.  Ada kejanggalan dalam hadits ini  dimanapun anda jumpai di kitab-kitab hadis hanya diriwayatkan oleh Aisyah. Padahal Aisyah waktu itu belum menjadi istri nabi,  bila yang bicara tentang hal itu Khadijah istri nabi shallallahu alaihi wasallam maka layak diterima. Berhubung Khodijah tidak membicarakan hadis tersebut dan tidak ada hadis yang menerangkan bahwa Khodijah bercerita seperti itu, nabi sendiri juga tidak pernah bercerita bahwa beliau berada di gua Hira untuk beribadah pada Allah.  lantas mengapa Aisyah bercerita seperti itu. Dalam referensi kitab manapun Rasulullah tidak pernah bercerita tentang ibadah beliau di gua Hira atau menerima wahyu pertama kali di gua Hira  hanya Aisyah di mana istri-istri yang lain tidak bercerita seperti itu. Mengapa dari kalangan sahabat perempuan maupun laki-laki tidak mengerti bahwa Rasulullah pernah bertemu JIbril  dan dituruni surat al-alaq yaitu iqra. Bila hal itu benar pasti para sahabat bercerita tentang Rasul beribadah di gua-gua di Mekah dekat dengan Jabal nur . Berhubung rasul tidak pernah bercerita maka seluruh sahabat baik perempuan maupun laki-laki tidak pernah bercerita seperti itu. Jadi hadits ini di masa sahabat gorib. Maksudnya hadis ini termasuk nyeleneh sekali di masa sahabat dan para sahabat tidak pernah bercerita bahwa Rasul pernah berada di gua Hira untuk beribadah. Cerita itu ganjil di masa sahabat walaupun sekarang cerita itu sudah popuer di pondok pesantren atau di masjid dan lain-lain, bahkan di negara Arab atau negara non Arab cerita itu sudah populer karena termaktub dalam kitab Bukhari dan Muslim, seperti Yesus sebagai Tuhan bukan hamba Allah di kalngn kristiani.

Hadis tersebut di masa sahabat nabi nabi shallallahu alaihi wasallam hanya Aisyah yang mengerti selain beliau tidak ada satupun orang yang mengerti dan beliau ini hanyalah dibuat atas nama, artinya beliau tidak berkata seperti itu tapi ada perawi yang suka bohong meriwayatkan hadits atas nama beliau agar dipercaya orang  dan ini membahayakan sekali dan menyesatkan orang. Dan termasuk penipuan terhadap hadis nabi SAW.

Hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beribadah di gua Hira itu termasuk hadis yang nyeleneh. Sebab perawinya tunggal, di masa sahabat hanya Aisyah yang meriwayatkan,  lantas diriwayatkan kepada urwah bin Zubair sekitar 90 tahun Hijriyah hadis itu masih tidak ada yang mengetahui kecuali urwah bin Zubair.  lalu diriwayatkan kepada Zuhri dan beliau wafat pada tahun 124 Hijriyah beliau adalah termasuk tabiin Jadi tidak ada tabiin yang mengerti bahwa Rasulullah pernah beribadah di gua Hira kecuali a Zuhri. Para tabiin tidak mengerti bahwa Rasulullah pernah berada di gua Hira . Otomatis turunnya surat al-alaq yang  katanya pertama kali surat yang turun pada nabi setelah beliau kawin dengan Khodijah sudah tentu cerita itu tidak benar. Cerita itu kedustaan dan kemungkaran dimana para sahabat dan tabiin tidak mengerti. Mana buktinya bahwa para sahabat dan tabiin tidak mengerti kisah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di gua Hira untuk beribadah. Buktinya dari kalangan sahabat hanya Aisyah yang tahu dan dari kalangan Tabiin hanya Ibnu Syihab Az zuhri yang tahu.

 Nah kalau ditanya kapan wahyu pertama kali turun kepada Nabi SAW. kita jawab kita belum memiliki dalil yang akurat untuk menyatakan seperti itu. Bila ditanyakan kapan Wahyu yang pertama  turun pada nabi, kita tidak bisa menjawab, mengapa.  Karena dalil untuk itu tidak ada dan kita tidak boleh mengarang jawaban dalam masalah agama. Bila dipaksakan maka jawabannya adalah karangan dan ini termasuk kedustaan.

Nabi Yusuf dituruni wahyu ketika dewasa sekitar usia lima belas sampai 33 tahun seperti ayat :

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 22 Yusuf

 14وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَىٰ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Qashas 14.

Nabi Musa dan Yusuf diberi wahyu setelah dewasa maka tidak layak bila Rasulullah SAW di beri  wahyu setelah kawin dengan Khadijah yaitu empat puluh ke atas apalagi di wajibkan  salat lima waktu setelah Khadijah wafat sekitar 11 hijriyah.

 

 

 

 

 

ضعف أحاديث الدجال 2

ضعف أحاديث الدجال 2 

ضعف أحاديث الدجال

ضعف أحاديث الدجال 

Kamis, Maret 18, 2021

Isra` dan mi`raj

        Isra` mi`raj .

 

Terkadang sebagian orang berkeyakinan adanya mi'raj karena ada ayat Alquran sebagai berikut

 

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ

14. (yaitu) di Sidratil Muntaha.

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

15. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,

إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

17. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ

18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar

وهي مَكِّيَّةٌ جَمِيعُها في قَوْلِ الجُمْهُورِ.

فتح القدير للشوكاني — الشوكاني (١٢٥٠ هـ)

Surat An Najem itu diturunkan di Mekkah secara keseluruhan , lihat kitab fathul qaadir karya syaukani

تفسير ابن كثير ت سلامة (7/ 444)

وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة، حَدَّثَنَا مُصَرِّف بْنُ عَمْرٍو الْيَامِيُّ أَبُو الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الْوَلِيدِ -هُوَ ابْنُ قَيْسٍ-عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ أَبِي الكَهْتَلَة أَظُنُّهُ ذَكَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَمْ يَرَ جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ إِلَّا مَرَّتَيْنِ، أَمَّا وَاحِدَةٌ فَإِنَّهُ سَأَلَهُ أَنْ يَرَاهُ فِي صُورَتِهِ فَسَدَّ الْأُفُقَ. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ فَإِنَّهُ كَانَ مَعَهُ حَيْثُ صَعِدَ، فَذَلِكَ (3) قَوْلُهُ: {وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى} .

وَقَدْ قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ هَاهُنَا قَوْلًا لَمْ أَرَهُ لِغَيْرِهِ، وَلَا حَكَاهُ هُوَ عَنْ أَحَدٍ، وَحَاصِلُهُ: أَنَّهُ ذَهَبَ إِلَى أَنَّ الْمَعْنَى: {فَاسْتَوَى} أَيْ: هَذَا الشَّدِيدُ الْقُوَى ذُو الْمِرَّةِ هُوَ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ {بِالأفُقِ الأعْلَى} أَيِ: اسْتَوَيَا جَمِيعًا بِالْأُفُقِ، وَذَلِكَ لَيْلَةَ الْإِسْرَاءِ كَذَا قَالَ، وَلَمْ يُوَافِقْهُ أَحَدٌ عَلَى ذلك.

……………….Dari Abdullah bin Mas'ud sesungguhnya Rasulullah tidak melihat Jibril yang sesuai dengan gambar aslinya kecuali dua kali . Pertama ketika Rasulullah sallallahu alaihi wasallam minta kepada Jibril agar memperlihatkan dirinya lalu memenuhi cakrawala langit.  Maksudnya nya karena besarnya sehingga memenuhi cakrawala . Kedua beliau naik ke langit dan itulah firman Allah

وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى

Dia ( Muhammad )  berada di cakrawala yang tinggi

Sungguh Ibnu jarir berkata bahwa ini perkataan yang tidak dikatakan oleh orang lain.

 walhasil bahwa dia berpendapat bahwa Rasul dan Jibril  berada di ufuk dan itu adalah pada malam isra namun hal ini tidak ada yang mendukungnya atau tidak ada ulama yang berpendapat seperti ini lihat di tafsir Ibnu Katsir

Untuk lebih objektifnya maka kita perbincangkan ayat tersebut dengan hadisnya sekalian.

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنِي أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

أَوَّلُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ فِيهَا سَجْدَةٌ وَالنَّجْمِ قَالَ فَسَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَجَدَ مَنْ خَلْفَهُ إِلَّا رَجُلًا رَأَيْتُهُ أَخَذَ كَفًّا مِنْ تُرَابٍ فَسَجَدَ عَلَيْهِ فَرَأَيْتُهُ بَعْدَ ذَلِكَ قُتِلَ كَافِرًا وَهُوَ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ

(BUKHARI - 4485) : Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Telah mengabarkan kepadaku Abu Ahmad Telah menceritakan kepada kami Israil dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid dari Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; Surat pertama kali yang di dalamnya ada ayat sajdah adalah surat An Najm. Abdullah berkata; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang berada dibelakang beliau pun bersujud, kecuali seorang laki-laki yang aku lihat ia mengambil segenggam tanah lalu ia bersujud di atasnya. Setelah itu aku melihat orang itu terbunuh dalam keadaan kafir. Ia adalah Umayyah bin Khalaf.

Ada orang menulis surat :

وقع لي إشكال أوّد من أحدكم حلّه.

نعلم أنّ رجوع المسلمين من هجرتهم الأولى إلى الحبشة كان في السنة الخامسة بعد البعثة، في شهر شوال، عندما أشيع أن قريشاً أسلموا لمّا سجدوا مع رسول الله   عند قرآءته لسورة النجم (علماّ بأنّ قصة الغرانيق لا تثبت سنداّ ومتناّ ورواية البخاري في ذلك مستغنياً عن هذه القصة).

 

إذاَ معنى ذلك أنّ سورة النجم نزلت قبل هذه الواقعة، في السنة الخامسة بعد البعثة.

 

والإشكال أنّ هذه السورة تشير إلى ما حدث في واقعة المعراج ((ما كذب الفؤاد ما رأى أفتمارونه على ما يرى ... الخ).

 

ولكن جلّ الكاتبين في السيرة، وأغلب الروايات، تشير إلى أنّ حادثة الإسراء والمعراج وقعت قبيل الهجرة إلى المدينة، إما قبله ببضعة أشهر أو بسنة ونصف على الأكثر. والظاهر أنّها وقعت بعد وفاة خديجة لأنها لم تدرك فرضية الصلاة. وحتى البخاري في صحيحه يشير إلى أنّ الإسراء وقع بعد وفاة إبي طالب، و أصحّ ما ورد فيه من الآثار هو عن الزهري وهو أنّه وقع قبل الهجرة بسنة (كما في دلائل النبوة للبيهقي).

Intinya saya punya problem saya ingin ada orang di antaramu yang bisa memberikan solusi. Kita tahu bahwa kaum muslimin kembali dari hijrah yang pertama ke Habasyah pada tahun 5 kenabian . yaitu pada bulan Syawal di mana tersebar berita bahwa kaum Quraisy masuk Islam, mereka sujud bersama Rasulullah ketika Rasulullah membacakan surat an Najm

 juga diketahui bahwa kisah al gharaniq

فيض الباري على صحيح البخاري (5/ 404)

لغَرَانِيقُ العُلَى، وأنَّ شفاعَتَهن لَتُرتَجى

Berhala – berhala  yang tinggi dan sesungguhnya syafaat mereka sangat di harapkan.

Kisah itu lemah baik sanad  maupun matanya dan riwayat Bukhari dalam hal itu sudah cukup daripada kisah-kisah ini

Surat an najam diturunkan pada tahun ke-5 kenabian sebelumnya isra dan mi'raj anehnya surat ini ini memberikan isyaroh akan terjadinya mi'raj dalam ayat sebagai berikut

 

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ

11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ

12. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?

Kebanyakan pengarang sejarah dan kebanyakan riwayat menerangkan bahwa isra dan sebelum hijrah ke Madinah sekitar beberapa bulan atau 1 tahun setengah menurut pendapat yang lebih banyak . Secara realita isra`  terjadi setelah wafatnya Khadijah karena beliau tidak menjumpai salat di wajibkan .

Bahkan imam Bukhari sendiri dalam kitab shahihnya memberikan isyarat bahwa hal itu setelah wafatnya abu Tholib dan atsar paling sahih dalam hal tersebut  adalah dari Zuhri yaitu itu terjadi sebelum sekitar 1 tahun

lihat dalam kitab dala'il nubuwwah karya Al Baihaqi

Jadi tidak tepat ayat 13-14 surat an-najm itu  untuk mi'raj di mana Rasulullah diangkat ke langit. Sebab surat an-najm itu turun pada tahun lima kenabian sedangkan mi'raj itu ketika Rasulullah akan berhijrah ke Madinah setelah abu Thalib wafat yaitu sekitar 11-12 tahun kenabian . Jadi menurut saya dalil mi'raj di Alquran itu tidak ada.  Allah hanya menyebut isra dalam Alquran sebagai berikut

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 Al isra 1

Bila kita percaya mi`raj , maka kita akan kufur degan ayat sbb :

 

تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.  4 Al Ma`arij

Jibril atau malaikat pergi kepada Allah  sekitar lima puluh ribu tahun , baru sampai  pada Allah . Jadi sangat jauh, dan sangat tinggi. Ayat juga menunjukkan bahwa Allah maha tinggi dan di atas bukan di bawah. Tidak layak Rasul di mi`rajkan dalam semalam sudah ketemu dengan Allah atau sampai di sidratul muntaha . Apalagi surat Najem itu turun pada tahun lima kenabian sedang mi`raj sekitar tahun 11 – 12 kenabian

Tentang kapan saat diwajibkan akan kita bahas dalam artikel lain.