Kalimat sayyidil wujud untuk Rasulullah SAW tidak
terdapat dalilnya, ya`ni ia bid`ah sekali untuk memberi nama Rasulullah SAW dengan
sayyidil wujud. Ia bukan tuntunan Rasulullah SAW, mungkin tuntunan Sufi dan
orang – orang mistik atau sederajat Abu jahal.
Para
sahabat, tabiin, dan ulama salaf tiada yang menamakan Rasulullah SAW dengan
sayyidil wujud. Bahkan ulama ahli hadis seperti Bukhari, Muslim, Ibn Majah,
Ahmad, Tirmidzi, Abu dawud dan seluruh penghuni kota hijrah dan ummul qura tidak pernah
menamakan Rasulullah SAW dengan nama tsb.
Ia barang baru bukan barang lama yang berdalil. Kok sampai hati
menamakan Rasulullah SAW dengan nama seperti itu, mengapa sebelum menamai
Rasulullah SAW dengan nama tsb tidak melihat terlebih dulu kepada kitab – kitab
kuning yang berbahasa arab, apakah ada
kitab – kitab tsb yang menggunakan nama tsb dengan dalil yang sahih atau
sekedar penamaan saja lalu diikuti tanpa dalil. Apakah tidak terdengar ayat
Allah yang menyatakan;
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولًا(36)
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak tahu dalilnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al Isra
Ayat tsb
menjelaskan mengatakan sesuatu harus berdalil. Bila tidak, maka harus diam saja
dan jangan langsung menjelaskan. Dalam
ayat lain Allah menyatakan:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ
Katakanlah:
"Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang
benar".[1]
Ikutilah
para sahabat yang dulu, jangan membuang prilaku para sahabat lalu mengambil
teladan kepada tokoh – tokoh agama sekarang. Kita di tuntut mengikuti para
sahabat sebagaimana dalam ayat;
وَالسَّابِقُوْنَ الأَوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ
اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً
ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9.100. Orang-orang yang terdahulu
lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar. At-Taubah (9): 100Pengertian wujud itu termasuk Rasulullah SAW, para nabi yang lalu, seluruh malaikat, hewan dan gunung dll, begitu juga Allah juga wujud. Kalau Muhammad di namakan sayyidul wujud ber arti Allah dibawahnya dan Muhammad diatasNya. Ini yang membahayakan bukan membawa keselamatan.
As syamikh dari Al Jazair berkata:
لِأَنَّ سَيِّدَ الْوُجُودِ هُوَ اللهُ ، وَلَيْسَ إلّا هُوَ ، وَجَعْلُ الرَّسُولِ سَيِّدَ الْأَكْوَانِ أَوْ سَيِّدَ الْوُجُودِ شِرْكٌ بِاللهِ ، لِأَنَّ كَلِمَةَ ( الْوُجُودِ ) تَشْمَلُ وُجُودَ الْخَالِقِ وَالْمَخْلُوقِ جَمَادٌ وَنباتٌ وَحَيَوَانٌ وَقَوْلُهُمْ: مُحَمَّدُ سَيِّدُ الْوُجُودِ بِالْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ مَعَنَاهُ هُوَ الْآمِرُ الَّذِي لَهُ السِّيادَةُ الْمُطْلَقَةُ عَلَى جَمِيعِ الْمَخْلُوقَاتِ ، لِأَنَّه سَيِّدُ الْوُجُودِ ، وَلَا يَخْفَى عَلَى الْإِنْسانِ مَا يَعْنِيهِ هَذَا اللَّفْظُ مِنْ الشِّرْكِ بِاللهِ ، إِذَا قَصْدِنَا بِهِ غَيْرَ اللَّهِ ، وَكَمَا وَجْدَنَا فِي أَقْوَالِ النَّصَارَى مِنْ يَدَّعِي كَوْنَ الْمَسِيحِ هُوَ أَوَّلَ مَوْجُودٍ ، وَمِنْه خَلْقُ الْوُجُودِ ، نَجِدُ هَذَا الْقوْلَ عِنْدَ مِنْ يَدَّعُونَ مَحَبَّةَ الرَّسُولِ ، وَمِنْ قَالَ بِهَذَا الْقوْلِ فَهُوَ مُشْرِكٌ بَيِّنُ الشِّرْكِ وَكُفْرٌ بِمَا أَنُزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ.
Sebab sayyidul wujudf adalah Allah,
bukan lainNya. Lalu Rasulullah SAW dijadikan
sebagai sayyidul akwan atau sayyidul wujud adalah syirik kepada Allah, sebab kalimat al wujud mencakup sang
pencipta dan mahlukNya - baik
berupa benda padat, tumbuhan dan hewab. Perkataan mereka, muhammad sayyidul wujud dengan ma`na bahasanya adalah yang memerintah. Dia punya kekuasaan mutlak kepada seluruh mahluk. Sebab dia adalah sayyidul wujud. Tidak samar lagi bagi manusia apa yang dikehendaki dengan kalimat itu mengandung kesyirikan kepada Allah. Bila kita maksudkan kalimat tsb selain Allah. Sebagaimana kita jumpai dalam perkataan kaum kristiani orang yang menganggap bahwa Isa al masih adalah permulaan perkawa yang wujud, lalu dari padanya segala benda di ciptakan. Kita jumpai perkataan sedemikian ini dikalangan orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW. Barang siapa yang mengatakan sedemikian ini maka termasuk musrik yang jelas dan kufur terhadap apa diturunkan oleh Allah kepada Muhammad.[2]
Artikel Terkait
Kesyirikan diba%60
- يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَايِخْ
- Dialog antara Nabi dan Halimah
- Kedustaan Ibunda Nabi SAW menerima panggilan dilangit dan bumi
- Memutarkan rekaman marhabanan kiyai-kiyai terdahulu
- Para habaib bertobatlah, kembalilah kepada Quran dan hadis
- Kesesatan dlm Diba`lagi
- Kesalahan kisah dlm kitab diba`an yang diagungkan oleh ahli bid`ah
- Cahaya Muhammad yang qadim kedustaan belaka
- Kebanyakan pecinta kubur musrik bukan mukmin yang bertauhid
- Abdukal miskinu yarjuu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan