Meluruskan Ritual-ritual Ahli Bid'ah yang dianggap Sunnah. Menggugat sholawat dan dzikir syirik. Menyampaikan pengkajian hadis secara jujur dan ilmiyah Pergilah ke blog ke II : www.mantankyainu2.blogspot.com
Rabu, Desember 28, 2022
Komentarku terhadap doktor Abd Shomad tentang baca sholawat waktu sholat adalah wajib
https://www.4shared.com/mp3/7bI6V-5Y/01_Believe.html
Kamis, Januari 06, 2022
Hadis jamaatul muslimin
Hadis jamaatul muslimin
Hadis
jamaatul muslimin
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ جَابِرٍ قَالَ
حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو
إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ
(BUKHARI - 3338) : Telah
bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada kami Al Walid
berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku
Busr bin 'Ubaidullah Al Hadlramiy berkata, telah bercerita kepadaku Abu Idris
Al Khawlaniy bahwa dia mendengar Hudaifah bin Al Yaman berkata;
كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ
بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ
وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ
"Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara
kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku
takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada
pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada
kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?
قَالَ
نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ
هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوهُ فِيهَا
". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi;
"Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau
menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhn" (asap)
". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab:
"Yaitu suatu kaum yang berprilaku tanpa mengikuti petunjukku, kamu
mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya;
"Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi
keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak
ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan
kedalamnya".
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا
وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي
ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ
يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ
كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ
وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Aku
kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri)
mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari
golongan atau kaum kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku
katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman)
keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung)
kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata;
"Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin
(Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan)
sekalipun kamu harus menggigit akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu
tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".
صحيح
البخاري (9/ 51)
7084 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، حَدَّثَنَا الوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ
جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ
أَبَا إِدْرِيسَ الخَوْلاَنِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ
7084 - Beritahu kami Mohammad bin Mutsanna, beritahu kami
Alwalid bin Muslim. Diriwayatkan kepada kami oleh Ibn Jabir, diriwayatkan
kepadaku oleh Busr Ibn Obaidillah al-Hadhrami, bahwa dia mendengar Abu Idris
al-Khawlani berkata sesungguhnya dia mendengar HUdzafah al yaman .
Itu
sanad Bukhari dan ingat nama perawi Al Walid bin muslim
صحيح
مسلم (3/ 1475)
- (1847) حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى،
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ
بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، أَنَّهُ
سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ
الْيَمَانِ،
Shahih
Muslim (3/1475)
- (1847) Berkata padaku Mohammad bin
Mutsanna, beritahu kami Alwalid bin Muslim.
Beritahu
kami Abdul Rahman bin Yazid bin Jabir, menceritakan kepada saya Busr Bin
Obaidullah Al Hadrami, bahwa dia mendengar Aba Idris Al-Khulani, berkata: Saya
mendengar Hudhafa bin Al-Yaman,
Hadits
muttafaq alaih tersebut sebetulnya hadits mungkar, mengapa demikian , karena
seorang perawi menunggal bernama Walid bin muslim. Dia adalah tabiin dan hadis
itu tidak dikenal di kalangan tabiin apalagi para sahabat . Sebab hanya dia
yang mengetahui hadis tersebut
الوليد
بن مسلم
كذلك
[يكثر من التدليس]
Walid
bin Muslim sering tadlis , menyelinapkan
perawi lemah agar tampak hadisnya sahih.
Lihat
dikitab :
السيوطي
- اسماء المدلسين
- والوليد
بن مسلم. مولى لقريش, يكنى أبا العباس. مات سنة أربع وتسعين ومائة, دمشقي.
Al
Walid bin Muslim. Mawla Quraisy, dijuluki Aba Al-Abbas. Dia meninggal pada
tahun seratus sembilan puluh empat, orang Damaskus.
Lihat
dikitab :
halīfa b. al-Khayyāṭ (d. 854 CE) - al-Ṭabaqāt
خليفة
بن الخياط – الطبقات
Jadi
hadis tersebut pada tahun 190 Hijriyah masih hanya satu orang yang tahu yaitu
Walid bin muslim. Para tabiin tidak tahu, begitu juga para sahabat tidak tahu
hadis tersebut , ber arti nabi tidak pernah bersabda eperti itu, tidak boleh di
buat pegangan
Menurut
riwayat Muslim ada tambahan sebagai berikut:
يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا
يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ
فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ
أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ
وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Setelahku
nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil
sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka
sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya
betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan
kepadaku?" beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu,
walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah
dia."
دارقطني
(ت ٣٨٥)، الإلزامات والتتبع ١٨١ • هذا عندي مرسل وأبو سلام لم يسمع من حذيفة ولا
من نظرائه
Daraqutni
(w. 385), dalam kitab al ilzamat wattatabbu` 181 • Ini bagi saya mursal ( lemah
) dan Abu Salam tidak mendengar dari Hudhayfah atau rekan-rekannya
الوادعي
(ت ١٤٢٢)، الإلزامات والتتبع ١٨١ • قوله وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فهذه الزيادة
ضعيفة لأنها من هذه الطريق المنقطعة
Al-Wadi'i
(w. 1422), dalam kitab al ilzamat wattatabbu 181 • Sabdanya: Walau dia memukul punggungmu dan mengambil uangmu,
tambahan perawi ini lemah karena berasal
dari jalur yang terputus ini.
Redaksi
hadits antara riwayat Bukhari dan Muslim berbeda, riwayat Muslim ada tambahan
tadi yaitu akan ada laki-laki yang hatinya seperti hati setan bertubuh manusia
lalu aku berkata disaat itu apa yang aku lakukan wahai Rasulullah lantas
Rasulullah bersabda taat saja kepada Amir yang berhati setan itu walaupun
punggungmu dipukuli dan hartamu diambil . Amir hatinya seperti hatinya setan
kita disuruh taat?, padahal kita ini disuruh menentang setan jangan sampai taat
kepadanya , tanda cacat hadis , karena
perbedaan kalimat di riwayat Bukhari dan Muslim, makanya walaupun hadits
muttafaq alaih tapi tetap harus dikaji terlebih dahulu untuk bisa dibenarkan
atau disalahkan.
Minggu, Januari 02, 2022
Hadis lemah tetang baiat
Hadis
baiat yang lemah.
المطالب
العالية محققا (10/ 59)
-
حديث ابن عمر رضي الله
عنه: من خلع يدًا من طاعة لقي الله يوم القيامة ولا حجة له، ومن مات وليس في عنقه
بيعة مات ميتة جاهلية".
أخرجه
مسلم في صحيحه (3/ 1478: 1851)، وأحمد في المسند (2/ 70، 83، 93، 97، 123، 33،
154)، والحاكم في "المستدرك" (1/ 77، 117)، وقال: صحيح على شرط الشيخين،
ووافقه الذهبي، والبيهقي في "السنن الكبرى" (8/ 156)، والطيالسي في
مسنده (ص 259: 1915)، والطبراني في "المعجم الكبير" (12/ 335: 13278)،
والبخاري في التاريخ الكبير (5/ 205)، وابن سعد في الطبقات (5/ 144)، وابن أبي
عاصم في السنة (1/ 44: 91)، وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/ 715: 984).
المطالب
العالية محققا (10/59)
-Hadits
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu: Barang siapa yang melepaskan tangan ketaatan akan
menemui Allah pada hari kiamat tanpa uzur
( hujjah ) , dan barang siapa yang mati tanpa ba`iat di lehernya, maka
dia mati jahiliyah ( kafir ). .
Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Shahihnya (3/1478: 1851), Ahmad dalam Al-Musnad (2/70, 83,
93, 97, 123, 33, 154), dan Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (1/ 77, 117), dan dia
berkata: Ini shahih dengan sarat Bukhari Muslim dan Al-Dhahabi setuju
dengannya, Al-Bayhaqi dalam “Al-Sunan Al-Kubra” (8/156), Al-Thayalisi dalam
Musnadnya (hal. ), dan Ibn Saad dalam al-Tabaqat (5/144), dan Ibn Abi Asim
dalam Sunnah (1/44: 91), dan lihat سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/715: 984).
Komentarku:
Imam
Bukhari tidak meriwayatkan hadis tersebut dan tidak memasukkan hadis tersebut
dalam kitab shahihnya, begitu juga imam Tirmidzi Ibnu Majah abu Dawud dan imam
Malik . Mengapa sampai terjadi begitu,
apakah mereka tidak mendengar hadis itu atau mereka menganggap bahwa hadits tersebut tidak
popular, nyeleneh
Secara
realita hadis tersebut hanya Ibnu Umar yang meriwayatkannya yang tahu ribuan
sahabat tidak mengerti hadis tersebut dan sedemikian ini dikatakan gharib, nungkar , oleh karena itu imam Bukhari tidak
berani memasukkan kan dalam kitab shahihnya.
Bukti
bahwa hadis tersebut ( Baiat ) tidak diketahui kebanyakan sahabat adalah
Fatimah istri Ali bin Abi Thalib tidak mau berbaiat kepada abu bakar. Apakah
Siti Fatimah tidak mengerti hadis tersebut, di mana orang yang tidak berbaiat
akan mati jahiliyah, mati kafir dan masuk neraka . Apakah ribuan sahabat
bersama Aisyah tidak mau berbaiat kepada Ali bin Abi Tholib tidak mengerti
hadis tersebut, jelas mereka tidak mengerti . Kalau mengerti maka mereka tidak
akan berani berperang melawan Ali bin Abi Thalib sebagai Amirul mukminin >
Bila mereka tahu maka mereka cepat-cepat berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib.
Jadi hadits tentang baiat tidak dikenal
di kalangan para sahabat dan kebanyakan mereka tidak mengerti hadits itu
sampai mati apakah mereka masuk neraka .
[عن
معاوية بن أبي سفيان:] من مات بغيرِ إمامٍ مات ميتةً جاهليةً. وفي روايةٍ من مات
وليس في عنقِه بيعةٌ مات ميتةً جاهليةً
الهيثمي
(ت ٨٠٧)، مجمع الزوائد ٥/٢٢١ • إسنادهما ضعيف
• أخرجه أبو يعلى (٧٣٧٥)، وابن
حبان (٤٥٧٣)، والطبراني (١٩/٣٨٨) (٩١٠) واللفظ له
• والرواية أخرجها الطبراني
(19/334) (769) • شرح رواية أخرى
[
Dari Muawiyah bin Abi Sufyan:] Barangsiapa meninggal tanpa imam, ia mati
jahiliyah Dan dalam riwayat lain, barang
siapa meninggal tanpa bai'at di lehernya, maka ia mati jahiliyah
Al-Haythami
(w. 807), Majma' al-Zawa'id 5/221 • sanadnya lemah • Di riwayatkan oleh Abu Ya'la (7375), Ibn Hibban (4573), dan
al-Tabarani ( 19/388) (910) dan lafadh hadis miliknya • Dan diriwayatkan oleh al-Tabarani (19/334) (769 • Penjelasan
dari riwayat lain
Secara
realita hadis baiat yang lemah ini disalahgunakan, salahnya menggunakan hadis
tersebut sehingga bila tidak berbaiat dianggap masuk neraka dan mereka yang
berbaiat kepada gurunya akan masuk surga . Pada hal gurunya sendiri belum tentu
masuk surga. tidak ada hadisnya, hadisnya ya hadis yang lemah itu dan nyeleneh
itu.
Realita
yang ada pada kaum muslimin yang berbaiat
itu adalah kalangan lDII sehingga pengikutnya sangat fanatik kepada kepada organisasinya dan kepada gurunya.
Mereka mengatakan kufur kepada orang yang diluar golongannya , sekarang sudah
berubah atau belum saya tidak mengerti, begitu juga kalangan ahli torekot,
murid-muridnya berbaiat kepada gurunya lalu fanatik kepada guru itu dan tidak
mau mengaji kepada guru lain , mereka merasa calon ahli surga dan yang tidak
berbaiat termasuk ahli neraka . Ini disebabkan kan pegangan hadits lemah tersebut. Dari kalangan jama'atul
muslimin pun demikian sangat fanatik kepada golongannya sehingga tidak mau
kawin kecuali dengan golongannya ini, namanya fanatik golongan dan ini namanya
syirik pelakunya adalah musyrik sebagaimana ayat 31-32 ar-rum
مُنِيبِينَ
إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ
الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ
فَرِحُونَ
dengan
kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
) yaitu orang-orang yang memecah-belah agama
mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada golongan mereka.
Rum 31-32
Di kalangan nu tidak ada, begitu juga di
kalangan muhammadiyah dan salafi . Setahu saya ulama-ulama salafi tidak pernah
mengadakan baiat mereka hanya berbaiat
kepada raja atau ulil amri yang mengajak kepada tegaknya syariat Islam bukan
ulil amri yang memerangi Islam dan mendukung kekufuran. Ikhwanul muslimin pengikutnya berbaiat kepada
gurunya yaitu Hasan al-banna
Para
ulama di kalangan sahabat juga tidak ada yang mengadakan baiat dan murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada
gurunya , begitu juga imam mazhab empat tidak mengadakan baiat , murid-muridnya
juga tidak berbaiat kepada gurunya. Apakah mereka itu ahli neraka sungguh
hadits lemah itu lebih baik tidak dipakai,
bisa menyesatkan umat dan membikin kaum muslimin ini perpecahan dan termasuk
berpisah dari kaum muslimin
Ancaman
neraka bagi orang yang tidak berbaiat itu karangan saja, tidak ada hadisnya
yang shahih , itu tipu daya agar murid-muridnya taat kepada gurunya atau taat
kepada organisasinya . Bahkan fanatiknya mereka kepada gurunya bisa mempertuhankan nya lalu dalil ditolak karena
tidak cocok dengan ajaran gurunya . ini namanya syirik besar dan pelakunya
adalah musyrik kita dahulukan dalil sebagaimana ayat
أَمْ
لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ
فَأْتُوا
بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Atau
apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
Maka
bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Shaffat 157
Bagaimana dg hadis ini :
-
[5716]- حديث: "إذَا
بُويعَ لِخَلِيفَتَين فَاقْتُلُوا الآخِرَ مِنْهُمَا".
مسلم
(4) عن أبي سعيد. رقم (1853) في الإمارة، باب إذا بويع لخليفتين.
Bila
dua khalifah di baiat , maka bunuhlah salah satunya . HR Muslim dlm kitab sahihnya , imarat bab :
bila dua khalifah di baiat.
Hadis baiat yang lemah
Hadis baiat yang
lemah.
المطالب العالية محققا (10/ 59)
- حديث ابن عمر رضي الله عنه: من خلع
يدًا من طاعة لقي الله يوم القيامة ولا حجة له، ومن مات وليس في عنقه بيعة مات
ميتة جاهلية".
أخرجه مسلم في صحيحه (3/ 1478: 1851)،
وأحمد في المسند (2/ 70، 83، 93، 97، 123، 33، 154)، والحاكم في
"المستدرك" (1/ 77، 117)، وقال: صحيح على شرط الشيخين، ووافقه الذهبي،
والبيهقي في "السنن الكبرى" (8/ 156)، والطيالسي في مسنده (ص 259: 1915)،
والطبراني في "المعجم الكبير" (12/ 335: 13278)، والبخاري في التاريخ
الكبير (5/ 205)، وابن سعد في الطبقات (5/ 144)، وابن أبي عاصم في السنة (1/ 44:
91)، وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/ 715: 984).
المطالب
العالية محققا (10/59)
-Hadits
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu: Barang siapa yang melepaskan tangan ketaatan akan
menemui Allah pada hari kiamat tanpa uzur
( hujjah ) , dan barang siapa yang mati tanpa ba`iat di lehernya, maka
dia mati jahiliyah ( kafir ). .
Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Shahihnya (3/1478: 1851), Ahmad dalam Al-Musnad (2/70, 83,
93, 97, 123, 33, 154), dan Al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (1/ 77, 117), dan dia
berkata: Ini shahih dengan sarat Bukhari Muslim dan Al-Dhahabi setuju
dengannya, Al-Bayhaqi dalam “Al-Sunan Al-Kubra” (8/156), Al-Thayalisi dalam
Musnadnya (hal. ), dan Ibn Saad dalam al-Tabaqat (5/144), dan Ibn Abi Asim
dalam Sunnah (1/44: 91), dan lihat سلسلة الأحاديث الصحيحة (2/715:
984).
Komentarku:
Imam
Bukhari tidak meriwayatkan hadis tersebut dan tidak memasukkan hadis tersebut
dalam kitab shahihnya, begitu juga imam Tirmidzi Ibnu Majah abu Dawud dan imam
Malik . Mengapa sampai terjadi begitu,
apakah mereka tidak mendengar hadis itu atau mereka menganggap bahwa hadits tersebut tidak popular,
nyeleneh
Secara
realita hadis tersebut hanya Ibnu Umar yang meriwayatkannya yang tahu ribuan
sahabat tidak mengerti hadis tersebut dan sedemikian ini dikatakan gharib, nungkar , oleh karena itu imam Bukhari tidak
berani memasukkan kan dalam kitab shahihnya.
Bukti
bahwa hadis tersebut ( Baiat ) tidak diketahui kebanyakan sahabat adalah
Fatimah istri Ali bin Abi Thalib tidak mau berbaiat kepada abu bakar. Apakah
Siti Fatimah tidak mengerti hadis tersebut, di mana orang yang tidak berbaiat
akan mati jahiliyah, mati kafir dan masuk neraka . Apakah ribuan sahabat
bersama Aisyah tidak mau berbaiat kepada Ali bin Abi Tholib tidak mengerti
hadis tersebut, jelas mereka tidak mengerti . Kalau mengerti maka mereka tidak
akan berani berperang melawan Ali bin Abi Thalib sebagai Amirul mukminin > Bila
mereka tahu maka mereka cepat-cepat berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib. Jadi
hadits tentang baiat tidak dikenal di
kalangan para sahabat dan kebanyakan mereka tidak mengerti hadits itu sampai mati
apakah mereka masuk neraka .
[عن معاوية بن أبي
سفيان:] من مات بغيرِ إمامٍ مات ميتةً جاهليةً. وفي روايةٍ من مات وليس في عنقِه
بيعةٌ مات ميتةً جاهليةً
الهيثمي (ت ٨٠٧)، مجمع الزوائد
٥/٢٢١ •
إسنادهما ضعيف • أخرجه أبو يعلى (٧٣٧٥)، وابن حبان (٤٥٧٣)، والطبراني
(١٩/٣٨٨) (٩١٠) واللفظ له • والرواية أخرجها الطبراني (19/334) (769) • شرح
رواية أخرى
[ Dari Muawiyah bin Abi Sufyan:] Barangsiapa meninggal tanpa
imam, ia mati jahiliyah Dan dalam
riwayat lain, barang siapa meninggal tanpa bai'at di lehernya, maka ia mati
jahiliyah
Al-Haythami
(w. 807), Majma' al-Zawa'id 5/221 • sanadnya lemah • Di riwayatkan oleh Abu Ya'la (7375), Ibn Hibban (4573), dan
al-Tabarani ( 19/388) (910) dan lafadh hadis miliknya • Dan diriwayatkan oleh al-Tabarani (19/334) (769 • Penjelasan
dari riwayat lain
Secara
realita hadis baiat yang lemah ini disalahgunakan, salahnya menggunakan hadis
tersebut sehingga bila tidak berbaiat dianggap masuk neraka dan mereka yang
berbaiat kepada gurunya akan masuk surga . Pada hal gurunya sendiri belum tentu
masuk surga. tidak ada hadisnya, hadisnya ya hadis yang lemah itu dan nyeleneh
itu.
Realita
yang ada pada kaum muslimin yang berbaiat
itu adalah kalangan lDII sehingga pengikutnya sangat fanatik kepada kepada organisasinya dan kepada gurunya.
Mereka mengatakan kufur kepada orang yang diluar golongannya , sekarang sudah
berubah atau belum saya tidak mengerti, begitu juga kalangan ahli torekot,
murid-muridnya berbaiat kepada gurunya lalu fanatik kepada guru itu dan tidak
mau mengaji kepada guru lain , mereka merasa calon ahli surga dan yang tidak
berbaiat termasuk ahli neraka . Ini disebabkan kan pegangan hadits lemah tersebut. Dari kalangan jama'atul
muslimin pun demikian sangat fanatik kepada golongannya sehingga tidak mau
kawin kecuali dengan golongannya ini, namanya fanatik golongan dan ini namanya
syirik pelakunya adalah musyrik sebagaimana ayat 31-32 ar-rum
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ
وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
dengan
kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
) yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Rum 31-32
Di kalangan nu tidak ada, begitu juga di
kalangan muhammadiyah dan salafi . Setahu saya ulama-ulama salafi tidak pernah mengadakan
baiat mereka hanya berbaiat kepada raja
atau ulil amri yang mengajak kepada tegaknya syariat Islam bukan ulil amri yang
memerangi Islam dan mendukung kekufuran. Ikhwanul muslimin pengikutnya berbaiat kepada
gurunya yaitu Hasan al-banna
Para
ulama di kalangan sahabat juga tidak ada yang mengadakan baiat dan murid-muridnya juga tidak berbaiat kepada
gurunya , begitu juga imam mazhab empat tidak mengadakan baiat , murid-muridnya
juga tidak berbaiat kepada gurunya. Apakah mereka itu ahli neraka sungguh
hadits lemah itu lebih baik tidak dipakai,
bisa menyesatkan umat dan membikin kaum muslimin ini perpecahan dan
termasuk berpisah dari kaum muslimin
Ancaman
neraka bagi orang yang tidak berbaiat itu karangan saja, tidak ada hadisnya
yang shahih , itu tipu daya agar murid-muridnya taat kepada gurunya atau taat
kepada organisasinya . Bahkan fanatiknya mereka kepada gurunya bisa mempertuhankan nya lalu dalil ditolak karena
tidak cocok dengan ajaran gurunya . ini namanya syirik besar dan pelakunya
adalah musyrik kita dahulukan dalil sebagaimana ayat
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ
فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ
صَادِقِينَ
Atau
apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
Maka
bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Shaffat 157
Bagaimana dg hadis ini :
-
[5716]- حديث: "إذَا
بُويعَ لِخَلِيفَتَين فَاقْتُلُوا الآخِرَ مِنْهُمَا".
مسلم (4) عن أبي سعيد. رقم (1853) في الإمارة، باب إذا بويع
لخليفتين.
Bila
dua khalifah di baiat , maka bunuhlah salah satunya . HR Muslim dlm kitab sahihnya , imarat bab :
bila dua khalifah di baiat.