Jumat, Desember 03, 2010

Kekeliruan takbir salat Idul fitri atau Adha.

Oleh mantan kiyai NU Mahrus ali
Takbir salat Id





Ada ajaran tradisional salat Id sbb:
Bertakbir tujuh kali untuk rakaat pertama dan rakaat kedua bertakbir lima kali . Seluruhnya dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap. Tiap selesai takbir , tangan disedekapkan lalu membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Lantas membaca fatihah dan surat lalu rukuk , sujud sebagaimana biasa. Takbir tujuh kali itu hanya berlandaskan hadis lemah sbb:

23841 حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّىالله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكَبِّرُ فِي الْعِيدَيْنِ سَبْعًا وَخَمْسًا قَبْلَ الْقِرَاءَةِ *
Aisyah berkata : Rasulullah saw bertakbir dalam salat dua Id tujuh kali dan lima kali sebelum membaca Fatihah . Ahmad 23841 ,lemah karena perawi bernama Ibnu Lahi`ah yang hafalannya kabur karena tulisan – tulisannya terbakar .Ia juga di riwayatkan oleh Ibnu Majah no 1379 tapi lemah karena perawi bernama Muhammad bin Kholid yang sering keliru dan Katsir bin Abdillah bin Amar yang lemah . Ibnu Majah meriwayatkan lagi dalam nomer 1280 tapi lemah karena perawi bernama Ibnu lahi`ah yang sering kabur hafalannya setelah tulisan – tulisannya terbakar. Ia juga di riwayatkan oleh Tirmidzi 536, tapi lemah karena perawi bernama Katsir bin Abdillah yang lemah , bahkan ada yang mengatakan bohong .
Dalam kitab Syarah ma`anil aatsar di jelaskan, hadis tersebut diriwayatkan oleh Abdullah bin Abd Rahman yang tidak bisa di buat pegangan. Sedang hadis Ibnu lahi`ah jelas kacau matannya . tentang hadis Ibnu Umar dari Abdullah bin Amir adalah lemah.
Ibnul Qatthan berkata: Hadis lemah tsb di riwayatkan olehTirmidzi, sedang hadis Ibnu Majah lemah karena perawi bernama Abd rahman bin Sa`ad dan ayahnya juga tidak di kenal. Sedang hadis Daroquthni sebagaimana di katakan oleh Zaila`I lemah karena perawi bernama Abdullah bin Muhammad yang menurut Ibnu Ma`in dan Dzahabi adalah lemah. Imam Ahmad berkata : Tiada hadis yang sahih tentang takbir salat Id. Karena itu , para ulama` berbeda pendapat tentang jumlah takbir id menjadi sepuluh macam
Perawi Tirmidzi bernama Katsir bin Abdillah menurut Abu dawud dan Imam Syafi`I adalah pembohong . Ibnu Hibban berkata : “ Dia juga meriwayatkan hadis palsu “
Imam Bukhori , Muslim , Imam Ahmad dan nasai tidak meriwayatkan hadis tsb, juga tidak kenal kepadanya.
قَالَ ابْنُ اْلقَطَّانِ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَل ليَْسَ فِي تَكْبِيْرِ اْلعِيْدَيْنِ عَنِ النَّبِي حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ
Ibnul Qatthan berkata : Imam Ahmad berkata: tetang takbir dua id tiad a hadis sahihnya.
Saya katakan : Seluruh jalurnya lemah
Saya katakan : Karena rujukan dari hadis sahihnya tidak ditemukan.

وَقَالَ عَطَاءٌ وَالشَّافِعِي وَأَحْمَدُ يُسْتَحَبُّ بَيْنَ كُلِّ تَكْبِيْرَتَيْنِ ذِكْرُ الله تعالى
Atho` , Syafii dan Imam Ahmad berkata: Di sunatkan antara dua takbir membaca dzikir kepada Allah.
Saya katakan : Apakah bacaan dzikir tsb dan harus ada keterangan bahwa Rasulullah SAW membacanya. Ternyata mereka tidak membawakan dalil. Jadi tiada hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW saat itu membaca dzikir. Boleh jadi karena takbir tujuh kali itu tiada tuntunannya dari hadis sahih.

Dua rakaat salat Id sebagaimana dua rakaat salat sunah dengan menggunakan sekali takbir. Saya menjumpai banyak hadis tentang salat Id yang muttafaq alaih atau yang sahih dan tidak ada keterangan takbir tujuh kali untuk rakaat pertama dan takbir lima kali untuk rakaat kedua.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
Dari Ibnu Abbas ra berkata: Aku mendatangi salat id bersama Rasulullah SAW , Abu bakar , Umar , Usman . Seluruhnya melakukan salat Id sebelum hutbah.
وَقَالَ عِكْرِمَةُ أَهْلُ السَّوَادِ يَجْتَمِعُونَ فِي الْعِيدِ يُصَلُّونَ رَكْعَتَيْنِ كَمَا يَصْنَعُ الْإِمَامُ
Ikrimah berkata: Kebanyakan orang berkumpul waktu Id untuk melakukan salat dua rakaat sebagaimana dilakukan oleh Imam.
وَقَالَ عَطَاءٌ إِذَا فَاتَهُ الْعِيدُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Imam Atho` berkata: Bila telah ketinggalan salat Id , maka salat dua rakaat
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلُ وَلَا بَعْدُ
Dari Ibnu Abbas ra berkata: Pada hari Id , Rasulullah SAW keluar lalu melakukan salat dua rakaat. Sebelum dan sesudahnya beliau tidak melakukan salat apapun .

Jundub berkata:
شَهِدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمَ عِيدٍ ثُمَّ خَطَبَ
Saya menyaksikan Nabi SAW melakukan salat pada hari Id , lalu berhutbah
Hadis Ibnu Abbas dan Jundub itu tidak ada keterangan takbir tujuh kali atau lima kali. Dan hadis – hadis tsb sahih sekali , melebihi hadis takbir tujuh kali dalam salat Id.

Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping
Artikel Terkait

8 komentar:

  1. mohon maaf ini saya membaca dari majalah sunah pendapat - pendapat ulama tentang jumlah takbir sholat 'ied adalah : Kesimpulannya, hadits tentang bilangan takbir shalat 'Ied ini shahih dengan banyaknya syahid yang menguatkannya. Ini bertambah kuat dengan amalan para sahabat, diantaranya:

    1. Abu Hurairah, sebagaimana diriwayatkan oleh Nafi’ maula Ibnu Umar dengan lafadz:

    hadist

    Aku menyaksikan 'Iedul Adha dan Fithri bersama Abu Hurairah,
    lalu beliau bertakbir pada rakaat pertama tujuh sebelum membaca
    dan rakaat terakhir lima kali sebelum membaca Al Qur’an.

    Atsar ini dikeluarkan oleh Imam Malik dalam Muwatha’ halaman 145 no. 464, Asy Syafi’i dalam Al Umm 1/395, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya No. 5702 dan Abdurrazaq dalam Mushannafnya no.5680, 5681 dan 5682.

    2. Abdullah bin Umar seperti atsarnya Abu Hurairah. Syaikh Al Albani menyatakan,

    ”Dikeluarkan oleh Ath Thahawi 2/399 dan sanadnya shahih.”[15]

    3. Ibnu Abbas radhiyallâhu'anhu, sebagaimana diriwayatkan ‘Atha dengan lafadz:

    hadist

    Beliau bertakbir pada shalat dua hari raya.
    Pada raka’at pertama tujuh kali dengan takbir pembuka,
    dan pada raka’at terakhir enam kali dengan takbir raka’at semuanya,
    sebelum membaca Al Fatihah (Al Qur’an).
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 5700 dengan sanad shahih,
    sebagaimana dinyatakan Al Baihaqi dan Al Albani)
    Bagaimana menurut tanggapan ustadz?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf tunjukkan arabnya biar mudah mencarinya bila ada atsar yang sahih.

      Hapus
  2. Saya masih belum sempat menjawabmu, insya Allah lain kali bila ada kesempatan. Saya masih sibuk.

    BalasHapus
  3. Afwan ustadz sebelumnya,

    Sebenarnya antm pengikut salaf yg bagaimna?

    Apkah kita tidak menerima hadist dhoif yg dikuatkan oleh banyaknya riwayat lain (bukan dhoif jiddan) apalagi sudah bnyak atsar shohih dari para sahabat rasulullah yg tambah menguatkannya lagi..

    Beberapa waktu lalu antm juga termasuk yg tidak menguatkan puasa sunnah 6 hari di bulan syawwal, padahal sudah jelas akan dalil itu yg masyhur beserta amal para imam madzhab dan atsar para sahabat juga.

    Afwn ustadz ana hanya ingin pengetahuan saja dari pnjelasan antm akan itu semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tunjukkan atsar sahabat yang sahih atau perbuatan Nabi SAW saja.

      Hapus
    2. Tolong dg bahasa arabnya biar mudah mencarinya,

      Hapus
  4. Ya Allah, mohon kami hidayahMu agar dapat mengamalkan petunjuk dan tuntunan Rasulullah Muhammad Salallahu'alaihiwasalam dengan baik dan benar. Aamin.

    BalasHapus
  5. Sholat Ied yang dilakukan dengan 7x Takbir pd rakaat pertama dan 5 x takbir pd rakaat kedua membuat kita melakukan tidak dapat merasakan khusuk dalam melaksanakannya..tdk dpt dipungkiri lg kalau melaksanakan Takbir 7 dan 5 yg kita lakukan Merupakan ibadah hitungan bilangan sehingga kita tidak khusuk melakukan sholat ied... Maka untuk menghindari hal tsb yg benarnya kita kembali ke bentuk Asli Sholat sebagaimana Rasulullah menerima perintah sholat sewaktu Miraj ke SidhratlMuntaha.. Apakah Sholat di cipta oleh Allah S.W.T itu terdiri dari berbagai model atau cuman ada satu jenis model saja?? Baik itu belum tentu benar tapi kalau kita melakukannya dengan benar maka baiknya akan ikut meyertainya... bagaimana mungkin kita dapat khusuk jika melakukan jumlah hitungan bilangan dalam sholat ied? kalau anda merasa jumlah takbir 7 dan 5 itu benar maka apa yg anda rasakan setelah melakukan takbir? kita selalu bertanya di dalam hati apakah jumlah takbir sdh cukup apa masih kurang.. Apa nilai kebaikan yg kita dapatkan setelah melakukan takbir 7 dan 5 tersebut jika memang takbir 7 dan 5 itu benar di lakukan Rasulullah?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan