sy rudi lumajang, apa ada dasarnya kl mlm nisfu syaban disunahkan membaca
yasin, dan bgm tuntunan yg benar ttg mlm nisfu syaban
Saya jawab:
Wss.tidak benar.maf terlambat
Komentarku ( Mahrus ali):
Tiada tuntunan khusus dalam malam
nisfu Sya`ban kecuali hadis lemah
إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ
HR Tirmidzi 739 .
Imam Tirmidzi
menyatakan lemah karena perawinya tidak berantai . Yahya bin Katsir tidak
mendengarnya dari Urwah , dan Hajjaj tidak mendengar dari Yahya bin
Katsir .
A. Khoirul Anam menulis :
Mu'az Ibn Jabal meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
Pada malam Nishfu Sya'ban. Allah
akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik
dan orang yang memusuhi orang lain. [HR Sunan Ibn Majah].
Saya katakan : arabnya sbb:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ
مُشَاحِنٍ
HR Ibnu Majah 1280 , ternyata ada
riwayat lain dari Muadz bin Jabal tapi dari Abu Musa al asy ari dari Rasulullah SAW bersabda: …………….
Ternyata hadis tsb lemah karena ada perawi bernama Ad dhohhak bin Aiman yang
tidak di kenal identitasnya dan Ibnu
Lahi`ah yang hapalannya berubah setelah kitab – kitabnya terbakar.
Ibnu Hajar menyatakan dalam kitab
zawaid , hadis tsb lemah (12) 313 ,
Kanzul ummal .
A. Khoirul Anam menulis
Oleh para ahli hadits, dua hadits di
atas dianggap yang tidak terlalu valid alias dla’if karena ada beberapa
kesimpangsiuran dalam periwayatan dan mengenai periwayat haditsnya (sanad).
Namun guna menyemangati hamba dalam menjalankan ibadah (fadlailul a’mal) para
ulama membolehkan hadits ini sebagai pegangan. Selain itu, diriwayatkan juga
Rasulullah SAW paling mencintai bulan ini dan beliau tidak melakukan puasa (selain
Ramadhan) sebanyak puasa di bulan ini [HR Ahmad dari Usamah bin Zaid].
Ibn al-Jauzi mempulerkan hadits dari
Abi Hurairah bahwa Nabi SAW telah bersabda: Siapa yang melakukan shalat pada
malam Nishfu Sya'ban sebanyak dua belas rakaat dan membaca qul huwallahu ahad
(Surat al-Ihlas) tiga puluh kali pada setiap rakaatnya, ia tidak akan keluar
dari dunia ini sebelum melihat tempat duduknya di dalam surga dan memberi
syafa'at sepuluh orang ahli keluarganya yang seluruh masuk neraka.
Saya katakan : arabnya sbb:
مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
ثِنْتَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد
ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً، لَمْ يَخْرُجْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ
وَيَشْفَعُ فِي عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ".
Ibnu Jauzi sendiri bilang :
هَذَا مَوْضُوْعٌ أَيْضًا وَفِيْهِ جَمَاعَةٌ
مَجْهُوْلُوْنَ
Hadis tsb palsu , karena banyak
perawi – perawinya yang tidak di kenal. [1]
Dalam Encyplopedia Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa
Saudi ada keterangan sbb:
أَنَّ اْلاِحْتِفَالَ بِلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ بِالصَّلاَةِ أَوْ غَيْرِهَا وَتَخْصِيْصُ يَوْمِهَا بِالصِّيَامِ
بِدْعَةٌ مُنْكَرَةٌ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ اْلعِلْمِ، وَلَيْسَ لَهُ أَصْلٌ فِي
الشَّرْعِ الْمُطَهَّرِ، بَلْ هُوَ مِمَّا حَدَثَ فِي اْلإِسْلاَمِ بَعْدَ عَصْرِ
الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، وَيَكْفِي لِطَالِبِ الْحَقِّ فِي هَذَا
اْلبَابِ وَغَيْرِهِ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: اْليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ [المائدة: 3] وَمَا جَاءَ فِي مَعْنَاهَا مِنَ اْلآياَتِ، وَقَوْلُ
النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ
أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ وَمَا جَاءَ
فِي مَعْنَاهُ مِنَ اْلأَحَادِيْثِ،
Sesungguhnya memperingati malam nisfu sya`ban dengan melakukan salat atau lainnya dan
menghususkan hari nya dengan puasa adalah bid`ah yang mungkar menurut
kebanyakan ahlul ilmi dan tidak ada landasannya dalam syariat yang suci . bahkan ia termasuk
bid`ah yang diadakan setelah priode sahabat ra . Bagi penuntut kebenaran sudah cukup dengan firman Allah azza wajal
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [2]
Atau ayat yang sema`na
dengannya dan sabda Nabi SAW
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa
mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama
maka dengan sendirinya tertolak [3]
Dan banyak hadis
yang sema`na dengannya .[4]
A. Khoirul Anam menulis
Hadits lain ditakhrij oleh oleh Imam
As-Suyuti bahwa Ibrahim meriwayatkan 'Ali Ibn Abi Talib melihat Rasulullah pada
malam Nishfu Sya'ban berdiri lalu beliau melakukan shalat empat belas rakaat.
Setelah selesai lalu Nabi duduk kemudian membaca ummul Qur'an (Surat
Al-Fatihah) empat belas kali, qul huwallahu ahad (Surat al-Ihlas) empat belas kali, ayat kursi
satu kali. Ketika Nabi selesai shalat Ali bertanya tentang apa yang telah dia
lihat. Rasulullah SAW lalu bersabda: "Siapa yang melakukan yang seperti
apa yang telah engkau lihat, adalah baginya seperti dua puluh kali mengerjakan
haji yang mabrur (sempurna), puasa dua puluh tahun yang maqbul (diterima), dan
jika ia puasa pada siangnya, ia seperti puasa enam puluh tahun yang sudah lalu
dan setahun yang akan datang.
Saya katakan : Arabnya sbb:
قَالَ عَلِىٌّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ
عَنْهُ: " رَأَيْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قَامَ فَصَلَّى أَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً ثُمَّ جَلَسَ
بَعْدَ اْلفَرَاغِ فَقَرَأَ بِأُمِّ اْلقُرْآنِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقِ
أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ
مَرَّةً وَآيَةَ اْلكُرْسِي مَرَّةً وَلَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ الآية، فَلَمَّا
فَرَغَ مِنْ صَلاَتِهِ سَأَلْتُ عَمَّا رَأَيْتُ مِنْ صَنِيْعِهِ فَقَالَ: مَنْ
صَنَعَ مِثْلَ الَّذِى رَأَيْتَ كَانَ لَهُ كَعِشْرِيْنَ حَجَّةً مَبْرُوْرَةً وَكَصِيَامِ
عِشْرِيْنَ سَنَةً مَقْبُوْلَةً، فَإِنْ أَصْبَحَ فِي ذَلِكَ اْليَوْمِ صَائِمًا
كَانَ كَصِيَامِ سِتِّيْنَ سَنَةً مَاضِيَةً وَسَنَةً مُسْتَقْبَلَةً ".
Ibnul Jauzi berkata :
هَذَا مَوْضُوْعٌ أَيْضًا وَإِسْنَادُهُ
مُظْلِمٌ وَكَانَ وَاضِعُهُ يَكْتُبُ مِنَ اْلاَسْمَاءِ مَا وَقَعَ لَهُ
وَيَذْكُرُ قَوْمًا مَا يُعْرَفُوْنَ، وَفِى اْلاِسْنَادِ مُحَمَّدٌ بْنُ
مُهَاجِرٍ قَالَ ابْنُ حَنْبَلٍ: يَضَعُ الْحَدِيْثَ.
Ini hadis palsu juga , sanadnya gelap . Pembuatnya menulis nama – nama perawi seenaknya dan menyebut kaum yang tidak di kenal .
Sanadnya terdapat Muhammad bin Muhajir . Imam Ahmad bin Hambal berkata : Dia
pemalsu hadis . [5]
Jadi hadis lemah dalam beribadah
malam nisfu sya`ban , itu jelas tidak
bisa di buat landasan.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan