رَوَى أَبُو صَادِق عَنْ عَلِيّ قَالَ: قَدِمَ
عَلَيْنَا أَعْرَابِيّ بَعْدَمَا دَفَنَّا رَسُول اللَّه صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِثَلاَثَةِ أَيَّام, فَرَمَى بِنَفْسِهِ عَلَى قَبْر رَسُول اللَّه صَلَّى
الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَثَا عَلَى
رَأْسه مِنْ تُرَابه ; فَقَالَ: قُلْت يَا رَسُول اللَّه فَسَمِعْنَا قَوْلَك, وَوَعَيْت عَنْ اللَّه فَوَعَيْنَا عَنْك, وَكَانَ فِيمَا أَنْزَلَ اللَّه عَلَيْك "
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسهمْ " الْآيَة, وَقَدْ ظَلَمْت نَفْسِي وَجِئْتُك تَسْتَغْفِر
لِي. فَنُودِيَ مِنْ الْقَبْر إِنَّهُ قَدْ غُفِرَ لَك
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis tsb juga di buat dalil oleh Syi`ah dalam memperkenankan tawassul dengan
mayat, kata DR Sholahuddin [1] Hadis tsb juga di sebut dalam kitab yang berjudul kitab intishori auliya`ir rahman ala auliya`is syathan / bab tawassul wal wasilah karya mursyid thoriqah Burhaniyah Addasuqiyah
assyadziliyah dari Sudan yang bermadzhab
Maliki wafat pada tahun 26 Sya`ban 1242 – 22 Oktober 2003 M Syaikh Ibrahim bin Syaikh Muhammad Usman Abduh dan sang mursyid juga
memperkenankan tawassul dengan mayat. Begitu juga ia di buat dalil oleh Tim
Penulis LBM NU cabang Jember
Sanadnya sbb:
رَوَى أَبُو الْحَسَنِ
عَلِي بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ اْلكُرْخِي
عَنْ عَلِي بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَلِيٍّ ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ بْنِ
الْهَيْثَمِ الطَّائِي ثَنَا أَبِي عَنْ أَبِيْهِ عَنْ سَلْمَةَ بْنِ كَهِيْلٍ
عَنْ أَبِي صَادِقٍ عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عنه قال
Abul hasan – Ali bin Ibrahim bin Abdillah bin Abd Rahman al
Kurkhi dari Ali bin Muhammad bin Ali
berkata: Bercerita kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Al Haitsam Attho`I, lalu berkata: Bercerita kepada kami ayahku
dari ayahnya dari Salmah bin
Kuhail dari Abu Shodiq dari Ali bin Abu
Tholib ra
يَقُوْلُ الشَّيْخُ
مُحَمَّد بَشِيْر السَّهْسَوَانِي رَحِمَهُ الله تَعْلِيْقاً عَلَى هَذَا
الْحَدِيْثِ فِي كِتَابِهِ "صِيَانَةُ اْلإِنْسَانِ": هَذَا الْخَبَرُ
ضَعِيْفٌ جِدّاً حَتىَّ قِيْلَ إِنَّهُ مَوْضُوْعٌ. قَالَ فيِ "الصَّارِمِ
الْمَنْكِي": فَإِنْ قِيْلَ أَنَّهُ رَوَى أَبُوْ الْحَسَنِ عَلِي بْنُ
ِإبْرَاهِيْمُ...... فَنُوْدِيَ مِنَ الْقَبْرِ: إِنَّهُ غَفَرَ لَكَ.
Syaikh Muhammad
basyir Assahsawani rahimahullah
memberikan komentar atas hadis dalam kitabnya Shiyanatul insan, bahwa hadis tsb adalah sangat lemah, hingga bisa
di katakan palsu.
Al allamah Abu Abdillah – Muhammad bin Abd Hadi
berkata: Bila di katakan dalam kitab
Asshorimul manki [2] bahwa Abul Hasan Ali bin Ibrahim meriwayatkan hadis …………………… lalu ada suara
dari kuburan, sesungguhnya Allah telah
mengampunmu …………………
وَالْجَوَابُ: أَنَّ هَذَا
الْخَبَرَ مُنْكَرٌ مَوْضُوْعٌ ، وَأَثَرٌ مُخْتَلَقٌ مَصْنُوْعٌ لاَ يَصْلُحُ
اْلاِعْتِمَادُ عَلَيْهِ ، وَلاَ يَحْسُنُ الْمَصِيْرُ إِلَيْهِ ، وَإِسْنَادُهُ
ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ ، وَالْهَيْثَمُ جَدُّ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ
ابْنِ الْهَيْثَمِ أَظُنُّهُ ابْنُ عَدِي الطَّائِي فَإِنْ يَكُنْهُ فَهُوَ
مَتْرُوْكٌ كَذَّابٌ ، وَإِلاَّ فَهُوَ مَجْهُوْلٌ ، وَقَدْ وُلِدَ الْهَيْثَمُ
بْنُ عَدِي بِاْلكُوْفَةِ وَنَشَأَ بِهَا وَأَدْرَكَ زَمَانَ سَلْمَةَ بْنِ
كُهَيْلٍ فِيْمَا قِيْلَ ، ثُمَّ اْنَتَقَلَ إِلَى بَغْدَادَ فَسَكَنَهَا ،
Jawabnya hadis
tsb mungkar palsu, atsar yang di buat – buat, tidak layak untuk di buat landasan dan tidak boleh merujuk kepadanya, sanadnya gelap
atau sangat gelap. Al Haitsam kakek Ahmad bin Muhammad bin Al Haitsam, saya kira ibnu Ady Attho`I. Bila dia, maka
termasuk perawi yang di tinggalkan dan pendusta. Bila bukan dia, maka identitasnya tidak di kenal.
Sungguh Al
Haitsam bin Ady di lahirkan di Kufah dan hidup di sana, lalu juga menjumpai masa Salmah bin Kuhail menurut kabarnya
begitu. Lalu pindah ke Baghdad lalu tinggal di sana.
Abbas addauri berkata: Saya mendengar Yahya bin Ma`in berkata: Al Haitsam bin Adi adalah orang
Kufah, bukan orang yang terpercaya, pendusta.
Al Ajli dan Abu dawud berkata: Dia pendusta
Abu Hatim Arrazi, Nasa`I, Daulabi dan Al Azdy berkata: Dia
orang yang ditinggalkan hadisnya
Assa`di berkata: Dia perawi gugur,
kedoknya terbongkar
Abu Zar`ah berkata: Tidak apa – apa
Bukhari berkata: Ulama tidak memberikan komentar kepadanya –
maksudnya meninggalkannya
Ibnu Ady berkata: Dia tidak punya hadis yang ada sanadnya. Dia
tukang beri berita, tukang bicara di
malam hari, nasab dan syair
Dan masih banyak keritikan para cendekiawan atau ulama
tentang Al Haitsam dan disini tidak
perlu lagi saya tunjukkan. Cukup ulama di atas yang menyatakan kelemahan perawi
tsb.
Dari segi matan hadis, juga banyak kelemahan
يَقُوْلُ الشَّيْخُ
مُحَمَّدٌ نَسِيْبُ الرِّفَاعِي رَحِمَهُ اللهُ فِي كِتَابِهِ الْقَيِّمِ
(التَّوَصُّلُ): "إِنَّ هَذَا الْحَدِيْثَ أَلْغَامُهُ مُوْجَدَةٌ فِي
مَتْنِهِ … فَضْلاً عَنْ سَنَدِهِ ، وَفِيْهِ مِنَ الطَّامَّاتِ مَا لاَ يَشُكُّ
فِيْهِ مُسْلِمٌ أَنَّهُ مَوْضُوْعٌ مَكْذُوْبٌ وَذَلِكَ مِنْ وُجُوْهٍ:
Syaik Muhammad Nasib Arrifa` I rahimahullah dalam kitabnya yang berharga - Attawasshul - sesungguhnya
ranjaunya hadis tsb di kalimat – kalimaNYA ATAU REDAKSINYA, APALAGI SANADNYA. Banyak bencana yang tidak di
ragukan lagi oleh seorang muslim bahwa hadis tsb palsu dan kebohongan karena ada beberapa alasan:
1.
Kita tahu bahwa Rasulullah SAW ketika wafat
di kebumikan di kamar Aisyah – Ummul mukminin. Bila si badui itu melakukan
seperti itu sebagaimana di kisahkan dalam hadis itu, maka dia harus masuk ke kamar Aisyah.
Bagaimanakah dia bisa masuk tanpa se izin dengannya. Hadis itu tidak
menerangkan minta izin kepada Aisyah.
Bila di katakan, badui itu minta izin, maka bagaimanakah mungkin Aisyah
memperbolehkan badui itu tersungkur ke kuburan lalu kepalanya di taburi dengan
debunya ?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tubuh tersungkur dikuburan itu sama dengan bersujud padanya dan ini jelas di larang. Kita hanya
diperkenankan untuk bersujud kepada Allah sebagaimana ayat:
وَمِنْ ءَايَاتِهِ اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لاَ تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ
وَاسْجُدُوا ِللهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi
bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.[3]
Allah
berfirman:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا
يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لاَ يَهْتَدُونَ
Aku mendapati
dia dan kaumnya bersujud kepada matahari,
selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga
mereka tidak dapat petunjuk,[4]
Sujud pada
manusia tidak diperkenankan apalagi pada kuburan sebagaimana hadis:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ
لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
Seandainya aku
memerintah seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud
kepadasuaminya [5]
قَالَ
أَبو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ
Abu isa ( Imam
Tirmizi ) berkata: HadisAbu Hurairah adalah hadis hasan nyeleneh dari jalur ini
dari hadis Muhammad bin Amar dari Abu Salamah dari Abu Hurairah
Dan para sahabat yang lain tidak pernah
melakukan sebagaimana apa yang di terangkan dalam hadis tsb. Para
sahabat juga tidak bersujud kepada Nabi
SAW waktu hidupnya, apalagi setelah
wafatnya.
Bersujudlah
kepada Allah sebagaimana ayat:
أَمْ
مَنْ هُوَ قَانِتٌ ءَانَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ
وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو اْلأَلْبَابِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.[6]
[1] Kitab mihwariyah – haditsus tsaqalain fil
aqidati wal ahkam , karya DR Sholahuddin
33
[2] Kitab tersebut di susun untuk mengeritik terhadap Imam Subki dan ia sangat berguna bagi orang yang tidak ingin ikutan belaka tapi ingin tahu ajaran
yang sebenarnya
[3] Fusshilat 37
[4] Annamel 24
[5] HR Tirmizi
1159 dari Abu Hurairah
[6] Az zumar
9
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan