Selasa, Oktober 14, 2025

Kajian qunut ke 2

 

Qunut ke 2

 

وأخرج أبو داود قال: «قنت رسول الله - صلى الله عليه وسلم- في صلاة العَتَمة شهراً،

جامع الأصول (5/ 390)

كلاهما - شعبة، وسفيان الثوري - عن عمرو بن مرة، عن عبد الرحمن بن أبي ليلى، فذكره. ومنهم من لم يذكر المغرب.

جامع الأصول (5/ 390)

3536 - (م ت د س) البراء بن عازب - رضي الله عنه - «أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم- كان يقنت في الصبح والمغرب» أخرجه مسلم والترمذي وأبو داود والنسائي (1) وفي أخرى لأبي داود: «في صلاة الصبح» . ولم يذكر «المغرب» .

____

Abu Daud meriwayatkan dari perawi-perawi yang di sini tidak disebutkan, lalu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selama sebulan melakukan qunut dalam salat isya` sebulan .

 lihat di kitab jami'ul Ushul halaman 390 /5

Keterangan tsb berarti berbeda dengan hadis yang dilihat di atas di mana  diterangkan Rasulullah waktu qunut salat zuhur isya dan Subuh

Dari al-baro` juga meriwayatkan bahwa Rasulullah melakukan qunut pada salat subuh dan maghrib.  Beda dengan riwayat abu Daud yang menyatakan Rasulullah selama sebulan melakukan qunut. Ini namanya kacau matan. Hadits yang sedemikian ini dikatakan kacau matanya atau kacau redaksinya. dan tidak bisa dipakai. Dalam mustholah hadits

وِذوا اختلاف سند أو متن مضطرب عند اهيل الفنِ

Hadis yang kacau sanad dan matannya dikatakan mudhthorib ( lemah ) menurut ahli mustholah

 

 Abdurrahman bin Abi Laila juga menyebut maghrib   dalam jamiul ushul  390 meriwayatkan : Sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan qunut dalam salat Subuh dan maghrib. Hadis diriwayatkan oleh Muslim abu Daud dan nasa'i.

ومنهم من لم يذكر المغرب

جامع الأصول (5/ 390)

Sebagian dari ulama` tidak menyebut maghrib.

Jami` al-Ushul (5/390)

Hadis tsb hanya diriwayatkan oleh tabii kufah namanya sbb:

 

عمرو بن مرة الجملي (المتوفي سنة 116 هـ أو 118 هـ) تابعي كوفي، وأحد رواة الحديث النبوي.

Amr bin Murrah al-Jamali (meninggal tahun 116 atau 118 H) adalah seorang tabi`i dari Kufah dan salah satu perawi hadits Nabi.

Hadis itu dari Al baro` yang menyatakan Rasulullah melakukan qunut waktu subuh dan magrib tapi kalimatnya berbeda, satu riwayat menyatakan Rasulullah melakukan qunut Subuh saja tanpa menggunakan kalimat maghrib ,berarti kalimatnya tidak sinkron dan tidak bisa dibuat pedoman. Bila dibuat pedoman mana yang harus dipegang antara dua riwayat yang berbeda itu. Apakah Rasulullah melakukan qunut subuh dan maghrib lalu kita menjalankan seperti itu atau Rasulullah menjalankan qunut waktu subuh saja, tidak waktu maghrib. Hadis tersebut namanya hadis yang kacau matanya kacau lafalnya dan tidak boleh dibuat pegangan . Dari segi sanad hadis tersebut hanya diriwayatkan oleh Amr bin murrahmah.  Dia orang tabiin dari Irak atau kufah. Para tabiin di Madinah atau di Mekah atau di Mesir tidak kenal dengan hadis itu. Beliau ini wafat pada tahun 116 Hijriyah . Di tahun itulah atau sebelumnya hadis tersebut tumbuh atau hadis tersebut ada dan sebelumnya tidak ada. Secara praktek abu bakar Umar Usman dan Ali tidak pernah melakukan qunut baik subuh maupun maghrib berarti Rasulullah tidak menjalankan kalau Rasulullah menjalankan mesti abu bakar Umar akan melakukannya. Kalau orang-orang NU menjalankan qunut Subuh saja itu hakikatnya tidak memiliki dasar yang kuat, dasarnya hadits lemah, makanya orang-orang Saudi baik di Mekah maupun di madinah tidak menjalankan qunut dan orang-orang Muhammadiyah di Indonesia tidak baca qunut.

Para ulama-ulama Saudi tidak memakai hadis yang ada di shahih Bukhari tentang qunut waktu Zuhur isya dan Subuh, berarti mereka menganggap hal itu kurang pas. Bila hadis tersebut sahih mesti ulama Saudi akan memakainya lalu melakukan qunut waktu Zuhur isya dan Subuh, begitu juga hadis  yang menyatakan Rasulullah melakukan qunut subuh dan magrib. Bila hadis tersebut dianggap sahih mengapa mereka tidak menjalankan. Banyak juga hadis-hadis di sohih buhari dan Muslim yang tidak dipakai oleh ulama Saudi.

Imam abu Hanifah dan imam Ahmad bin hambal tidak melakukan qunut, mengapa mereka tidak memakai  hadits shahih Bukhari dan Muslim itu, apakah dianggap kurang valid mungkin juga begitu. Kalau dianggap baik mesti imam abu Hanifah dan Ibnu hambal menjalankan qunut. Imam Syafi'i hanya menganjurkan qunut waktu subuh, dalilnya sendiri juga tidak ada yang valid, bahkan imam Syafi'i kalau tidak qunut ya sujud sahwi. Perkataan imam Syafi'i ini   tidak didukung oleh dalil yang menyuruh sujud sahwi. Kalau tidak melakukan qunut apakah Rasulullah melakukakan sujud sahwi. Enggak ada sahabat yang mengatakan seperti fatwa imam syafii. Apakah imam Malik melakukan seperti itu tidak, ini hanya pendapat imam Syafi'i yang tidak berdalil. Dan kita ini diperintahkan menjalankan sesuatu berdalil yang sahih, walaupun tidak dijalankan orang banyak, walaupun apa yang dijalankan oleh orang banyak itu tidak benar, karena nggak ada dalilnya. Yang penting itu bukan banyaknya pengikut lalu dianggap benar tapi dalil walaupun sedikit pendukungnya. imam Malik sendiri menyatakan juga melakukan salat subuh tapi doanya hanya dua kalimat atau 4 kalimat itu

Jadi

 

 

 

Qunut shubuh ke

Akan kita kaji masalah qunut subuh sbb :

ٍ

 

 

أنَّ عمرَ كانَ لا يقنُتُ في الفَجرِ

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan