Qunut shubuh ke
Akan kita kaji masalah qunut subuh sbb :
ٍ
أنَّ عمرَ كانَ لا يقنُتُ في الفَجرِ
الراوي: - • ابن التركماني، الجوهر النقي
(٢/٣٥٠) • سنده صحيح
Sesungguhnya Umar tidak melakukan qunut saat salat Subuh. Perawi : Ibnu
Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/350) Sanadnya : shahih.
- أنَّ عمرَ كانَ لا
يَقنُتُ في الفَجرِ
الراوي: سعيد بن جبير • ابن التركماني،
الجوهر النقي (٢/٢٠٣) • إسناده صحيح
-
Bahwa Umar tidak melakukan Qunut pada waktu Subuh. Perawi: Saeed bin Jubair •
Ibn Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/203) • Sanadnya shahih
Siapakah Said bin Jubair itu :
الشهرة : سعيد بن جبير الأسدي ,
الكنيه: أبو محمد, أبو عبد الله
النسب : الوالبي, الأسدي, الكوفي
الرتبة : ثقة ثبت
عاش في : الكوفة, مكة
مات في : واسط
الوظيفة : الإمام
مولي : مولى والبة
Terkenal : Sa'id ibn Jubair al-Asadi, Nama Panggilan : Abu Muhammad, Abu
Abdullah
Nasab : al-Walibi, al-Asadi,
al-Kufi
Peringkat: Dapat Dipercaya dan kokoh hafalannya
Tinggal di: Kufah, Mekah
Meninggal di: Wasit
Posisi: Imam
Mawla: Mawla Walibi
Sa'id bin Jubair adalah seorang tabi'in, ulama ahli tafsir meriwayatkan
hadis dari sahabat Ibnu Abbas. Sa'id lahir pada tahun 665 M.
Kelahiran: 665 M, ( 38 H ) Kufah, Irak
Meninggal: 714 M, ( 87 H ). Kufah,
Irak
Orang tua: Jubair bin Hisyam, Umm Al-Dahmaa
Penyebab kematian: Pemancungan
Diketahui dari warna kulitnya bahwa ia berasal dari negeri Afrika. Ia
berkulit hitam, karena orang tuanya berasal dari negeri Habasyah. Orang tuanya
sudah lama bermukim di Kufah, maka Sa’īd bin Jubair terlahir di Kufah. Ibunya
bernama Ummi al-Dahmā’, ayahnya bernama
Jubair bin Hisyam al-Asadī.
Banyak para ulama yang tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti
oleh para sejarawan. Sa’īd bin Jubair termasuk di antaranya. Namun demikian,
Imām Al-Zahabi (w. 748 H) memprediksi bahwa Said bin Jubair lahir di masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, karena sebelum wafatnya,
Sa’īd bin Jubair pernah berkata kepada anaknya: kehidupan ayahmu hanyalah 57
tahun. Informasi ini menunjukan bahwa tahun kelahirannya sekitar 38 H.[2]
Pemuda yang berasal dari Habsyi asli dan menjadi warga Arab ini sadar
betul bahwa ilmu adalah jalan yang bisa mengantarkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke surga. Oleh sebab itu,
dijadikannya takwa di sisi kanannya dan ilmu di sisi kirinya. Keduanya
dipadukan dengan ikatan yang erat.
Pemuda Sa’id ini berguru kepada banyak sahabat senior, seperti Abu Sa’id
al-Khudri, Adi bin Hatim ath-Thayy, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah ad-Dausi,
Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah. Tapi guru utamanya adalah
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, guru besar umat Islam dan lautan ilmu
yang luas.
Sa’id bin Jubair mengikuti Abdullah bin Abbas layaknya bayangan yang
selalu mengikuti orangnya. Dari sahabat inilah beliau menggali tafsir Alquran,
hadis-hadis, dan seluk-beluknya. Darinya pula beliau mendalami persoalan agama
maupun tafsirnya. Juga mempelajari bahasa hingga mahir dengannya. Dan pada
gilirannya, tidak ada seorang pun di muka bumi ini kecuali memerlukan ilmunya
Bersambung ……………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan