Selasa, Oktober 14, 2025

Qunut shubuh ke 1

 

 

Qunut shubuh ke

Akan kita kaji masalah qunut subuh sbb :

ٍ

 

 

أنَّ عمرَ كانَ لا يقنُتُ في الفَجرِ

الراوي: - • ابن التركماني، الجوهر النقي (٢/٣٥٠) • سنده صحيح

Sesungguhnya Umar tidak melakukan qunut saat salat Subuh. Perawi : Ibnu Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/350) Sanadnya : shahih.

- أنَّ عمرَ كانَ لا يَقنُتُ في الفَجرِ

الراوي: سعيد بن جبير • ابن التركماني، الجوهر النقي (٢/٢٠٣) • إسناده صحيح

- Bahwa Umar tidak melakukan Qunut pada waktu Subuh. Perawi: Saeed bin Jubair • Ibn Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/203) • Sanadnya  shahih

Siapakah Said bin Jubair itu :

الشهرة : سعيد بن جبير الأسدي , الكنيه: أبو محمد, أبو عبد الله

النسب : الوالبي, الأسدي, الكوفي

الرتبة : ثقة ثبت

عاش في : الكوفة, مكة

مات في : واسط

الوظيفة : الإمام

مولي : مولى والبة

Terkenal : Sa'id ibn Jubair al-Asadi, Nama Panggilan : Abu Muhammad, Abu Abdullah

 Nasab : al-Walibi, al-Asadi, al-Kufi

Peringkat: Dapat Dipercaya dan kokoh hafalannya

Tinggal di: Kufah, Mekah

Meninggal di: Wasit

Posisi: Imam

Mawla: Mawla Walibi

Sa'id bin Jubair adalah seorang tabi'in, ulama ahli tafsir meriwayatkan hadis dari sahabat Ibnu Abbas. Sa'id lahir pada tahun 665 M.

Kelahiran: 665 M, ( 38 H ) Kufah, Irak

Meninggal: 714 M,  ( 87 H ). Kufah, Irak

Orang tua: Jubair bin Hisyam, Umm Al-Dahmaa

Penyebab kematian: Pemancungan

Diketahui dari warna kulitnya bahwa ia berasal dari negeri Afrika. Ia berkulit hitam, karena orang tuanya berasal dari negeri Habasyah. Orang tuanya sudah lama bermukim di Kufah, maka Sa’īd bin Jubair terlahir di Kufah. Ibunya bernama Ummi al-Dahmā’,  ayahnya bernama Jubair bin Hisyam al-Asadī.   

 

Banyak para ulama yang tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti oleh para sejarawan. Sa’īd bin Jubair termasuk di antaranya. Namun demikian, Imām Al-Zahabi (w. 748 H) memprediksi bahwa Said bin Jubair lahir di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, karena sebelum wafatnya, Sa’īd bin Jubair pernah berkata kepada anaknya: kehidupan ayahmu hanyalah 57 tahun. Informasi ini menunjukan bahwa tahun kelahirannya sekitar 38 H.[2]

Pemuda yang berasal dari Habsyi asli dan menjadi warga Arab ini sadar betul bahwa ilmu adalah jalan yang bisa mengantarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke surga. Oleh sebab itu, dijadikannya takwa di sisi kanannya dan ilmu di sisi kirinya. Keduanya dipadukan dengan ikatan yang erat.

 

 

Pemuda Sa’id ini berguru kepada banyak sahabat senior, seperti Abu Sa’id al-Khudri, Adi bin Hatim ath-Thayy, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah ad-Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah. Tapi guru utamanya adalah Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, guru besar umat Islam dan lautan ilmu yang luas.

 

Sa’id bin Jubair mengikuti Abdullah bin Abbas layaknya bayangan yang selalu mengikuti orangnya. Dari sahabat inilah beliau menggali tafsir Alquran, hadis-hadis, dan seluk-beluknya. Darinya pula beliau mendalami persoalan agama maupun tafsirnya. Juga mempelajari bahasa hingga mahir dengannya. Dan pada gilirannya, tidak ada seorang pun di muka bumi ini kecuali memerlukan ilmunya

Bersambung ……………………….

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan