Heri Ayahnya Uwais menulis :
Baca tafsir itu jangan sepotong aja Mbah. Tafsir yg sampeyan itu pake
itu cuma salah satu dari tafsiran yg ada.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalau perbedaan pentafsiran itu km ambil semua, mk km ber
arti tdk phm mana yg benar dan mn yg salah di antara perbedaan itu. Karena itu,
ambillah pendapat yg cocok dg al quran
dan tinggalkan yg lain.
Imam Syafii berkata:
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا
بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ
فَهِيَ قَوْلِي.
Bila ada hadis sahih, maka
lemparkan perkataanku ke tembok. Bila kamu lihat hujjah telah berada di
jalan, maka itulah perkataan ku
Beliau berkata:
لَا تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ
فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا.
Dalam masalah agama,jangan ikut orang, sebab mereka mungkin juga salah.
Imam Malik berkata:
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ
وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah
manusia, terkadang pendapatku benar, di lain waktu kadang salah. Karena itu, cocokkan
perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah.
Abu bakar Assiddiq
berkata :
أَطِيعُونِي مَا أَطَعْت اللَّهَ
فَإِذَا عَصَيْت اللَّهَ فَلَا طَاعَةَ لِي عَلَيْكُمْ
Taatlah kepadaku bila
aku taat kepada Allah. Bila aku menjalankan ma`siat, maka kamu tidak di haruskan taat kepadaku.
Imam Abu Hanifah berkata:
هَذَا رَأْيِي وَهَذَا أَحْسَنُ مَا رَأَيْت ; فَمَنْ جَاءَ بِرَأْيٍ خَيْرٍ
مِنْهُ قَبِلْنَاهُ
Inilah
pendapatku dan ini yang terbaik. Barang
siapa datang dengan pendapat yang lebih
baik, kita menerimanya.
Bila pendapat – pendapat di tafsir yg berbeda itu di
ketengahkan kpd masarakat, mk membingungkan . Mrk tdk bisa pilih mn yg benar
dan mn yg salah. Karena itu mrk hrs
dipilihkan mn yg cocok dg al quran dan sunnah.
Kebenaran itu satu , tidak banyak. Allah berfirman :
فَماَذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ
الضَّلاَلُ
“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (Yunus:
32)
Al-Imam Al-Qurthubi t berkata: “Ayat ini menetapkan bahwa
tidak ada kedudukan ketiga antara al-haq dan al-bathil dalam permasalahan
mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala . Maka demikian pula perkaranya dalam
permasalahan-permasalahan yang setara. Yaitu dalam permasalahan-permasalahan
ushul (prinsip), kebenaran berada pada salah satu pihak.
Anda yg mengetengahkan seluruh pendapat ulama itu
menyesatkan pembaca scr tdk sadar. Kecuali anda bilang : Ini yg cocok dengan al
quran atau dalil dan itu bertentangan dengan dalil. Jadi hrs ada bimbingannya
setelah menyampaikan seluruh pendapat
ulama.
Kadang orang bilang : Sampaikan semua pendapat ulama, nanti
pembaca yg akan milih.
Saya katakana : Terkadang pembaca bisa memilih , kdg tidak. Dan
kebanyakan tidak bisa memilih mana
pendapat yg benar dan cocok dengan dalil al quran.
Heri Ayahnya Uwais menulis
Coba baca nukilan Ibnu Katsir ini :
قال علي بن أبي طلحة عن ابن عباس "وأقم الصلاة طرفي
النهار" قال يعني الصبح والمغرب وكذا قال الحسن وعبدالرحمن بن زيد بن أسلم
وقال الحسن في رواية وقتادة والضحاك وغيرهم هي الصبح
والعصر وقال مجاهد: هي الصبح في أول النهار والظهر والعصر مرة أخرى
Ini tafsiran pertama : Subuh itu tepi siang pertama & zhuhur
& ashar sebagai tepi siang kedua.
Komentarku ( Mahrus ali ) : Salat zuhur di tengah siang hari
kok di sebut salat di tepi siang , gak
masuk akal . Tdk boleh di terima. Dan ini tulisan sy yg lalu sbg tambahan.
Kelemahan pendapat ini , Salat asar di anggap sbg salat
terahir siang.
Pd hal setelah Asar keada an masih tetap siang / sore bukan
malam . Dan tdk ada orang yg menyatakan setelah salat Asar adalah waktu malam. Sbb
keadaan masih terang bederang.
Pendapat itu jg bertentangan dg hadis :
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ
أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ مَرْزُوقٍ عَنْ
شَقِيقِ بْنِ عُقْبَةَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ
(MUSLIM - 999) : Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin
Ibrahim Al Hanzhali telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Adam telah
menceritakan kepada kami Al Fudlail bin Marzuq dari Syaqiq bin 'Uqbah dari Al
Barra` bin 'Azib katanya;
نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ
{ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ }
وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَقَرَأْنَاهَا مَا شَاءَ اللَّهُ
ثُمَّ نَسَخَهَا اللَّهُ فَنَزَلَتْ
{ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ
وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى
}
"Jagalah oleh kalian seluruh shalat yang ada" dan
salat Asar
maka kami membacanya …….. sampai lama sesuai dg kehendak
Allah, kemudian Allah memansukhkannya hingga turun ayat "Jagalah oleh
kalian seluruh shalat yang ada dan shalat wustha" (QS. Albaqarah 238),
فَقَالَ رَجُلٌ كَانَ جَالِسًا عِنْدَ شَقِيقٍ لَهُ هِيَ
إِذَنْ صَلَاةُ الْعَصْرِ فَقَالَ الْبَرَاءُ قَدْ أَخْبَرْتُكَ كَيْفَ نَزَلَتْ
وَكَيْفَ نَسَخَهَا اللَّهُ وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Maka seorang lelaki yang ketika itu duduk bersama saudara kandungnya
berkata "Shalat wustha yang dimaksud adalah shalat ashar, " Lalu Al
Barra` berkomentar; aku telah mengabarkan kepadamu bagaimana ayat itu turun dan
bagaimana Allah memansukhkannya, dan Allah dzat yang lebih tahu." Muslim
Hadis riwayat Muslim itu menyatakan bahwa salat wusto ( pertengahan
) adalah salat Asar . Berarti salat Asar bukan salat siang yg terahir , atau
salat ujung siang yg terahir . Tp ia salat wustho ( pertengahan ).
Salat Ahir siang adalah salat maghrib sbgmn pendapat Ibn
Abbas itulah yg benar. Salat Maghrib bukan salat permulaan malam tapi salat
ahir siang yg di sebut dlm ayat 114 Hud.
Bersambung …………….
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan