Qunut shubuh ke 2
Said bin Zubair adalah tokoh tabiin yang terkenal dan menjadi panutan,
beliau tidak melakukan qunut subuh. Para tabiin juga mengikuti beliau yang
berada di Irak atau di Kufah. Beliau ini bertemu dengan para sahabat, otomatis
bila para sahabat melakukan qunut maka said bin Jubair akan mengikuti mereka. Berhubung
para sahabat tidak ber qunut maka beliau tidak melakukannya. Beliau ini wafat
tahun 87H dan lahir 38 Hijriyah. Ini sebagai pegangan bahwa Rasulullah tidak
melakukan qunut Bila Rasulullah melakukan qunut maka para sahabat dan tabiin
akan mengikutinya, dan inilah tata cara salat para nabi, karena Rasul sendiri
diperintahkan untuk mengikuti salatnya para nabi Ibrahim sesuai dalil dari
AlQuran sebagai berikut:
ثُمَّ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ
مِلَّةَ إِبۡرَ ٰهِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ
123 Nahel
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad),
"Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang lurus, dan dia bukanlah termasuk
orang-orang musyrik."
Nabi Ibrahim panutan Rasulullah dan panutan para nabi, sebab kebanyakan
nabi itu dari keturunan nabi Ibrahim atau sebawahnya otomatis mengikuti ajaran
nabi Ibrahim. Di antara ajaran Rasulullah adalah masalah salat jadi salat yang
dilakukan oleh Rasulullah
Tidak beda dengan ajaran nabi Ibrahim tidak beda dengan salat nabi
Ibrahim dan para nabi di bawahnya. Kalau nabi-nabi mengikuti salatnya nabi
Ibrahim begitu juga Rasulullah mengikuti salatnya nabi Ibrahim dan Rasulullah
tidak bergunut, para sahabat juga tidak berqunut. Para nabi juga tidak berqunut
dan mengikuti kepada nabi Ibrahim yang menjalankan salat tanpa qunut. Begitu
juga ulama-ulama Saudi sekarang juga tidak melakukan qunut baik di Mekah maupun
di Madinah, orang-orang Pakistan dan Afghanistan dan Turki yang mengikuti
mazhab Hanafi tidak melakukan qunut subuh sama sekali. Begitu juga mereka yang
mengikuti mazhab Hambali yang berada di Irak maupun di Mesir.sebagaimana
orang-orang Muhammadiyah dan salafi di Indonesia juga tidak melakukan. Mereka mencontoh kepada
shalatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang tidak menjalankan qunut dalam
salat. Jadi asli salat itu tanpa qunut sebagaimana imam Hanafi
.
٣ - ما زالَ يَقنتُ في الفَجرِ حتّى فارقَ
الدُّنيا
الراوي: أنس بن مالك • الألباني،
السلسلة الضعيفة (٥٥٧٤) • منكر • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، والطحاوي في ((شرح معاني
الآثار)) (١٤٥٨)، والدارقطني (٢/٣٩) باختلاف يسير.
Beliau terus melakukan salat dengan Qunut di waktu Subuh hingga wafat.
Rawi : Anas bin Malik • Al-Albani, As-Silsilah Ad-Daifah (5574) • Munkar
• Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), At-Tahawi dalam (Syarh Ma'ani Al-Athar)
(1458), dan Ad-Daraqutni (2/39) dengan sedikit perbedaan. ( hadis lemah )
٤ - أنَّه ما زال يَقنُتُ في الفَجرِ حتى فارق
الدُّنيا.
الراوي: [أنس بن مالك] • ابن باز،
فتاوى نور على الدرب لابن باز (١٠/٢٦٥) • ضعيف • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، وعبد الرزاق
(٤٩٦٤)، والدارقطني (١٦٩٢) جميعهم بلفظه.
Beliau terus membaca Qunut dalam salat Subuh hingga beliau meninggal
dunia ini.
Perawi : [Anas bin Malik] • Ibnu Baz, Fatawa Nur Ala Ad-Darb karya Ibnu
Baz (10/265) • Lemah • Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), Abd Al-Razzaq (4964),
dan Al-Daraqutni (1692), semuanya dengan lafal ini.
٥ - صلَّينا خلفَ عمرَ رضيَ اللَّهُ عنهُ فلم
يقنُتْ في الفَجرِ
الراوي: الأسود وعمرو بن ميمون • العيني، نخب
الافكار (٤/٣٧٠) • إسناده صحيح • شرح حديث مشابه
Kami salat di belakang Umar
radhiyallahu 'anhu, namun beliau tidak melakukan qunut pada salat Subuh.
Perawi : Al-Aswad dan Amr bin Maimun • Al-Ayni, Syarah hadis serupa ( Penjelasan hadis serupa)
عن ابنِ عمرَ قال: صلَّيتُ خلف أبي بكرٍ
وعمرَ وعثمانَ فلم يجهروا ولم يقنتُوا
الراوي: عبدالله بن عمر • ابن كثير،
الأحكام الكبير (٣/٥٠) • غريب • أخرجه الحازمي في ((الاعتبار)) معلقا (ص: ٩٣)،
وأبو أحمد العسال كما في ((فتح الباري)) لابن رجب (٦/ ٤١٧) كلاهما بلفظه.
Dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku shalat di belakang Abu Bakar, Umar, dan
Utsman, tetapi mereka tidak membaca keras dan tidak pula melakukan qunut.
Perawi : Abdullah bin Umar • Ibnu Katsir, Al-Ahkam Al-Kabir (3/50) •
Gharib • Dimasukkan oleh Al-Hazimi dalam (Al-I’tibar) dengan sanad yang ditangguhkan (hlm. 93), maksudnya tanpa sanad . dan oleh Abu Ahmad Al-Assal sebagaimana dalam
(Fath Al-Bari) karya Ibnu Rajab (6/417), keduanya dengan lafal yang sama.
Hadis tersebut lemah .
Dari Ibnu Umar menyatakan : Aku melakukan salat di belakang abu bakar,
Umar , dan Usman. Mereka tidak mengeraskan suara dan tidak ber qunut, tidak
membaca qunut .
Hadis ini nyeleneh kata Ibnu Katsir dalam kitab Al ahkam Al khabir. al-hazimi meriwayatkan hadits ini dalam keadaan
mualaq yakni tanpa sanad. Bukhari,
Muslim, imam Malik, abu Daud dan kebanyakan kitab hadis tidak mencantumkan
hadis tsb.
Kalau hadis ini diikuti maka kita menjalankan salat tidak boleh membaca
bacaan Alquran dengan suara keras dan tidak boleh qunut. Kalau begitu maka akan
bertentangan dengan ayat Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam bacaan salat
dan jangan berbisik-bisik tapi bacalah dengan sederhana, yakni tidak pakai
keras dan tidak berbisik-bisik. Dari
situ Allah melarang melakukan salat dengan suara keras seperti kebanyakan
masjid atau langgar langgar sekarang memakai speaker.Ini larangan ayat al-isra 110'
walaupun di Masjidil haram, atau di masjid Madinah itu dilarang oleh
Allah.
Membaca Alquran waktu salat dengan pakai sepeaker yang banyak itu
kemungkaran di Masjidil haram dan kemungkaran di masjid Madinah, masjid
rasulullah yang di situ ada kuburannya. Letak turunnya wahyu saja sudah diisi
kemungkaran kemungkaran dalam salat yaitu memakai pengeras suara waktu membaca
Alquran. Kadang orang bilang orangnya begitu banyak, kalau baca Alquran waktu
sholat tidak pakai speaker maka tidak didengar. Itu sebetulnya argumentasi
orang-orang awam, orang-orang dungu keliru, bodoh ngaku pinter. Mengapa
Rasulullah sendiri waktu haji itu ribuan manusia yang menjalankan salat di
belakang Rasulullah dan Rasulullah tidak menggunakan speaker.
Qunut subuh ke 3
Waktu itu memang tidak ada. Dan kita tetap ikut ayat 110 al isra`.