Fase ke 6. Berbuka ketika adzan Maghrib membatalkan puasa
. (حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفُوَانَ الثَّقَفِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ مَهْدِيٍّ ، حَدَّثَنَا سُفِيَانُ ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ ، عَنْ سَهْلِ بْنِ
سَعْدٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
" لا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا
النُّجُومَ " ، قَالَ : وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ صَائِمًا أَمَرَ رَجُلا فَأَوْفِي عَلَى شَيْءٍ ، فَإِذَا
قَالَ : " غَابَتِ الشَّمْسُ " ، أَفْطَرَ .
…………, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: : Umatku
selalu mengikuti sunnahku selama tdk menantikan bintang – bintang ketika
berbuka.
Perawi berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bila dlm
keaadaan puasa , memerintah seorang lelaki lalu naik di atas sesuatu . Bila dia
berkata : “ Matahari telah terbenam “ , mk beliau berbuka . HR Ibn Hibban .
Cacat sanad :
Hadis itu hanya di riwayatkan oleh Muhammad bin Abi Shofwan
ats tsaqafi , identitasnya sbb:
ــ محمد بن عمرو
بن نبهان بن صفوان الثقفى البصرى ، و يقال له محمد بن عمرو بن أبى صفوان ، و يقال
محمد بن أبى صفوان
المولد :
الطبقة : 11 : أوساط
الآخذين عن تبع الأتباع
الوفاة :
روى له : ت
مرتبته عند ابن
حجر : مقبول
مرتبته عند
الذهبـي : لم يذكرها
Muhmmad bin Abu Shofwan: .Dia tingkat ke 11 dr kalangan
perawi yg mengambil / mendengar riwayat dr tabaul atba` yg berahir pd tahun 260
H.
Jd pada saat itu , hadis tsb masih di kethaui satu orang –
yaitu Muhammad bin Abi Shofwan . Tiada orang lain tahu hadis tsb kcl dia. Sanad
sedemikian ini termasuk tafarrudatil iraqiyyin – atau perawi Iraq yg
tafarrud sehingga hadisnya di nilai lemah sbgmn kaidah ilmu hadis .
Dalam majalah Buhus Islamiyah terdapat keterangan:
ولهذا نقول إنه
ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات
الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة
البحوث الإسلامية
Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm
untuk melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah
tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum (seperti hadis masalah Bilal tadi).
Boleh kita buktikan sanadnya sbb:
صحيح ابن خزيمة
ط 3 (2/ 990)
- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ،
حَدَّثَنَا عَبْد الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا سُفْيَان، عَنْ أَبِي
حَازِمٍ [212 - ب]، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه - صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:
- صحيح ابن حبان - مخرجا (8/ 277)
- - أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، [ص:278] حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
- المستدرك على الصحيحين للحاكم (1/ 599)
- حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ
الْحَافِظُ، أَنْبَأَ عَبْدَانُ الْأَهْوَازِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي
صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا سُفْيَانُ،
عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
Dari keterangan tsb , bisa di ambil kesimpulan bahwa hadis
itu hanya bersumber dari satu orang yaitu Muhammad bin Abu Shofwan .Orang Irak
bukan penduduk Madinah.
Dari segi sanad , hadis itu adalah munkar , bukan hadis
sahih . Makanya Bukhari Muslim , Tirmidzi, Abu Dawud dan seluruh imam kutub
sittah tdk meriwayatkannya. Setahu sy bgt.
Cacat redaksi :
Kalimat ini : “Nabi shallallahu alaihi wasallam bila dlm
keaadaan puasa , memerintah seorang lelaki lalu naik di atas sesuatu . Bila dia
berkata : “ Maahari telah terbenam “ , mk beliau berbuka .”. kalimat itu
tambahan peawi berikutnya bukan perawi Sahal bin Sa`ad.
المسند الجامع (7/
276)
(*) قال ابن خُزَيمة: هكذا حدثنا به ابن أَبي صَفوان، وأَهابُ أن
يكون الكلامُ الأخيرُ عن غير سَهل بن سهل، لعله من كلام الثوري، أو من قولِ أَبي
حازم، فاُدرجَ في الحديث.
Intinya : Kata Ibn Huzaimah seolah kalimat itu (Nabi
shallallahu alaihi wasallam bila dlm keaadaan puasa , memerintah seorang lelaki
lalu naik di atas sesuatu . Bila dia berkata : “ Maahari telah terbenam “ , mk
beliau berbuka .) tambahan dari perkataan Tsauri .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Berhubung tambahan yg di sisipkan dlm hadis mk tdk bisa
dibuat pegangan, lepaskan sj. Bila di buat pegangan menyesatkan . Tambahan
kalimat Nabi shallallahu alaihi wasallam berbuka ketika matahari terbenam itu
adalah tambahan perawi bukan aslinya.
Hadis itu tdk bisa di buat pegangan untuk berbuka ketika
matahari terbenam . Sbb kalimat itu dr perawi yg tdk menjumpai Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam .
Bila di buat pegangan akan menyalahi ayat 187 Baqarah yg
memerintah berbuka pd waktu malam dan ayat 114 Hud yg menyatakan bahwa adzan
Maghrib adalah masih di sebut siang / sore bukan malam . Dan kelirulah berbuka
saat adzan Maghrib sbb blm malam . Ia masih sore dan sore itu bukan malam. Sdg
perintah berbuka ketika malam. Dan berbukalah ketika malam dan dan ketika waktu salat Isya` masuk .
Cacat redaksi berikutnya :
Bila di ikuti, mk kita akan menyalahi ayat 187 Baqarah yg
memerintahkan berbuka ketika malam bukan ketika adzan Maghrib yg masih sore . Dan
salat Maghrib sendiri termasuk akhir salat siang bukan awal salat malam. Rujuklah
ke ayat 114 HUd.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengikuti ayat / wahyu
. Jadi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dlm berbuka adalah ketika
malam. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tdk akan menyalahi ayat. . lihat
ayatnya :
وَاتَّبِعْ مَا
يُوحَىٰ إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ
الْحَاكِمِينَ
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah
hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. Yunus 108
إِنْ أَتَّبِعُ
إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ
Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Al
an`am 50
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan