(MUSLIM - 5235) : Telah menceritakan kepada kami Abdulwarits
bin Abdushshamad bin Abdulwaris dan Hajjaj bin Asy Sya'ir, keduanya dari
Abdushshamad, teks milik Abdulwarits bin Abdushshamad telah menceritakan kepada
kami ayahku dari kakekku dari Al Husain bin Dzakwan telah menceritakan kepada
kami Ibnu Buraidah telah menceritakan kepadaku Amir bin Syarahil Asy Sya'bi ia
bertanya kepada Fathimah binti Qais saudari Adh Dhahhak bin Qais, ia salah satu
wanita yang turut serta dalam hijrah pertama, ia berkata: Ceritakanlah suatu
hadits padaku yang kau dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, jangan
kau sandarkan pada siapa pun selain beliau.
فَقَالَتْ لَئِنْ شِئْتَ لَأَفْعَلَنَّ فَقَالَ لَهَا
أَجَلْ حَدِّثِينِي فَقَالَتْ نَكَحْتُ ابْنَ الْمُغِيرَةِ وَهُوَ مِنْ خِيَارِ
شَبَابِ قُرَيْشٍ يَوْمَئِذٍ فَأُصِيبَ فِي أَوَّلِ الْجِهَادِ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا تَأَيَّمْتُ خَطَبَنِي عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَطَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى مَوْلَاهُ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ
Fathimah berkata: Bila
kau mau, aku akan menceritakannya. Ia berkata: Ya, ceritakanlah. Fathimah
berkata: Aku menikah dengan Ibnu Al Mughirah, ia salah satu pemuda Quraisy yg baik saat itu. Ia meninggal dalam jihad pertama
bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Saat aku menjanda, Abdurrahman
bin Auf melamarku bersama beberapa sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Salam lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam melamarku untuk budak beliau
yang telah dimedekakan, Usamah bin Zaid.
وَكُنْتُ قَدْ حُدِّثْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ فَلَمَّا
كَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ أَمْرِي
بِيَدِكَ فَأَنْكِحْنِي مَنْ شِئْتَ
Aku diberi tahu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Salam pernah bersabda: "Barangsiapa mencintaiku, hendaklah mencintai
Usamah." Saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berbicara padaku, aku
menjawab: Terserah Tuan, nikahkan aku dengan siapa pun yang Tuan mau.
فَقَالَ انْتَقِلِي إِلَى أُمِّ شَرِيكٍ وَأُمُّ شَرِيكٍ
امْرَأَةٌ غَنِيَّةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ عَظِيمَةُ النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
يَنْزِلُ عَلَيْهَا الضِّيفَانُ فَقُلْتُ سَأَفْعَلُ فَقَالَ لَا تَفْعَلِي إِنَّ
أُمَّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ كَثِيرَةُ الضِّيفَانِ فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ يَسْقُطَ
عَنْكِ خِمَارُكِ أَوْ يَنْكَشِفَ الثَّوْبُ عَنْ سَاقَيْكِ فَيَرَى الْقَوْمُ
مِنْكِ بَعْضَ مَا تَكْرَهِينَ
Beliau bersabda: "Pindahlah ke Ummu Syarik." Ummu
Syarik adalah wanita kaya dari Anshar, sering berinfak di jalan Allah dan sering disinggahi tamu. Aku
menjawab: Baik. Beliau bersabda: "Jangan, Ummu Syarik adalah wanita yang
banyak tamunya, aku tidak mau kerudungmu jatuh atau penutup betismu tersingkap
lalu orang-orang melihat sebagaian yang tidak kau suka.
وَلَكِنْ انْتَقِلِي إِلَى ابْنِ عَمِّكِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَمْرِو ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي فِهْرٍ فِهْرِ
قُرَيْشٍ وَهُوَ مِنْ الْبَطْنِ الَّذِي هِيَ مِنْهُ فَانْتَقَلْتُ إِلَيْهِ
Tapi pindahlah ke putra
pamanmu, Abdullah bin Amru bin Ummu Kultsum." Ia adalah seseorang dari
bani Fihr, Firh Quraisy dimana
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berasal. Aku pindah ke kediamannya.
فَلَمَّا انْقَضَتْ عِدَّتِي سَمِعْتُ نِدَاءَ
الْمُنَادِي مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَادِي
الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَخَرَجْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ الَّتِي
تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ
Saat masa iddahku selesai, aku mendengar penyeru Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Salam menyerukan shalat jamaah. Aku keluar ke masjid
lalu shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Aku berada dishaf
kaum wanita yang berada dibelakang kaum.
فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ لِيَلْزَمْ
كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ قَالُوا
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
Setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam
menyelesaikan shalat, beliau duduk di atas mimbar dan beliau tertawa, beliau
bersabda: "Hendaklah setiap orang tetap berada ditempatnya." Setelah
itu beliau bertanya: "Tahukah kalian, kenapa aku mengumpulkan kalian?"
mereka menjawab: Allah dan rasulNya lebih tahu.
قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ
وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ
رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا
وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ
Beliau bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkanmu karena mensuport ibadah
atau menakuti ( siksa akhirat ) , tapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad
Dari dulunya orang nasrani lalu ia datang, berbaiat lalu masuk Islam." Ia
menceritakan suatu hadits padaku, sama seperti hadits yang aku ceritakan kepada
kalian tentang Masih Dajjal.
حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ
مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا
فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ
الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ
Ia menceritakan kepadaku bahwa ia naik kapal
bersama tigapuluh orang dari Lakham dan Judzam. Gelombang mempermainkan
mereka dilaut selama sebulan lalu mereka menepi ke suatu pulau dilautan di arah
barat ? tempat terbenamnya matahari . Mereka duduk didekat perahu lalu masuk ke
pulau.
فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا
يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقَالُوا وَيْلَكِ
مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ
أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ
إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ
Dabbah menemui mereka, banyak bulunya, mereka tidak tahu
mana kemaluannya dan mana duburnya karena banyak bulunya. Mereka bertanya: Celakalah
kau, apa kau ini? ia menjawab: Aku adalah jassaasah. Mereka bertanya: Apa itu
jassaasah? Ia berkata: Wahai kaum, pergilah ke lelaki itu di di biara, dia merindukan khabar kalian.
قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا
أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا
الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا
وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ
إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ
Adh Dhahhak berkata: Saat ia menyebut kata lelaki
pada kami, kami takut jangan-jangan ia setan perempuan. Kami segera
pergi hingga memasuki biara, ternyata disana ada orang terbesar yang pernah
kami lihat, paling kuat dan dan talinya jg paling kokoh. Kedua tangannya
terbelenggu dileher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu besi.
قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى
خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ
رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ
فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ
فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ
Kami berkata: Celakalah kamu, apa kau ini? ia menjawab: Kalian
telah mengetahuiku, maka beritahukan siapa kalian? Mereka menjawab: Kami dari
arab, kami naik kapal laut . Saat gelombang menghebat, kami dipermainkan selama
sebulan kemudian kami menepi ke pulaumu ini. kami duduk didekat perahu lalu
kami masuk ke pulau.
فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا
يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ
مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ
اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ
بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ
نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً
Dabbah menemui kami, bulunya lebat, tidak jelas mana
kemaluannya dan mana duburnya karena banyaknya bulu. Kami bertanya: Celakalah
kau, apa kau ini? ia menjawab: Aku adalah jassaasah. Kami bertanya: Apa itu
jassaasah? Ia berkata: Wahai kaum, pergilah ke lelaki itu di biara, dia
merindukan khabar kalian. Lalu kami segera menujumu dan kami takut pada dabbah
itu , kami tidak aman jangan-jangan ia setan perempuan
فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ
أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ
قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ
أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا
تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ
أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang kurma Baisan. Kami
bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Aku bertanya pada
kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat,
ia hampir tidak membuahkan lagi. Ia berkata: Beritahukan padaku tentang danau
Thabari. Kami bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia menjawab: Apakah
ada airnya? Mereka menjawab: Airnya banyak. Ia berkata: Ingat, airnya akan habis.
قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ
أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ
أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ
وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ
الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ
قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ
Ia berkata: Beritahukan
padaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya: Tentang apanya yang kau
tanyakan? Ia berkata: Apakah disana ada airnya dan apakah penduduknya bercocok
tanam dengan air itu? Kami menjawab: Ya, airnya banyak dan penduduknya bercocok
tanam dengan air itu. Ia berkata: Beritahukan padaku tentang nabi orang-orang
buta huruf, apa yg dia lakukan ? Mereka menjawab: Ia telah keluar dari Makkah
dan tinggal di Yatsrib. Ia bertanya: Apakah orang-orang arab memeranginya? Kami
menjawab: Ya.
قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ
ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ
ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ
وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ
يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ
قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ
Ia bertanya: Apa yang dia
lakukan terhadap mereka ? Lalu kami memberitahunya bahwa beliau menang
atas bangsa arab di sebelahnya dan mereka menaatinya. Ia bertanya pada mereka: Itu
sudah terjadi? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, sesungguhnya itu baik bagi
mereka untuk menaatinya. Aku beritahukan
pada kalian siapa aku. Aku adalah Al Masih dan aku sudah hampir diizinkan untuk
keluar lalu aku akan keluar. Aku melintasi bumi, aku tidak membiarkan satu
perkampungan pun kecuali aku datangi selama empatpuluh hari kecuali Makkah dan
Thaibah (Madinah),
فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا
أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ
بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ
مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا
keduanya diharamkan bagiku. Setiap kali aku hendak memasuki
salah satunya, malaikat membawa pedang tajam menghadangku menghalangiku dari
tempat itu dan disetiap jalan bukit
terdapat malaikat-malaikat penjaga."
قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ
طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ
ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ
وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ
Fathimah berkata: Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda seraya memukulkan tongkat pendek beliau
ke mimbar: "Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah -maksud beliau
Madinah. Ingat, apakah aku sudah menceritakannya pada kalian?" mereka
menjawab: Ya." Hadits Tamim membuatku heran, ceritanya sama seperti yang
aku ceritakan pada kalian tentang Dajjal, Jg tentang Madinah dan Makkah.
أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ
الْيَمَنِ لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا
هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ
قَالَتْ فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ingat, sesungguhnya
Dajjal ada dilautan Syam atau laut Yaman. ( masih ragu ) Tidak, tapi dari arah
timur. Ia berada di arah timur, ia
berada di arah timur. ( Jad ia berada di arah timur ) Ia menunjukkan tangannya
ke timur. Fathimah berkata: Aku menghafal ini dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Salam.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ
حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ الْهُجَيْمِيُّ أَبُو عُثْمَانَ حَدَّثَنَا
قُرَّةُ حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الْحَكَمِ حَدَّثَنَا الشَّعْبِيُّ قَالَ
دَخَلْنَا عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَأَتْحَفَتْنَا بِرُطَبٍ يُقَالُ لَهُ
رُطَبُ ابْنِ طَابٍ وَأَسْقَتْنَا سَوِيقَ سُلْتٍ فَسَأَلْتُهَا عَنْ
الْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا أَيْنَ تَعْتَدُّ قَالَتْ طَلَّقَنِي بَعْلِي ثَلَاثًا
فَأَذِنَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَعْتَدَّ فِي
أَهْلِي قَالَتْ فَنُودِيَ فِي النَّاسِ إِنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hubaib Al Haritsi
telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits Al Hujaimi Abu Utsman telah
menceritakan kepada kami Qurrah telah menceritakan kepada kami Sayyar Abu Al
Hakam telah menceritakan kepada kami Asy Sya'bi berkata: Kami memasuki kediaman
Fahtimah binti Qais. Ia menyuguhkan kurma basah bernama kurma basah Ibnu Thab
dan memberi kami minum tepung Sult ( nm bijian bukan gandum juga bukan syair tp
tengah tengah antara keduanya ) lalu kami bertanya padanya tentang wanita yang
ditalak tiga, dimanakah ia menunggu masa 'iddahnya? Ia menjawab: Suamiku
menceraikanku talak tiga lalu nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam mengizinkanku
untuk menunggu masa 'iddahku bersama keluargaku. Ia berkata: Kemudian shalat
jamaah diserukan di kalangan manusia .
قَالَتْ فَانْطَلَقْتُ فِيمَنْ انْطَلَقَ مِنْ النَّاسِ
قَالَتْ فَكُنْتُ فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ مِنْ النِّسَاءِ وَهُوَ يَلِي
الْمُؤَخَّرَ مِنْ الرِّجَالِ قَالَتْ فَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ فَقَالَ إِنَّ بَنِي عَمٍّ
لِتَمِيمٍ الدَّارِيِّ رَكِبُوا فِي الْبَحْرِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ وَزَادَ فِيهِ
قَالَتْ فَكَأَنَّمَا أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَهْوَى بِمِخْصَرَتِهِ إِلَى الْأَرْضِ وَقَالَ هَذِهِ طَيْبَةُ
يَعْنِي الْمَدِينَةَ
Dia berkata : Aku
pergi bersama orang-orang. Aku berada dishaf wanita terdepan, tepat berada
dibelakang shaf terakhir kaum lelaki. Aku mendengar nabi Shallallahu 'alaihi wa
Salam berkhutbah di atas mimbar, beliau bersabda: "Sesungguhnya keturunan
pamannya Tamim Ad Dari naik perahu, " ia
( perawi ) menyebut hadits dan ia menambahkan: Fathimah berkata: Sepertinya
aku melihat nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam menurunkan tongkat pendek beliau
ke tanah, beliau bersabda: "Inilah Thaibah" maksud beliau Madinah.
و حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ
وَأَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ النَّوْفَلِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ
حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ سَمِعْتُ غَيْلَانَ بْنَ جَرِيرٍ يُحَدِّثُ عَنْ
الشَّعْبِيِّ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَمِيمٌ الدَّارِيُّ فَأَخْبَرَ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَكِبَ الْبَحْرَ فَتَاهَتْ
بِهِ سَفِينَتُهُ فَسَقَطَ إِلَى جَزِيرَةٍ فَخَرَجَ إِلَيْهَا يَلْتَمِسُ
الْمَاءَ فَلَقِيَ إِنْسَانًا يَجُرُّ شَعَرَهُ وَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ
Telah menceritakan
kepada kami Al Hasan bin Ali Al Hulwani dan Ahmad bin Utsman An Naufali
keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir telah
menceritakan kepada kami ayahku berkata: Aku mendengar Ghailan bin Jarir
menceritakan dari Asy Sya'bi dari Fathimah binti Qais berkata: Tamim Ad Dari
mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam lalu memberitahukan kepada
beliau bahwa ia naik perahu lalu perahunya menggombang-ambingkannya hingga ia
terdampar disuatu pulau. Ia masuk ke pulau untuk mencari air, ia bertemu
seseorang yang menyeret rambutnya, ia
menceritakan hadits ini.
وَقَالَ فِيهِ ثُمَّ قَالَ أَمَا إِنَّهُ لَوْ قَدْ
أُذِنَ لِي فِي الْخُرُوجِ قَدْ وَطِئْتُ الْبِلَادَ كُلَّهَا غَيْرَ طَيْبَةَ
فَأَخْرَجَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى النَّاسِ
فَحَدَّثَهُمْ قَالَ هَذِهِ طَيْبَةُ وَذَاكَ الدَّجَّالُ
Ia menuturkan: Dajjal berkata: Ingat, bila aku telah diizinkan keluar, aku akan melalui seluruh
negeri selain Thaibah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam membawa Tamim
keluar ke hadapan orang-orang lalu menyampaikan pada mereka, beliau bersabda:
"Ini adalah Thaibah dan itu adalah Dajjal."
المسند الجامع (20/ 471)
خرجه الحميدي (363 و364) قال: حدثنا سُفيان، قال: حدثنا
مجالد بن سعيد الهَمْدَاني. و"أحمد" 6/373 و416 قال: حدثنا يحيى بن
سعيد، قال: حدثنا مجالد. وفي 6/374 و418 قال: حدثنا يونس بن محمد، قال: حدثنا
حماد، يعني ابن سلمة، عن داود، يعني ابن أبي هند. وفي 6/411 قال: حدثنا وكيع، قال:
حدثنا زكريا. وفي 6/412 قال: حدثنا وكيع، عن أبي عاصم. وفي 6/412 قال: حدثنا عبد
الرحمن، قال: حدثنا سفيان، عن سلمة، يعني ابن كُهيل. وفي 6/412 قال: حدثنا عفان،
قال: حدثنا حماد بن سلمة، قال: أخبرنا داود. وفي 6/415 قال: حدثنا علي بن عاصم،
قال: قال حصين بن عبد الرحمن. وفي 6/415 قال: حدثنا هُشَيْم، عن مجالد. وفي 6/416
قال: حدثنا هُشَيم، قال: حدثنا سَيَّار وحُصين ومغيرة واشعث وابن أبي خالد وداود. وحدثناه
مجالد وإسماعيل، يعني ابن سالم. وفي 6/416 قال: حدثنا يحيى بن زكريا بن أبي زائدة،
عن مجالد. وفي 6/416 قال: حدثنا عبدة بن سليمان، قال: حدثنا مجالد. وفي 6/416 قال:
حدثنا يزيد بن هارون، قال: حدثنا زكريا. وفي 6/416 قال: حدثنا يحيى بن ادم، قال: حدثنا
عمار بن رزيق، عن أبي إسحاق، يعني السبيعي. و"الدارِمِي" 2279 قال: أخبرنا
محمد بن يوسف، قال: حدثنا سفيان، عن سلمة بن كهيل. وفي (2280) قال: أخبرنا معلى،
قال: حدثنا زكريا. و"مسلم" 4/197 قال: حدثني زهير بن حرب، قال: حدثنا
هُشَيم، قال: أخبرنا سيَّار وحصين ومغيرة واشعث ومجالد وإسماعيل بن أبي خالد وداود
(ح) وحدثنا يحيى بن يحيى، قال: أخبرنا هشيم، عن حصين وداود ومغيرة وإسماعيل واشعث.
وفي 4/198
و8/205 قال: حدثنا يحيى بن حبيب، قال: حدثنا خالد بن
الحارث الهجيمي، قال: حدثنا قرة، قال: حدثنا سيار أبو الحكم. وفي 4/198 قال: حدثنا
محمد بن المثنى وابن بشار. قالا: حدثنا عبد الرحمن بن مهدي، قال: حدثنا سفيان، عن
سلمة بن كُهيل (ح) وحدثني إسحاق بن إبراهيم الحنظلي، قال: أخبرنا يحيى بن ادم، قال:
حدثنا عمار بن رزيق، عن أبي إسحاق (ح) وحدثناه محمد بن عمرو بن جبلة، قال: حدثنا أبو
أحمد، قال: حدثنا عمار بن رزيق، عن أبي إسحاق (ح) وحدثنا أحمد بن عبدة الضبي، قال:
حدثنا أبو داود، قال: حدثنا سليمان بن معاذ، عن أبي إسحاق. وفي 8/203 قال: حدثنا
عبد الوارث بن عبد الصمد بن عبد الوارث وحجاج بن الشاعر، كلاهما عن عبد الصمد،
واللفظ لعبد الوارث بن عبد الصمد، قال: حدثنا أبي، عن جدي، عن الحسين بن ذكوان،
قال: حدثنا ابن بُريدة. وفي 8/206 قال: حدثنا الحسن بن علي الحُلْواني واحمد بن
عثمان النوفلي. قالا: حدثنا وهب بن جرير، قال: حدثنا أبي، قال: سمعت غيلان بن جرير
(ح) وحدثني أبو بكر بن إسحاق، قال: حدثنا يحيى بن بُكير، قال: حدثنا المغيرة، يعني
الحزامي، عن أبي الزناد. و"أبو داود" 2288 قال: حدثنا محمد بن كثير، قال:
أخبرنا سُفيان، قال: حدثنا سلمة بن كُهيل. وفي (4326) قال: حدثنا حجاج بن أبي
يعقوب، قال: حدثنا عبد الصمد، قال: حدثنا أبي، قال: سمعت حُسينًا المعلم، قال: حدثنا
عبد الله بن بريدة. وفي (4327) قال: حدثنا محمد بن صُدْران، قال: حدثنا المعتمر،
قال: حدثنا إسماعيل بن أبي خالد، عن مجالد بن سعيد. و"ابن ماجة" 2024
قال: حدثنا محمد بن رمح، قال: أنبأنا الليث بن سعد، عن إسحاق بن أبي فروة، عن أبي
الزناد. وفي (2036) قال: حدثنا أبو بكر بن أبي شَيْبة، قال: حدثنا جرير، عن مغيرة.
وفي (4074) قال: حدثنا محمد بن عبد الله بن نُصير، قال: حدثنا أبي، قال:حدثنا
إسماعيل بن أبي خالد، عن مجالد. و"التِّرمِذي" 1180 قال: حدثنا هناد،
قال: حدثنا جرير، عن مغيرة (ح) وحدثنا أحمد بن منيع، قال: حدثنا هُشَيم، قال: أنبأنا
حصين وإسماعيل ومجالد، قال هُشَيم: وحدثنا داود ايضًا. وفي (2253) قال: حدثنا محمد
بن بشار، قال: حدثنا معاذ بن هشام، قال: حدثنا أبي، عن قتادة. و"النَّسائي"
6/75 قال: أخبرني عبد الرحمن بن محمد بن سلام، قال: حدثني عبد الصمد بن عبد الوارث،
قال: سمعت أبي، قال: حدثنا حسين المعلم، قال: حدثني عبد الله بن بريدة. . وفي 6/144
قال: أخبرنا أحمد بن يحيى، قال: حدثنا أبو نعيم، قال: حدثنا سعيد بن يزيد الاحمسي.
وفي 6/144 قال: أخبرنا محمد بن بشار، قال: حدثنا عبد الرحمن، قال: حدثنا سفيان، عن
سلمة. وفي 6/208 قال: أخبرنا يعقوب بن ماهان بصري، عن هشيم، قال: حدثنا سيار وحصين
ومغيرة وداود ابن أبي هند وإسماعيل بن أبي خالد وذكر اخرين. وفي 6/209 قال: أخبرني
أبو بكر بن إسحاق الصاغاني، قال: حدثنا أبو الجواب، قال: حدثنا عمار، وهو ابن
رزيق، عن أبي إسحاق، وفي "الكبرى" تحفه الاشراف 12/18024 عن ابن مثنى،
عن حجاج، وهو ابن منهال، عن حماد، وهو ابن سلمة، عن داود بن أبي هند. وفي 12/18027
عن محمد بن قدامة، عن جرير، عن مغيرة.جميعهم (مجالد بن سعيد، وداود بن أبي هند،
وزكريا، وأبو عاصم، وسلمة بن كهيل، وحصين بن عبد الرحمن، وسيار أبو الحكم، ومغيرة،
واشعث، وإسماعيل بن أبي خالد، وإسماعيل بن سالم، وأبو إسحاق السبيعي، وعبد الله بن
بريدة، وغيلان بن جرير، وأبو الزناد، وقتادة، وسعيد بن يزيد الاحمسي) عن عامر
الشعبي، فذكره.
INtinya hadis tsb dr
Amir as sya`bi dari Kufah Irak , dia sj
yg meriwayatkan hadis tsb. Bukan orang
lain. Dan ini namanya tafarrud pd beliau.
Buktinya tiada perawi lain yg meriwayatkan kisah itu kcl beliau. Identiasnya sbb:
ــ عامر بن شراحيل ، و قيل ابن
عبد الله بن شراحيل ، و قيل ابن شراحيل بن عبد ، الشعبى ، أبو عمرو الكوفى
المولد :
الطبقة : 3 : من
الوسطى من التابعين
الوفاة : بعد 100 هـ
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة مشهور فقيه فاضل
مرتبته عند الذهبـي : أحد الأعلام
Amir as sya`bi adalah perawi Irak , Kufah scr sendirian
meriwayatkan hadis itu . Beliau adalah pertengahan tabiin , wafat setelah 100 H. Pada
saat beliau hanya beliau yg phm hadis itu. Kisah tsb munkar , bukan
hadis yg sahih.
Cacat dr sisi redaksi hadis :
Ini kutipan sy dari perkataan Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin sbb:
نحن نشك في صحة حديث تميم الداري في قصة الجساسة].
Kita ragu ttg keabsahan hadis Tamim Addari ttg kisah Jassasah
وأما حديث الجساسة؛ ففي النفس منه شيء لا يظهر لي بأنه
حديث صحيح، لما فيه من الاضطراب وفي بعض
ألفاظه نكارة.
Adapun hadis Jassasah , maka dlm hatiku masih ada
kejanggalan . blm tampak bagiku bahwa ia hadis sahih , sebab terdapat kacau makna dan sebagian lafadhnya jg munkar
[الدجال غير موجود؛ لأن الرسول،
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خطب الناس في آخر حياته، وقال: «إنه على رأس
مائة سنة لا يبقى، على وجه الأرض ممن هو عليها اليوم أحد».
Dajjal tdk ada , Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
berhutbah di akhir hayatnya seraya bersabda: Pada permulaan seratus
tahun , tiada yg hidup di muka bumi dari orang yg hdup saat ini .
http://www.alzafran.com/new/news.php?maa=View&id=635
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila Dajjal hidup sampai sekarang akan bertentangan dg hadis
itu.
Dlm hadis kisah Dajjal
terdapat kalimat :
Gelombang mempermainkan mereka dilaut selama sebulan lalu
mereka menepi ke suatu pulau dilautan di arah barat ? tempat terbenamnya
matahari .
Anehnya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam menyatakan
sbb:
Ingat, sesungguhnya Dajjal ada dilautan Syam atau laut Yaman.
( masih ragu ) Tidak, tapi dari arah timur. Ia
berada di arah timur, ia berada di arah timur. ( Jad ia berada di arah
timur )
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Katanya kapal itu berhenti di arah barat tempat terbenamnya
matahari dan disitulah tempat dajjal. Tp
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menyataan tempat Dajjal di arah
timur tempat terbitnya matahari . Ini
kontradiksi sekali.
Fathimah berkata: Aku menikah dengan Ibnu Al Mughirah, ia
salah satu pemuda Quraisy yg baik saat
itu. Ia meninggal dalam jihad pertama bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Salam.
Tp di hadis
berikutnya di katakan bahwa Fatimah
saat itu di talak suaminya ,bukan mati suaminya . lht katanya
sbb:
: Suamiku menceraikanku talak tiga lalu nabi Shallallahu 'alaihi
wa Salam mengizinkanku untuk menunggu masa 'iddahku bersama keluargaku.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mana yg benar dr dua
kalimat yg kontradiksi itu.
Dlm hadis itu dikatakan Dajjal sbg manusia. Yg kami tanyakan
, makanan dan minumannya apa ? Siapa ibu dan bapaknya ? Apakah dia spt Nabi Adam tanpa ayah dan ibu ? Atau
spt nabi Isa tanpa ayah , lalu siapa ibunya? Mana dalilnya ?
Bila dia manusia
pasti dr tanah atau air mani , lalu mana ayah ibunya ?
Bila Dajjal manusia, kasihan sekali dia di ikat tanpa ada
kesalahan dan pasti masuk Neraka , apa salahnya ? Bukankah bila dia manusia
masih bisa berbuat baik hingga masuk surga.
Kalau setan dikeluarkan dari Surga karena tidk taat pd Allah
. Ini rasional sekali.
Hanya Tamim ad dari
yg tahu Dajjal . Pd hal transportasi saat itu masih primitip sekali. Aneh bila
mulai dulu sampai saat ini hanya Tamim ad dari yg bertemu dg Dajjal dan tiada orang lain yg menjumpainya. Pd hal
saat sekarang ini , drown bisa memantau
setiap mobil yg berjalan dan menunjukkan
berapa nomer pelatnya, bisa menjangkau apa yg di dasar laut dan dasar jurang
atau di gua – gua bahkan apa yg terbang di udara . Bahkan tambang yg di perut
bumipun bisa di lacak. Aneh saat tehnologi canggih tiada yg bisa menjumpai
Dajjal. Dan tempat Dajjal tdk terdeteksi .
Dlm hadis td dijlskan tempat Dajjal arah selatan dari Madinah , kemungkinan besar di Iran atau di
Irak. Tp aneh bila rezim di Irak dan Iran atau seluruh penduduknya
mulai dulu sampai sekarang blm menjumpai
Dajjal.
Sebagian hadis menjelaskan bahwa setiap Nabi memperingatkan
umatnya akan adanya Dajjal , ber arti
Dajjal sdh hidup sejak dulu . Bila bgt mk akan bertentangan dengan ayat:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ
أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
“Kami tidak menjadikan seorang pun sebelum engkau (hai Nabi),
hidup kekal abadi.” (al-Anbiya’: 34)
Orang yg percaya keberadaan Dajjal akan kufur dg ayat itu.
UNtuk syawahidnya hadis itu akan kita bhs di makalah
berikutnya.
Artikel Terkait
kesimpulan awal di postigan 1 ini,,, dajjal bukan manusia.
BalasHapuspada kisah kapal yang mendarat di sebelah barat dari matahari terbenam berarti mendarat dilawan arah dari matahari terbenam (barat) yaitu timur,,
saya hanya pembaca,,, mencoba ikut menelaah ,, terima kasih atas postingannya,, mungkin nanti akan saya buat jadi file PDF, biar lebih mudah membacanya di lain waktu dan mungkin untuk di share sebagai i pengetahuan tambahan bagi saudar2 yang lain,,, mohon ijin. lanjut membaca...