Komentarku ( Mahrus ali ):
Guru saya itu banyak sekali, mulai
kecil di sekolahan, pondok pesantren, di Mekkah Mukarramah, sampai silsilah
dari guru – ke guru sampai pengarang kitabnya 
, mulai dari kitab hadis sampai kitab Nahwu, fikih balaghoh . Semuanya
bersambung dari saya sampai pada pengarangnya. 
Silsilah hadis  dari 
guru sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah nyambung
semuanya. 
Guru bagi saya adalah keharusan,
tapi taklid buta kepada guru adalah kesalahan. Boleh memperbanyak guru tapi
jangan seperti kerbau taklid buta padanya.  Kita harus ingat perkataan salaf kita: 
Imam Ahmad pernah menyatakan:  
لاَ  تُقَلِّدْنِي وَلاَ  مَالِكًا وَلاَ  الثَّوْرِيَّ وَلاَ  الشَّافِعِيَّ 
Jangan
ikut kepadaku,atau Imam Malik, Tsauri atau Syafii. 
Ali ra  berkata : 
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku 
tidak akan meninggalkan sunah Nabi 
S.A.W.    karena  perkataan orang “.  
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ 
        Aku hanyalah
manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu
, cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Imam Syafii yang menyatakan : 
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا
بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ
فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu
lihat hujjah telah berada di jalan , maka 
itulah perkataan ku  
 لاَ
تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab  mereka mungkin juga salah .
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ternyata mereka lebih suka kepada orang yang tidak
taklid buta kepada mereka, dan mereka menganjurkan  untuk berpegangan kepada dalil lalu
melepaskan perkataan mereka bila  ternyata
menyalahi  dalil. Dan mereka sangat  tidak 
suka  kepada orang yang taklid
buta kepada mereka, bahkan melarangnya. Jadi saya ini malah menjalankan apa
yang disenangi oleh mereka, karena saya ikut dalil untuk menyelisihi pendapat
mereka.
Kaum
kristen sesat gara – gara taklid  buta
pada pendeta dan uskupnya. 
Pengikut
Syi`ah sesat gara – gara taklid buta pada marjiiyah atau ulamanya. 
Ahli
bid`ah sesat gara – gara taklid buta kepada kiyai – kiyanya
Sebagian
salafy sesat gara – gara taklid buta kepada asatidznya yang pro thaghut. 
Kita haram ikut guru yang keliru dan
kita harus mengikuti dalil untuk menghurmati ayat : 
فَإِنْ
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ 
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ  وَالْيَوْمِ ا ْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ
وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an)
dan  Rasul  (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. Nisa` 59
Kita haram ikut ulama yang
menyelisihi sahabat  karena menghurmati
dalil : 
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ(100)
Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. 100 Tobat
 Mayoritas manusia akan masuk Neraka dan
sedikit mereka yang masuk ke surga. Karena itu , ikutilah sunnah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam  yang benar
dan para sahabatnya . Ingatlah firmanNya: 
قَالَ
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
Dia
(iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau
muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai
hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil". Al Isra` 62