Jumat, September 01, 2017

Fase ke 20 ttg Sorban

Fase ke 20 ttg Sorban
حَدَّثَنِي أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيِّ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَدِيِّ بْنِ الْخِيَارِ
(BUKHARI - 3764) : Telah menceritakan kepadaku Abu Ja'far Muhammad bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Hujain bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah dari Abdullah bin Al Fadl dari Sulaiman bin Yasar dari Ja'far bin 'Amru bin Umayyah Adl Dlamri dia berkata, "Aku keluar bersama 'Ubaidullah bin 'Ady bin Hiyar ke Syam.

 فَلَمَّا قَدِمْنَا حِمْصَ قَالَ لِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَدِيٍّ هَلْ لَكَ فِي وَحْشِيٍّ نَسْأَلُهُ عَنْ قَتْلِ حَمْزَةَ قُلْتُ نَعَمْ وَكَانَ وَحْشِيٌّ يَسْكُنُ حِمْصَ فَسَأَلْنَا عَنْهُ فَقِيلَ لَنَا هُوَ ذَاكَ فِي ظِلِّ قَصْرِهِ كَأَنَّهُ حَمِيتٌ
Ketika kami sampai ke Himsh, 'Ubaidullah bin 'Adi berkata kepadaku, "Bagaimana kalau kita menemui Wahsyi dan bertanya tentang (peristiwa) terbunuhnya Hamzah?" aku menjawab, "Baiklah." Wahsyi ketika itu tinggal di Himsh, saat kami bertanya tentang dia, maka ditunjukkanlah kepada kami bahwa Wahsyi di bawah bayang-bayangistananya, seakan-akan dia adalah griba besar tempat samin ( karena sangat gemuk ).
قَالَ فَجِئْنَا حَتَّى وَقَفْنَا عَلَيْهِ بِيَسِيرٍ فَسَلَّمْنَا فَرَدَّ السَّلَامَ قَالَ وَعُبَيْدُ اللَّهِ مُعْتَجِرٌ بِعِمَامَتِهِ مَا يَرَى وَحْشِيٌّ إِلَّا عَيْنَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فَقَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ يَا وَحْشِيُّ أَتَعْرِفُنِي قَالَ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ثُمَّ قَالَ لَا وَاللَّهِ إِلَّا أَنِّي أَعْلَمُ أَنَّ عَدِيَّ بْنَ الْخِيَارِ تَزَوَّجَ امْرَأَةً يُقَالُ لَهَا أُمُّ قِتَالٍ بِنْتُ أَبِي الْعِيصِ فَوَلَدَتْ لَهُ غُلَامًا بِمَكَّةَ
Ja'far bin 'Amru Ad-Dlamry berkata, "Kami lalu mendatanginya hingga berada di hadapannya, kami mengucapkan salam, dan dia membalasnya. 'Ubaidullah ketika itu menutup kepalanya  dg sorban.  Wahsyi tidak dapat melihatnya kecuali kedua mata Ubaidullah dan kedua kakinya. ………………………………

HR BUkhari.
Cacat dr sg sanad:
المسند الجامع (15/ 702)
أخرجه أحمد 3/501 (16174 16175". و"البُخَارِي" 5/128 (4072) قال: حدَّثني أبو جَعْفَر، مُحَمد بن عَبْد الله
كلاهما (أحمد وبو جعفر) عن حُجَيْن بن المُثَنَّى، عن عَبْد الله بن الفَضْل، عن سُلَيْمان بن يَسَار، عن جَعْفَر بن عَمْرو بن أُمَيَّة الضَّمْرِي، فذكره.
Intiny  hdis tsb hanya  dari Hujain bin al Mustanna  yg wafat th  205 H . Dia penduduk Bahgdad – Irak , aslnya dr Khurasan . Identitasya  sbb:

  ــ  حجين بن المثنى اليمامى ، أبو عمر ( نزيل بغداد ، خراسانى الأصل )

ـ

المولد  :
الطبقة : 9  : من صغار أتباع التابعين
الوفاة : 205 هـ و قيل بعد ذلك بـ بغداد
روى له : خ م د ت س
مرتبته عند ابن حجر : ثقة
مرتبته عند الذهبـي : ثقة قاض رئيس
mausuah ruwatil hadis 1149

Pada masa Hujain  bin al Mutsanna  tiada satu pun orang yg phm kisah itu kcl dia. Ribuan pengkut tabiin tdk phm kisah itu  kcl dia.

Cacat  dr sg redaksi :
Kelanjutan  dr hadis itu ada sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   kpd Wahsyi sbb:
فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُغَيِّبَ وَجْهَكَ عَنِّي
Apakah km bisa tdk menampakkan wajahmu kpdku.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Wahsyi adalah pembunuh Hamzah di perang Uhud – paman Nabi  shallallahu alaihi wasallam  yg jagoan dlm front peperangan.Karena itu , Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   menyatakan spt itu menurut riwayat Bukhari.


•          
قوله : ( فهل تستطيع أن تغيب وجهك عني ) في رواية الطيالسي " فقال : غيب وجهك عني فلا أراك " .

قوله : ( قال : فخرجت ) زاد الطيالسي " فكنت أتقي أن يراني " . ولابن عائذ " فما رآني حتى مات " . وعند الطبراني فقال : يا وحشي ، اخرج فقاتل في سبيل الله كما كنت تصد عن سبيل الله
.Intinya menurut riwayat Thoyalisi ada tambahan : “ Aku berhati – hati jangan sampai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   melihat padaku “ kata Wahsyi .
Menurut riwayat Ibn A`idz : “ Maka  Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   tdk pernah melihat aku sampai wafat “.
Menurut riwayat Thabrani “  Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : “ Wahai Wahsyi , keluarlah dan berperanglah  di jalan Allah  sebagaimana kamu menghalangi jalan Allah ( waktu dulu ).
•           library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=7390&idto=7391&bk_no=52&ID=2212

 Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   kpd wahsyi  (Apakah km bisa tdk menampakkan wajahmu kpdku ) itu membikin Wahsyi  tdk mendapat ilmu  atau mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apalagi  bisa berjamaah  dg beliau  atau mendengar hutbah beliau . Dan rugilah wahsyi . Hal sedemikian ini  menurut sy sangat janggal. Masak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   punya dendam spt itu.  Para sahabat  yg ayahnya atau anaknya  meninggal dunia   dlm peperangan tdk dendam kpd pembunuhnya sehingga  mengeluarkan perkataan spt itu . Masak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   punya dendam spt itu hingga melarang Wahsyi yg sudah masuk Islam  tdk boleh menampakkan wajahnya.  Ini  termasuk ahlak yg jelek bukan ahlak yg baik . Dan ini tak layak bagi  kita yg ber ahlak apalagi  Nabi  shallallahu alaihi wasallam  yg memiliki ahlak luhur . Allah berfirman :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.  4 Al qalam.
 
Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda:
مَنْ أَحْسَنَ فِي الْإِسْلَامِ لَمْ يُؤَاخَذْ بِمَا عَمِلَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ
"Barangsiapa berbuat baik dalam Islam, maka tak dihukum kelakuan-kelakuannya semasa jahiliyah   Muttafaq alaih

  Tapi mengapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   sampai berkata  spt itu kpd Wahsyi . Pd hal perilaku wahsyi kepada Hamzah adalah di masa jahiliyahnya . Layak sekali di ampun. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   jg bersabda:
يَضْحَكُ اللَّهُ إِلَى رَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ يَدْخُلَانِ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُ هَذَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلُ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى الْقَاتِلِ فَيُسْتَشْهَدُ
"Allah terawa terhadap dua orang dimana yang satu membunuh yang lainnya namun keduanya masuk surga. Yang satu berperang di jalan Allah hingga terbunuh. Kemudian Allah menerima taubat orang yang membunuhnya lalu diapun (berperang) hingga mati syahid".  Muttafaq alaih.




Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan