Mengapa PCNU Garut tolak pengajian dan
Kokam, FPI dan Persis mendukung. 
Setelah pemerintah memberikan dana kepada
PBNU , lhat di link ini : 
Maka terjadilah dukungan NU kpd pemerintah
. 
MUhammadiyah dan ormas yg lain tdk
diberi  dana  sebesar itu . Ini tanda tdk adil. Dan ini
langkah untuk memecah persatuan kaum muslimin .
Semenjak itu , Banser dan GP Ansor  sering membubarkan pengajian. Dan jarang
membubarkan pesta kemaksiatan . Anehnya Kokam, FPI dan Persis malah  dukung pengajan  Akbar di Garut . PCNU Garut menolak . 
Inilah yg di kehendaki rezim sekuler ,
yaitu persetruan ormas Islam, boleh jadi akan menimbulkan pertumpahan  darah antara 
kaum muslimin bukan perang melawan kafirin , malah lemah lembut  dg kafirin. 
Hal yg paling tdk di sukai rezim sekuler
adalah kaum muslimin tampak rukun. 
INgat Allah dan thaghut selalu
bertentangan. Allah perintahkan bersatu dikalangan muslimin , Thaghut
berusaha  memecah. 
Mestinya PCNU Garut mendukunng  pengajian dan membubarkan tempat kemaksiatan
. Realitanya malah  menolak  pengajian dan membiarkan kemaksiatan.
Perlakuan PCNU  ini 
karena ada pesan sponsor. 
Bila tdk ada pesan seponsor , maka PCNU
akan membiarkan pengajian sbgmn waktu lalu .  
Rezim sekuler dimn pun selalu ingin
melemahkan kekuatan kaum muslimin. Sbb bila Islam kuat, kaum muslimin bersatu,
mk rezim sekuler akan tumbang. 
Nu dan MUhammadiyah bisa baik  lagi setelah tumbangnya rezim pemecah ini .
Karena itu , jgn diberi kekuasaan lagi dlm
pilpres mendatang. 
Mengapa di era SBY , mereka rukun ,
pengajian tdk di bubarkan . Tp di era rezim PDIP ini mereka persetruan dan
pengajian mrk  di bubarkan. 
Bila di lanjutkan rezim PDIP ini mk akan
terjadi hal yg lebih parah kpd kaum muslimin dan manfaat bg kafirin. 
Maaf tulisan di atas sekedar ingin
melontarkan isi hati ke hati para pembaca. Dan saya tdk ingn menyimpannya di
dada.  Semoga bermanfaat. 
Artikel Terkait
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan