Jawabanku untuk Ust Dadi Herdiansah
Coba kita
cek tempat air zamzam dengan baitullah berapa meter? 21 meter kurang lebih.
Adapun rumah Nabi saw. waktu itu dekat ka’bah pula yang sekarang dijadikan
pelataran masjid al-Haram persisnya terletak di dekat Bābu an-Nabi (pintu
Nabi).
Komentarku ( Mahrus ali
Rumah Nabi itu dibawah jabal AbI qubais yang terkenal dengan
maulid Nabi shallahu alaihi wasallam , bukan babun Nabi . Maksud babun Nabi itu
bukan rumah Nabi , tapi dari pintu itu , orang lewat menuju tempat kelahiran Nabi
shallahu alaihi wasallam . Dan belum menjadi pelataran masjidil haram pada
tahun 2015 saya lihat di internet masih
belum menjadi pelataran masjidil haram. Dan masih agak jauh.
Anda menyatakan:
Jadi udah
jelas tidak bertentangan apalagi dinilai kacau balau. Oleh sebab itu, al-Hāfidz
Ibnu Hajar sang ahli hadis bermadzhab syafi’ie dalam kitab Syarahnya yang
fenomenal yaitu Fathul Bāri mengatakan:
بينا أنا عند
البيت وهو أعمّ
“lafadz
baina Ana ‘indal bait itu adalah masih umum
Lafadz umum
(yaitu: dekat ka'bah) pada hadis kedua ini di takhsis (dikhususkan) maksudnya
di rumah beliau dekat baitullah
Komentarku ( Mahrus ali
Maksud kalimat Ibn Hajar itu bukan rumah Nabi, tapi kalimat bait itu masih
lebih umum dari pada kalimat dekat al hathim atau dekat hijir Ismail . lihat kalimatnya di fathul bari sbb:
فتح الباري لابن حجر (7/ 204)
صِفَةُ
لَيْلَةٍ أَيْ أُسْرِيَ بِهِ فِيهَا قَوْلُهُ فِي الْحَطِيمِ وَرُبَّمَا قَالَ فِي
الْحِجْرِ هُوَ شَكٌّ مِنْ قَتَادَةَ كَمَا بَيَّنَهُ أَحْمَدُ عَنْ عَفَّانَ عَنْ
هَمَّامٍ وَلَفْظُهُ بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ فِي الْحَطِيمِ وَرُبَّمَا قَالَ قَتَادَةُ
فِي الْحِجْرِ وَالْمُرَادُ بِالْحَطِيمِ هُنَا الْحِجْرُ وَأَبْعَدَ مَنْ قَالَ الْمُرَادُ
بِهِ مَا بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ أَوْ بَيْنَ زَمْزَمَ وَالْحِجْرِ وَهُوَ وَإِنْ
كَانَ مُخْتَلَفًا فِي الْحَطِيمِ هَلْ هُوَ الْحِجْرُ أَمْ لَا كَمَا تَقَدَّمَ قَرِيبًا
فِي بَابِ بُنْيَانِ الْكَعْبَةِ لَكِنِ الْمُرَادُ هُنَا بَيَانُ الْبُقْعَةِ الَّتِي
وَقَعَ ذَلِكَ فِيهَا وَمَعْلُومٌ أَنَّهَا لَمْ تَتَعَدَّدْ لِأَنَّ الْقِصَّةَ مُتَّحِدَةٌ
لِاتِّحَادِ مَخْرَجِهَا وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا
أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
فتح الباري لابن حجر (7/ 204)
وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ
الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
Lihat hadis nya sbb:
جامع الأصول
(11/ 292)
خ م ت س) قتادة
بن دعامة عن أنس عن مالك بن صعصعة: أنَّ نبي الله - صلى الله عليه وسلم- حدثهم عن
ليلة أُسْرِيَ به، قال: «بينما أنا في الحَطيم - وربما قال في الحِجْر - مضطجعاً -
ومنهم من قال: بين النائم واليقظان –
Qatada bin Da'ama dari Anas dari Malik ibn Sa`asah
mengatakan bahwa Nabi Allah shallahu alaihi wasallam memberi tahu/ berbicara
kepada mereka tentang malam Isra. Dia berkata: " Swaktu aku di al-Hattim - dan mungkin dia berkata di
hijir Ismail – dalam keadaan berbaring
dan ada yang berkata antara tidur
dan berjaga.
Kalau hadis pertama
: “ Ketika aku di baitullah ini di artikan rumah Nabi shallahu alaihi
wasallam , maka jelas bertentangan dengan hadis muttafaq alaih yang menyatakan saat Isra`Rasul shallahu alaihi wasallam di al
hatim atau Hijir Ismail bukan rumah Nabi. Jadi kalimat al bait jelas Rasul shallahu
alaihi wasallam saat isra` itu di rumah
nya bukan dibaitullah menurut hadis Abu Dzar.
Kalimat hadis Abu Dzar :
فُرِجَ عَنْ سَقْفِ
بَيْتِي
“atap rumahku terbuka”
maksud saya di bobol atap rumahku .
Lantas hadis kedua :
بينا أنا عند
البيت
Ketika saya di baitullah.
Jadi tanpa atap rumahku dibibol sebab sekitar ka`bah sudah tidak ada atapnya ,
tapi terbuka sampai kelangit. Kalau di aratikan saat itu Rasul shallahu alaihi wasallam di
rumahnya tidak benar . Sebab Rasul shallahu
alaihi wasallam tidur di rumah yang ber atap.
Bila bait disitu di artikan
rumah Nabi shallahu alaihi wasallam maka bertentangan dengan hadis muttafaq
alaih dari Malik bin Sho`shoah sendiri yang menyatakan :
بينما أنا في
الحَطيم - وربما قال في الحِجْر
Ketika saya di al Hatim
terkadang perawi berkata di Hijir Ismail ( di samping ka`bah , bukan samping
rumah Nabi shallahu alaihi wasallam ).
Anda menyatakan:
Hadis yang
pertama dinarasikan oleh shahabat Nabi saw yang bernama Abi Dzar al-Ghifari
r.a, adapun hadis yang kedua dinarasikan kisahnya oleh Malik bin Sha’sha’ah
r.a. mereka kedua sahabat ini benar benar menyaksikan sejarah ini.
Komentarku ( Mahrus ali
Kalau anda menyatakan
Malik bin Sho`shoah menyaksikan ya , maka tidak tepat , sebab beliau orang madinah dan saat itu belum masuk
Islam. Tolong dari refrensi mana anda
tahu bahwa Malik bin Sho`shoah perawi hadis itu menyaksikannya ?
Anda menulis :
ثُمَّ جَاءَ
بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُرْضِعُهُ حَتَّى
وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ زَمْزَمَ فِي أَعْلَى
الْمَسْجِدِ
”… kemudian
Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya
masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya dekat
Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram,
…” (H.R. al-Bukhari)
Komentarku ( Mahrus ali
Zamzam itu didalam masjidil haram dekat dengan ka`bah
dan rumah Nabi shallahu alaihi wasallam atau maulidnya diluar masjidil haram dekat dengan jabal abi
qubais. Kalau kalimat tsb kamu gunakan pedoman kurang pas.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan