Kendurian / selametan
Karya admin blog irdy74.multiply.com/
Saya mengutip jawaban KH. Mustofa Bisri mengenai selamatan/kendurian : Selamatan-selamatan model Budha seperti ambengan, kupat lepet, bubur (jenang) mirah, dan lain sebagainya itu apakah tidak seharusnya diberantas? Sebab sudah terang di dalam Islam tidak ada? Shodaqoh itu pada prinsipnya adalah anjuran Islam. وَفىِ اْلحَدِيْثِ: اَلصَّدَقَةُ أَفْضَلُ مِنَ الصِّيَامِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ. Shodaqoh lebih utama dari pada puasa, dan puasa itu sebagai tameng dari pada neraka. (HR. Addailamy Fi Musnadihi Al Firadus) الَصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا تُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ Shodaqoh itu dapat memadamkan kesalahan, laksana air memadamkan api. (HR. Addailamy Fi Musnadihi Al Firadus). Dan masih banyak lagi. Kemudian macam apa, dan berupa apa shodaqoh itu, Islam tidak menentukan, bahwa Rasulullah pernah berkata, تَصَدَّقُوْا وَلَوْ بِتَمَرَةٍ Shodaqohlah kamu, meskipun hanya berupa sebutir kurma. (HR. Al Bukhori). Hadits ini menunujukkan bahwa shodaqoh itu, berupa apa saja dan berapa saja jumlahnya, Rasulullah tidak menentukan. Berupa bubur (jenang), berupa panggang ayam, berupa kupat lepet, berupa ambeng, pendek kata berupa apa sajalah, meskipun hanya dengan sebutir kurma, cukuplah buat shodaqoh. Adapun shodaqoh di Jawa dilaksanakan berupa ambeng, jenang, kupat lepet, dan lain sebagainya itu adalah halnya adat yang tidak bertentangan dengan Islam. Memang wali sembilan di zaman dahulu ( ± Ambengan. Akhir-akhir ini telah banyak terjadi diganti dengan takiran (nasi kotak). Coba bandingkan. Jika yang diundang selamatan sebanyak 20 orang, persediaan takiran juga 20 buah, kemudian karena suatu hal yang hadir 30 orang. Bagaimana caranya mengatasi nasibnya kelebihan undangan yang sepuluh orang? Tetapi kalau dengan cara ambeng mudah sekali. Yang dipanggil selamatan 20 orang, pesediaan ada 30 ambeng. Kemudian yang datang ada 30? Baiklah, sekarang tiga buah ambeng untuk tiga puluh orang. Saudara mungkin akan berkata, "Dengan takiran juga mudah, yaitu yang tidak membawa Bubur (jenang). Sudah menjadi watak bagi manusia, terutama orang-orang Kupat atau ketupat. Ketupat itu bahannya sederhana sekali. Ketupat yang agak lumayan besarnya itu bisa cukup dua sendok beras. Lain daripada itu, kalau tiap setahun sekali kita selamatan ketupat itu berarti kita memberikan peringatan kepada tetangga kita supaya tetap bersatu. Kalau dua sendok beras yang dapat bercerai berai itu dapat dipersatukan, sehingga kumpul menjadi satu merupakan benda berat yang sedang ia tidak berakal, mengapa manusia yang berakal tidak dapat disatukan dalam satu rangka ketupat? Saya rasa tiga contoh ini cukup [1] |
Komentarku ( Mahrus ali ):
Untuk hadis :
اَلصَّدَقَةُ أَفْضَلُ مِنَ الصِّيَامِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ.
Shodaqoh lebih utama dari pada puasa, dan puasa itu sebagai tameng dari pada neraka. (HR. Addailamy Fi Musnadihi Al Firadus)
……………..lemah sekali . Pengarang kitab Kanzul ummal menyatakan :
وَقَالَ : وَهْبٌ لَيْسَ بِالْقَوِيِّ ، وَفِي اْلاِسْنَادِ إِرْسَالٌ
Dia berkata : perawi bernama Wahab tidak kuat dan sanadnya mursal . [2]
Selametan atau kendurian disini yang di permasalahakan bukan makanan nya tapi selametan untuk apakah ?
Untuk rebowekasan , sedekah bumi , jelas bidah . Selametan untuk haul mayat , tahlilan sehari sampai 7 hari , atau 40 harinya , 100 harinya ,maka jelas bid`ah . dan ritual seperti ini meniru adat budha . Bacalah buku saya mantam kiyai NU meluruskan ritual kiyai ahli bid`ah . Ini di larang karena ada hadis :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ *
Juga ada hadis sbb :
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Sungguh kamu sekalian akan mengikuti prilaku bangsa sebelummu sejengkal demi sejengkal, selengan demi selengan hingga mereka masuk ke lobang biawak, kamu akan mengikutinya . Kami berkata : “ Wahai Rasulullah ! Yahudi dan Nasrani ? Rasul menjawab : “ Siapa lagi “. [4]
Bila kita di larang mengikuti budaya Yahudi dan Nasrani , apakah kita ini diperkenankan mengikuti budaya Budha dan konghucu ? Jelas haramnya .
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ, وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا. فَقَالَ : مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ,فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ ))
“ Rasulullah SAW datang ke Medinah dan mereka mempunyai dua hari untuk bermain. Rasul bersabda ; “ Dua hari apakah ini ? “. Mereka menjawab : “ Kita bermain – main dalam dua hari tersebut di masa jahiliyah “. Rasul bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik yaitu hari Idul adha dan Idul fitri”.kata Anas bin Malik[5]
Hadis tsb menunjukkan larangan mengikuti budaya dan kultur jahiliyah atau lokal dan Islam punya budaya sendiri . Kenyataannya orang – orang yang mengadopsi budaya lokal hanya kalangan ahli bid`ah dan ahli hadis sama sekali enggan menerimanya .
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id
[1] http://irdy74.multiply.com/reviews/item/44
[2] Kanzul ummal 911/15
[4] Muttafaq alaih
[5] HR Abu dawud /Salat/1134. Nasai /Shalat Id /1556. Ahmad / Baqi musnad muksirin/11595,12416.Al Hakim dalam kitab Al mustadrak 294/1,434/1.Beliau menyatakan sahih menggunakan perawi Bukhori Muslim tapi mereka berdua tidak meriwayatkan dalam kitab sahihnya. Lihat pula Al Bahrur ra`iq 170/2 , Hasyiyatut thohthowi ala maraqil falah 343/1
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan