Berjabat tangan setelah salat Asar dan Subuh .
Ibnu Abdis salam menyatakan lagi :
وَالْمُبَاحَة " كَالْمُصَافَحَةِ عَقِب صَلَاة الصُّبْح وَالْعَصْر
Dan bid`ah yang mubah seperti berjabat tangan setelah salat Sub uh dan Asar . [1]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Menurut kami berjabat tangan setelah melakukan salat baik setelah Maghrib , Isya` , Subuh atau Lohor tetap bid`ah dan tidak di jalankan oleh Nabi atau para sahabatnya dan merekalah yang lebih berhak untuk di ikuti . Bid`ah itu di jauhi dan ber ittiba`lah sebagaimana ayat :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[2]
Di ayat lain juga di katakan :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.[3]
Jadi mengikuti Rasulullah dan taat kepada Allah adalah modal kebahagiaan , dan menyelisihi keduanya adalah sarana kesengsaraan . Karena itupun bid`ah dan ahlinya harus di buang .
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
Pada hari wajah – wajah sama cemerlang dan wajah – wajah sama menghitam.( hari kiamat )
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَغَيْرُهُ : تَبْيَضُّ وُجُوهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ , وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالْفُرْقَةِ
Ibnu Abbas dan lainnya berkata : “Wajah ahlus sunnah waljamaah yang akan cemerlang dan ahli bid`ah dan pemecah akan menghitam “. [4]
Tiada para sahabat atau tabiin yang menyatakan sebagaimana Ibnu Abdis salam yaitu memperbolehkan kebid`ahan itu . Tiada perintahnya untuk mengikutri bid`ah . Dan kita ini dengan jelas di perintahkan itttiba. Bila bid`ah di jalankan , maka akan termasuk ahli bid`ah dan sunnah akan di tinggalkan > Setelah salat wajib sejak dulu tanpa salaman , dan ini tuntunannya . Bila di adakan jabat tangan , maka sudah tentu menyelisihi tuntunan para sahabat dan ini kebid`ahan yang di jalankan dan akan berbahaya bahkan akan membuka untuk bid`ah lain lagi yang di anjurkan . Akhirnya seperti sekarang banyak kebid`ahan yang sulit di hilangkan karena sudah mengakar . Bahkan orang yang menegakkan sunnah akan terpencil . Dalam suatu hadis di jelaskan :
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing ( terpencil dan jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali dalam keadaan terasing. Beruntunglah orang orang yang terpencil . Hadis sahih ,
Di dalam situs : antosalafy.wordpress.com terdapat keterangan sbb:
Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Al Jibrin-hafizhohullah- berkata, “Mayoritas orang yang shalat mengulurkan tangan mereka untuk berjabat tangan dengan orang di sampingnya setelah salam dari shalat fardlu dan mereka berdoa dengan ucapan mereka ‘taqabbalallah’. Perkara ini adalah bid’ah yang tidak pernah dinukil dari Salaf”. [Lihat Majalah Al-Mujtama’ (no. 855)].
Bagaimana mereka melakukan hal itu sedangkan para peneliti dari kalangan ulama telah menukil bahwa jabat tangan dengan tata cara tersebut (setelah salam dari shalat) adalah bid’ah? Suatu perbuatan yang tak ada contohnya dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , dan para sahabatnya. Tragisnya lagi, jika ada diantara kaum muslimin yang menganggap jabat tangan sebagai sunnah, apalagi wajib, sehingga mereka membenci saudaranya yang tak mau berjabatan tangan habis sholat dengan berbagai macam dalih, bahwa yang tidak berjabat tangan menganggap orang lain najis, benci kepada saudaranya, tidak ada rasa ukhuwahnya, dan kekompakan, serta anggapan dan buruk sangka lainnya. Padahal saudaranya tidak mau berjabatan tangan usai sholat karena ia tahu hal ini tak ada contoh jika dilakukan habis sholat, bahkan itu merupakan bid’ah. Bukan karena benci !!!
Al-Allamah Al-Luknawiy-rahimahullah- berkata, “Di antara yang melarang perbuatan itu (jabat tangan setelah sholat), Ibnu Hajar Al-Haitamiy As-Syafi’iy, Quthbuddin bin Ala’uddin Al-Makkiy Al-Hanafiy, dan Al-Fadhil Ar-Rumiy dalam Majalis Al-Abrar menggolongkannya termasuk dari bid’ah yang jelek ketika beliau berkata, “Berjabat tangan adalah baik saat bertemu. Adapun selain saat bertemu misalnya keadaan setelah shalat Jum’at dan dua hari raya sebagaimana kebiasaan di jaman kita adalah perbuatan tanpa landasan hadits dan dalil! Padahal telah diuraikan pada tempatnya bahwa tidak ada dalil berarti tertolak dan tidak boleh taklid padanya.” [5]
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor .
[1] Fathul bari 330/20
[2] Ali imran 31
[3] Al ahzab 70
[4] Majmuk fatawa libni Taimiyah/3/278. Tafsir Al Qurthubi 164/4. Ibnu Katsir /391/1. Zadul masir /436/1.
[5] [Lihat As-Si’ayah fil Kasyf Amma fi Syarh Al-Wiqayah (hal. 264), Ad-Dienul Al-Khalish (4/314), Al-Madkhal (2/84), dan As-Sunan wa Al-Mubtada’at (hal. 72 dan 87)].
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan