Sabtu, Januari 29, 2011

Kekeliruan salat dengan sajadah

Oleh mantan kiyai NU Mahrus ali


Salat dengan sajadah tiada tuntunannya



Ibnu taimiyah berkata :
. أَمَّا الصَّلَاةُ عَلَى السَّجَّادَةِ فَلَمْ تَكُنْ هَذِهِ سُنَّةَ السَّلَفِ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ; بَلْ كَانُوا يُصَلُّونَ فِي مَسْجِدِهِ عَلَى الْأَرْضِ لَا يَتَّخِذُ أَحَدُهُمْ سَجَّادَةً يَخْتَصُّ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهَا
Melakukan salat diatas sajadah ( tikar , karpet , keramik ) tidak termasuk budaya kaum muhajirin , Ansar, tabi`in yang mengikuti jejak mereka dengan baik di masa Rasulullah saw. Bahkan mereka menjalankan salat di atas tanah , seseorang diantara mereka tiada yang menggunakan sajadah husus salat
فَإِذَا كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ وَلَا يَخْلَعُونَهَا بَلْ يَطَئُونَ بِهَا عَلَى الْأَرْضِ وَيُصَلُّونَ فِيهَا فَكَيْفَ يَظُنُّ أَنَّهُ كَانَ يَتَّخِذُ سَجَّادَةً يَفْرِشُهَا عَلَى حَصِيرٍ أَوْ غَيْرِهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَيْهَا ؟ فَهَذَا لَمْ يَكُنْ أَحَدٌ يَفْعَلُهُ مِنْ الصَّحَابَةِ .
Bila Nabi saw dan sahabat –sahabatnya melakukan salat dengan sandalnya dan tidak mencopotnya tapi mereka pakai diatas tanah dan mereka gunakan untuk salat, bagaimana orang bisa punya anggapan bahwa Nabi saw menggunakan sajadah yang di hamparkan ke tikar atau lainnya, lalu melakukan salat dengannya. Hal ini tidak akan di lakukan oleh seorangpun diantara sahabat
Aku berkata : “ Bahkan sampai 28 Januari 2005 M – 29 Dzulhijjah 1426 H., kami belum menjumpai Rasulullah saw melakukan salat wajib diatas tikar dalam kitab hadis. Kami hanya menjumpai Rasulullah saw melakukan salat sunat diatas tikar
لَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَفْرِشُ شَيْئًا وَيَخْتَصَّ بِهِ مَعَ غَيْبَتِهِ وَيَمْنَعَ بِهِ غَيْرَهُ . هَذَا غَصْبٌ لِتِلْكَ الْبُقْعَةِ وَمَنْعٌ لِلْمُسْلِمِينَ مِمَّا أَمَرَ اللَّهُ تَعَالَى بِهِ مِنْ الصَّلَاةِ . وَالسُّنَّةُ أَنْ يَتَقَدَّمَ الرَّجُلُ بِنَفْسِهِ وَأَمَّا مَنْ يَتَقَدَّمُ بِسَجَّادَةِ فَهُوَ ظَالِمٌ يُنْهَى عَنْهُ وَيَجِبُ رَفْعُ تِلْكَ السَّجَاجِيدِ وَيُمَكَّنُ النَّاسُ مِنْ مَكَانِهَا . هَذَا مَعَ أَنَّ أَصْلَ الْفَرْشِ بِدْعَةٌ لَا سِيَّمَا فِي مَسْجِدِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم .
Seseorang tidak diperkenankan menggelar sesuatu husus untuk dia sekalipun dia tidak hadir dan melarang orang lain bertempat disitu. Ini adalah ghosob tempat itu dan melarang kaum muslimin untuk menjalankan perintah Allah yaitu melakukan salat padanya. Sunahnya seseorang datang lebih dahulu. Untuk orang yang menggelar sajadahnya lebih dulu adalah zalim dan dilarang. Sajadah itu harus di hilangkan dan memperkenankan orang lain bertempat disitu . Asal menggelar sajadah adalah bid`ah ,apalagi di masjid Nabi saw .
فَقَدْ نَقَلَ ابْنُ حَزْمٍ فِي الْمُحَلَّى عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ : أَنَّهُ لَا يَجُوزُ الصَّلَاةُ فِي مَسْجِدٍ إلَّا عَلَى الْأَرْضِ
Sungguh Ibnu Hazem ( lahir 353, wafat 456 H ) dalam kitab Al Muhalla telah mengutip pernyataan Atho` bin Abu Robah haram melakukan salat di masjid kecuali diatas tanah
Ibnul Qayyim Al Jauziyah ( 691-751H ) berkata :
وَلَمْ يُصَلِّ عليه السلام عَلَى سَجَادَةٍ قَطُّ وَلَاكَانَتِ السَّجَادَةُ تُفْرَشُ بَيْنَ يَدَيْهِ بَلْ كَانَ يُصَلِّي عَلَى اْلأَرْضِ وَرُبَّمَا سَجَدَ فِي الطِّيْنِ
Rasulullah saw tidak menjalankan salat dengan sajadah, juga tidak pernah sajadah di gelar dimukanya, tapi beliau sujud di tanah, terkadang dilumpur

Imam Suyuthi berkata :
وَرَوَى ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ عَنْ عُرْوَةَ وَغَيْرِهِ أَنْ كَانَ يَكْرَهُ الصَّلَاةَ عَلَى شَيْءٍ دُوْنَ اْلأَرْضِ
Ibnu Abi Syaibah dari Urwah dll tidak senang menjalankan salat kecuali diatas tanah
Muhammad bin Hasan bin Farqad assyibani ,lahir 132, wafat 189 berkata :
وَقَالَ جُعِلَتْ ليِ اْلأَرْضُ مَسْجِداً وَطَهُوْراً ثُمَّ مَا سِوَى التُّرَابِ مِنَ اْلَأرْضِ أُسْوَةُ التُّرَابِ فِي كَوْنِهِ مَكَانَ الصَّلَاةِ فَكَذَلِكَ فِي كَوْنِهِ طَهُوْراً وَبَيَّنَ أَنَّ الله يَسَّرَ عَلَيْهِ وَعَلَى أُمَّتِهِ وَقَدْ تُدْرِكُهُ الصَّلَاةُ فِي غَيْرِ مَوْضِعِ التُّرَابِ كَمَا تُدْرِكُهُ فِي مَوْضِعِ التُّرَابِ فَيَجُوْزُ التَّيَمُّمُ بِاْلكُلِّ تَيْسِيْراً.
Bumi di jadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci ……….. selain debu yaitu bumi ikut saja kepada debu boleh di buat tempat salat, dan bisa di buat tayammum . Hadis tsb menerangkan bahwa Allah memberikan kemudahan kepada Rasulullah saw dan umatnya bila menjumpai waktu salat di tempat yang tiada debunya sebagaimana menjumpainya di tempat berdebu, boleh tayammum di keduanya untuk memudahkan
Muhammad bin Ali bin Muhammad Assyaukani 1173 , wafat 1250 berkata :
قَالَ الدَّاوُدِي وَاْبنُ التِّيْنِ: وَالْمُرَادُ أَنَّ اْلَأرْضَ جُعِلَتْ لِلنَّبِي صلى الله عليه وآله وسلم مَسْجِداً وَطَهُوْراً وَجُعِلَتْ لِغَيْرِهِ مَسْجِداً وَلَمْ تُجْعَلْ لَهُ طَهُوْراً لِأَنَّ عِيْسَى كَانَ يَسِيْحُ فِي اْلأَرْضِ وَيُصَلِّي حَيْثُ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ، وَقِيْلَ: إِنَّمَا أُبِيْحَ لَهُمْ مَوْضِعٌ يَتَيَقَّنُوْنَ طَهَارَتَهُ، بِخِلَافِ هَذِهِ اْلأُمَّةِ فَإِنَّهُ أُبِيْحَ لَهُمْ التَّطَهُّرُ وَالصَّلَاةُ إِلَّا فِيْمَا تَيَقَّنُوا نَجَاسَتَهُ،
Dawudi dan Ibnuttin berkata : Bumi dijadikan untuk Nabi saw sebagai tempat sujud dan bisa di buat tayammum. Untuk lainnya dibuat masjid tapi tidak bisa untuk tayammum, karena nabi Isa as berkeliling ke bumi dan melakukan salat di bumi mana saja asal waktu salat telah tiba . Di katakan : Mereka boleh melakukan salat di tempat yang mereka yakin kesuciannya. Berlainan dengan umat ini, diperbolehkan bertayammum dan melakukan salat kecuali di tempat yang di yakini najis .
مَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ أَنَّهُ كَانَ يُؤْتىَ بِتُرَابٍ فَيُوْضَعُ عَلىَ الْخُمْرَةِ فَيَسْجُدُ عَلَيْهِ
Diriwayatkan dari Umar bin Abd Aziz bahwa debu di datangkan lalu di taruh diatas khumroh ( sajadah untuk wajah ), lalu beliau melakukan sujud padanya
Secara peraktik Rasulullah saw tidak pernah menjalankan salat wajib kecuali di tanah . Untuk khumrah beliau hanya melakukan sujud padanya waktu salat sunat sebagaimana hadis:
Maimunah berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَأَنَا حِذَاءَهُ وَأَنَا حَائِضٌ وَرُبَّمَا أَصَابَنِي ثَوْبُهُ إِذَا سَجَدَ قَالَتْ وَكَانَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَة
Rasulullah saw menjalankan salat dan aku dimukanya ,aku lagi mean.terkadang baju beliau menyentuh aku bila bersujud .Beliau menjalankan salat dan bersujud diatas kain
Ibnu taimiyah berkata :
أَنَّ الصَّلَاةَ عَلَى الْأَرْضِ سُنَّةٌ ثَابِتَةٌ بِالنَّقْلِ الْمُتَوَاتِرِ
Sesungguhnya hadis yang menerangkan salat diatas tanah adalah mutawatir

وَهَذَا فِيهِ مُشَابَهَةٌ لِأَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِينَ كَانُوا لَا يُصَلُّونَ إلَّا فِي مَسَاجِدِهِمْ
Ini ( salat harus di masjid ) mirip dengan ahli kitab yang tidak mau melakukan salat kecuali di tempat salatnya
وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ بَسَطَ سَجَّادَةً فَأَمَرَ مَالِكٌ بِحَبْسِهِ فَقِيلَ لَهُ : إنَّهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ فَقَالَ : أَمَا عَلِمْت أَنَّ بَسْطَ السَّجَّادَةِ فِي مَسْجِدِنَا بِدْعَةٌ .
Sungguh telah di kisahkan bahwa Abd rahman bin Mahdi ketika datang ke Madinah menggelar sajadah , lalu Imam Malik memerintah agar di tahan ( dipenjara ) . Di katakan kepadanya : “ Dia adalah Abd Rahman bin Mahdi “
Imam Malik menjawab :” Apakah kamu tidak mengerti bahwa menggelar sajadah dimasjid kami adalah bid`ah “.
أَمَّا الْغُلَاةُ : مِنْ الْمُوَسْوِسِينَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ عَلَى الْأَرْضِ وَلَا عَلَى مَا يُفْرَشُ لِلْعَامَّةِ عَلَى الْأَرْضِ لَكِنْ عَلَى سَجَّادَةٍ وَنَحْوِهَا وَهَؤُلَاءِ كَيْفَ يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ وَذَلِكَ أَبْعَدُ مِنْ الصَّلَاةِ عَلَى الْأَرْضِ فَإِنَّ النِّعَالَ قَدْ لَاقَتْ الطَّرِيقَ الَّتِي مَشَوْا فِيهَا ;
Untuk orang – orang yang suka beragama dengan berlebihan maka tidak akan melakukan salat di atas tanah atau hamparan yang biasanya untuk umum .tapi mereka akan menghamparkan sajadah dll . Mereka tidak akan melakukan salat dengan sandal . Dan ini lebih berat dari pada salat di tanah. Sebab sandal yang di buat jalan akan menyentuh najis dll .
فَلَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَتَّخِذُ سَجَّادَةً يُصَلِّي عَلَيْهَا وَلَا الصَّحَابَةُ ; بَلْ كَانُوا يُصَلُّونَ حُفَاةً وَمُنْتَعِلِينَ وَيُصَلُّونَ عَلَى التُّرَابِ وَالْحَصِيرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ
Nabi dan sahabatnya tidak pernah mengelar sajadah untuk salat , bahkan mereka melakukan salat dengan kaki telanjang dan bersandal dan mereka juga melakukan salat di debu, tikar dll tanpa sajadah
Aku berkata : Untuk salat wajib di atastikar perlu dalil dan kami belummenjumpai dalilnya .
Artikel Terkait

22 komentar:

  1. ya udah gak usah shalat di masjid. karena smua masjid pake keramik,hambal dll. termasuk di masjidil haram. gt aja repot.

    BalasHapus
  2. MUdah sekali bang , tidak usah di buat repot . Tanah masih banyak di mana dan kapan saja , Anda dan orang lain bisa melakukan salat langsung di atasnya untuk bersujud dengan penuh rendah diri mengenang bahwa anda akan kembali ke tanah , dari tanah bukan dari keramik dan Hambal .

    BalasHapus
  3. hahahahah KOPLAK

    ‎1029- حدثنا ابوكريب. ثنا ابومعاوية عن الأعمش عن ابى سفيان عن جابر عن ابى سعيد قال: صلى رسول الله
    صلى الله عليه وسلم على حصير. رواه ابن ماجة

    "Abi sa'id ra berkata:"Nabi saw pernah menunaikan shalatnya diatas alas tikar. HR. Ibnu Majah

    قال ابن بطال : إن كان ما يصلي عليه كبيرا قدر طول الرجل وأكثر فإنه يقال له حصير ولا يقال له خمرة . وكل ذلك يصنع من سعف النخل وما أشبهه
    ----------------------------------------
    Ibnu Batthol berkata: Jika alas shalat kita itu besarnya seukuran kita (sujud-duduk) maka itu dinamakan "Hashir" bukan dinamakan KHUMROH

    Adapun hadits KHUMROH sbb:

    عن عبدالله بن شداد. حدثتني ميمونة زوجة النبي صلى الله عليه وسلم قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلى على الخمرة. . رواه ابن ماجة

    Sayyidah Maimunah istri nabi berkata
    :"Nabi pernah shalat di atas alas kecil dari kain

    BalasHapus
  4. حدثنا نصر بن علي حدثنا عيسى بن يونس عن الأعمش عن أبي سفيان عن جابر عن أبي سعيد أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى على حصير رواه الترمذى

    Komentar imam tirmidzi:
    قال وفي الباب عن أنس والمغيرة بن شعبة قال أبو عيسى وحديث أبي سعيد حديث حسن والعمل على هذا عند أكثر أهل العلم إلا أن قوما من أهل العلم اختاروا الصلاة على الأرض استحبابا وأبو سفيان اسمه طلحة بن نافع

    الحاشية رقم:1:

    BalasHapus
  5. asal anda tahu mas
    masjidil haram itu lantainya dari GRANIT TERBAIK DUNIA yg bs menyerap panas ultra violet matahari, shingga meski temperatur panasx cuaca mncapai 50 C, kaki anda tdk akan terasa panas sm sekali, bhkn dingin...
    itu aja klo bkn musim haji, permadani di gelar mas :D

    ngaji ko cuma lewat buku, di boongi Makrus Ali hahahah

    BalasHapus
  6. oh ya ini yang terakhir

    بل روى البخاري في صحيحه من طريق أبي سلمة ، عن عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم كان له حصير يبسطه ويصلي عليه
    --------------------------------
    telah diriwayatkan pula oleh imam Bukhari dalam kitab shohihnya dari jalur Abi Salamah bersumber dari Sayyidah Aisyah bahwa nabi saw beliau mempunyai alas tikar yang bisa di gelar dan beliau shalat diatasnya‬

    BalasHapus
  7. Mana yang koplak gan ! apakah gak kamu yang idiot. Seluruh bukan sebagian dalil yang anda gunakan itu dalam salat sunat , bukan salat wajib . Saya butuh dalil salat wajib yang menyatakan Rasul dan para sahabatnya mengenakan sajadah. Kamu belum baca polemik salat tanpa alas mulai satu sampai ke 35 . Bacalah dulu , jangan langsung komentar . Baca lagi disini juga.
    MANTAN KYAI NU: Polemik ke tiga puluh tentang salat tanpa alas ...
    01 Apr 2011
    01 Apr 2011
    Polemik ke tiga puluh tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung ,bukan di keramik ). Jumat, April 01, 2011 | Diposkan oleh Mantankyainu | Edit Entri. Di tulis oleh H Mahrus ali. Di situs ummati Abdullah Said menulis ...
    MANTAN KYAI NU: Polemik ke tujuh belas tentang salat tanpa alas ...
    21 Mar 2011
    21 Mar 2011
    Polemik ke tujuh belas tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung ). Di tulis oleh H.Mahrus ali. Prass menulis lagi : ya kalo kita mau sambungin lagi ttg sunnah nya pake penutup kepala,kopyah, yg mana gambar di atas ...
    MANTAN KYAI NU: Polemik ke dua puluh tentang salat tanpa alas ...
    23 Mar 2011
    23 Mar 2011
    Polemik ke enam belas tentang salat tanpa alas ( s... Polemik ke lima belas tentang salat ... Polemik ke dua puluh tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung ,bukan di keramik ). Rabu, Maret 23, 2011 | Diposkan oleh ...
    MANTAN KYAI NU: Polemik ke enam belas tentang salat tanpa alas ...
    21 Mar 2011
    21 Mar 2011
    Polemik ke dua puluh tentang salat tanpa alas ( s... Polemik ke sembilan belas tentang salat tanpa alas... Polemik ke delapan belas tentang salat tanpa alas... Polemik ke tujuh belas tentang salat tanpa alas ( ... Polemik ke ...

    BalasHapus
  8. Hadis Abu said itu juga dalam rangka salat sunat bukan salat wajib gan! Koplak sekali anda .

    BalasHapus
  9. Untuk mutholiah ,dalil kok masjidil haram , kita ini ikut masjid Rasul yang dari tanah gan. bukan ikut masjid Medinah sekarang . Mana keterangan saya yang keliru . Ngaji dari kitab kuning kok malah keliru dan banyak syirik dan bid`ahnya

    BalasHapus
  10. UNtuk mutholiah , Rasul punya tikar itu untuk salat sunat bukan salat wajib, tunjukkan waktu rasul imam jamaah menggunakan tikar atau sajadah , ada dalilnya , persoalan beres .

    BalasHapus
  11. silahkan lihat permadani di masjid nabawi

    https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2211534086818&set=o.107101919360938&type=3&theater

    BalasHapus
  12. iya memang anda paling benar daripada Ulamak yang ada di masjidil haram dan di madinah yang menggunakan permadani

    anda paling "Nyunnah" paling benar sehingga anda berbeda dengan pemahaman ulama' di sana hahahahahah

    BalasHapus
  13. Rasul punya tikar itu untuk salat sunat bukan salat wajib, tunjukkan waktu rasul imam jamaah menggunakan tikar atau sajadah , ada dalilnya , persoalan beres .
    -----------------------------------------------
    anda tahu darimana kalo itu solat sunnah? emang ada perbedaan y sujud solat sunnah dan wajib????

    wah hebat anda, bahkan Imam Masjidil haram aja kalag hebat dengan anda yang cuma baca bukunya Makrus Ali yang pengecut, hahahah

    BalasHapus
  14. Saya di saudi tujuh tahun , ngalantur kamu bila berkata seperti itu . Kita tidak ikut masjid nabawi sekarang , masjid Istiqlal , masjid Ampel atau Solo . Tudak usah susah - susah , mana dalilnya Rasul menjalankan salat wajib pakai sajadah gan .

    BalasHapus
  15. Kalau Jama`ah masjidil haram tanpa qunut , kamu katakan salah . Kalau mereka anti tawassul , kamu katakan wahabi . Sekarang mereka memakai sajadah , cocok dengan kamu , lalu kamu bilang begitu. Dasar, agama di buat mainan , tidak ikut dalil tapi dalil di gunakan untuk mengikuti nafsunya.

    BalasHapus
  16. Mana dalilnya , tempat Rasul menjadi Imam di kasih sajadah ? Imam Malik saja membuang sajadah yang di gelar di masjid Nabawi , lalu kamu tidak sadar dan memang segitulah ilmumu . Kita ikut salat sahabat dan Rasul , bukan ikut imam masjidil haram .Imam Atha` sajadah menyatakan tidak sah salat pakai sajadah .

    BalasHapus
  17. OPO YO NGUNU LEH...BINGUNG AKU

    BalasHapus
  18. Kamu bingung karena kamu berpegangan dengan omongan guru, teman, ayah dan kakek atau leluhurmu bukan dalil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca surat Al-Insyiroh....Sesungguhnya Allah memberikan kemudahan bagi umatNya dan bukan kesukaran....gitu aja kok repot.....

      Hapus
  19. Bumi (al ardhu) berbeda dengan tanah (turab)

    hadisnya:Dari Hudzaifah radhiyallahu’anhu yang berkata:” Telah bersabda Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam :
    “Kami diberi keutamaan atas manusia lainnya dengan tiga hal: (pertama), Saf kami dijadikan sebagaimana saf para malaikat. (Kedua), ( الأرْضِ ) bumi dijadikan untuk kami semuanya sebagai masjid. (Ketiga), dan ( تُرْبَتُهَا ) debu/tanahnya dijadikan suci untuk kami apabila kami tidak mendapatkan air.' (Shahih HR. Muslim no. 811)
    Liat nabi saw membedakan bumi dgn tanah!

    juga:Dari Ummu Salamah :“Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda telah berkata Jibril ‘alaihiwasallam kepada beliau :
    “Sesungguhnya keturunan anda ini (Husein radhiyallahu’anhu) akan dibunuh di (أَرْضٌ) bumi yang dikatakan tempatnya bernama Karbala. Maka Jibril ‘alaihissalaam mengambil sebahagian dari ( تُرْبَتِهَا ) tanahnya dan Nabi-pun melihatnya.”(Sanadnya Shahih HR. Thabrani,Al-mu’jam Al-Kabir 3/182)

    Lalu perhatikanlah Firman Allah subhana wa ta’ala berikut ini:

    “Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka BUMI (الأرْضِ). mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan kebaikan." Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerosakan, tetapi mereka tidak sedar. (QS. Al-Baqarah : 11-12)

    lucu klo disamakan kerusakan di tanah!

    Coba cari saja ayat-ayat yang berbunyi Al-Ardhu (الأرْضِ) di dalam Al-Quran, anda tentu akan terasa janggal bila kesemuanya diertikan sebagai tanah (تُرْبَةٌ ). Kerana kata Ardhu (الأرْضِ) sebenarnya dimaksudkan sebagai bumi yang meliputi lautannya, sungainya, danaunya, dan lapisan padang pasirnya mahupun lapisan saljunya, serta sesuatu yg biasa diinjak lalu lalang manusia

    Lalu bagaimana sholat dan sujud bila di kapal laut menurut anda yg sangat berilmu ini?

    BalasHapus
  20. UNtuk wiilly sabastian
    Tidak usah bertele - tele , to the poin saja, tunjukkan dalil hadis di mana rasul dan para sahabat menjalankan salat wajib bukan salat sunat di atas tikar atau sajadah

    BalasHapus
  21. Terus Terang Saya Punya Ceramah-Ceramah Ustadz Kurang Lebih 100 Cd/Mp3.,
    Tapi Dalam Hal Salat(Langsung Di Atas Tanah) Saya Kurang Setuju.,
    Saya Sudah Meninggalkan Sholat Dengan Sajadah Tapi Sekarang Saya Salat Di Atas Keramik.,
    Memang Tidak Hadits Yang Menerangkan Rasul Salat Di Atas Keramik.,
    Tapi Bukankah Keramik Juga Menyatu Dengan Tanah(Bumi).,
    Dan Bukankah Keramik Termasuk Sarana \ Pra Sarana.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan