Minggu, Januari 30, 2011

Komentar orang tentang burdah

-->
  Komentar orang tentang burdah


                                                         
Dalam situs pesantren Sidogiri Pasuruan terdapat keterangan sbb:
Orang tua itu terserang penyakit aneh. Sebagian tubuhnya lumpuh. Ia bermunajat pada ilahi sambil mengucurkan air mata memohon kesembuhan.‎Tak lupa ia  ciptakan sejumlah syair pujian untuk kanjeng Nabi, dengan maksud memohon syafaat.‎

Malam itu rasa kantuk tak dapat lagi ditahan. Hanya rasa kantuk inilah yg menghalangi bibirnya untuk meneruskan membaca syair cinta untuk ‎Rasul. ‎Dalam tidurnya ia bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpi tsb orang tua itu sempat berdialog dengan Nabi. Ia membacakan syair-syair pujiannya untuk Nabi, namun sampai pada bait ke 51: “famabalaghul ilmi fihi annahu basyarun…” [The extent of what we know ofhim is this: He is a man…] ia tidak sanggup meneruskannya. Konon Rasul menyuruhnya meneruskan “wa annahu khayru khalqillahi kullihimi”‎

Kemudian Nabi memberikan jubah (burdah) kepada orang tua itu. Nabi‎ mengusap bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan. Ketika esok paginya orang tua ini terbangun, tiba-tiba ia bisa berjalan dan pulih seperti sedia kala. Dengan ceria ia berjalan-jalan di pasar sambil membacakan‎ syair-syair pujian untuk Rasul.‎

Orang tua itu bernama Imam Bushiri, yang lahir pada tahun 1212‎ ‎(sekitar 800 tahun yang lalu). Syair pujian yang diciptakan oleh‎ Bushiri kemudian dikenal dengan Kasidah Burdah.‎

Inilah puisi cinta untuk Rasul yang sangat terkenaldi dunia Islam,‎dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa (Persia, India,‎Pakistan, Turki, Urdu, Punjabi, Swahili, Indonesia, Inggris, Prancis,‎Jerman, Spanyol dan Italia).‎
Dalam bulan Rabi’ul Awwal ini dapat dipastikan Ummat Islam dari berbagai penjuru dunia akan membaca kasidah burdah ini sebagai‎ ekspresi rasa cinta mereka kepada kanjeng Nabi.‎

Kasidah Burdah terdiri atas 162 sajak dan ditulis setelah Bushiri‎ menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dari 162 bait tersebut, 10 bait tentang cinta, 16 bait tentang hawa nafsu, 30 tentang pujian terhadap Nabi, 19 tentang kelahiran Nabi, 10 tentang pujian terhadap al-Qur’an,‎ ‎3 tentang Isra’ Mi’raj, 22 tentang jihad, 14 tentang istighfar, dan‎ selebihnya (38 bait) tentang tawassul dan munajat.‎

Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Bushiri bukan saja menanamkan kecintaan umat Islam kepada- Nabinya, tetapi juga‎ mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral kepada kaum Muslimin. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika Kasidah Burdah senantiasa dibacakan di pesantren-pesantren salaf.‎

Saya katakan: Saya sendiri ketika membaca kisah diatas tidak bisa langsung percaya. Sebab setahu saya kisah itu tidak di tulis oleh pengarang burdah sendiri dan pengarang Burdah sendiri tidak mengatakan seperti itu. Kasidah burdah menurut ulama Saudi banyak mengandung kesyirikan, apakah mungkin Rasulullah SAW  datang karena di bacakan kasidah – kasidah syirik itu. Rasulullah SAW  tentunya tidak akan rela perbuatan syirik.

Amelia Hasyim dari Malasia berkata:
Iftifal Kesenian Islam Kemas Negeri Kedah Darul Aman 2002 ‎berjaya mencungkil pelbagai bakat seni dalam Islam bermula kanak-kanak peringkat pra-‎sekolah hingga kepada orang-orang dewasa. Bakat ini termasuklah burdah, azan, ‎marhaban, tilawah, pidato, deklamasi sajak, nasyid dan berzanji. Iftifal yang diadakan selama ‎dua hari memperlihatkan pelbagai gaya yang menarik persembahan para peserta melibatkan ‎kanak-kanak Taman Didikan Kanak-kanak (Tadika) Jabatan Kemajuan Masyarakat (Kemas) ‎dan orang-orang dewasa seluruh negeri Kedah.‎
Program ini bertujuan menghidupkan dan mengekalkan unsur-unsur kesenian yang baik ‎dalam ajaran Islam seiring dengan kehendak dan tuntutan agama serta menyemai tebiat ‎menghayati ajaran dan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan harian. ‎
Islam itu menyukai keindahan dan seni di dalam Islam banyak cabangnya. Burdah dapat ‎didifinasikan sebagai berzanji atau qasidah. Senikata burdah juga bertujuan membangkitkan semangat juang tentera-‎tentara Islam ketika itu dalam usaha mengambangkan agama Islam.‎
Bagi penduduk Kedah marhaban ataupun berzanji menjadi persembahan di majlis-majlis ‎rasmi ataupun majlis perkahwinan. Senikata yang mengiringi marhaban juga mengandungi ‎mesej yang sama seperti burdah. Marhaban dipersembahkan pada majlis ulang tahun ‎keputeraan Nabi Muhamad s.a.w dan sambutan Maalhijrah. ‎

Saya katakan : Kalau dilihat burdah di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan banyak masarakat yang mencintai kasidah burdah menunjukkan bahwa manusia itu sudah banyak yang syirik sebagaimana firman Allah :
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".[1]
Jadi orang – orang yang tidak mau burdah sudah ghorib dan memang agama Islam akan menjadi terpencil lagi sebagaimana ayat:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing ( terpencil  dan   jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali dalam keadaan terasing. Beruntunglah  orang orang yang terpencil . Hadis sahih ,[2]



blog ke tiga



[1] 42 Arrum
[2] Muslim/Iman /145. Ibnu Majah  /Fitan /3986. Ahmad /Baqi musnad muktsirin/8812.
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. terima kasih, dari uraian di atas Sangat jelas bahwa penulis sangat tidak faham tentang hadits yang ditulis sendiri, bagaimana asbabul wurudnya, berarti dulu kalau anda mantan orang NU, bukan kyai, sebab kalau Kyai pasti paham Ilmu bahasa Arab. jangan mengusik persatuan Ummat ... !

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan