Pendapat Syaikh Al Bujairimi
Ustadz Muhammad Ma`ruf Khazin menulis :
Begitu pula Syaikh al-Bujairimi:
حاشية البجيرمي على الخطيب - (ج 6 / ص 156)
اسْتَثْنَى
بَعْضُهُمْ قُبُورَ الْأَنْبِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ
وَنَحْوَهُمْ ، بِرْمَاوِيٌّ وَعِبَارَةُ الرَّحْمَانِيِّ : نَعَمْ قُبُورُ
الصَّالِحِينَ يَجُوزُ بِنَاؤُهَا وَلَوْ بِقُبَّةٍ الْأَحْيَاءِ
لِلزِّيَارَةِ وَالتَّبَرُّكِ ، قَالَ الْحَلَبِيُّ : وَلَوْ فِي
مُسْبَلَةٍ ، وَأَفْتَى بِهِ ، وَقَالَ : أَمَرَ بِهِ الشَّيْخُ
الزِّيَادِيُّ مَعَ وِلَايَتِهِ وَكُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَرْتَضِهِ شَيْخُنَا
الشَّوْبَرِيُّ ، وَقَالَ : الْحَقُّ خِلَافُهُ وَقَدْ أَفْتَى الْعِزُّ
بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ بِهَدْمِ مَا فِي الْقَرَافَةِ ، وَيُسْتَثْنَى
قُبَّةُ الْإِمَامِ لِكَوْنِهَا فِي دَارِ ابْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ ا هـ
Sebagian ulama mengecualikan makam para Nabi, syuhada', orang-
orang shaleh dan sebagainya. Dikutip dari Barmawi Redaksi ar-
Sebagian ulama mengecualikan makam para Nabi, syuhada', orang-
orang shaleh dan sebagainya. Dikutip dari Barmawi Redaksi ar-
Rahmani mengatakan: Ya, makam-makam orang shaleh boleh
dibangun meskipun dengan kubah, untuk menghidupkan ziarah
dan tabarruk. al-Halabi berkata: "Meskipun di tanah khusus
pemakaman" dan ia memfatwakannya. Ia berkata: "Hal tersebut
diperintahkan oleh Syaikh az-Zayyadi dengan kekuasaannya."
Kesemuanya itu tidak disetujui oleh guru kami, asy-Syaubari.
la berkata: 'Yang benar adalah sebaliknya." Dan sungguh Izzuddin
bin Abdissalam berfatwa untuk merobohkan kubah makam yang
ada di Qarafa. Kecuali kubahnya Imam asy-Syafi'i sebab kubah
tersebut berada di rumah Ibnu Abdil Hakam (Hasyiah Bujairimi
ala al-Khathib. 6/156).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Membolehkan
membangun kuburan ini perlu dalil, dan disini tidak diketengahkan. Ia
hanya pendapat sebagian ulama, bukan dalil. Dan pendapat ulama tidak
bisa di buat dalil. Ia ditentang oleh ulama lain. Sudah tentu ikutilah
pendapat ulama yang cocok dengan dalil. Dan abaikan saja pendapat
mereka yang bersebrangan dengan dalil. Bila anda ikuti pendapat ulama
yang keliru, maka anda akan berada di jalan setan bukan jalan Allah.
Ini konsep kita dalam beragama untuk tinggalkan kekufuran. Mengikuti
pendapat ulama yang bertentangan dengan dalil adalah konsep kesyirikan
dan kekufuran. Ingatlah ayat :
اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا
وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ(31)
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam;
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan. Tobat 31
Bila
kita ikut pendapat ulama meninggalkan dalil , maka kita ini seolah
membuang hadis untuk mengambil pendapat manusia yang bukan Rasulullah
SAW
Pendapat ulama tanpa dalil itu termasuk mendahului Allah dan rasulNya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1)
Artikel Terkait
Di tempat kami juga beredar buku dari tulisan Ma'ruf khozin yg berjudul" JAWABAN Amaliyah & Ibadah Yangvdi tuduh bid'ah,sesat,kafir,syirik. Penerbit "AL-MIFTAH"surabaya.didalam nya banyak dalil dalil yg di nukil dari ulama yg tak ternama.lahaulawala quata illabillah..hujan fitnah makin lebat..
BalasHapus