Sy kutipkan disini keterangan dari Syaikh Muhammad bin
Shalih al Utsaimin , namun tdk semuanya ,sbb kebanyakan sdh terjawab dlm
makalah yg lalu. Kini sy hanya
ketengahkan kutipan sebagian tulisannya sbb:
ثانياً: أن عذاب القبر على الروح في الأصل، وليس أمراً
محسوساً على البدن فلو كان أمراً محسوساً على البدن لم يكن من الإيمان بالغيب ولم
يكن للإيمان به فائدة لكنه من أمور الغيب، وأحوال البرزخ لا تقاس بأحوال الدنيا.
Kedua : Sesungguhnya siksa kubur itu pd roh sj menurut asalnya. Ia tdk
merupakan perkara yg bisa di rasa oleh tubuhnya ( bdn tdk merasakan hal itu ) .
Seandainya siksaan itu bisa di rasakan
oleh tubuh, mk tdk termasuk iman bil ghaib . dan tdk ada gunanya beriman pdnya. Tp
ia termasuk perkara ghaib. Kondisi Barzah tdk bisa di kiyaskan dg
kondisi di dunia ini.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pernyatan bahwa siksa kubur
menimpa pd tubuh hrs berdalil.
Siksa kubur hanya pd roh juga hrs berdalil . Bg yg meniadakan siksa kubur
jg hrs berdalil.
Untuk pernyataan siksa kubur yg menimpa kpd tubuh, syaikh al
utsaimin dlm pernyataan tsb tdk mengakuinya. Beliau tidk berakidah yg percaya pd siksa kubur
sbgmn kebanyakan orang yaitu adanya siksa kubur pada tubuh mayat .
Dlm kalimat tsb syaikh hanya yakin bahwa siksa kubur
itu pd rohnya. Rohnya sj yg disiksa atau menerima kenikmatan.
Tubuhnya tdk di siksa jg tdk merasakan nikmat.
Menurut beliau siksa
kubur itu termasuk iman bil ghaib. Jd layak sekali bukan tubuhnya yg disiksa. Tp rohnya sj.
Dan inilah termasuk iman bilghaib.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy katakan keterangan Syaikh al Utsaimin tsb tanpa dalil yg
sahih. Dan sy sendiri jg tdk menjumpai dalilnya yg menyatakan bahwa siksa kubur
hanya pd rohnya. Tentang ayat ini:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ(46)
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir''aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras." (QS. Al-Mu’min: 46)
Ayat itu hanya untuk Firaun dan pendukungnya , bukan
kafir dan musrik yg lain. Dan Ia adalah Makkiyah tdk bisa di buat landasan siksa kubur.
Bila dibuat landasan siksa kubur, mk tdk bisa. Sbb
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan pr sahabat ktk di Makkah tdk phm siksa kubur sbgmn kisah hadis - hadis ttg siksa kubur di Bkhari dan Muslim
itu. Dan tdk pernah ada pernayatan dr
beliau bahwa ayat itu untuk siksa kubur.
Bila di buat landasan untuk
siksa kubur, mk tdk tpt . Buktinya Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam sewaktu turunnya ayat itu tdk mengajarkan ttg siksa kubur.
جمال الشرباتي
خي أبو ليث–
ورد في تفسير قوله "النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا
غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ
أَشَدَّ الْعَذَابِ [غافر : 46]
أقوال عن كون أرواح آل فرعون في طيور سود تعرض على النّار
في الغداة والعشي–ولما لا دليل عليها لا نعتمدها –فنقول هناك عذاب مخصوص لآل فرعون
ماض وباق إلى يوم القيّامة ثم يدخلون حين تقوم السّاعة في أشدّ العذاب–فهي آية
خاصة بآل فرعون –ولا تنهض دليلا على عذاب القبر
http://www.alokab.com/forums/index.php?showtopic=24453
Ustadz Jamal As syurbati menyatakan:
Intinya : Ayat 45 Ghafir
itu husus untuk Firaun dan bala tentaranya , tdk bisa dibuat dalil
adanya siksa kubur.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sy cocok jg dg
pendapat itu.
Api di tampakkan ke mayat itu husus untuk Firaun dan
pendukungnya. Allah tdk menerangkan mayat –mayat kafir, musrikin , munafikin
lainnya mengalami spt itu.
Al quran sdh di
turunkan dg lengkap, dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sdh meninggal dunia dan tdk bisa di tanyai lg. Makanya kita ikuti
sj ayat 45 Ghafir itu yaitu hanya Firaun dan pendukungnya yg mengalami spt itu
bukan mayat lain.
Bila kaum kafir , musrikin yg lain diikutkan
atau di sangkut pautkan , boleh tp dg jln qiyas. Dan kiyas apalag dlm
masalah gaib tdk boleh.
Jadi untuk ummat
Muhammad ini , sy beriman tdk ada siksa
kubur. Sbb sy tdk punya dalil yg valid untuk sy buat pegangan. Siksaan itu
nanti di Neraka bukan dikuburan. Bgmn di siksa blm di hisap, blm ditimbang amal
perbuatannya , banyak baiknya atau tdk.
Untuk selain Firaun
dan bala tentaranya atau pendukungnya tdk di tampakkan api Neraka pd mereka. Karena
tdk ada dalil untuk itu. Dan masalah gaib tdk boleh di putuskan dg akal atau
kiyas. Ia hrs di jlskan dg dalil. Sementara ini hadis
- hadis yg tlh kita kaji adalah lemah. Tdk sahih dan tdk bisa di buat
pegangan untuk siksa kubur. Bila dibuat pegangan akan bertentangan dg ayat 51- 53
yasin.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menyatakan lg
ثالثاً: أن العذاب والنعيم وسعة القبر وضيقه، إنما يدركه
الميت دون غيره والإنسان قد يرى في المنام وهو نائم على فراشه أنه قائم وذاهب
وراجع، وضارب ومضروب، ويرى أنه في مكان ضيق موحش، أو في مكان واسع بهيج، والذي
حوله لا يرى ذلك ولا يشعر به.
والواجب على الإنسان في مثل هذه الأمور أن يقول: سمعنا
وأطعنا، وآمنا وصدقنا.
http://ar.islamway.net/fatwa/13363/%D9%83%D9%8A%D9%81-%D9%86%D8%AC%D9%8A%D8%A8-%D9%85%D9%86-%D9%8A%D9%86%D9%83%D8%B1-%D8%B9%D8%B0%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%A8%D8%B1
Ketiga : Sesungguhnya siksaan , nikmat , kuburan luas dan
sempitnya itu hanya di rasakan oleh
mayat bukan orang lain. Manusia terkadang bermimpi waktu tidur di hamparannya . Dia berdiri , pergi
atau pulang , memukul atau dipukul . Dia
jg bermimpi seolah di tempat yg sempit yg tdk menyenangkan / bikin kesepian
atau di tempat yg luas dan indah. Dan orang disekitarnya tdk melihat nya dan
tdk merasakan hal itu.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ini perlu dalil dan mn dalilnya.
Mayat muslim bermimpi enak dan mayat kafir bermimpi tdk enak
itu perlu dalil dan syaikh rahimahullah
kali ini tdk membawakan dalil.
Beliau menyatakan lg :
والواجب على الإنسان في مثل هذه الأمور أن يقول: سمعنا
وأطعنا، وآمنا وصدقنا
Kewajiban bg manusia
dlm masalah masalah spt ini , hendaklah
berkata : Kami mendengar , kami taat , kami beriman dan kami membenarkan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tp dlm masalah beriman kpd siksa kubur hanya pd rohnya taat
pd perkataan siapa ? Allah dan RasulNya ? Blm ada dlm ayat al quran atau hadis
sahih.
Untuk yg beriman siksa kubur jasad mayat , akan kufur pd 51
– 53 yasin.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ
إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ
مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً
فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala,
tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada
Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Cukup satu teriakan,tiba-tiba
mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Yasin 51-53
Dalam ayat tsb ahli kubur dalam keadaan tidur, lalu
bagaimanakah mereka di siksa. Bila
disiksa, tdk akan bisa tidur. Dan
menjerit karena merasakan
siksaannya itu.
Jg kufur pd ayat ini bg yg percaya pertanyaan dua
malikat atau siksa kubur.
قَالُوا رَبنَا أمتنَا اثْنَتَيْنِ وأحييتنا اثْنَتَيْنِ
11 ) Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau
telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula). Ghafir
11.
Hidup itu hanya dua
kali, bukan tiga kali atau lebih. Hidup didunia
dan kelak ketika dibangkitkan akan masuk surga atau Neraka. Jadi
bila di kuburan manusia dihidupkan untuk di tanya atau
disiksa mk hidupnya
tiga kali dan ini nyalahi ayat
itu.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menyatakan:
Seandainya siksaan itu
bisa di rasakan oleh tubuh, mk tdk termasuk iman bil ghaib . dan tdk ada
gunanya beriman pdnya. Tp ia termasuk perkara ghaib.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tp siksa Neraka dg
jasad dan rohnya , kok di katakan iman
bil ghaib jg . Bgt juga kenikmatan di
surga dirasakan oleh tubuh dan termasuk Imam bil ghaib. Di sinilah kelemahan
perkataan syiakh rahimahullah itu.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menyatakan :
Kondisi Barzah tdk
bisa di kiyaskan dg kondisi di dunia ini.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Benar sekali . Kayaknya mirip dg ayat ini :
وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ
اللَّهَ يُسْمِعُ مَن يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ
( 22 ) dan tidak (pula)
sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah
memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali
tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar. 22 Fathir .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan