Keputusan
para jama’ah yang keluar dari LDII sering kali direspon dengan ejekan.
“Kamu gak usah shalat lagi, kamu kan sudah kafir,” kata Adam menirukan
gaya para Imam di LDII.
Mengenai
paradigma baru, sampai kemarin saja masih ada yang keluar dari LDII.
Bisa ditanya (kepada mereka) apakah LDII sudah memiliki paradigma baru?
Menurut saya, ini topeng baru. Mengakunya punya paradigma baru, aselinya
bohong. Bisa ditanya kepada seluruh jama’ah yang keluar. Kalau LDII
mengaku punya paradigma baru. Kita juga bisa lihat dari kenyataan, yang
keluar-keluar ini bisa memberi testimoni.
Lantas Apa Beda Islam Jama’ah dengan LDII?
Islam Jama’ah itu intinya, ruhnya dan batinnya, sedangkan LDII itu bajunya.
***
Belum
lagi usai kasus NII, Indonesia kembali digegerkan lewat kasus
perceraian Adam Amrullah dengan Narendra Garini Anutama Natakusumah.
Kasus ini bermula saat Adam memutuskan keluar dari LDII (Islam Jama’ah)
karena sadar akan kesesatan Jama’ah yang eksis di tahun 70-an tersebut.
Sang istri tidak menerima, karena Adam sudah tergolong kafir.
Padahal
jika melihat rekam sejak selama ini, jabatan Adam di LDII bukan
main-main. Ia adalah seorang mantan petinggi kepemudaan di Lembaga
Dakwah Islam Indonesia.
“Saya
dulu Ketua Pemuda LDII Se Jakarta Timur dan pengurus Forum Mahasiswa
Islam Jama’ah Sejabotabek,” katanya kepada Eramuslim.com, Jum’at pagi,
27/05/2011.
“Dari kakek, nenek, sampai ibu dan ayah saya juga LDII. Keluarga besar kami LDII,” tambahnya.
“Dari kakek, nenek, sampai ibu dan ayah saya juga LDII. Keluarga besar kami LDII,” tambahnya.
Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai kiprah Adam di LDII hingga alasannya
keluar dari LDII, berikut petikan wawancara wartawan Eramuslim.com,
Muhammad Pizaro dengan Adam Amrullah, yang dilakukan Jum’at pagi,
27/05/2011, di sebuah tempat di bilangan Jakarta Selatan. Selamat
Membaca..
Bisa Anda Ceritakan Awal Anda Terfikir Berhenti dari LDII?
Kalau
dimulai dari ragunya, sebenarnya saya dari kecil sudah ragu, yaitu
sejak SD. Dulu di TV ada berita tentang pahlawan bernama Sultan
Hasanuddin. Di situ diceritakan, Sultan Hasanuddin berperang dan
meninggal karena tertembak. Saya lalu bertanya ke orangtua, “Pak, beliau
ini pahlawan dan orang Islam apakah dia masuk surga?” Lalu ayah saya
jawab dengan ringan, “tidak!”. Lalu saya tanya lagi, “Kenapa Tidak?”
Ayah saya bilang, “Karena dia (Sultan Hasanuddin, red.) bukan jama’ah
kita.
Kenapa
saya tanya begitu? Karena memang di LDII, orang yang dil uar jamaah
tidak bisa masuk surga. Saya tidak bisa berfikir. Padahal seharusnya
Sultan Hasanuddin sudah berperang sampai mati akan mendapat pahala
besar. Cuma itulah di Islam Jama’ah jika bukan jama’ahnya maka orang itu
kafir.
Semua Keluarga Anda LDII?
Dari
kakek dan nenek, baik pihak ibu dan pihak bapak itu semuanya Islam
Jama’ah. Sampai anak-anak-cucunya, hingga cicit itu Islam Jama’ah.
Mereka menyebutnya awalun mukminin, karena menurut mereka orang sebelum
mereka bukan orang beriman. Itu kan bathil sekali, Walisongo itu belum
dianggap Islam oleh mereka dan masih dianggap jahiliyah sebelum
datangnya Nurhasan (Al-Imam Nurhasan Ubaidah Lubis Amir, pendiri Islam
Jama’ah di Indonesia, red.).
Memiliki Keluarga yang Taat LDII, kok Anda Sendiri Memilih Keluar?
Pertama,
saya ini orangnya suka memperhatikan. Dan saya melihat, mereka memang
semangat mengaji, tapi untuk shalat, mereka shubuhnya telat. Dan itu
banyak, tidak satu-dua orang. Saya mulai ragu kok begini, padahal
katanya orang benar. Sedang teman-teman saya di luar Islam jama’ah, kok
sholatnya pada khusyuk sekali, sedangkan saya sendiri shalat sering
terburu-buru. Lho, orang yang shalat khusyuk kayak begini kok dikafirkan
oleh Islam Jama’ah.
Ternyata
mereka punya dalil yang unik, yakni ‘siapa saja yang beramal di dalam
jama’ah, kalau dia benar Allah akan terima, kalau salah, Allah akan
maafkan.’ Makanya orang di luar Islam Jama’ah itu hina.
Saya
pas kuliah pun mulai berani berdakwah, karena niatnya menyelamatkan
teman-teman saya untuk tidak masuk neraka. Saya bawa berbagai kitab
kuning, At Tirmidzi dan lain sebagainya.
Tapi pas Kuliah Tidak Ada yang Memberitahu Anda Bahwa LDII itu Sesat?
Oh..
ada. Saya tantang debat, kalah dia. Karena saya hafalan dalilnya banyak
saat itu. Sampai ada satu orang yang masuk LDII, dan sekarang tidak mau
keluar. Astaghfirullah (Tertawa sambil geleng-geleng kepala).
Di tempat saya kerja juga aneh, karena saya tidak pernah shalat
berjama’ah bersama mereka.
Jadi Memang Anda Harus Bara’ (berlepas diri, nm) dengan Orang Non Islam Jama’ah, Termasuk dari Perkara Shalat?
Iya, memang tidak boleh.
Tidak Sah?
Memang
tidak sah dan tidak akan diterima. Bahkan saat saya SMP jika Shalat
Jum’at, saya selalu dijemput orangtua. Kita shalat sendiri di mesjid
Islam Jama’ah.
Oh Ada Ya?
Oh banyak sekali di Jakarta.
Lalu Jika Ada Orang yang di Luar Islam Jama’ah Ingin Shalat di sana?
Kalau
ada tamu-tamu atau tetangga yang tidak tahu tentang Islam Jama’ah
biasanya berani. Tapi kalau mereka tahu itu milik Islam Jama’ah mereka
tidak akan berani. Jika dia bukan Islam Jama’ah biasanya habis itu
dipel. Karena bagi Islam Jama’ah, mereka (non Islam Jama’ah, red.),
dinilai tidak bisa bersuci sebagus mereka. Jadi mereka itu sebenarnya
bagus, tapi lebay. Bahasa agamanya ghuluw (berlebih-lebihan,
melampaui batas, nm). Orang-orang jadi tidak tenang karena sedikit-dikit
najis. Sampai ada saudara saya yang menderita gila karena takut dirinya
najis. Saudara saya beneran gila sampai sekarang ini. Jadi akidah ini
(LDII, red.) sudah banyak memakan korban.
Tahun Berapa Anda Memutuskan Keluar?
Setelah
menyaksikan kebenaran-kebenaran. Saat itu saya ikut ESQ tahun 2007,
siapa tahu dapat channel dan saya ingin tahu. Melihat begitu banyak
orang sayang kepada Allah dan RasulNya, saya kembali berfikir kenapa
mereka dicap kafir. Tapi saya tidak mengerti kala itu, karena ilmu saya
belum sampai. Jadi terkesan, dalam pandangan Islam Jama’ah, kok mau
berislam susah sekali. Kita harus baiat, imamnya mengumpat (ngumpet, tidak menampakkan diri jelas-jelasan, nm) lagi. Anda saja tidak tahu kan di mana imamnya?
Jadi Bai’at Itu Bagian dari Rukun Islam Jama’ah?
Itu
pengali (pengganda, nm). Jika shaum, zakat, shalat anda beres, rukun
iman pun beres, kalau tidak bai’at sama saja dikali nol. Ngeri kan? Itu
rumus yang saya bikin sendiri. Bahasa mereka, kalau Islam tidak jama’ah sama saja mencret.
Tidak
lama setelah itu saya lihat banyak guru-guru dari Islam Jama’ah yang
keluar. Ini kan menarik, kok ulama yang mengerti bahwa keluar dari Islam
Jama’ah menjadi murtad dan kafir, kenapa malah memutuskan keluar.
Lalu
pada tahun 2008, saya banyak berdiskusi dengan teman-teman dari PKS.
Saya lihat tampang mereka baik-baik, sholatnya tenang, mereka juga
membaca Qur’an, masak orang seperti ini kafir sih? Akhirnya saya mulai
berkenalan, tetapi saya masih belum berani shalat bareng mereka. Kalau
ada kajian saya suka nguping sedikit.
Akhirnya
saya mulai berani bertanya tentang Islam. Tentang hadis bahwa Umat
Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di dalam neraka,
kecuali satu millah. Kebetulan saat itu ada ikhwan dari Ahlussunah
dijelaskan, “Akhi, memang saat ini kita terpecah menjadi banyak aliran,
cuma jama’ah yang tauhidnya beres, itu berhak masuk surga.” Wah waktu
itu saya gembiranya subhanallah. Jangan-jangan ini jawaban yang benar yang selama ini saya cari.
Memang saat di LDII, anda tidak boleh bertanya ke jama’ah atau Ustadz lain?
Tidak
boleh. Apa-apa tidak boleh. Di Islam Jama’ah itu terlalu memposisikan
Imamnya ketinggian. Jadi seakan-akan jika melanggar ucapan Imam itu
seperti terkena karma dan kualat. Padahal banyak kader yang keluar
setelah mendapat pencerahan bahwa LDII itu sesat.
Tapi
faktanya oleh imam selalu diputar balikkan. Karena ketika tahu ada
jama’ah yang keluar, Imamnya langsung ngomong kepada jama’ah, “Lihat tuh
mereka jadi ahli neraka, karena tidak taat pada imamnya. Disuruh jangan
baca buku (dari jama’ah lain), malah baca buku, akhirnya keluar.”
Saya
selalu berusaha mencari perbandingan dengan NU, Muhammadiyyah, PERSIS,
Ahlus Sunnah, dan semuanya, mereka ternyata sepakat bahwa ushul itu
tauhid. Lha Islam Jama’ah kok beda sendiri? Lalu saya berfikir apa yang
membedakan, apakah ada definisi lain tentang bai’at? Akhirnya setelah
saya ikut banyak pengajian (di luar Islam Jama’ah), saya sadar seluruh
nabi mengajarkan tauhid, mengesakan Allah dan mengenyampingkan
Tuhan-tuhan yang lain. Dan ternyata menuruti kata Imam, walau itu salah
harus diikuti.Itu kan rusak tauhidnya, karena dia memposisikan imam
lebih tinggi dari Allah.
Bahkan jika Allah dan Rasul bilang halal, imamnya bilang haram, maka bisa jadi haram.
Bahkan jika Allah dan Rasul bilang halal, imamnya bilang haram, maka bisa jadi haram.
Contohnya?
Contohnya
apa? Banyak. Jika orangtua meninggal. Orangtuanya Islam Jama’ah,
anaknya tidak, tapi anaknya beragama Islam, dapat waris gak? Secara umum
dapat waris kan? Tapi dalam Islam Jama’ah, orang kafir tidak boleh
dapat waris.
Lalu
masalah menikah, ada orang NU boleh tidak nikah dengan Muhammadiyyah?
Orang Islam Jama’ah bilang haram (jika Islam Jama’ah menikah dengan
jama’ah lain, red.) Betapa syari’at ini hancur jika manusia menggantikan
posisi Allah tentang halal-haram. Makanya, setiap mengaji saya
menangis, betapa saya bodoh sekali selama ini.
Apakah Anda Sempat bertanya ke Ustadz-ustadz di LDII tentang Keganjilan ini?
Jelas. Sebagian dari mereka ternyata sudah ada yang sudah tahu bahwa selain kita ini (non Islam Jama’ah, red.) masih beragama Islam. Tapi fakta ini ditutup-tutupi. Padahal ini penting. Ilmu punya, tapi tidak disampaikan, ini kan aneh? Dan saya sempat dilarang mengaji di luar Islam Jama’ah, lalu disidang oleh keluarga besar karena doktrinnya selain dari Islam Jama’ah itu kafir dan tidak bisa masuk surga.
Jelas. Sebagian dari mereka ternyata sudah ada yang sudah tahu bahwa selain kita ini (non Islam Jama’ah, red.) masih beragama Islam. Tapi fakta ini ditutup-tutupi. Padahal ini penting. Ilmu punya, tapi tidak disampaikan, ini kan aneh? Dan saya sempat dilarang mengaji di luar Islam Jama’ah, lalu disidang oleh keluarga besar karena doktrinnya selain dari Islam Jama’ah itu kafir dan tidak bisa masuk surga.
Dan itu selalu didengung-dengungkan setiap anda mengaji?
Iya.
Barangsiapa yang melaksanakan Qur’an, Hadis, dan bai’at wajib masuk
surga, barangsiapa yang tidak bersungguh-sungguh dan tidak berbai’at
wajib masuk neraka. Akhirnya saya tidak kuat mengaji. Saya cuma
menghadiri pengajian seminggu sekali, bahkan sebulan sekali. Padahal
dulu di keluarga, saya yang paling aktif mengajak keluarga ke pengajian.
(pz/bersambung)
Eramuslim.com, Jumat, 27/05/2011 15:30 WIB
Sambungan:
Mantan LDII: Saya Dibilang Akan Dihancurkan Allah dan Masuk Neraka
Pembaca
Eramuslim, pada lanjutan wawancara kedua ini, banyak diceritakan
pengalaman Adam Amrullah saat keluar dari LDII. Adam mengaku mendapat
banyak sekali cobaan, teror, dan ujian yang mengalir deras. Dari mulai
ancaman verbal sampai ancaman penghilangan nyawa.
“Setiap
orang yang keluar dari jamaah LDII itu halal dibunuh. Bahkan dengan
sesama pendekar Silat di LDII, saya mau dihabisi. Padahal itu teman saya
sendiri, karena saya juga pelatih silat di Islam Jama’ah.” Ujarnya
tersenyum lagi heran.
Tidak hanya itu, keputusan
para jama’ah yang keluar dari LDII sering kali direspon dengan ejekan.
“Kamu gak usah shalat lagi, kamu kan sudah kafir.” Kata Adam menirukan
gaya para Imam di LDII.
Bagaimanakah
kelanjutan dari wawancara wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro,
dengan Adam Amrullah? Berikut petikannya. Selamat Membaca.
Apa Yang Anda Terima Ketika Keluar dari LDII?
Saya
disuruh cerai sama mertua saya. Disitu saya sangat kaget, wah memang
jamaah ini sesat. Dulu sebelum cerai, saya bersama istri bisa pelukan
sepuluh kali sehari. Saya sangat sayang sama istri saya, saat istri saya
sakit TBC selama setahun, saya yang merawatnya. Bahkan saya
mencebokinya saat sakit. Sebelum saya tunjukkan akidah Islam saya,
hubungan kami baik semua. Tapi setelah keluar, semuanya berubah.
Bahkan istilah yang dipakai untuk mencap orang yang keluar dari LDII disebut anjing neraka.
Jadi saya dicap jelek, dicap mau menghancurkan jama’ah LDII. Padahal
saya mengajak orang untuk tidak menganggap jama’ah di luar LDII itu
kafir. Apalagi sekarang diwawancara (dan mulai berbicara) di media.
Terus dilihat seakan-akan saya adalah orang hina, sepertinya saya ini penjahat. Sorot muka mereka tidak senyum.
Memang Anda Masih Berinteraksi dengan Para Kader LDII?
Saudara
saya kan disana semua, termasuk tetangga. Akhirnya saya mulai ditelepon
dan dikirimi email, saya dibilang kalau saya sudah murtad. Akhirnya
saat itu saya merasa down dan stress. Dicap murtad itu tidak enak. Saya
juga diancam. Mereka bilang, “kamu akan dihancurkan Allah dan masuk
neraka.”
Kami Dengar Termasuk Ancaman Pembunuhan?
Oh..
itu merata. Artinya setiap orang yang keluar dari jama’ah LDII itu
halal dibunuh. Bahkan dengan sesama pendekar silat di LDII, saya mau
dihabisi. Padahal itu teman saya sendiri, karena saya juga pelatih silat
di Islam Jama’ah. (Tertawa) Emangnya Saya makanan, mau dihabisi.
Ada
yang Bilang LDII itu Sudah Memiliki Paradigma Baru. Bahkan itu Di situs
LDII dikatakan bahwa Mereka Berbeda Dengan Islam Jama’ah. Tanggapan
Anda?
Sebenarnya
dari tahun 70-an juga banyak yang keluar, tapi tidak terekam. Jadi dari
dulu sudah banyak yang keluar, Cuma beritanya dipendam. Nah baru di
tahun 2004 mulai banyak kasus keluarnya beberapa orang dari Islam
Jama’ah yang berani muncul. Sabar dengan berbagai penganiayaan.
Mengenai
paradigma baru, sampai kemarin saja masih ada yang keluar dari LDII.
Bisa ditanya (kepada mereka) apakah LDII sudah memiliki paradigma baru?
Menurut saya, ini topeng baru. Mengakunya punya paradigma baru, aselinya
bohong. Bisa ditanya kepada seluruh jama’ah yang keluar. Kalau LDII
mengaku punya paradigma baru. Kita juga bisa lihat dari kenyataan, yang
keluar-keluar ini bisa memberi testimoni.
Kedua,
pernahkah anda melihat orang-orang LDII yang tinggal di sekitar mesjid
umum? Mereka shalat dimana? Katanya sudah paradigma baru, kok tidak
kelihatan shalat di Mesjid? Lha katanya sudah tidak mengkafir-kafirkan?
Itu kan perlu bukti. Kalau cuma ngomong doang sih bisa. Buktinya apa?
Kalau Shalat Jum’at mereka masih shalat di mesjidnya sendiri. Waktu idul
adha dan idul fitri begitu juga. Artinya apa? Artinya ini kan mereka
masih memisahkan diri dari jama’atul muslimin yang lain. Apakah ini
paradigma baru? Kalau menurut saya tidak.
Lantas Apa Beda Islam Jama’ah dengan LDII?
Islam Jama’ah itu intinya, ruhnya dan batinnya, sedangkan LDII itu bajunya.
Bisa Anda Jelaskan Lebih Detail?
Oke,
Islam Jama’ah adalah sebuah sekte, sebuah sempalan Islam, dengan tata
cara ibadah dan keyakinan sendiri, yang untuk memperlancar
eksistensinya, memperlancar dakwahnya, mereka tidak mau dianggap
organisasi yang illegal,
akhirnya mereka membuat organisasi. Cuma organisasinya pun banyak,
kadang-kadang mereka memakai nama LDII, kadang-kadang mereka memakai
nama Pecinta Alam Indonesia, ada juga yang pakai baju Pramuka. Isinya
sama, orang-orang Islam Jama’ah juga.
Islam Jama’ah ini Sekte Internasional atau Hanya Cakupan Lokal Indonesia Saja?
Asal muasalnya dari Kediri. Nurhasan Al Ubaidah Lubis yang mendirikan. Yang membuat thoriqoh ya itu dia, termasuk mewajibkan persenan dan bai’at.
Asal muasalnya dari Kediri. Nurhasan Al Ubaidah Lubis yang mendirikan. Yang membuat thoriqoh ya itu dia, termasuk mewajibkan persenan dan bai’at.
Jadi Hampir Sama dengan NII?
Saya kalau melihat NII seperti melihat LDII Sendiri. Mirip sekali dengan NII. Memang berbeda dalam beberapa hal, tapi intinya tetap sama, duit, metodenya
rahasia, dan kalau keluar dianggap halal dibunuh. Cuma LDII lebih lihai
mendekati penguasa, tokoh masyarakat, dan orang-orang penting.
Apa Bisa Dikatakan Mereka Tidak Konsisten, Bukankah Orang di luar Kelompok Disebut Kafir?
Tidak
ada konsistensi dalam diri mereka. Istilahnya begini, dalam perkara
yang menimpa mereka, mereka akan menghalalkan berbagai cara. Contohnya,
ketika ada kasus triliunan rupiah, mereka menasehati para jama’ah apa?
Supaya sabar dan tidak usah memproses ke pengadilan, karena
Undang-undang Indonesia adalah hukum thoghut.
Tetapi
ketika ada kasus Pak Bambang Irawan (Digugat LDII ke Pengadilan karena
kasus pencemaran nama baik tahun 2006, red.), mereka pinjam hukum
thaghut, mereka sewa pengacara-pengacara mahal untuk memenjarakan
Bambang Irawan. Jadi mereka benar-benar licik sekali. Kapan dia mau
pakai, dia pakai. Padahal itu katanya hukum thoghut.
Anda Tidak Membuat Forum Untuk Para Mantan LDII?
Alhamdulillah
satu per satu kenalan demi kenalan mulai menyimpan nomor telepon. Jadi
mulai tahun 2009, kami mulai koordinasi. Akhirnya kita bikin
silaturrahim dan bikin link. Ada yang dari Sumatera dan Sulawesi. Yang
belum dari Kalimantan,
saya dapat laporan katanya di sana sangat ekstrem. Kalau tahu bahwa
mereka keluar dari LDII, mereka bisa mati. Akhirnya, beberapa dari
mereka lari ke Jawa.
Dan akhirnya saya bikin forum atas saran tokoh-tokoh agama, namanya Forum Ruju’ Ilal Haq, forum orang-orang yang taubat kembali menuju al haq. Ini forum mantan LDII.
Ini pun belum banyak dari mereka yang berani muncul. Karena mental mereka selama ini sudah biasa dicuci otaknya, jadi mudah takut dan minder. Bahkan ada yang lucu, ketika ada jama’ah yang keluar, imam-imamnya di LDII itu bilang kepada mereka, “Sudah, ngapain kamu shalat, kamu kan sudah kafir.”
Ini pun belum banyak dari mereka yang berani muncul. Karena mental mereka selama ini sudah biasa dicuci otaknya, jadi mudah takut dan minder. Bahkan ada yang lucu, ketika ada jama’ah yang keluar, imam-imamnya di LDII itu bilang kepada mereka, “Sudah, ngapain kamu shalat, kamu kan sudah kafir.”
Jadi beberapa yang keluar itu merasa down. Kecuali mereka yang diberi kekuatan oleh Allah. Dan
saya sendiri bisa seperti ini setelah melalui proses panjang, ikut
kajian tauhid, sampai mentalnya bisa seperti sekarang. Alhamdulillah ini
rahmat dari Allah.
Lalu Apa Rencana Anda ke Depan untuk Membuka Mata Umat Mengenai Permasalahan LDII?
Misi pertama kita adalah misi perlindungan, karena kami sangat kecil dan yang dipites itu
gampang. Akhirnya kami merapat ke Forum Umat Islam (FUI). Alhamdulillah
dengan izin Allah, kami diterima. FUI menganggap kami adalah bagian
dari FUI yang terdiri dari 43 Ormas, yang Sekjennya Ustadz Muhammad Al
Khathathth dan Ustadz Munarman. Jadi, kalau ada apa-apa kami disuruh
memberi laporan dan koordinasi.
Selain misi perlindungan, karena
banyaknya penganiayaan, misi kami selanjutnya adalah memberikan
informasi seluas-luasnya ke kaum muslimin tentang kesesatan LDII. Akhirnya
kami presentasi ke Departemen Agama, MUI, dan FUI. Tapi dari ketiga
lembaga ini, yang paling memberi perhatian FUI saja, sepertinya yang
lain adem-adem saja.
Ketiga, misi kami mengajak orang-orang yang di Islam Jama’ah untuk ruju’ ilal haq. kembali ke jalan Islam yang benar.
MUI Bagaimana?
Kami
sudah presentasi, tapi kami malah dibilang memberi berita palsu, (oleh
oknum MUI, red.). Akhirnya kami kasih bukti. Mereka bilang ini butuh
dicek. Saya tantang balik, ya sudah silahkan saja dicek. Dalam hati
saya, kami kok keluar dari aliran sesat malah tidak dianggap gembira.
Dia bilang kita perlu meng-cross-check lebih jauh lagi.
Beda
dengan FUI, mereka gembira menerima kita. Ahlan wa sahlan istilahnya.
Rata-rata mereka senang. Saat saya mengaku bahwa saya adalah mantan
Islam Jama’ah, ada yang diantara kita dipeluk, kita didoakan sampai
nangis-nangis, dan kami sangat disayang.
Kalau
Departemen Agama berada dalam pertengahan, ada yang mendukung, ada yang
biasa-biasa saja, tapi ya dingin-dingin saja begitu. Saya tidak
mengerti masalahnya dimana. Selain itu, yang menerima kami juga ada dari
Forum Ulama Umat Islam (FUUI) Bandung yakni Ustadz Athian Ali dan
Ustadz Hedy.
Pesan Anda kepada Orang-orang yang Masih di LDII?
Pesan
saya banyak-banyak istighfar. Karena jujur di hati kita kesombongannya
luar biasa besar. Contoh ada orang shalat, tapi hati kita bilang percuma
saja shalat tapi kafir. Itu adalah kesombongan yang luar biasa dalam
diri kita. Jadi saya hanya bisa bilang kita istighfar dan mohon ampun
kepada Allah. Semoga dengan taubatnya kita, Allah memberikan hidayah.
Karena dalam pandangan saya, rata-rata orang-orang Islam Jama’ah adalah
orang-orang yang semangat mencari ilmu.
Yang
kedua, bertanyalah ke Ulama yang bukan Islam Jama’ah. Dan ketahuilah
tidak ada satupun Ulama di dunia ini apalagi di sampai akhirat nanti,
yang menyatakan Ulama Islam Jama’ah itu yang paling pinter dan yang
paling mengerti Qur’an dan hadis. Ternyata setelah saya selidiki, yang
paling terbelakang adalah ilmunya itu (pemahamannya Islam Jama’ah,
red.).
Mereka
kan mengakunya membaca kutubus sittah (Shahih Al Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan An Nasa`i, Sunan Abi Dawud, Sunan At Tirmidzi, dan Sunan
Ibnu Majah, red.) tapi pemahaman siapa? Ternyata pemahamannya Nurhasan,
bukan pemahamannya Ibnu Katsir.
Contoh dalil wa mimma rozaqnahum yunfiqun,
ada gak ulama di dunia ini yang dari zaman Rasulullah sampai akhir
zaman yang menyatakan ayat itu terjemahannya supaya menyetor 10 persen
uangnya ke imamnya? Tidak ada kan? Kalau tidak bayar dihitung hutang?
Berlipat kalau bulan depan tidak bayar? Artinya apa? Saya melihat
pemahaman orang-orang Islam Jama’ah itu ngaco.
Apalagi
yang lebih parah, ushuluddin itu mereka anggap, kalau tidak baiat
hidupnya haram, makannya haram, nikahnya haram, tidurnya pun haram.
Padahal Ushuluddin itu tauhid. Man qola La ilaha Illallah dakholal jannah’. Tapi kalau di Islam Jama’ah, kalau tidak baiat kafir, pas ditanya apa dalilnya, malah bengong.
Memang
ada baiat yang syar’i, tapi ketahuilah baiat yang (syar’i) diberikan
kepada penguasa muslim yang mengatur maslahat orang Islam, yang jelas
eksistensinya, dan diketahui kekuasaannya, bukan baiat sempalan. Tapi
kalau baiat diberikan kepada orang yang ilmunya tidak jelas, akhirnya
seperti Islam Jama’ah. (pz/habis)
Eramuslim.com, Senin, 30/05/2011 12:21
(nahimunkar.com)
Artikel Terkait
Jika kita menganalisa dari cerita mantan LDII, memang benar jika kita meruju pada AlQuran surat 23: 52,53,54,
BalasHapus1. ayat 52 tentang Allah memerintahkan umat Islam adalah satu umat yang satu diwajibkan bertaqwa, sedangkan orang LDII memisahkan diri berarti tidak bertaqwa.
2. Ayat 53 informasi Allah mereka memisahkan diri ( sempalan Islam) karena menganggap kelompok dirinya yang paling benar (LDII) hasil cerita mantan LDII diluar sektenya dianggap kafir.
3. Ayat 53 Allah memerintahkan," biarkan mereka tersesat akan tahu akibatnya pada suatu saat akan terbongkar kedoknya hanyalah Imam nya karena duniawi duit saja..
kemudian diperkuat oleh Allah sebab-sebab memisahkan dirinya, karena ada kepentingan, Islam dijadikan alat untuk mencari duit saja, akrena ada perasaan dengki( baghyan)= menganggap paling benar kelompok dan dirinya surat Ar Ruum 32