Anda menyatakan lagi:
Tim LBM
Jember menduga bahwa dengan memasukkannya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim akan
hadits ini ke dalam kitabnya, cukup sebagai bantahan untuk membantah pernyataan
Mahrus Ali dan bisa mcmbuat dia sadar akan kesalahan yang telah dia perbuat.
Namun dugaan tersebut ternyata salah total dan kenyataannya berbalik 180
derajat, bukannya sadar dan mengakui kisalahannya, Mahrus Ali malah menyalahkan
Ibnu Taimiyah yang notabene panutan utama kaum Wahabi.
Komentar (Mahrus Ali):
Saya, Mahrus Ali bukanlah
orang yang ikut-ikutan pubic figure, figur suku, ajaran, golongan,
ajaran leluhur yang Islami atau Kufri. Saya juga tidak anti pati kepada
pendapat mereka bila benar., saya akan
menjunjungnya. Dan saya juga
tidak anti pati pada lawan mereka.
Saya mengikuti dalil dari Al Quran
atau hadits yang sahih , bukan hadits lemah. Apalagi pendapat ulama yang
salah, bukan yang benar.
Bukan hadis saja tanpa al quran atau al quran saja tanpa
hadis.
Jika Anda membawakan
dalil sahih, saya akan mengikuti anda,
karena saya sangat menghormati dalil dan tidak mengejeknya atau
menyepelekannya.
Namun, Anda tidak membawakan
dalil, tetapi hanya akal-akalan, bukan dalil, bermain retorika, bukan kejujuran
, dengan teori falsafah bukan quran
dan hadis, dengan mantik yang salah
bukan mantik yang benar. Anda berdasarkan pendapat leluhur tanpa dalil, maka saya menolaknya. Saya akan tetap konsisten pada
dalil sekalipun manusia melepaskannya. Saya, sama pendapat Ibnu Taimiyyah, Imam Syafi’i, atau Imam
Asy’ari bersikap adil, tidak berpihak dengan
kebodohan, juga bukan karena
ketokohan mereka, tetapi karena mereka mengikuti dalil sahih.
Apabila mereka tidak memiliki dalil yang
sahih, maka saya pun akan berseberangan dan tidak akan mengikuti mereka.
Imam Syafi’i menyatakan:
إذَا صَحَّ
الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ
مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي.
Apabila
ada hadits yang sahih, maka lemparkanlah perkataanku ke tembok. Apabila kamu
melihat hujjah telah berada di jalan, maka itulah perkataanku.
لاَ تُقَلِّدْ
دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا.
Dalam masalah agama, jangan
ikut-ikutan orang, sebab mereka juga mungkin salah.
Imam Malik berkata:
إنَّمَا أَنَا
بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan