POS-METRO.COM - Aktivis Malapetaka Limabelas Januari (Malari)
1974 Salim Hutadjulu mengkritik Kebijakan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan
yang mencabut larangan reklamasi Pulau G.
“Sungguh ironis dan menjijikkan rezim penguasa sekarang ini
selalu berpihak kepada cukong, pengusaha, pengembang dan para taipan,” kata
Salim di akun Facebook-nya.
Kata Salim, pemerintah yang tidak mematuhi keputusan PTUN
terkait reklamasi Pulau G menandakan penguasa saat ini lebih jahanam dan
otoriter. “Kalah di PTUN dan tidak dipatuhi, sangat jahanam dan otoriter,”
tegas Salim.
Selain itu, ia merespon positif kalangan BEM UI dan kalangan
mahasiswa yang berdemo menolak kebijakan Menko Maritim Luhut melanjutkan
reklamasi. “Salut dan terima kasih buat adik-adik BEM UI yang telah
melaksanakan kewajiban agent of change, membela dan berjuang untuk rakyat,”
ungkap Salim.
Sebelumnya Luhut menyatakan, pemerintah akan terus
melanjutkan reklamasi Pulau G.
“Sudah putus, ini saya hanya belum ngomong resmi. Saya mau
dengar terakhir saja sekarang,” ucap Luhut usai rapat di Kantor Presiden, Komplek
Istana Kepresidenan, Jakarta ,
Selasa (13/9).
“Sangat bisa (proyek reklamasi dilanjutkan),” imbuhnya soal
keputusan pemerintah itu.
Luhut mengatakan sebetulnya dia ingin menyampaikan itu
melalui jumpa pers dengan keterangan tertulis sehingga tidak dipolitisir, namun
batal karena harus ikut rapat terbatas di Istana membahas 3 tema berbeda.
“Semua sudah beres nggak ada masalah, ini hanya masalah
teknis,” tegas Luhut. [snc]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan