g-qadla` puasa tetapi tidak wajib meng-qadla` shalat. Lantas ia (‘Aisyah ra) bertanya kepadaku, apakah kamu termasuk orang haruriyyah? Aku pun menjawab, aku bukan orang haruriyyah tetapi aku hanya bertanya. ‘Aisyah pun lantas berkata, bahwa hal itu (haid) kami alami kemudian kami diperintahkan untuk meng-qadla` puasa tetapi tidak diperintahkan untuk meng-qadla` shalat”. (HR. Muslim)
BUkhari Tdk menyebut puasa
Tdk menyebut puasa ( tdk menyebut puasa )
Tdk menyebut puasa.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Dlm riwayat berikut BUkhari, Tirmidzi , Abu Dawud , Nasai tdk menyebut mengqada` puasa bg orang haid. Nomernya sbb:
بخاري 310
ترميذي 120
أبو داود 229
نسائى 2279
UNtuk yg menyebut mengqada` puasa sbb:
مسلم 508
ترميذي 717
و داود 229
Lalu mn yg benar dan mn yg salah ?
Bila kita pilih salah satunya , atas dasar apa kita memilih yg satu itu.
Pd hal hadis tsb sama sahihnya.
Bila di pakai, bgmn kita memakainya , maknanya kontradiksi .
Lantas dg hadis yg bersebrangan arti itu wanita haid hrs berbuat gimana ?
Kita yg mengajarkan ilmu yg blm di cek kebenarannya , bisa jadi kita menyebarkan kesalahan. Ngeri deh.
Inilah pentingnya saya share ini .
Responlah dg ilmu, pikiran yg sehat, jgn baper, emosi.
Apakah keduanya benar dr perkataan Aisyah?
Aisyah takkan berkata dg perkataan yg bertentangan itu.
Apalagi hadis itu dihukumi marfu`.
Bgmn bila di tarjih salah satunya ? Lalu bgmn cara mentarjih , sm sahihnya.
Apakah dg dasar hadis yg bertentangan itu , kita buat landasan bahwa wanita haid haram berpuasa ? nauudzu billah atas pemahaman yg jelek lalu bikin dasar hadis yg idhtirab.
Banyak yg setuju wanita haid tdk puasa. Agama itu landasannya quran dan hadis, bukan like atau no like .
Bila landasannya dlm agama hanya pro , setuju, like mk perolehan suara PDIP dan Golkan paling banyak . Apakah manhaj kedua partai itu benar menurut agama ? Kita tdk bhs partai , ini hanya sample realitas kehidupan belaka sblm kita mengalami realitas kehidupan nanti di akhirat. Kita ini berpegangan pd ayat:
Hadis Aisyah itu , mau tdk mau adalah mudhtarib – kacau maknanya.
Sbb yg satu menyebut qadha puasa bg wanita haid dn yg lain tdk.
Hadis mudhtarib itu tdk bisa di sahihkan , tp hrs di tolak atau dilemahkan.
Bila di terima, bgmn aplikasinya , hadis itu bertentangan arti dan maknanya .
Kita kembali kpd kaidah :
Ustadz Abu Hazim menyatakan:
Dua hadis yg kacau maknanya itu lemah. Tdk bisa di buat pegangan sekalipun muttafaq alaih.
Bila di sahihkan , mk kita ini mensahihkan hadis yg maknanya kacau.
Bila di katakan tdk kacau maknanya, realitanya gitu, habis gimana. Realitanya ada yg menyebut libur puasa dn salat bg wanita haid dan ada yg tidak.
Kita kembali kpd ayat :
Wanita haid bukan termasuk orang yg sakit, juga bukan musafir . Mk hrs berpuasa.
Bila tdk puasa atas dasar ayat mn ? Carilah sampai kiamat tdk ketemu. Dan kelak anda akan bertanggung jwb di akhirat. Bgt juga saya , nantikanlah , sy pun menantinya.
Jangan suka mengklaim, bila blm membawa hujjah yg mematahkan hujjah sy.
Jangan klaim khowarij .
Tp ingat ya, Ibn Taimiyah, dan Muhammad bin Abd Wahab jg pernah di tuduh khowarij. Bahkan pernah di kafirkan. Bgtlah kondisi kehidupan manusia sjk dulu hingga kini , terkadang penyampai kebenaran di tuduh khowarij dan penyampai kesalahan yg di yakini kebenaran malah di junjung. Ingatlah ayat :
و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّي أَسْأَلُ قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
مسلم 508
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ حَدَّثَتْنِي مُعَاذَةُ أَنَّ امْرَأَةً قَالَتْ لِعَائِشَةَ أَتَجْزِي إِحْدَانَا صَلَاتَهَا إِذَا طَهُرَتْ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ كُنَّا نَحِيضُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا يَأْمُرُنَا بِهِ أَوْ قَالَتْ فَلَا نَفْعَلُهُ
بخاري 310BUkhari Tdk menyebut puasa
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مُعَاذَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَتَقْضِي إِحْدَانَا صَلَاتَهَا أَيَّامَ مَحِيضِهَا فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قَدْ كَانَتْ إِحْدَانَا تَحِيضُ فَلَا تُؤْمَرُ بِقَضَاءٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
ترميذي 120 Tdk menyebut puasa ( tdk menyebut puasa )
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ عُبَيْدَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنَّا نَحِيضُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ نَطْهُرُ فَيَأْمُرُنَا بِقَضَاءِ الصِّيَامِ وَلَا يَأْمُرُنَا بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
ترميذي 717
Menyebut puasa.
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ قَالَ أَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ قَالَتْ سَأَلَتْ امْرَأَةٌ عَائِشَةَ أَتَقْضِي الْحَائِضُ الصَّلَاةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قَدْ كُنَّا نَحِيضُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا نَقْضِي وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءٍ
نسائى 2279Tdk menyebut puasa.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مُعَاذَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْ عَائِشَةَ أَتَقْضِي الْحَائِضُ الصَّلَاةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ لَقَدْ كُنَّا نَحِيضُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا نَقْضِي وَلَا نُؤْمَرُ بِالْقَضَاءِ
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَمْرٍو أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ عَنْ عَائِشَةَ بِهَذَا الْحَدِيثِ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَزَادَ فِيهِ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
أبو داود 229
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْهَا أَتَقْضِي الْحَائِضُ الصَّلَاةَ قَالَتْ لَهَا عَائِشَةُ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قَدْ كُنَّا نَحِيضُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ نَطْهُرُ وَلَمْ يَأْمُرْنَا بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
ابن ماجة 623
Tdk menyebut puasa. Komentarku ( Mahrus ali ) :
Dlm riwayat berikut BUkhari, Tirmidzi , Abu Dawud , Nasai tdk menyebut mengqada` puasa bg orang haid. Nomernya sbb:
بخاري 310
ترميذي 120
أبو داود 229
نسائى 2279
UNtuk yg menyebut mengqada` puasa sbb:
مسلم 508
ترميذي 717
و داود 229
Lalu mn yg benar dan mn yg salah ?
Bila kita pilih salah satunya , atas dasar apa kita memilih yg satu itu.
Pd hal hadis tsb sama sahihnya.
Bila di pakai, bgmn kita memakainya , maknanya kontradiksi .
Lantas dg hadis yg bersebrangan arti itu wanita haid hrs berbuat gimana ?
Kita yg mengajarkan ilmu yg blm di cek kebenarannya , bisa jadi kita menyebarkan kesalahan. Ngeri deh.
Inilah pentingnya saya share ini .
Responlah dg ilmu, pikiran yg sehat, jgn baper, emosi.
Apakah keduanya benar dr perkataan Aisyah?
Aisyah takkan berkata dg perkataan yg bertentangan itu.
Apalagi hadis itu dihukumi marfu`.
Bgmn bila di tarjih salah satunya ? Lalu bgmn cara mentarjih , sm sahihnya.
Apakah dg dasar hadis yg bertentangan itu , kita buat landasan bahwa wanita haid haram berpuasa ? nauudzu billah atas pemahaman yg jelek lalu bikin dasar hadis yg idhtirab.
Banyak yg setuju wanita haid tdk puasa. Agama itu landasannya quran dan hadis, bukan like atau no like .
Bila landasannya dlm agama hanya pro , setuju, like mk perolehan suara PDIP dan Golkan paling banyak . Apakah manhaj kedua partai itu benar menurut agama ? Kita tdk bhs partai , ini hanya sample realitas kehidupan belaka sblm kita mengalami realitas kehidupan nanti di akhirat. Kita ini berpegangan pd ayat:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). ( 116 Al an`am )Hadis Aisyah itu , mau tdk mau adalah mudhtarib – kacau maknanya.
Sbb yg satu menyebut qadha puasa bg wanita haid dn yg lain tdk.
Hadis mudhtarib itu tdk bisa di sahihkan , tp hrs di tolak atau dilemahkan.
Bila di terima, bgmn aplikasinya , hadis itu bertentangan arti dan maknanya .
Kita kembali kpd kaidah :
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.Ustadz Abu Hazim menyatakan:
المضطرب ، فهو : الحديث الذي ورد على أوجه متعددة مختلفة ، بحيث لا يمكن الجمع بينها ولا النسخ ولا الترجيح .
http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=18387Dua hadis yg kacau maknanya itu lemah. Tdk bisa di buat pegangan sekalipun muttafaq alaih.
Bila di sahihkan , mk kita ini mensahihkan hadis yg maknanya kacau.
Bila di katakan tdk kacau maknanya, realitanya gitu, habis gimana. Realitanya ada yg menyebut libur puasa dn salat bg wanita haid dan ada yg tidak.
Kita kembali kpd ayat :
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. 184 Baqarah Wanita haid bukan termasuk orang yg sakit, juga bukan musafir . Mk hrs berpuasa.
Bila tdk puasa atas dasar ayat mn ? Carilah sampai kiamat tdk ketemu. Dan kelak anda akan bertanggung jwb di akhirat. Bgt juga saya , nantikanlah , sy pun menantinya.
Jangan suka mengklaim, bila blm membawa hujjah yg mematahkan hujjah sy.
Jangan klaim khowarij .
Tp ingat ya, Ibn Taimiyah, dan Muhammad bin Abd Wahab jg pernah di tuduh khowarij. Bahkan pernah di kafirkan. Bgtlah kondisi kehidupan manusia sjk dulu hingga kini , terkadang penyampai kebenaran di tuduh khowarij dan penyampai kesalahan yg di yakini kebenaran malah di junjung. Ingatlah ayat :
مَا يُقَالُ لَكَ إِلاَّ مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ
Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman yang pedih. Fusshilat 43Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan