Bacaan
sholawat fatih sbb:
اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا
محمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالْمُعْلِنِ
الْحَقَّ بِالْحَقِّ
Allohumma
sholli alaa sayyidinaa Muhammadinil fatihi limaa ughliq wal khootimi limaa sabaq wal mu`linil
haqqo bilhaq
Ya
Allah berilah rahmat kepada sayyidina Muhammad pembuka hal yang tertutup,
pemungkas hal yang terdahulu, menyatakan kebenaran dengan jalan benar
Aku
berkata: Saya tidak mengeti apa maksud pembuka hal yang tertutup. Boleh jadi
rizqi yang tertutup dan Muhammadlah yang membukanya, atau langit tertutup dan
Muhammadlah pembukanya. Seluruh ma`na ini adalah syirik. Sebab hanya Allah yang
memberikan rizeqi . Allah berfirman :
أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ
وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ
هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau
siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya
(Membangkitkannya ), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari
langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah:
"Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang
benar".[1]
Muhammad
sendiri tidak mengetahui apa yang akan diberikan oleh Allah kepadanya, baik
yang bermanfaat atau yang berbahaya sebagaimana
dijelaskan dalam ayat :
قُلْ مَا
كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ
أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di
antara rasul-rasul ( atau aku tidak akan membikin ajaran yang baru yang berbeda
dengan ajaran para Rasul yang lampau ) dan aku tidak mengetahui apa yang akan
diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah
mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang
pemberi peringatan yang menjelaskan".[2]
Keputusan komisi fatwa ulama Saudi menyatakan sbb:
Sholawat
fatih sholawat karangan manusia , tiada landasannya dari hadis. [3]
أَمَّا الطَّرِيْقَةُ
التِّيْجَانِيَّةُ أَوْ الشَّاذِلِيَّةُ أَوِ الْقَادِرِيَّةُ أَوْ غَيْرُهَا مِنَ
الطُّرُقِ الَّتِي أَحْدَثَهَا النَّاسُ فَلَا يَجُوْزُ اِتِّبَاعُهَا إِلَّا مَا
وَافَقَ شَرْعَ الله مِنْهَا أَوْ غَيْرَهَا فَيَعْمَلَ بِهِ ، لِأَنَّهُ وَافَقَ
الشَّرْعَ المُطَهَّرَ لاَ لِأَنَّهُ مِنَ الطَّرِيْقَةِ الْفُلَانِيَّةِ أَوْ
غَيْرِهَا
Adapun
thoriqat tijani , syadziliyah , qadiriyah dan beberapa thoriqat yang lain yang
sekedar bikinan orang maka tidak boleh di ikuti kecuali yang cocok dengan
syariat Allah lalu bisa di jalankan
sebab cocok dengan syariat Allah yang suci bukan karena thoriqat si fulan dll. [4]
Ada
orang bilang membaca sholawat fatih lebih utama dari pada membaca al Quran
Saya
katakan: Tiada dalilnya, bahkan membacanya berdosa besar karena syirik.
Rasulullah SAW bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ
الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ
وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ
وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ
وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Hindarilah tujuh perkara yang merusak .Mereka berkata : Wahai Rasulullah
! apakah itu ? Rasul
bersabda : “ Syirik kepada Allah , sihir , membunuh orang tanpa hak ,
makan riba . makan harta yatim , lari di hari peperangan , menuduh wanita –
wanita muhshon mukminah yang baik . [5]
Dan
orang yang membaca al Quran akan mendapat tingkatan tertinggi di surga
sebagaimana hadis :
يُقَالُ
لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي
الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
Di katakan kepada orang
yang sering membaca Al Quran , bacalah
dengan tartil sambil naik ke tingkat surga
sebagaimana kamu membaca
dengan tartil di dunia . Sesungguhnya tingkatanmu di akhir ayat yang
kamu baca[6]
Membaca al Quran adalah
baca kitabullah sedang membaca sholawat fatih adalah baca karangan manusia.
Bagaimanakah kitabullah bisa di kalahkan.
Ada
orang bilang Syekh Ahmad Attijani menerima sholawat Fatih dari Rasulullah SAW
waktu berjaga.
Saya
katakan: Bagaimana mungkin Rasulullah SAW memberikan kepada syekh Ahmad Tijani
sholawat syirik, ber arti Rasulullah SAW mengajak kesyirikan dan Rasulullah SAW
akan masuk ke Neraka. Pada hal Rasulullah SAW telah menyatakan tidak tergolong
orang – orang yang syirik. Dalam doa iftitah Rasulullah SAW membaca sbb:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي
فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Wajjahtu
wajhii lilladzii fathorossamaawaati wal`ardhi haniifan musliman wamaa ana minal musyrikiin inna sholaatii
wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi robbil aalamiin laa
syariikalahuu wabizaalika umirtu wa`ana awwalul muslimin
Aku menghadapkan wajahku (
Aku bertujuan dengan ibadah ku ini )
untuk Tuhan yang menciptakan
langit - langit dan bumi
dengan berpegangan ajaran yang
lurus , berpegangan teguh kepada agama Islam. Dan aku tidak tergolong orang-
orang yang syirik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku untuk
Allah Tuhan seru sekalian alam. Tiada
sekutu bagiNya dan karena itu, aku di
perintah . Dan aku adalah permulaan orang - orang muslim [7]
Tentang pengakuan Syekh
Ahmad Tijani bahwa beliau menjumpai Rasulullah
SAW waktu berjaga, maka belum tentu benar. Karena menurut kenyataan, para
sahabat termasuk Abu bakar yang akrab dengan beliau maupun Umar, Usman dan Ali
tidak ada yang di jumpai oleh Rasulullah SAW waktu berjaga. Pada hal mereka
lebih akrab dan lebih mulia.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
[1] An Namel 64
[2] Al ahqaf 9
[3] 8578 mausuatul fatawa
[4] Enceplopedi fatwa bin
Baz bab thoriqat tijani
[5] Muttafaq alaih
[6] HR Tirmidzi /2914./ Fadhoil . Abu Dawud / Salat /1464. Imam Tirmidzi menyatakan hadis
tersebut hasan sahih , Nashiruddin Al
albani mendukungnya.
[7] Muslim (771) Do`a istiftah di atas diriwayatkan oleh Imam
Muslim (771) dalam kitab salat musafir
bab do`a dalam salat malam, Abu Dawud
(760 ) dalam kitab Assholah, bab
do`a istiftah, Ahmad dalam kitab musnadnya (729), Ibnu Hibban (445), Nasa `I (130
–2 ) dalam kitab Iftitah
bab zikir dan do`a setelah
takbiratul ihram, Al muntaqa libni Jarud 54/1 Sahih Ibnu Khuzaimah 235/1 Sahih
Ibnu Hibban 65/5 Al mustadrak
alassahihain 639/1 Mawarid dhom`an 124/1 Musnad Abu awanah 432/1 Sunan Baihaqi al
kubro 32/2 Daroquthni 298 / 1 Musnad Syafi`i 35/1 Mushonnaf ibnu Abi Syaibah
210/1 Syarah ma`aanil aatsar 199/1 Mu`jam Ausat,
Musnad Al Bazzar 168/2 Musnad Thoyalisi 22/1 Musnad Abu Ya`la 245/1 Al
aahad wal matsaani 46/4 Mu`jam kabir
314/1 Syuabul iman 484/5 Siyar ashabil hadis 43/1 Hasyiyah ibnul
qayyim 33/2 Aunul ma`bud 351/7 Tuhfatul ahwadzi 264/9 Tuhfatul
muhtaj 289/1 Attahkik fii ahaadisil
khilaf 342/1 Nasbur royah 219/4 Al muhalla
95/4 Al Mughni 282/1 Al um 166/7
Nailul author 207/2
Artikel Terkait
Hehehe....carane ora kaya kuwe...cari dulu sumber asli tarekat tijani dan solawat fatihnya, baru berkomentar...gak cukup kata orang dsb...ngarti ?
BalasHapus