Minggu, Januari 14, 2018

Air kencing unta tetap Najis tidak boleh diminum

Maaf tema extra untuk menjawab masalah yg sdh viral tentang air kencing Unta.
Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho.Com) menulis sbb:


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ عُكْلٍ أَوْ عُرَيْنَةَ فَاجْتَوَوْا الْمَدِينَةَ فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِقَاحٍ وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَانْطَلَقُوا فَلَمَّا صَحُّوا قَتَلُوا رَاعِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا النَّعَمَ فَجَاءَ الْخَبَرُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَلَمَّا ارْتَفَعَ النَّهَارُ جِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ وَسُمِرَتْ أَعْيُنُهُمْ وَأُلْقُوا فِي الْحَرَّةِ يَسْتَسْقُونَ فَلَا يُسْقَوْنَ
Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menunjukan bahwa air kencing unta tidak najis, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan ‘Urayinin yang terkena sakit untuk berobat dengan meminum air susu dan air kencing unta. Beliau tidak akan menyuruh untuk meminum sesuatu yang najis. Adapun air kencing hewan-hewan lain yang boleh dimakan juga tidak najis dengan mengqiyaskan (menganalogikan) pada air kencing unta. Inilah yang jadi pendapat Imam Malik, Imam Ahmad, sekelompok ulama salaf, sebagian ulama Syafi’iyah, Ibnu Khuzaimah, Ibnul Mundzir, Ibnu Hibban. Sedangkan Imam Syafi’i dan jumhur menyatakan najisnya kencing dan kotoran setiap hewan yang haram dimakan. Ibnu Hajar sendiri lebih cenderung pada pendapat yang menyatakan najis. Lihat Fathul Bari, 1: 338-339.

Sumber : https://rumaysho.com/3721-hukum-berobat-dengan-minum-air-kencing.html

Komentarku ( Mahrus ali ) :
  Hadis ttg minum air kencing  Unta ada dua riwayat yg berbeda  sbb :
1.         Spt hadis  di atas yg menyebutkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  : Minumlah air susu Unta dan air kencingnya .
2.         Riwayat di bawah ini dimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda: “
3.         Minumlah air susu Unta tanpa  menyuruh minum air kencingnya . Lihat  riwayat Bukhari sbb:
جامع الأصول (3/ 608)
-           (خ) سلام بن مسكين -رحمه الله- عن ثابت البُناني «أنَّ أنَساً قال: إنَّ ناساً كان بهم سُقْمٌ، فقالوا: يا رسولَ الله، آونَا وأطْعِمْنَا، [ص:609] فَلَمَّا صَحُّوا قالوا: إنَّ المدينةَ وَخْمةٌ، فأنْزَلهمْ الحَرَّةَ في ذودٍ لهم (1) فقال: اشْرَبوا مِنْ ألبَانها، فلما صَحُّوا قَتَلُوا راعيَ رسولِ الله -صلى الله عليه وسلم-
“ ,……………………, intinya : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda : Minumlah air susunya “. ( tanpa menyebut minumlah air kencing Unta ).
-           جامع الأصول (7/ 260)
-           أخرجه أبو داود، وقال: «أبْوَالُها» ليس بصحيح في هذا الحديث، قال: [ص:261] وليس في أبوالها إلا حديث أنس، تفرَّدَ به أهلُ البصرة.
Intinya : Abu Dawud menyatakan :  “ Minumlah air kencingnya “  tdk sahih  dlm hadis ini. Beliau jg menyatakan : Tambahan  “ Dan air kencingnya “ itu  hanya riwayat Anas dan penduduk Basrah yg meriwayatkannya scr sendirian >
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Penduduk Basrah scr sendirian  yg meriwayatkan hadis “ Minumlah air kencing Unta “ sbg tanda   kelemahan .
Jadi air kencing unta tetap Najis  tdk boleh dimunm 
Ada hadis  lag :
مشكاة المصابيح (1/ 229)
 -[51] وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا فِي مَرَابِضِ [ص:230] الْغَنَمِ وَلَا تُصَلُّوا فِي أَعْطَانِ الْإِبِلِ» . رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ
Intinya : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   bersabda: Salatlah di kandang  Kambing dan jangan salat di tempat Unta menderum .  HR Tirmizi .
التنوير شرح الجامع الصغير (5/ 108)
(1)        أخرجه ابن ماجه (497)، وانظر مصباح الزجاجة (1/ 72)، وضعفه الألباني في ضعيف الجامع (2496).
Hadis tsb dilemahkan oleh al albani .
التنوير شرح الجامع الصغير (5/ 108)
قال أبو حاتم: كنت أنكر هذا الحديث لتفرده حتى وجدت له أصلاً لكنه موقوف أصح.
Intinya : Abu Hatim ingkar hadis itu karena tafarrud.   Ia adalah mauquf dan ini lebih tepat.

(1)        فيض الباري على صحيح البخاري (1/ 428)
(2)        لأنَّ ابن حَزْم لمَّا مرَّ على حديث: «صلُّوا في مَرَابِض الغنم، ذهب إلى أنَّه منسوخٌ، والناسخ: ما وَرَدَ في تطييب المساجد، وهذا يُشْعِرُ بنجاسة أزبالها عنده
Intinya : Ibn Hazem menyatakan : Perintah salat di kandang Kambing itu mansukh ( sdh  di hapus , tdk berlaku lagi ) , karena ada perintah mengharumkan masjid.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Perintah salat  di kandang Kambing  sudah tentu ada air kencing dan tahinya. Bila tdk di mansukh , mk akan bertentangan dg hadis :

Abu Said   Al Khudri  ra berkata :
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ قَالُوا رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا أَوْ قَالَ أَذًى وَقَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
Suatu saat, Rasulullah saw menjalankan salat jamaah, lalu melepaskan kedua sandalnya dan diletakkan di sebelah kiri. Ketika  pengikut Jamaah  melihatnya ,mereka turut melemparkan sandalnya. Ketika menyelesaikan salat, beliau  bersabda :” Mengapa kamu lemparkan sandalmu ?”.
Mereka menjawab : Kami lihat anda melemparkan sandal, kami mengikutimu  “.
Beliau  bersabda: “ Sesungguhnya Jibril datang kepadaku  dengan memberitahu bahwa ada kotoran di  kedua sandal.  “.
  Rasulullah  saw  bersabda :” Bila seseorang dantaramu  datang ke masjid, lihatlah. Bila melihat kotoran di kedua sandalnya,usapkan, lalu lakukan salat dengannya “.    Hadis sahih
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   melempar sandalnya karena sandalnya kotor . ( ada tahi atau air kencing atau lainnya ).
Imam  Qurthubi berkata :
وَلمَ ْيخَتَلِفِ الْعُلَمَاءُ فِي جَوَازِ الصَّلاَةِ فِي النَّعْلِ إِذَا كَانَتْ طَاهِرَةً حَتَّى لَقَدْ قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ إِنَّ الصَّلاَةَ فِيْهِمَا أَفْضَلُ وَهُوَ مَعْنَى قَوْلِهِ تَعَالَى خُذُوا زِيْنَتَكُمْ ثم كل مسجد على ما تقدم
Tiada hilaf diantara ulama untuk memperkenankan  menjalankan salat dengan sandal  yang suci . Sebagian  ulama berkata : Bahkan lebih utama melakukan salat dengan dua sandal  . Itulah maksud ayat  :  Gunakan pakaianmu ketika masuk masjid “. ( ketika akan salat “. 

-           التلخيص الحبير ط العلمية (1/ 196)
-           فَرَوَاهَا الدَّارَقُطْنِيُّ مِنْ حَدِيثِ جَابِرٍ 1 بِلَفْظِ "مَا أُكِلَ لَحْمُهُ فَلَا بَأْسَ بِبَوْلِهِ"
Daroqthni meriwayatkan  dari hadis Jabir  dg redaksi “ Hewan yg bisa di mkn dagingnya , mk boleh diminum air kencingnya “  ( Sangat lemah ) 
1 وَمِنْ حَدِيثِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ 2 "لَا بَأْسَ بِبَوْلِ مَا أُكِلَ لَحْمُهُ" 2 وَإِسْنَادُ كُلٍّ مِنْهُمَا ضَعِيفٌ جِدًّا.
Dari hadis Al Bara` bin Azib “ Boleh minum air kencing  hewan yg bisa di makan dagingnya “. ( Sangat lemah ) .
Cari ilmu agama dg sistim dialog yg ilmiyah ttg buka ketika adzan Maghrib membatalkan puasa   dg penuh persaudaraan di dua grup WA sy . 
Mau ikut , hub 08813270751.082225929198 ,081384008118,0 857-8715-4455 
0812-4194-6733



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan