[19:31, 1/22/2018] +62 812-9743-1637:
Ust Muttaqain dari Patuk
Kandangan Kediri bertanya: ASSALAMUALAIKUM...ketika kita takziah kematian
kemudian ada orang juga takziah membawa
makanan dan membagi bagikannya ...apa boleh kita memakannya...
: Tlng dalilny jg yai
Saya ( Mahrus ali ) jwb :
وَأَمَا مِنْ نَاحِيَةِ فِقْهِ الْأثَرِ ، فَقَدْ أَوْرَدَهُ الْحافِظُ اِبْنُ حَجَرَ فِي بَابِ ( صَنْعَةِ الطّعامِ لِأهْلِ الْمَيْتِ )( 5 / 328 ) فَجَعَلَ الطَّعَامَ لِأهْلِ الْمَيْتِ لَا مِنْهُمْ ، وَهُوَ عَلَى هَذَا الْوَجْهِ مَشْرُوعٌ كَمَا فِي حَديثِ عَبْدِ اللهِ
بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ: لَمَّا جَاءَ نَعْي جَعْفَرٍ قَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّمَ: اِصْنَعُوا لِأهْلِ جَعْفَرٍ طَعَامَا فَإِنَّه قَدْ جَاءَهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ.
رَوْاهُ التِّرْمِذِيَّ وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.
وَقَدْ كَانَ بَعْضُ أهْلِ الْعِلْمِ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى أهْلِ الْمَيِّتِ شَيْئًا لِشُغْلِهُمْ بِالْمُصِيبَةِ ، وَهُوَ قَوْلُ الشّافِعِيِّ.
اه.
وَأَبُو داوُدَ وَاِبْنُ ماجِهُ ، وَحَسِّنَّهُ الألباني.
وَرَاجِعْ فِي ذِلِّكَ الْفَتْوَيِينَ: 4271 ، 5010.
Dari segi fiqih atsar tersebut, sungguh Al
Hafidh Ibn Hajar di bab: “ membuat makanan
untuk keluarga mayat 328/5, beliau menjadikan makanan untuk keluarga mayat bukan mereka yang
membikinnya. Membuatkan makanan untuk keluarga mayat adalah di anjurkan sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Ja`far
yang berkata:Ketika datang kabar kematian Abdullah bin Ja`far, Nabi SAW bersabda: Buatkan makanan untuk keluarga Ja`far. Sesungguhnya mereka telah menerima kabar yang membikin mereka sibuk ( bingung atau sedih ).
HR Tirmidzi dan beliau menyatakan hasan sahih.
Sungguh sebagian ahlil ilmi menyatakan sunnat memberikan sesuatu kepada keluarga korban karena mereka sibuk dengan musibah. Itulah pendapat Imam Syafii.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan