Dia menuding bahwa bantuan yang dikumpulkan hanya sampai di kantong-kantong relawan saja.
Pernyataan ini disampaikan sesaat setelah seseorang meminta pendapatnya terkait hal tersebut pada acara diskusi tentang Suriah di Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
“Saya yakin bahwa itu tidak sampai kepada rakyat Suriah, tapi sampainya ke kantong-kantong mereka.” Kata Taufiq Al-buthi.
Lebih lanjut, dia mengaku bahwa posisi dirinya dalam perang Suriah tidak pro terhadap rezim Syiah Bashar Assad maupun kepada pejuang oposisi. Tetapi kata dia, dirinya memihak kepada rakyat Suriah.
“Saya tidak pro terhadap rezim, tidak juga pro terhadap pemberontak. Saya pro terhdap keselamatan ummat saya. Dan keselamatan negeri saya,” Kata dia.
Selain mengaku dirinya tidak pro terhadap dua kubu yang sedang bertikai, anak dari Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi itu juga mengaku tidak setuju dengan cara para pejuang dalam berperang melawan Bashar Assad.
“Jika terjadi kesalahan dalam diri Bashar, saya menemuinya, dan mengucapkan, 'Wahai presiden Anda melakukan kesalahan. Kami mengkritik dan juga memberi solusi. Tapi tidak dengan mengumpulkan orang di jalanan untuk saling memfitnah',” kata Ramadhan Al-Buthi.*
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itu gambaran ulama su`, ulama yang mementingkan diri sendiri sekalipun agamanya dan agama rakyatnya rusak di bawah pimpinan Bayar Asad. Ulama yang tidak mau berkorban untuk agama, malah agama jadi korban atas perbuatan dan perkataannya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan