Ahmad Haidar Humam melanjutkan tulisannya:
...!? AL ULAMA U WAROSYATUL AMBIYA'. Org yg paling memahami Alqur'an dan Hadist adlah para Ulama. Merekalah org yg mendalam pemahamannya terhadap kedua sumber hukum Islam tersebut (Alqur’an dan Hadits).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jabir berkata:
أَكْرِمُوا الْعُلَماَءَ فَإِنَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ فَمَنْ
أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَه
Hormatilah ulama. Sesungguhnya mereka adalah
pewaris para Nabi.
Barangsiapa menghormati
mereka ber arti memuliakan Allah
dan Rasul Nya. (HR Al Khothib dari
Jabir dengan sanad lemah , kata Imam
Suyuthi . Jamius shoghir /55/1 )
Rasulullah saw,
bersabda:
العُلَماَءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ
ulama adalah pewaris para Nabi saw,
Lemah (HR Abu Dawud / Al ilmu /
3641 ).
Addarimi meriwayatkan
dengan tambahan “ sesungguhnya para Nabi
tidak mewarisi dinar dan dirham. Tapi mewarisi ilmu. Barang siapa yang
mempunyai ilmu berarti mendapat bagian
sempurna.”.Imam Tirmidzi berkata: "
Aku tidak mengetahui hadis ini kecuali dari hadis Ashim bin Rajak bin
Haiwah, dan sanad yang ada pada saya
tidak muttashil. Raja` bin Haiwah meriwayatkan hadis ini dari Dawud bin jamil
yang lemah. Demikian komentar Ibnu Hajar dalam kitab Taqrib.
Syaikh
Muhammad Nashiruddin al albani berkata: lemah (silsilatul
ahadis ad dho`ifah 454/8 )
Kita hanya
berpegangan kepada ayat:
إِنَّمَا
يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha
Pengampun. Fathir 28
Itulah ulama
Rabbani, bukan penyembah thaghut, ulama ahlis sunnah bukan ahli bid`ah, ulama yang
tulus untuk agama bukan sektarian,
ulama yang menyebarkan tauhid sejati bukan kesyirikan.
المسند الجامع - (ج 14 / ص 713)
خرجه أحمد 5/196(22059) قال : حدَّثنا الحكم بن موسى ،
حدثنا ابن عياش . و"الدارِمِي" 342 قال : أَخْبَرنا نصر بن علي ، حدثنا
عبد الله بن داود . و"أبو داود"3641 قال : حدثنا مسدد بن مسرهد ، حدثنا
عبد الله بن داود . و"ابن ماجة"223 قال : حدثنا نصر بن علي الجهضمي ، حدثنا
عبد الله بن داود.
كلاهما (إسماعيل بن عياش ، وعبد الله بن داود) عن عاصم بن
رجاء بن حيوة ، عن داود بن جميل ، عن كثير بن قيس ، فذكره.
-
أخرجه أحمد 5/196(22058) .
والترمذي (2682) قال : حدثنا محمود بن خداش البغدادي.
-
المسند الجامع - (ج 14 / ص 714)
-
كلاهما (أحمد بن حنبل ، ومحمود)
عن محمد بن يزيد الواسطي ، حدثناعاصم بن رجاء بن حيوة ، عَنْ قَيْسِ بْنِ كَثِيرٍ
، قَالَ : قَدِمَ رَجُلٌ مِنَ الْمَدِينَةِ عَلَى أَبِي الدَّرْدَاءِ وَهُوَ
بِدِمِشْقَ ، فَقَالَ : مَا أَقْدَمَكَ يَا أَخِي ؟ فَقَالَ : حَدِيثٌ بَلَغَنِي
أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : أَمَا
جِئْتَ لِحَاجَةٍ ؟ قَالَ : لاَ ، قَالَ : أَمَا قَدِمْتَ لِتِجَارَةٍ ؟ قَالَ :
لاَ ، قَالَ : مَا جِئْتَ إِلاَّ فِي طَلَبِ هَذَا الْحَدِيثِ ، قَالَ : فَإِنِّي
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ:
Komentarku ( Mahrus
ali ):
Intinya hadis : “ Ulama pewaris para Nabi ) adalah dari
satu orang bernama Ashim bin Raja.
ــ
عاصم بن رجاء بن حيوة الكندى ، الفلسطينى ، و يقال الأردنى
المولد :
الطبقة : 8 : من
الوسطى من أتباع التابعين
الوفاة :
روى له : د ت ق
مرتبته عند ابن حجر : صدوق يهم
مرتبته عند الذهبـي : قال ابن معين : صويلح
Intinya di masa
Ashim bin Raja` bin Haiwah, hadis “ Ulama pewaris para nabi “ masih janggal, tidak populer,
masih hanya satu orang yang tahu yaitu Ashim bin Raja`. Beliau hidup di masa
atbaut tabiin ( pengikut tabiin ). Bukan dimasa sahabat atau tabiin.
Masa pengikut tabiin adalah semasa dengan Imam Malik, Hisyam bin
Urwah, Hammad bin Salamah, Syu`bah, Ibn Ishaq
dll.
Masa atbaut tabiin
adalah 170 H sampai
220 H, kata Imam Suyuthi.
Di masa tersebut,
tiada penduduk Medinah dan Mekkah yang mengerti hadis tsb. Malah orang al
Kindi yang mengerti . Ada
yang mengatakan beliau adalah orang
Yordan.
Hadis yang tidak diketahui oleh penduduk Medinah, dan
hanya orang Syam yang paham hadis itu , disebut hadis lemah dan itulah
tandanya.
Dalam
majalah Buhus Islamiyah terdapat keterangan
ولهذا
نقول إنه ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في
تفردات الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة
البحوث الإسلامية
Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum (seperti hadis masalah Bilal tadi).
-
جمع الجوامع أو الجامع الكبير
للسيوطي - (ج 1 / ص 4660)
-
)
أكرموا العلماء فإنهم ورثة الأنبياء فمن أكرمهم فقد أكرم الله ورسوله (الخطيب ،
والديلمى عن جابر)
-
أخرجه الخطيب (4/437) ، والديلمى
(1/1/32) كما فى السلسلة الضعيفة للألبانى (6/199 ، رقم 2678) . قال المناوى
(2/93) قال الزيلعى كابن الجوزى : حديث لا يصح ، فيه الحجاج بن حجرة ، قال ابن
حبان : لا يجوز الاحتجاج به ، وقال الدارقطنى يضع الحديث . قال العجلونى (1/196) :
رواه الخطيب والديلمى بسند ضعيف .
Intinya hadis tsb di
nyatakan lemah oleh al bani, Zaila``I, Ibn Jauzi , Ibn Hibban dan Daroquthni.
وخالفه الدراقطني فذكره في العلل وأعله
بالاضطراب وضعف راويه فقال وعاصم بن رجاء ومن فوقه إلى أبي الدرداء ضعفاء ولا يثبت
انتهى
وأعله ابن القطان أيضا في كتاب الوهم
والإيهام فقال داود بن جميل وكثير ابن قيس لا يعلمان في غير هذا الحديث ولا نعلم
روى عن كثير غير داود والوليد ابن مرة ولا نعلم روى عن داود غير عاصم بن رجاء إلى
أن قال فالمتحصل من علته هو الجهل بحال راويين من رواته والاضطراب فيه ممن لم تثبت
عدالته يعني عاصما انتهى
Intinya hadis
tsb adalah lemah karena tafarrud juga menurut Ibn Qatthan.
Komentarku ( Mahrus ali ): Ia
juga lemah dan tidak boleh di sebarkan
kecuali di ikuti dengan kalimat lemah.
Saya kutip juga sebagian kalimat hadisnya sbb:
سنن ابن ماجه - (ج 1 / ص 259)
إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ
الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا
إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya ulama adalah pewaris
para nabi. Mereka tidak memberi warisan
dinar atau dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya
akan mendapat bagian yang sempurna. HR Ibn Majah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Maksud pewaris disini jelas bukan pewaris harta para nabi as. Sebab
mereka bukan ahli warisnya. Sdh tentu maksudnya adalah
mewarisi ilmu para nabi as itu.
Ulama ada yang ulama su` dan ada ulama yang
baik di jalan lurus.
Bila benar ulama itu pewaris para
nabi, mk kita ini dilarang bersebrangan
dengan ulama. Bila begitu , bagaimana bila pendapat mereka salah. Kita ini akan ikut kesalahan.
Bla benar begitu , maka kita akan bertentangan dengan ayat:
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ
والرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ
خَيْرٌ وَاَحْسَنُ تَاْوِيْلاً.
"Jika kamu
saling berbantah-bantahan dalam sesuatu perkara, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya". An-Nisa, 4:59.
Dlm
ayat tsb kita tidak diperintahkan untuk merujuk kepada ulama si A dan si B tapi
kepada dalil dari Al quran atau hadis. Dan hadispun tidak boleh hadis lemah atau palsu . Tapi
hadis sahih.
Bila
benar ulama pewaris para nabi AS , maka untuk apa Rasulullah shallahu alaihi
wasallam di jadikan teladan yang baik, bukan ulama teladan yang baik . Bahkan kadang ulama justru
menjadi teladan yang buruk , bila di ikuti kita akan menjadi orang buruk juga.
Ingat ayat :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ
رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ
اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya telah ada
pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang
mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab:
21)
Jadinya , kita akan menginjak ayat itu
dan menjunjung hadis lemah “ Ulama pewaris para nabi “
Bila
benar ulama mewarisi ilmu para nabi,
maka kita ini harus menghurmati mereka. Lalu bagaimana kita respek , menghurmati kpd ulama penyembah
thaghut, ulama ahli bid`ah dan syirik. Kita tidak diperkenankan menghurmati
orang yang di laknat oleh Allah. Kita tidak
boleh cinta kepada musuh – musuhNya.
Ali ra berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku tidak akan meninggalkan sunah Nabi S.A.W.
karena perkataan orang “. [1]
Imam Malik
berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى
الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang
pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan
perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Imam Syafii yang menyatakan :
إذَا
صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ
مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي
.
Bila ada hadis sahih , maka lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu
lihat hujjah telah berada di jalan , maka
itulah perkataan ku
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ
يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab mereka mungkin juga salah .
Anda menyatakan:
...!? AL
ULAMA U WAROSYATUL AMBIYA'. Org yg paling memahami Alqur'an dan Hadist adlah para
Ulama. Merekalah org yg mendalam pemahamannya terhadap kedua sumber hukum Islam
tersebut (Alqur’an dan Hadits).
Komentarku
( Mahrus ali ):
Realitanya
banyak dari kalangan mereka yang menjual
agama dengan dunia.Lalu pengertian agama di selewengkan. Mereka korbankan
agama untuk meraih harta dunia bukan
mengorbankan harta untuk kebaikan agama. Contohnya banyak sekali, tidak perlu
di angkat di sini. Perbuatan mereka kali ini seperti para pendeta Kristen.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan