Masjid Bai’atul Ula
·
Masjid Bai’atul Ula atau terkenal juga dengan
nama baiat (sebagian menyebutnya Baiatul Ula) merupakan salah satu tempat
bersejarah di kota
Mekkah yang banyak dikunjungi oleh jamaah haji dari seluruh negara. Namun tidak
seperti pada masjid lainnya yang diminta untuk dikunjungi. Berbeda dengan
kebanyakan bangunan yang terdapat di Jamarat, masjid ini masih dalam bentuk
asli tanpa ada perubahan. Bangunan masjid hanya memiliki luas sekitar 7 x 10
meter dan tembok berwarna coklat muda masih seperti bangunan zaman dahulu.
Masjid ini tidak memiliki atap di atasnya, jika melihat keluar akan terlihat tulisan pada papan “Mina Start Here”. Masjid ini layaknya seperti masjid biasa yang dibangun pada masa Dinasti Abbasiyah yang ditujukan bagi paman Nabi Muhammad SAW yaitu Abbas bin Abdul Muthalib karena dari turunannya lah asal mula terbentuknya Dinasti Abbasiyah.
Hampir semua komponen yang terdapat pada masjid Baiatul Ula merupakan desain asli pada zaman dahulu belum tersentuh akan hal-hal yang modern. Lantai masjid dibiarkan berlantaikan tanah, untuk sholat disediakan karpet merah yang memanjang di bagian depan masjid dekat dengan mimbar. Dan di sebelah mimbar terdapat rak tempat menyimpan Al-Qur’an. Jamaah haji tidak wajib mengunjungi atau melaksanakan sholat di masjid ini pada rangkaian haji nya. Namun terbuka bagi semua orang yang hendak mengenal situs-situs sejarah yang dimiliki umat islam di tanah suci.
Dibalik kesederhanannya tersembunyi sejarah yang perlu diketahui oleh Umat Islam, karena di tempat inilah Baiat Aqabah dilakukan. Baiat Aqabah merupakan salah satu perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dan kaum Yatsrib dengan berjanji untuk tidak akan musyrik lagi dan beriman kepada Allah SWT. Pelaksanaan Baiat Aqabah terjadi pada tahun 621 M atau sekitar tahun ke 12 kenabian Rasulullah SAW. Dengan melakukan baiat ini maka 12 orang kaum Yatsrib tersebut menyatakan masuk Islam, tidak hanya dihadiri oleh Rasulullah SAW, disamping Beliau berdiri Abbas bin Abdul Muthalib untuk melakukan penjagaan terhadap Rasul.
Pada saat itu paman Nabi belum masuk Islam, namun kesigapannya menjaga keselamatan Rasulullah SAW sangatlah tinggi.
Satu tahun setelah baiat pertama, tahun 622 M melakukan baiat yang kedua di tempat yang sama kepada 73 orang pria Yatsrib dan 2 wanita Yatsrib. Mereka secara langsung mendatangi Rasulullah SAW dan meyakini kenabian Beliau sebagai Rasulullah. Sempat beredar wacana bahwa masjid tersebut akan dibongkar namun diurungkan dan sampai saat ini Masjid Baiatul Ula masih kokoh berdiri.
Disaat mengunjungi masjid ini akan terdapat papan pengumuman di bagian depan masjid yang menerangkan bahwa jamaah haji tidak wajib mengunjungi dan sholat di Masjid ini. Namun sebagai seorang muslim ada baiknya untuk mengenal situs sejarah yang ada di Mekkah ini.
Komentarku (
Mahrus ali ):
Ini
fakta sejarah yang bisu, tapi bisa di
ambil kesimpulan yang tepat.
Fakta
sejarah yang bisu dan kita yang melihat bisa memberikan komentar – bisa memberikan
ulasan agar di dengarkan orang banyak.
Yaitu,
masjid dulu berlantaikan tanah bukan
keramik atau di kasih karpet.
Salat
muslimin zaman dulu langsung sujud ke tanah bukan ke karpet atau keramik.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan