يٰـا حَنَّانْ يٰـا مَنَّانْ
Ya hannan ya
mannan
Wahai Tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Pemberi nikmat
يٰا حَنَّانْ يٰا مَنَّانْ يَاقَدِيْمَ اْلإِحْسَانْ
بَحْرُ جُوْدِكْ مَلْيَانْ جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ
Wahai
Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha pemberi nikmat
Wahai
Tuhan yang qadim dalam memberikan
kebaikan.
Lautan
kemurahan-Mu penuh – ampunilah kami
Keterangan: Dalam al-Quran juga dijelaskan tentang berdoa
dengan menggunakan asmaul husna sebagai berikut :
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ
ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا
تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
“Katakanlah:
"Serulah Allah atau serulah al-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu."[1]
Rasulullah
juga pernah menggunakan Mannan – salah satu asmaul husna dalam berdoa
sebagaimana hadits sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ
لَكَ الْمَنَّانَ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Ya
Allah! Sesungguhnya aku mohon kepada-Mu karena Engkau memiliki pujaan, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Esa,
tiada sekutu bagi-Mu wahai Tuhan
pencipta langit dan bumi yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”
Rasulullah
bersabda, “Sungguh kamu telah minta dengan nama agung
yang bila dimintai akan diberi dan
bila digunakan berdoa akan
dikabulkan.”[2]
Syair
tersebut dilagukan oleh Rafiqah Darto Wahab dan kaset–kasetnya telah beredar di
seluruh Indonesia.
جُدْ لِهٰذَا اْلاِنْسَانْ عَبْدَ سُوْءٍ خَزْيَانْ
مِنْ ذُنُوبِهْ وَحْلاَنْ خَائِفْ إِنَّكَ غَضْبَانْ
رَبَّنَا نَسْتَعْفِيْكْ رَبَّنَا نَسْتَرْضِيْك
Bermurahlah
hati kepada manusia ini – hamba jelek
yang hina
Yang
berlumuran dosa, takut bila Engkau marahi
Wahai
Tuhan kami, kami minta ampun kepada-Mu
Wahai Tuhan kami! Kami minta ridha pada-Mu.
وَلَنَا ظَنُّ فِيْكْ يَارَجَا أَهْلَ اْلإِيْمَانْ
لاَ تُحَيِّبْ رَاجِى تَحْتَ بَابِكْ لاَجِئ
لَمْ يَزَلْ فىِ الدَّاجِئ قَائِلاً يَاحَنَّانْ
Kami
berprasangka baik kepada-Mu, wahai Tuhan harapan kaum mukminin
Jangan
siakan orang yang berharap yang
mengungsi dibawah pintu-Mu
Tak
hentinya waktu gelap gulita berkata wahai Tuhan yang belas kasih.
بِالنَّبِي اْلأُمِّى وَخَدِيْجَة أُمِّى
وَالْبَتُولِ الْخَتْمِى سَيِّدَاتِ النِّسْوَانْ
Dengan
nabi yang ummi – tidak bisa baca dan tulis
Dan
Khadijah sebagai ibuku.
Dan
Fathimah yang ahli ibadah – tokoh wanita di surga[3]
Keterangan:
Berdoa dengan perantara nabi atau
orang–orang shalih tidak ada dalilnya dari hadits yang sahih. Fathimah ra.
sendiri tidak pernah berdoa dengan Khadijah ra. begitu juga Ali bin Abi Thalib
ra, Hasan ra, dan Husain ra.
بِالنَّبِيِّينَ الْجَمْ مِنْ أَبِيْنَا آدَمْ
وَبِنُوحِ اْلاَقْدَامْ وَخَلِيْلِ الرَّحْمٰنْ
Dengan
seluruh nabi mulai ayah kami Adam
Dengan
perantara Nabi Nuh yang kokoh
Kekasih
Allah yang maha Pengasih (Nabi Ibrahim)
Keterangan: Doa dengan perantara para nabi, Nabi Nuh
as. atau Nabi Ibrahim as. tidak ada
tuntunannya atau perintahnya dari hadits. Ia bid`ah bahkan akan menodai ketauhidan. Allah SWT.
memerintah berdoa langsung kepada-Nya :
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا
وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah
diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.”[4]
Dalam
ayat tersebut, Allah memerintah kepada kaum mukminin bila berdoa agar langsung
kepada Allah SWT, tidak usah berperantara kepada para nabi atau orang – orang
shalih yang lain
بِأَهْلِ تُرْبَةْ بَشَّارْ وَالْفَقِيْهِ الْمِشْهَارْ
وَبِآلِ عَلْوِ~
اْلأَبْرَارْ مَنْ بِهِمْ
حَالىِ زَانْ
Dengan
perantara penghuni tanah Madinah dan al-Faqih yang tersohor
Dan
dengan keluarga Alwi yang baik – baik
Yaitu orang orang yang karena mereka keadaanku baik.
Keterangan: Penghuni
Madinah sendiri tidak bisa dibuat tawasul
dan mereka juga ada yang baik dan ada yang jelek, munafik
atau Yahudi. Allah SWT. berfirman yang menjelaskan bahwa di kalangan mereka
sewaktu nabi masih hidup juga ada
yang sangat munafik sebagai berikut:
وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ
الْأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ
لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ
يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ)101(
وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ
مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ
مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Di antara orang-orang Arab Baduwi yang di
sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk
Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak
mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan
Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar.”[5]
Kaum
munafik yang hidup di Madinah mendapatkan siksaan dari Allah SWT. dua kali, di
dunia dan di akhirat.
يَاصَمَدْ يَمُعْطِىْ بِاْلعَطَاءْ لاَتُبْطِى
جُدْ لِهٰذَا الْمُخْطِى بِالرِّضّىٰ وَالْغُفْرَانْ
Wahai
Tuhan tempat bergantung. Tuhan yang memberi, jangan perlambat
Bermurahlah
hati kepada orang yang salah ini dengan memberikan ridha dan pengampunan
جُدْ لَنَا بِالْمَطْلُوبْ وَالْفَرَحْ مِثْلَ أَيُّوبْ
وَبِفَرْحَةِ يَعْقُوبْ حِيْنَ زَالَتْ فِى اْلاَحْزَانْ
Bermurahlah
hati kepada kami untuk memberikan apa yang diminta.jalan keluar musibah seperti nabi Ayyub
Juga
memberi kegembiraan Nabi Ya`qub ketika
kesedihannya hilang
الفَقِيْر الِمخْضَارْ حِيْنَ فىِ اْلأَسْحَارْ
قَائِلاً يَاسَتَّارْ جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ
Aku
adalah berbangsa al-Mukhdhar yang sangat
butuh
Melakukan
shalat waktu sahur
Dengan
mengatakan wahai Tuhan yang menutupi aib
Ampunilah
kami
وَالصَّلاَةُ الدَّائِمْ عَلَى النَّبِىْ بْن هَاشِمْ
عَدَّ مَنْ هُوَ قَائِمْ بِالْعِبَادَة سَهْرَانْ
Shalawat
yang tetap semoga diberikan kepada Nabi putra Hasyim.
Sesuai
dengan jumlah orang yang melakukan shalat malam di waktu sahur
Keterangan: Rasulullah
disebut putra Hasyim memang berdasarkan hadits sahih sebagai berikut
عَنْ جُبَيْرِ بْنِ
مُطْعِمٍ قَالَ مَشَيْتُ أَنَا وَعُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْطَيْتَ
بَنِي الْمُطَّلِبِ وَتَرَكْتَنَا وَنَحْنُ وَهُمْ مِنْكَ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بَنُو
الْمُطَّلِبِ وَبَنُو هَاشِمٍ شَيْءٌ وَاحِدٌ
Dari
Jubair bin Muth`im berkata: Aku berjalan bersama Utsman bin Affan kepada
Rasulullah , lalu kami katakan: Wahai Rasulullah! Anda memberi kepada Banul
Mutthalib dan kami ditinggalkan. Kita dan mereka satu derajat
Rasulullah
bersabda : Banu Hasyim dan Banul Mutthalib manunggal.”[6]
يٰا حَنَّانْ يٰا مَنَّانْ يَاقَدِيْمَ اْلإِحْسَانْ
بَحْرُ جُوْدِكْ مَلْيَانْ جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ
Wahai
Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha pemberi nikmat
Wahai
Tuhan yang qadim dalam memberikan
kebaikan.
Lautan
kemurahan-Mu penuh – ampunilah kami
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.
Artikel Terkait
makasih ya om, sair munajatnya... dah ku cari2 dari kmarin kmn n bru dpet dsini... syukron...
BalasHapus