Brian Al-Huda
mengatakan...
lalu
bagaimana kedudukan hadits ini
dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aim, Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelum Mu, Sungguh Engkau Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang."
jelas sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib).
(ucapan dari kelompok aswaja yang membolehkan bertawasul denang orang yang telah meninggal)
lalu apakah benar seluruh imam Madzhab membenarkan hadits di atas (membolehkan bertawasul dengan orang yang telah mati)
pemahaman saya, bertawasul dengan orang yang telah mati adalah dosa, tapi setelah dapat hadis ini saya jadi bingung ustad....
tolong pencerahan nya...
kalau wahaby lebih baik dari ormas" di indonesia, kenapa cerita yang saya dengar (dari kelompok yang saya sebut di atas) mengatakan, beridi nya wahaby itu kejam, karena terjadi pertumpahan darah...
tolong juga di jelaskan ustad..
dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aim, Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelum Mu, Sungguh Engkau Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang."
jelas sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib).
(ucapan dari kelompok aswaja yang membolehkan bertawasul denang orang yang telah meninggal)
lalu apakah benar seluruh imam Madzhab membenarkan hadits di atas (membolehkan bertawasul dengan orang yang telah mati)
pemahaman saya, bertawasul dengan orang yang telah mati adalah dosa, tapi setelah dapat hadis ini saya jadi bingung ustad....
tolong pencerahan nya...
kalau wahaby lebih baik dari ormas" di indonesia, kenapa cerita yang saya dengar (dari kelompok yang saya sebut di atas) mengatakan, beridi nya wahaby itu kejam, karena terjadi pertumpahan darah...
tolong juga di jelaskan ustad..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sebetulnya hadis tsb telah di bahas di masa lalu dan sudah di
katakan lemah. Lihat di :
Sabtu, Mei 28, 2011
Dalam kitab Mukhtashor at tadzkirah, Imam
Sya`rani berkata :
لاَ يَنْجُو مِنْ ضَمَّةِ
الْقَبْرِ أَحَدٌ إِلاَّ أَرْبَعَةٌ ، فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ ، وَفاَطِمَةُ بِنْتُ
أَسَدٍ ، وَاْلأَنْبِيَاءُ ، وَمَنْ قَرَأَ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ} فِى مَرَضِهِ
وَلَوْ مَرَّةً وَاحِدَةً .
Tidak akan selamat dari himpitan kubur kecuali
empat orang : Fatimah binti Muhammad, Fatimah binti Asad, para nabi dan orang
yang membaca surat
al Ikhlas waktu sakitnya sekalipun satu kali. [1]
Komentarku ( Mahrus ali ):
: Imam
Sya`rani mengatakan sedemikian tanpa dalil. Para sahabat dan seluruh ahli hadis
atau para imam akan mengalami siksaan kubur kecuali empat orang itu, dari
manakah beliau mengetahui hal itu, tiada hadis atau ayat yang menjelaskannya.
Lebih baik diam dari pada bicara tanpa dasar yang akan membikin kesesatan
kepada orang banyak dan ini sangat bahaya. Apalagi masalah dalam alam Barzah
tidak bisa di deteksi dengan panca
indra. Kabar apa yang terjadi di sana harus di jelaskan melalui hadis atau
ayat. Dan saat ini beliau hanya berkata saja tanpa dalil.
Tentang berdirinya kerajaan Saudi penuh
dengan kasus berdarah itu wajar sekali. Seorang yang mendirikan kerajaan Islam
lalu terjadi seperti itu. Jangankan begitu, lihat saja kaum muslimin yang
berontak dan berdemo kepada rezim Suriah sekarang , banyak yang tidak selamat,
bahkan luka dan mati . Lihat saja revolosi Indonesia ketika mengusir pasukan
imprialisme, berapa ribu korban jiwa dan berapa trilliun harta yang di
korbankan untuk itu. Jadi tidak perlu jawaban yang banyak . Tapi kita cukup
melihat sejarah lalu saja.
Bacalah lagi diblog ke
dua : www.mantankyainu2.blogspot.com
Artikel Terkait
syukron ustad, atas pencerahan nya,..
BalasHapus