Sebagaimana
dijelaskan dalam site resminya; Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah
sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan
oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19
September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.
Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama MTA.
Organisasi yang sekarang dipimpin oleh Ahmad Sukino ini, meskipun bertujuan melakukan pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an, namun dalam prakteknya cara pemahamannya sangat dangkal dan cenderung memahami sesuai keinginan nafsunya untuk membid'ahkan dan mengkufurkan orang Islam.
Meskipun sering menyalahkan dan membid'ahkan orang, ternyata organisasi ini tidak kebal kritik atau tidak mau diluruskan apalagi disalahkan. Salah satu buktinya, pada Pengajian di Wonosobo dalam tri wulanan jamaah tariqoh naqsabandiyah-kholidiyah, 27 Maret 2011, Gus Zuhrul Anam Pondok Pesantren Leler Cilacap, salah seorang menantu Mbah Kyai Maimun Zubair Sarang dan murid Abuya Sayyid Muhammad Alwy al Maliki, bercerita bahwa beliau baru saja didatangi kelompok garis keras MTA (Majlis Tafsir Al-Quran). Rombongan berjumlah 4 org, dipimpin "kiai"-nya langsung, Ahmad Sukino.
MTA menyatakan keberatan dg pengajian2 Gus Anam (GA) yg sering menyinggung2 MTA.
Gus Anam menjawab, bahwa dia menyinggung ajaran MTA hanya sekadar menggunakan hak jawab, karena ceramah2 MTA sering membid'ahkan&menyesat2kn amaliah2 umat Islam, khususnya NU. Gus Anam menyarankan agar MTA tdk usah menyinggung2 soal khilafiah dlm dakwahnya.
MTA tetap tidak bisa menerima penjelasan Gus Anam. Gus Anam kemudian mengusulkan debat terbuka di Banyumas difasilitasi perguruan tinggi dg guru2/tokoh MTA. Debat dsiarkan langsung di TV, diliput wartawan2 utk membuktikan siapa yg benar.
MTA tidak mau, alasannya agama bukan utk debat-debatan.
GA menjawab yg membuat masalah terlebih dahulu bukan dirinya, tapi MTA. Dan didalam Qur'an disebutkan "wa jadilhum billatiy hiya ahsan"
Meski sudah dijelaskan panjang, MTA tetap memaksa Gus Anam jangan menyinggung-nyinggung lagi MTA dalam tiap pengajiannya. Bosan bertemu dengan orang-orang bodoh tapi ngeyel, Gus Anam akhirnya mengambil kitab, tokoh-tokoh MTA disodori kitab diminta membaca kitab tersebut. Mengetahui akan dites bahasa Arab dan pengetahuan agamanya, rombongan MTA langsung bersiap pamit.
Gus Anam terus meminta agar salah satu rombongan MTA mau membaca kitab itu, tapi tetap tidak mau, bahkan mereka terus berdiri, dan pergi tanpa sempat menikmati minuman+makanan yg dhidangkan.
Kawan... cerita ini, seperti cerita-cerita lain tentang tokoh-tokoh wahabiyah yang selalu lari bila diajak berdebat atau berdiskusi sehat untuk membuktikan hujjah siapa yang sahih dan benar, bukan dalam rangka merendahkan mereka, namun agar anda semua tidak mudah terlena dengan jargon kembali kepada quran dan hadits. Terlebih bila jargon itu dipekikkan oleh orang yang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban ilmu yang dimilikinya, dan hanya berani bermain petak umpet, seperti anak kecil yang tidak perlu diladeni apalagi digugu dan ditiru... waspadalah!
Organisasi yang sekarang dipimpin oleh Ahmad Sukino ini, meskipun bertujuan melakukan pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an, namun dalam prakteknya cara pemahamannya sangat dangkal dan cenderung memahami sesuai keinginan nafsunya untuk membid'ahkan dan mengkufurkan orang Islam.
Meskipun sering menyalahkan dan membid'ahkan orang, ternyata organisasi ini tidak kebal kritik atau tidak mau diluruskan apalagi disalahkan. Salah satu buktinya, pada Pengajian di Wonosobo dalam tri wulanan jamaah tariqoh naqsabandiyah-kholidiyah, 27 Maret 2011, Gus Zuhrul Anam Pondok Pesantren Leler Cilacap, salah seorang menantu Mbah Kyai Maimun Zubair Sarang dan murid Abuya Sayyid Muhammad Alwy al Maliki, bercerita bahwa beliau baru saja didatangi kelompok garis keras MTA (Majlis Tafsir Al-Quran). Rombongan berjumlah 4 org, dipimpin "kiai"-nya langsung, Ahmad Sukino.
MTA menyatakan keberatan dg pengajian2 Gus Anam (GA) yg sering menyinggung2 MTA.
Gus Anam menjawab, bahwa dia menyinggung ajaran MTA hanya sekadar menggunakan hak jawab, karena ceramah2 MTA sering membid'ahkan&menyesat2kn amaliah2 umat Islam, khususnya NU. Gus Anam menyarankan agar MTA tdk usah menyinggung2 soal khilafiah dlm dakwahnya.
MTA tetap tidak bisa menerima penjelasan Gus Anam. Gus Anam kemudian mengusulkan debat terbuka di Banyumas difasilitasi perguruan tinggi dg guru2/tokoh MTA. Debat dsiarkan langsung di TV, diliput wartawan2 utk membuktikan siapa yg benar.
MTA tidak mau, alasannya agama bukan utk debat-debatan.
GA menjawab yg membuat masalah terlebih dahulu bukan dirinya, tapi MTA. Dan didalam Qur'an disebutkan "wa jadilhum billatiy hiya ahsan"
Meski sudah dijelaskan panjang, MTA tetap memaksa Gus Anam jangan menyinggung-nyinggung lagi MTA dalam tiap pengajiannya. Bosan bertemu dengan orang-orang bodoh tapi ngeyel, Gus Anam akhirnya mengambil kitab, tokoh-tokoh MTA disodori kitab diminta membaca kitab tersebut. Mengetahui akan dites bahasa Arab dan pengetahuan agamanya, rombongan MTA langsung bersiap pamit.
Gus Anam terus meminta agar salah satu rombongan MTA mau membaca kitab itu, tapi tetap tidak mau, bahkan mereka terus berdiri, dan pergi tanpa sempat menikmati minuman+makanan yg dhidangkan.
Kawan... cerita ini, seperti cerita-cerita lain tentang tokoh-tokoh wahabiyah yang selalu lari bila diajak berdebat atau berdiskusi sehat untuk membuktikan hujjah siapa yang sahih dan benar, bukan dalam rangka merendahkan mereka, namun agar anda semua tidak mudah terlena dengan jargon kembali kepada quran dan hadits. Terlebih bila jargon itu dipekikkan oleh orang yang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban ilmu yang dimilikinya, dan hanya berani bermain petak umpet, seperti anak kecil yang tidak perlu diladeni apalagi digugu dan ditiru... waspadalah!
Komentar:
Pandawa Tech
says:
7 Februari 2012 00:30 Reply
sAssalamu’alaikum
wr.wb.
Kami MTA Banyumas, menyatakan KEBERATAN dengan tulisan di atas.
Adapun hal-hal yang menjadi keberatan kami adalah:
1. MTA TIDAK PERNAH membid’ah-bid’ahkan muslim lain, mengkufur-kufurkan muslim lain, dan lain-lain.
Bila MTA membahas tentang bid’ah, syirik, kufur dst, tidak lain tujuannya adalah untuk mengkoreksi dirinya sendiri (untuk warga MTA sendiri) bukan untuk mengkoreksi orang lain.
Perkara orang lain masih suka melakukan hal demikian, warga MTA diajarkan tidak boleh mencela apalagi melarang (tentu lebih tidak boleh lagi).
2. MTA selalu terbuka dengan kritikan.
MTA sadar sebanyak-banyak ilmu yang kita pelajari, tentu masih ada ilmu yang kita belum tahu.
Maka dari itu MTA selalu terbuka dengan pelurusan.
Dari lisan siapapun, MTA siap menerima pelurusan jika itu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah.
Silahkan meluruskan apa-apa yang sekiranya kita melenceng dari tuntunan yang benar.
3. MTA Perwakilan Banyumas, yang sowan ke Gus Anam berjumlah 3 orang (BUKAN 4 ORANG SEPERTI TULISAN DI ATAS) yaitu: Ahmad, Gunawan dan Sukino.
Pimpinan kami di Pusat “AL USTADZ AHMAD SUKINO” sama sekali tidak ada di forum itu.
BOHONG BESAR jika dikatakan “Rombongan berjumlah 4 org, dipimpin "kiai"-nya langsung, Ahmad Sukino.” ITU TIDAK BENAR DAN MENGADA-ADA.
4. Tidak benar jika dikatakan kami terkesan terburu-buru pamit, tidak sempat menikmati minuman+makanan yang disajikan. Seolah-olah kami lari terbirit-birit, hanya berani petak umpet dst.
Sekedar info saja, teh disajikan oleh santri beliau, sebelum beliau datang dari bepergian, kami menunggu, setelah beliau datang menemui sebentar, beliau ada telpon, kami menunggu lagi, mana mungkin kami tidak minum teh-nya (kalau makanannya kami lupa, ada makanan apa, lupa)
Memang kami disodori kitab (apakah itu KITAB KUNING atau KITAP APA ya...???), kami tidak ketakutan, tapi kami tidak mau mengikuti perintah beliau, ditest/diuji... jawaban kami santai saja, “Kami telah memberikan brosur kajian MTA, cd, profil MTA untuk dipelajari dan supaya lebih mengenal MTA, dan akan adil kiranya jika buku ini kami bawa/kami pinjam untuk kami pelajari di rumah.”
Pak Kyai tidak setuju, ngotot harus dibaca disitu, kami tidak mau eyel-eyelan, akhirnya kami pamit pulang.
Itulah keberatan kami, bagi kami sesama muslim adalah Saudara, haram darahnya, haram hartanya, haram pula kehormatannya.
Kami tidak jarang mendapatkan fitnah dari sana-sini, walaupun begitu “KAMI TIDAK PERNAH MEMBENCI SIAPAPUN”
Silahkan buktikan. Silahkan hadir sendiri ke MTA.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Kami MTA Banyumas, menyatakan KEBERATAN dengan tulisan di atas.
Adapun hal-hal yang menjadi keberatan kami adalah:
1. MTA TIDAK PERNAH membid’ah-bid’ahkan muslim lain, mengkufur-kufurkan muslim lain, dan lain-lain.
Bila MTA membahas tentang bid’ah, syirik, kufur dst, tidak lain tujuannya adalah untuk mengkoreksi dirinya sendiri (untuk warga MTA sendiri) bukan untuk mengkoreksi orang lain.
Perkara orang lain masih suka melakukan hal demikian, warga MTA diajarkan tidak boleh mencela apalagi melarang (tentu lebih tidak boleh lagi).
2. MTA selalu terbuka dengan kritikan.
MTA sadar sebanyak-banyak ilmu yang kita pelajari, tentu masih ada ilmu yang kita belum tahu.
Maka dari itu MTA selalu terbuka dengan pelurusan.
Dari lisan siapapun, MTA siap menerima pelurusan jika itu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah.
Silahkan meluruskan apa-apa yang sekiranya kita melenceng dari tuntunan yang benar.
3. MTA Perwakilan Banyumas, yang sowan ke Gus Anam berjumlah 3 orang (BUKAN 4 ORANG SEPERTI TULISAN DI ATAS) yaitu: Ahmad, Gunawan dan Sukino.
Pimpinan kami di Pusat “AL USTADZ AHMAD SUKINO” sama sekali tidak ada di forum itu.
BOHONG BESAR jika dikatakan “Rombongan berjumlah 4 org, dipimpin "kiai"-nya langsung, Ahmad Sukino.” ITU TIDAK BENAR DAN MENGADA-ADA.
4. Tidak benar jika dikatakan kami terkesan terburu-buru pamit, tidak sempat menikmati minuman+makanan yang disajikan. Seolah-olah kami lari terbirit-birit, hanya berani petak umpet dst.
Sekedar info saja, teh disajikan oleh santri beliau, sebelum beliau datang dari bepergian, kami menunggu, setelah beliau datang menemui sebentar, beliau ada telpon, kami menunggu lagi, mana mungkin kami tidak minum teh-nya (kalau makanannya kami lupa, ada makanan apa, lupa)
Memang kami disodori kitab (apakah itu KITAB KUNING atau KITAP APA ya...???), kami tidak ketakutan, tapi kami tidak mau mengikuti perintah beliau, ditest/diuji... jawaban kami santai saja, “Kami telah memberikan brosur kajian MTA, cd, profil MTA untuk dipelajari dan supaya lebih mengenal MTA, dan akan adil kiranya jika buku ini kami bawa/kami pinjam untuk kami pelajari di rumah.”
Pak Kyai tidak setuju, ngotot harus dibaca disitu, kami tidak mau eyel-eyelan, akhirnya kami pamit pulang.
Itulah keberatan kami, bagi kami sesama muslim adalah Saudara, haram darahnya, haram hartanya, haram pula kehormatannya.
Kami tidak jarang mendapatkan fitnah dari sana-sini, walaupun begitu “KAMI TIDAK PERNAH MEMBENCI SIAPAPUN”
Silahkan buktikan. Silahkan hadir sendiri ke MTA.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Rizal Isnanto
says:
7 Februari 2012 01:05 Reply
Saya
sudah lama baca blog ini, dan saya yakin ini fitnah...
Gemilang says:
7 Februari 2012 01:41 Reply
Assalamuaikum
wr wb.
Dengan segala hormat, kiranya jika memang sama-sama kita mengkaji agama yang kita yakini ini, harus dengan hati yang tulus ikhlas. Supaya tidak terjadi hal diatas.
Apakah pantas, islam yang satu menjelekkan islam yang lain. haruslah kita tanggapi perbedaan dengan hati yang tenang, jangan mudah terbakar emosi yang malah akan menghancurkan kita.
"sebagai contoh silahkan disimak :
http://www.youtube.com/watch?v=VZ57Hc0ClLM&feature=related
Apakah pantas seorang yang kiranya berilmu tinggi tetapi malah menjelekkan yang lain. mohon untuk direnungkan bersama.
Semoga kita selalu diberi rahmat dan kasih sayang Ilahi.. amin
Dengan segala hormat, kiranya jika memang sama-sama kita mengkaji agama yang kita yakini ini, harus dengan hati yang tulus ikhlas. Supaya tidak terjadi hal diatas.
Apakah pantas, islam yang satu menjelekkan islam yang lain. haruslah kita tanggapi perbedaan dengan hati yang tenang, jangan mudah terbakar emosi yang malah akan menghancurkan kita.
"sebagai contoh silahkan disimak :
http://www.youtube.com/watch?v=VZ57Hc0ClLM&feature=related
Apakah pantas seorang yang kiranya berilmu tinggi tetapi malah menjelekkan yang lain. mohon untuk direnungkan bersama.
Semoga kita selalu diberi rahmat dan kasih sayang Ilahi.. amin
Ni
yg nulis blog sok2 pnter agama.. Satu jwbnku sempak...
Namanya
juga pinggiran........
23 Maret 2012 11:48 Reply
MTA
mungkin tdk bermaksud membid'ahkan orang lain, tapi kalau warganya pasti ada,
misalkan ada yg bertanya yg tanya wanita ,ustad saya menyampaikan kpd ibu2
majelis yasinan bahwa yasinan itu tdk ada dalilnya tapi teman saya tetap
melakukan, Bagaimana dgn sikap saya ini ? Nah pertanyaan ini khan sama saja
membid'ahkan orang lain , jadi jangan menyampaikan kpd orang yg suka tahilan
dsb walau itu orang tua kita, suami/istri kita atau saudara kita ( Ada lho sebuah keluarga
terjadi ketegangan gara2 tdk menghargai amalan masing2). Jadi silahkan kalau
diantara kalangan sendiri
Komentarku ( Mahrus ali ):
Cara Gus Anam seperti itu,
kurang tepat, sangat salah. Mestinya berdialog, mana yang diberatkan oleh Tamu
MTA tadi. Misalkan masalah kebid`ahan tahlilan atau lainnya. Bukan langsung di
suruh baca kitab arab.Ini di lakukan untuk menghindari pembahasan masalah yang
mengacu kepada dalil dimana pihak ahli
bid`ah akan kesulitan dalil. Dan pihak ahlis sunnah akan mudah mengambil dalilnya.
Ibaratnya orang tidak bisa baca buku Inggris, lalu
disuruh membacanya , sudah tentu tidak akan bisa. Dan ini tidak memecahkan
persoalan malah membikin persoalan yang kedua dan ketiga dan seterusnya.
Orang – orang yang bisa baca kitab arab juga belum
tentu lurus dalam beragama, malah realitanya banyak dari kalangan mereka yang
anti kepada sunnah dan dalil, senang kepada refrensi kitab kuning dan pendapat
ulama bukan hadis Nabi SAW.
Aneh tapi
nyata, kebanyakan bukan sedikit orang
yang komitmen kepada ayat dan hadis,
malah tidak bisa baca kitab arab. Ini nyata sekali bukan hayalan
Untuk berdialog di perguruan tinggi,
jangan – jangan nanti seperti dialog di pasca sarjana IAIN Surabaya antara Tim LBMNU
Jember dengan Bpak. Muammal Hamidi, dimana
hasilnya kesalahan di bela dan kebenaran di kalahkan.
Baca lagi disini:
20 Feb 2012
29 Apr 2011
14 Agt 2011
Artikel Terkait
yang nulis ini hanya mendengar cerita dari seorang kyai Tho....?
BalasHapussemoga anda dibukakan pintu hatinya oleh Allah, jangan asal menuduh yang berasal dari katanya-katanya....
Saudaraku... Kita tak jarang mengalami betapa kita terjebak untuk bersikap mutlak mutlakan ditengah perbedaan pendapat.Aku meyakini sepenuhnya bahwa kecenderungan itu tdk muncul dari niatan sengaja untuk bersikap otoriter.Paling jauh itu adalah ungkapan naluri manusia untuk senantiasa mempertahankan diri.Diri selalu harus dipertahankan,termasuk semua keyakinan dan pengertian2 pikirannya,sebab sseorng tak bisa hidup jika tdk dgn keyakinan dan pengertian pikirannya sendiri.Namun persoalannya bahwa ia tak harus "menyuruh" semua orang untuk berpendapat seperti ia.Saudaraku mengalami,terkadang ada saudara kita merasa 'gugur' gara2 orag laen tak sependapat dgnnya,lantas 'gugur diri'nya itu memanifestasi lewat kata2nya bahwa yang gugur seakan akan kebenaran islam.Ia hanya bisa hidup dgn mengidentifikasikan dirinya dgn kebenaran islam,sehingga siapa saja yang tak sependapat dgn dia,maka ia anggap melanggar islam...
BalasHapusBersatulah kaum muslimiiin!!!
wahai kawanku.. Kalian hanya di Adu Domba..
BalasHapusSadar dan berhentilah
wahai kawanku..
BalasHapusKalian Hanya Di Adu Domba..
Sadar dan Berhentilah..
Sukino itu setahuku kolektor tosan aji, dan jimat-jimat. Semuanya gratis karena setoran dari pengikutnya.
BalasHapusSukino itu setahuku kolektor jimat dan tosan aji.
BalasHapusGak usah ribut, buktikan saja nanti yang masuk surga siapa duluan..... jangan-jangan semua masuk neraka.
BalasHapusAku gak melok melok tak golek slamet dewe, membaca komen pro kontra koplak dasku kabeh jalok bener
HapusNo coment
BalasHapushahaha... ibarat meminta sesuat kepada orang tua.. yaa dgn cara memelas. melakukan hal yang aik2 biar d kasih yg di minta... masa memelas kok di bilang bid'ah.. carane memelas yoo mnjalankan sunah2 nabi...
BalasHapusBenar dan salah itu urusan Allah SWT, saya yakin semuanya untuk dakwah,dan tiap pikiran punya alur pikir atau alasan, tentu saja janganlah merasa paling baik. Pertikaian inilah yang menyebabkan kelemahan kaum Muslimin. Adayang mengkafirkan kaum sesama Muslimin, gak seperti dulu sebagaimana para penyebaran agama Islam secara santun dan taktis yang mampu mengIslamkan orang kafir,
BalasHapusMenurut saya, namanya manusia pasti banyak melakukan kesalahan, di antara mereka pasti sama sama melakukan kesalahan. kita jangan berdebat tentang keyakinan, sebaiknya jika kita melihat ajaran yg tidak sesuai dengan ajaran kita, maka biarkan saja dan lihat saja kesamaannya, karena hidup tidak akan indah tanpa perbedaan
BalasHapus