Di era muslim ada tanya jawab sbb:
Assalamualaikum,
Mbak... Saya mau tanya, dulu
saya pernah dekat dengan seorang pria, orangnya baik, tetapi kalau saya
perhatikan, ibadahnya kurang, dalam artian dia tidak rajin sholat 5 waktu,
hanya sholat jum'at saja, padahal orangtuanya taat beribadah.
Pria
tersebut pernah dikhianati berulang kali oleh bekas pacarnya, sehingga dia
tidak lagi bisa percaya dengan wanita. Dia bilang dia baru bisa percaya saya
kalau saya mau 'having sex before married'. Terus terang, saya takut akan
hukumnya berzina, makanya saya selalu menolak permintaan dia. Tetapi... dia
malah memutuskan hubungan kita.
Yang
ingin saya tanyakan, "Bagaimanakah saya harus membuktikan, bahwa saya
tulus menerima dia, tanpa harus 'having sex'. Terus terang saya ingin sekali
mengembalikan dia ke jalan yang benar, yang tidak menganggap bahwa SEX bisa
membuat hubungan percintaan jadi awet dan membuat dia yakin bahwa dia mau
menikahi saya?"
Bagaimanakah
menyadarkan dia bahwa berzina itu haram dan hal yang dibenci Allah, saya sayang
dia, tetapi saya tidak mau dibenci Allah.
Terimakasih
ya Bu atas solusinya,
Wassalamu'alaikum
Tmz
Tmz
Jawaban:
Assalamu
'Alaikum wr. wb.
Saudari
yang sholehah,
Alhamdulillah
Allah melindungi anda untuk tidak memenuhi permintaan orang yang anda cintai
untuk bermaksiat kepada-Nya dan semoga Allah selalu menjaga anda agar tidak
jatuh pada perbuatan zina tersebut. Anda tentu merasa sedih bahwa orang yang
anda sukai telah mengalami pengkhianatan yang berulangkali sehingga sampai
meminta sesuatu yang tidak masuk akal demi mendapatkan kepercayaan orang yang
dicintainya. Perasaan sayang anda kepadanya membuat anda ingin sekali
menolongnya agar dapat merubah pola pikirnya yang salah tersebut.
Saya
menghargai niat baik anda untuk mengembalikan seseorang kejalan yang benar.
Semoga niat itu menjadi amal sholeh anda di mata Allah. Hanya memang tidak
mudah untuk merubah seseorang terlebih jika tidak ada niatan orang tersebut
untuk merubah dirinya ataupun orang tersebut tidak menganggap hal itu sebagai
sesuatu yang salah. Karena sebuah perubahan yang efektif hanya dapat terjadi
dari dalam diri seseorang dan bukan semata dorongan dari luar.
Saran
saya jika anda memang menghendaki kebaikan bagi orang tersebut maka pertama
yang harus anda benahi adalah keimanannya. Hanya iman yang dapat mencegah
seorang dari perbuatan zina itu. Seperti yang anda ceritakan bahwa lelaki
tersebut tidak menjalankan perintah agama seperti sholat wajib, maka
dekatkanlah dia dengan agama. Dengan dekatnya dia dengan agama maka insya Allah
hidayah Allahlah yang kelak akan menuntunnya merubah perilaku dan pola pikirnya
yang salah.
Sebagai
wanita yang kelak akan dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga, maka
faktor kedekatan suami dengan agama sangatlah penting demi kebahagiaan anda
dalam rumah tangga. Baik buruknya wanita dalam rumah tangganya akan sangat
dipengaruhi oleh agama serta akhlak suaminya pula. Oleh karena itu sebaiknya
kerusakan seseorang dalam agamanya janganlah dianggap remeh, karena itu faktor
utama dalam mencapai kebahagiaan dunia-akherat. Pilihlah pasangan hidup anda
sesuai dengan tuntunan dalam agama, dengan demikian anda akan selamat.
Mencintai
seseorang memang sesuatu yang indah. Namun ketika kecintaan tersebut membuat
kita bermaksiat kepada Allah Yang menganugrahkan cinta tersebut, maka cinta itu
bisa menjadi musibah yang menyengsarakan diri kita. Karenanya berhati-hatilah
dengan cinta yang anda miliki. Semua cinta di dunia ini fana dan hanya cinta
Allah yang selalu kekal selamanya.
Wassalamu
'Alaikum wr. wb.
Rr.
Anita W.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Itulah jawaban Rr Anita, seolah benar tapi
keliru total. Seolah solusi, malah bikin problem. Solusi menurul akal, problem
menurut agama.
Ada
kalimat yang perlu di luruskan: Dia
berkata:
.
Perasaan sayang anda kepadanya membuat anda ingin sekali menolongnya agar dapat
merubah pola pikirnya yang salah tersebut
Komentarku
( Mahrus ali ):
Seorang wanita Islam itu tidak diperkenankan
sayang kepada orang yang tidak menjalankan salat , karena orang yang meninggalkan
salat adalah kafir, Lihat saja ayat ini:
فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُونَ
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Maka
celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang
berguna.
Di
ayat lain, Allah menyatakan:
مَا
سَلَكَكُمْ فِي سَقَر قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّين وَلَمْ
نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِين
Apakah
yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak
(pula) memberi makan orang miskin Al
Mudast tsir 42-44.
Baca
lagi disini:
|
22
Nov 2011
08
Nov 2011
Kita
tidak diperkenankan sayang dengan non muslim sebagaimana ayat:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ
الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللهِ رَبِّكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي
تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا
أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad),
karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir
Rasul dan (mengusir) kamu karena
kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad
pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena
rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang
kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka
sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Al mumtahinah 1
Apalagi
Ustadzah menganjurkan bukan melarang untuk mendekati. Bila maksudnya di ajak kencan lalu di nasehati, atau ketika
berpacaran lalu di nasehati, maka ini
jalan bengkong bukan jalan lurus. Ini bimbingan setan bukan bukan bimbingan
seorang ustadzah. Berpacaran atau kencan itu tidak diperbolehkan – jangan di
perintahkan. Apakah tidak ingat dengan ayat:
قلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا
فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ
خَبِيرٌ بِمَايَصْنَعُونَ {30} وَقُل
لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada
wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya.” (QS. An Nur: 30,31)
Baca
lagi artikel sbb :
24
Apr 2012
04
Jan 2012
07
Mar 2012
19
Apr 2011
Bacalah lagi diblog ke
dua : www.mantankyainu2.blogspot.com
Mau telp atau sms: 085852588175. 03140158866. 088803080803.. sms langsung ke laptop
08819386306.
Artikel Terkait
benar banget ustad, sebagian Besar Dai masih banyak yang menganggap dengan alasan kemaslahatan dakwah dia memperlunak bahasanya,walaupun itu melanggar aqidah,“Katakan yang benar walaupun pahit dan jangan kamu gentar cercaan orang yang mencerca.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari shahabat Abu Dzar z. Lihat Al-Misykat, 3/1365)
BalasHapus