Operasi dini waktu kecil
(Keritik kepada hadisnya )
فَبَيْنَمَا الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ * ذَاتَ يَوْمٍ نَاءٍ عَنِ اْلاَوْطَانِ * اِذْ اَقْبَلَتْ عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ* كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الشَّمْسُ وَاْلقَمَرُ* فَانْطَلَقَ الصِّبْيَانُ هَرَبًا* وَوَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَعَجِّبَا* فَأَضْجَعُوْهُ عَلَى اْلاَرْضِ إِضْجَاعاً خَفِيْفًا* ا وَشَقُّوا صَدْرَهُ شَقًّا لَطِيْفًا* ثُمَّ اَخْرَجُوا قَلْبَ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ *وَشَرَحُوْهُ بِسِكِّيْنِ اْلاِحْسَانِ* وَنَزَعُوا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ* وَمَلَؤُوهُ بِالْحِلْمِ وَاْلعِلْمِ وَاْليَقِيْنِ وَالرِّضْوَانِ*وَأَعَادُوْهُ اِلَى مَكَانِهِ فَقَامَ الْحَبِيْبُ سَوِيًّا كَمَا كَانَ
Ketika Rasul yang tercinta jauh dari perumahan, tiga orang menghadap beliau, wajah mereka seolah matahari dan bulan. Anak – anak kecil lari dan Nabi berhenti dengan penuh keheranan. lalu mereka membaringkan beliau dengan perlahan – lahan. Mereka membelah dadanya dengan halus, lalu mereka mengeluarkan hati anak Adnan ( Muhammad SAW ) . Dan mereka mengoprasinya dengan pisau kebaikan, lalu bagian setannya di ambil dan di penuhi dengan sikap sabar, penuh pengampunan, ilmu, yakin dan rida, lalu di kembalikan ke tempat asalnya. lalu rasul tercinta berdiri tegak sebagaimana semula.
Admin dalam www.nabimuhammad.info menulis sbb:
Ketika Muhammad SAW masih tinggal di keluarga Bani Sa’ad, di rumah ibu susunya Halimah as Sa’diyah, waktu itu Muhammad masih kecil. Usianya sekitar tiga tahun. Muhammad sedang menggembalakan ternaknya bersama saudara saudara sepersusuannya ketika itu dua malaikat datang menemui Muhammad. Keduanya membelah perut Muhammad dan mengeluarkan segumpal darah berwarna hitam dari hati Muhammad. Benda ini mereka buang dan hati Muhammad mereka basuh hingga bersih, lalu mereka kembalikan ke tempat semula.Kisah ini bisa di rujuk pada kitab kitab Sirah. Muslim telah meriwayatkannya dalam Shahih nya. Dari Anas bin Malik pada Kitab (bab) al Iman bagian al Isra u bi Rasulillah SAW, hadist no 261. Juga oleh Ahmad dalam al Musnad, III:121. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdurrahim, yang terkenal dengan Waliyullah ad Dihlawi (w.1176 H) mengatakan dalam Kitabnya yang istimewa, Hujjatullahil Balighah, II: 205. “Malaikat menampakkan diri. Mereka membedah hati-(perutnya), lalu mengisinya dengan keimanan dan hikmah. Hal ini terjadi diantara alam perumpamaan dan kenyataan. Oleh karena itu pembedahan itu tidak menimbulkan bahaya dan bekas pembedahan terebut masih terdapat pada beliau. Seperti itulah yang terjadi dalam setiap peristiwa yang menggabungkan antara alam mitsal (perumpamaan) dan alam syahadah (kenyataan)”[1]
Komentarku:
Hadis tentang pembedahan dada Nabi terdapat dalam kitab sahih Ibnu Hibban yang di tahkik oleh Arna`uth 88/1 Hadisnya sbb:
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ يَعْنِي ظِئْرَهُ فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرْئِي أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يُحَدِّثُنَا عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهُ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوحَى إِلَيْهِ وَهُوَ نَائِمٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ نَحْوَ حَدِيثِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ وَقَدَّمَ فِيهِ شَيْئًا وَأَخَّرَ وَزَادَ وَنَقَصَ
Imam Muslim menyatakan: Syaiban bin Farrukh menceritakan kepada kami, lalu berkata: Hammad bin Salamah menceritakan hadis pada kami, lalu berkata: Tsabit al Bunnani menceritakan hadis kepada kami dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah di datangi oleh Jibril, dan beliau sedang bermian – main dengan anak – anak kecil, lalu Jibril mengambil beliau, lalu di baringkan dan di bedah, lalu di ambil hatinya dan di ambil segumpal darahnya, lalu Jibril berkata: Ini adalah bagian setan di tubuhmu, lalu di cuci di talam emas dengan air zamzam, lalu dipasang lagi dan di kembalikan ke tempat semula.
Anak – anak kecil pergi ke pada ibu susuannya, lalu menyatakan bahwa Muhammad telah terbunuh. Mereka menyambutnya dan tubuhnya pucat.
Anas berkata: Saya di perlihatkan bekas jahitan itu di dadanya.
قَالَ أَنَسٌ: قَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ ذَلِكَ الْمَخِيْطِ فِي صَدْرِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Anas berkata: Sungguh aku melihat bekas jahitan itu di dada beliau SAW.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya hadis tentang pembedahan dada Rasulullah waktu kecil dari Anas, bukan dari lainnya. Mengapa kholifah empat, sahabat yang lain atau istri – istri Rasulullah tidak pernah bilang tentang bedah tsb atau bekas jahitan di dada Rasulullah . Apakah mungkin hal itu hanya di ketahui satu orang, lalu orang lain tidak mengetahuinya. Rasulullah sendiri tidak mengatakan begitu. Anas sendiri tidak tahu, di mana waktu itu, Anas belum masuk Islam,apa lagi saat Rasulullah berada di rumah ibu susuannya. Anas dan sahabat yang lain belum masuk Islam, masih kufur dan tidak tahu kisah itu. Bahkan tidak melihatnya, lalu dari mana beliau bisa mengatakan seperti itu. Rasulullah sendiri tidak bersabda seperti itu atau mengisaratkannya. Dan Imam Bukhari sendiri setahu saya tidak meriwayatkan pembedahan dada Rasulullah waktu kecil di kampung Banu Sa`ad.
Seorang perawi itu bila tidak melihat masalah yang di riwayatkan bagaimana bisa di terima riwayatnya, otomatis cacat, lalu riwayatnya harus di katakan tidak valid. lalu bagaimanakah bisa di katakan sahih dan bisa di percaya.
قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: شُقَّ صَدْرُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ صَبِيٌّ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ وَأَُخْرِجَ مِنْهُ اْلعُلْقَةُ وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ جَلَّ وَعَلاَ اْلِإسْرَاءَ بِهِ أَمَرَ جِبْرِيْلَ بِشَقِّ صَدْرِهِ ثَانِيًا وَأَخْرَجَ قَلْبَهُ فَغَسَلَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ مَكَانَهُ مَرَّتَيْنِ فِي مَوْضِعَيْنِ وَهُمَا غَيْرُ مُتَضَادَّيْنِ
Abu hatim berkata: Dada Nabi di bedah waktu masih kecil ketika bermain – main dengan anak – anak, lalu di buanglah segumpal darah. Ketika Allah menghendaki isra`, maka Jibril di perintahkan untuk membedah dadanya sekali lagi, lalu hatinya di keluarkan lalu di cuci dan di kembalikan pada tempatnya dua kali di dua tempat dan keduanya tidak bertentangan.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Abu Hatim menyatakan seperti itu dan dalilnya hanya hadis Anas riwayat Muslim . Namun bila di tanya adakah sahabat saat itu menyaksikannya ? Sudah tentu tiada sahabat yang melihatnya, lalu layak sekali mereka tiada yang berkisah seperti itu kecuali Anas bin Malik. Dan Anas saat itu belum lahir,lalu kita mencari sumber dari mana tentang kisah itu hingga kita bisa membenarkannya.
Rasulullah sendiri tidak pernah bercerita pembedahan dadanya waktu kecil itu dan bila Halimah assa` diyah yang bercerita sebagai ibu susuan, maka layak di terima. Sayangnya tentang keislamanya masih hilaf. Ya`ni hadis yang menjelaskan Halimah masuk Islam tidak valid.
Dari segi kelemahan sanad hadis bedah dada Nabi waktu kecil riwayat Muslim:
Ibnu Hajar berkata: Syaiban bin Farrukh adalah perawi yang tertuduh qadariyah,kadang keliru. Abu hatim berkata: Orang – orang terpaksa menerima hadisnya,
وَ قَالَ السَّاجِى: قَدَرِىٌّ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَانَ صَدُوْقًا
Assaji menyatakan: Dia adalah qadariyah tapi tetap berkata benar. [2]
Dalam www.khayma.com terdapat keterangan sbb:
Tidak di ragukan lagi bahwa membersihkan bagian setan waktu kecil adalah tanda kenabian dini, persiapan untuk ma`sum terjaga dari kejelekan dan beribadah kepada lain Allah. Jadi dalam hati nabi waktu kecil itu sudah bersemayam tauhid. Indikatornya kasus – kasus waktu kecil nya menunjukkan hal itu, karena itu beliau tidak menjalankan dosa, juga tidak menyembah berhala sekalipun membudaya di kalangan kaumnya.
Untuk kedua kalinya dalam bedah dada Rasulullah adalah waktu malam Isra`.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Komentar tsb sekedar akal – akalan dan tidak berlandaskan dalil sedikitpun. Waktu kecil dan dewasa sebelum menerima wahyu Rasulullah masih sesat, sudah tentu tiada gunanya pembedahan dada saat itu. Untuk apakah pembedahan seperti itu bila setan masih bisa menggoda beliau. Buktinya beliau masih belum mendapatkan petunjuk sebagaimana di terangkan dalam ayat:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.[3]
Ayat itu menunjukkan bahwa Rasulullah sebelum menerima wahyu belum mengerti tentang keimanan atau ajaran di kitab al quran. Ini realita yang harus di pahami dalam sirah Rasulullah . Jangan akal – akalan:lalu memuji beliau tanpa refrensi atau tidak valid. Dalam ayat lain Allah berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْءَانَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ(3)
Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.[4]
Bahkan Allah menyatakan sesat kepada Rasulullah sebelum mendapat hidayah sbb:
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى
Dan Dia( Allah ) mendapatimu sebagai seorang yang sesat, lalu Dia memberikan petunjuk.[5]
Dalam riwayat Bukhari ada seorang perawi bernama Syarik bin Abdillah.
Ibnu Hajar berkata: Dia perawi yang berkata benar tapi kadang keliru
Dzahabi berkata: Imam Nasa`I berkata: Hapalannya tidak kuat.
Assaji berkata: Dia berpendapat sebagaimana Qadariyah
Ibn Jarud menyatakan: Dia tidak kuat dan Yahya bin sa`id tidak meriwayatkan hadis dari padanya.
Riwayat Bukhari sbb:
1-حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهُ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوحَى إِلَيْهِ وَهُوَ نَائِمٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَقَالَ أَوَّلُهُمْ أَيُّهُمْ هُوَ فَقَالَ أَوْسَطُهُمْ هُوَ خَيْرُهُمْ فَقَالَ آخِرُهُمْ خُذُوا خَيْرَهُمْ فَكَانَتْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَلَمْ يَرَهُمْ حَتَّى أَتَوْهُ لَيْلَةً أُخْرَى فِيمَا يَرَى قَلْبُهُ وَتَنَامُ عَيْنُهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذَلِكَ الْأَنْبِيَاءُ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَا تَنَامُ قُلُوبُهُمْ فَلَمْ يُكَلِّمُوهُ حَتَّى احْتَمَلُوهُ فَوَضَعُوهُ عِنْدَ بِئْرِ زَمْزَمَ فَتَوَلَّاهُ مِنْهُمْ جِبْرِيلُ فَشَقَّ جِبْرِيلُ مَا بَيْنَ نَحْرِهِ إِلَى لَبَّتِهِ حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَدْرِهِ وَجَوْفِهِ فَغَسَلَهُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ بِيَدِهِ حَتَّى أَنْقَى جَوْفَهُ ثُمَّ أُتِيَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيهِ تَوْرٌ مِنْ ذَهَبٍ مَحْشُوًّا إِيمَانًا وَحِكْمَةً فَحَشَا بِهِ صَدْرَهُ وَلَغَادِيدَهُ يَعْنِي عُرُوقَ حَلْقِهِ ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ عَرَجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ
1-Abd Aziz bin Abdillah bercerita kepada kami, lalu berkata: Sulaiman bercerita kepada kami dari Syarik bin Abdillah berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata: Pada malam Rasulullah di isra`kan dari Masjid al haram, datanglah tiga orang sebelum beliau menerima wahyu. Beliau saat itu tidur di masjidil haram.
Orang yang pertama berkata: Manakah Muhammad ,
Dia berkata: Orang yang paling tengah yang lebih baik.
Orang yang terahir berkata: Ambillah yang terbaik.
Itulah kejadian malam itu dan tidak melihat mereka sehingga mereka datang pada nabi di malam lain, dan hati Rasulullah melihat sekalipun matanya tidur. Begitu juga para nabi, mata mereka tidur dan hatinya tidak.
Mereka tidak bicara kepada Nabi lalu mereka membawanya dan di letakkan di dekat Zamzam. Jibril yang melakukan operasi, lalu di belah antara leher, tempat kalung hingga dada, perut, lalu di cuci dengan air zamzam dengan tangannya hingga perutnya di bersihkan, lalu di datangkan talam emas dengan bejana kecil dari emas yang di isi dengan iman dan hikmah, lalu di masukkan ke dadanya dan urat kerongkongannya, lalu di tutup lagi, dan di angkat ke langit. [6]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kali ini Anas bin malik yang bercerita lagi. Pada hal saat itu beliau di Medinah belum masuk Islam, lalu bagaimanakah kisahnya bisa di katakan valid. Sang pencerita tidak melihat kejadiannya dan bagaimakah Anas bisa melihat talam emas dan bejananya yang di bawa oleh Jibril dan bagaimanakah dia bisa melihat Jibril. Jadi katakan ini maukuf kepada Anas. Apalagi ada perawi Syarik bin Abdillah yang lemah tadi.
Imam Bukhari meriwayatkan sbb:
2-حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا
2-Yahya bin Bukair bercerita kepada kami, lalu berkata: bercerita kepada kami al laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik berkata: Abu Dzar bercerita sesungguhnya Rasulullah bersabda: Atap rumahku di belah dan aku di Mekkah, lalu Jibril SAW turun, lalu membelah dadaku, lalu mencucinya dengan air zamzam. Dia datang dengan membawa talam emas yang penuh dengan hikmah dan Iman lalu di tuangkan ke dadaku, dan di katupkan lagi, lalu memegang tanganku, lalu membawa aku naik ke langit dunia. [7]
Hadis satu dan dua redaksinya berbeda, pengertiannya juga bertentangan. Hadis ke satu menyatakan Rasulullah berada di masjid al haram di datangi tiga malaikat lalu melakukan pembedahan dada Rasulullah . tapi di hadis yang kedua ini hanya Jibril yang datang dan saat itu Rasulullah tidak di masjidil haram tapi di rumahnya. Hadis yang pertama dari Anas langsung tapi yang kedua dari Anas bin malik dari Abu Dzar, lalu keterangan dua hadis yang berbeda itu mengacaukan pengertian dan kepada keterangan yang mana kita berpegangan. Atau mana yang di pakai dan mana yang di buang.
Ada lagi riwayat Bukhari dalam bab manakib al anshor 3887 dengan redaksi yang juga berbeda sbb:
البخاري (مناقب الانصار3887):
حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ - رضى الله عنهما - أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - حَدَّثَهُمْ عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ « بَيْنَمَا أَنَا فِى الْحَطِيمِ - وَرُبَّمَا قَالَ فِى الْحِجْرِ - مُضْطَجِعًا ، إِذْ أَتَانِى آتٍ فَقَدَّ - قَالَ وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ فَشَقَّ - مَا بَيْنَ هَذِهِ إِلَى هَذِهِ - فَقُلْتُ لِلْجَارُودِ وَهْوَ إِلَى جَنْبِى مَا يَعْنِى بِهِ قَالَ مِنْ ثُغْرَةِ نَحْرِهِ إِلَى شِعْرَتِهِ ، وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ مِنْ قَصِّهِ إِلَى شِعْرَتِهِ - فَاسْتَخْرَجَ قَلْبِى ، ثُمَّ أُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مَمْلُوءَةٍ إِيمَانًا ، فَغُسِلَ قَلْبِى ثُمَّ حُشِىَ ، ثُمَّ أُوتِيتُ بِدَابَّةٍ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ أَبْيَضَ ». - فَقَالَ لَهُ الْجَارُودُ هُوَ الْبُرَاقُ يَا أَبَا حَمْزَةَ قَالَ أَنَسٌ نَعَمْ ، يَضَعُ خَطْوَهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ - « فَحُمِلْتُ عَلَيْهِ ، فَانْطَلَقَ بِى جِبْرِيلُ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ الدُّنْيَا.............................
Hudbah bin Kholid bercerita kepada kami, lalu berkata: Hammam bin Yahya bercerita kepada kami, lalu berkata: Qatadah bercerita kepada kami dari Anas bin Malik dari Malik bin Sho`sho`ah ra, sesungguhnya Nabi menyampaikan hadis kepada mereka tentang malam Isra`: Ketika aku berbaring di hatim – mungkin dia berkata: ……….. di hijir Ismail,, ada orang datang ………………… perawi berkata: Saya dengar dia berkata: lantas dia membelah aku antara ini dan ini
Aku berkata kepada Jarud ( salah satu perawi ) dan dia berada di sampingku, apa maksudnya ?
Dia menjawab: dari lobang leher sampai pada rambut kemaluan.
Saya dengar dia berkata: dari tulang dada hingga rambut kemaluan, lalu hatiku di keluarkan, lalu talam emas yang penuh dengan keimanan di datangkan, lalu mencuci hatiku lalu di isi.
Lantas hewan putih lebih kecil dari Bighol dan lebih tinggi dari pada keledai. Jarud berkata kepadanya, itulah Buraq wahai Abu Hamzah.
Anas berkata: Ya ………….
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi kali ini, keterangan tentang pembedahan sampai ke rambut kemaluan di mana dalam riwayat sebelumnya sampai diperut dan ada yang sampai ke dada.
Sanad hadisnya ada perawi bernama Hammam bin Yahya yang kadang keliru dalam menyampaikan hadis.
Pancaran yang sangat mata air Zamzam yang datang dari arah Ka`bah
Armansyah
Penulis Buku "Rekonstruksi Sejarah Isa Al-Masih", Jejak Nabi "Palsu" dan Ramalan Imam Mahdi mengeritik tentang Isra` mi`raj dengan panjang lebar, dan saya mengambil perbedaan redaksi dalam pembedahan dada.
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Az-Zuhri dari Abu Dzar adalah, yaitu:
1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang tidur dirumahnya dimekkah
2. Atap rumahnya dibuka
3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam
1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang tidur dirumahnya dimekkah
2. Atap rumahnya dibuka
3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Qatadah dari Ibnu Sha'sha'ah, yaitu:
1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berada di:
Samping rumah (tidak dijelaskan rumah siapa)
.2. Samping Ka'bah (redaksional yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)
.3. Reruntuhan bangunan (redaksional yang juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)
1.4. Diatas bongkahan batu sambil berbaring (berdasar redaksional riwayat Bukhari dan Ahmad bin Hambal juga)
2. Ada 3 orang malaikat mendatangi Nabi SAW
3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam
4. Nabi naik Buraq kebaitul Maqdis lalu isra`
Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Syarik bin Abu Namr, yaitu:
1. Nabi Muhammad SAW ada di Ka'bah
2. Datang 3 orang malaikat kepada Nabi
3. Malaikat Jibril membelah dada Nabi dan dicuci dengan air zamzam
4. Nabi SAW naik Buraq menuju kebaitul maqdis
1. Nabi Muhammad SAW ada di Ka'bah
2. Datang 3 orang malaikat kepada Nabi
3. Malaikat Jibril membelah dada Nabi dan dicuci dengan air zamzam
4. Nabi SAW naik Buraq menuju kebaitul maqdis
5. Dimana tepatnya posisi Nabi saat awal pemberangkatan ?
5.1. Disamping rumah (tidak dijelaskan rumah siapa) ?
5.2. Disamping Ka'bah ?
5.3. Direruntuhan bangunan ? ( Mungkin Maksudnya al hathim )
5.4. Diatas hijir sambil berbaring ?
5.5. Didalam rumah beliau di Mekkah ?[1]
نُقِلَ فِي الْمَوَاهِبِ اللَّدُنِيَّةِ عَنِ الْحَافِظِ ابْنِ حَجَرٍ اْلعَسْقَلاَنِي وَيَعْنِي فِي فَتْحِ الْبَارِي أَنَّهُ تَوَاتَرَتِ الرِّوَايَاتُ بِهِ وَأَقَرَّهُ هُوَ وَشَارِحُهُ
Dalam kitab al mawahib al laduniyah dari Al hafidh Ibn Hajar al asqalani – ya`ni di Fathul bari bahwa riwayat tentang hal itu mutawatir. beliau dan syarihnya mengakuinya [2].
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau di katakan mutawatir insya Allah begitu karena tiga sahabat yang meriwayatkannya, tapi masing – masing redaksinya berbeda dan pengertiannya bertentangan. Jadi kelemahan hadis ini di karenakan kacau pengertian dan redaksinya.
وَمَعَ هَذَا أَنْكَرَهُ ابْنُ حَزْمٍ وَتَبِعَهُ عِيَاضٌ فِي الشِّفَا وَرَدَّهُ الْحَافِظُ بْنُ حَجَرَ وَغَيْرُهُ بِأَنَّ الرِّوَايَاتِ تَوَارَدَتْ بِذَلِكَ فَلاَ وَجْهَ ِلإِنْكَارِهِ نَعَمْ فِي اْلإِبْرِيْزِ عَنِ اْلقُطْبِ اْلغَوْثِ الشَّيْخِ مَوْلاَنَا عَبْدِ اْلعَزِيْزِ بْنِ مَسْعُوْدٍ الدَّبَّاغِ الْحَسَنِي رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ إِنْكَارَهُ كَشْفًا فَرَاجِعْهُ وَاْلعِلْمُ عِنْدَ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى.
Walaupun demikian, Ibn Hazem ingkar terhadap pembedahan dada Nabi ,lalu di dukung oleh Iyadh dalam kitab Asy syifa ( Dia adalah hakim ). Ibnu Hajar Al Hafidh dan lainnya menyatakan bahwa riwayat – riwayat nya banyak. Jjadi tiada jalan untuk ingkar.
Ya dalam kitab Ibriz dari Quthub al ghous syaikh Maulana Abd Aziz bin mas`ud addabbagh al hasani ra bahwa beliau ingkar pembedahan dada Rasulullah secara kasyaf. Lihatlah ke kitab tsb dan hanya Allah tabaraka wa taala yang tahu. [3]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kasyaf itu bisa di terima bila cocok dengan dalil dan kali ini layak di terima karena cocok dengan dalil. Para rasul dan para nabi dulu juga tidak di bedah dadanya dan bagian setannya juga tidak di buang dan tidak di cuci dengan air zamzam. Setahu saya setan itu berjalan melalui darah sebagaimana hadis:
عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ فَقَامَ مَعِيَ لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا أَوْ قَالَ شَيْئًا *
Dari Sofiah binti Huyai r.a katanya: Pada suatu malam ketika Nabi s.a.w sedang beriktikaf aku datang kepadanya. Setelah aku berbicara dengan baginda, akupun berdiri untuk pulang. Rasulullah s.a.w ikut berdiri untuk mengantarku. Tempat tinggal Sofiah adalah di kampung Usamah bin Zaid. Tiba-tiba datang dua orang Ansor. Mereka melihat Nabi s.a.w, mereka mempercepat langkah mereka. Lalu Nabi s.a.w bersabda: Tenanglah !. Sesungguhnya ini adalah Sofiah binti Huyai
Mereka berkata: Maha suci Allah, wahai Rasulullah.
Rasulullah s.a.w bersabda Sesungguhnya syaitan itu berjalan melalui aliran darah manusia. Sebenarnya aku hawatir setan meletakkan kejelekan di hati kalian[4]
Lalu apakah seluruh darah Rasulullah di buang dan tidak akan bisa hidup beliau tanpa darah. Yang penting di sini pembedahan dada Rasulullah itu tidak di terangkan oleh al quran dan kebanyakan sahabat tidak meriwayatkannya.
Dan Rasulullah sendiri masih tergoda oleh setan sebagaimana ayat:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[5]
Bahkan Rasulullah masih tetap di suruh baca doa perlindungan dari setan sebagaimana ayat:
وقل رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياَطِيْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
Katakanlah !Wahai Tuhanku, Aku berlindung dengan Mu dari goda an setan dan aku berlindung dengan Mu wahai Tuhanku agar mereka tidak datang.
Bahkan beliau tersihir. Nabi Ayyub sendiri juga kena goda setan, Nabi Adam juga begitu, dan nabi Sulaiman. Dan banyak nabi masih tergoda oleh setan. Bagian setan dalam tubuh manusia, di mana, berupa darah atau daging tidak ada dalilnya . Begitu juga bagian malaikat. tapi setan itu bertugas untuk membisiki dari luar, begitu juga malaikat memberikan ilham yang baik.
Tempat salat Rasulullah di rumah Khadijah di Suqullail dekat masjidil haram.
Rumah siti Khadijah – tempat Jibril masuk melalui atapnya ketika pembedahan dada Rasulullah . Ini bekas rumahnya yang baru di bongkar oleh pemerintah Saudi di Suqullail Mekkah. Yaitu di timur ka`bah, jaraknya sekitar 300 m dari Ka`bah.
Syi`ah berkata:
جَرَائِمُ كَبِيْرَةٌ اِرْتَكَبْتَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآثَارِ. ... آلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ
اِلَى مَتَى وَهَذِهِ اْلمَآثِرُ تُهْدَمُ وَتُخَرَّبُ وَتُهَانُ. . اِلَى الْمُنْصِفِيْنَ هَلْ يُفْعَلُ بِبُيُوْتِ الزُّعَمَاءِ هَكَذَا بَعْدَ مَوْتِهِمْ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع ؟؟؟
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع ؟؟؟
جَرَائِمُ كَبِيْرَةٌ اِرْتَكَبْتَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآثَارِ. ... آلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِيْنَ
اِلَى مَتَى وَهَذِهِ اْلمَآثِرُ تُهْدَمُ وَتُخَرَّبُ وَتُهَانُ. . اِلَى الْمُنْصِفِيْنَ هَلْ يُفْعَلُ بِبُيُوْتِ الزُّعَمَاءِ هَكَذَا بَعْدَ مَوْتِهِمْ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع
مِنَ الْمَعْرُوْفِ اَنَّهُ لاَيُهْدَمُ الْمَنَازِلُ وَالْمَسَاجِدُ ِالاَّ اَعْدَاءُ وَلَيْسُوا اَتْبَاع
Dosa – dosa besar yang kamu lakukan terhadap peninggalan purba, ingat la`nat Allah bagi orang – orang yang dzalim.
Sampai kapan peninggalan dan petilasan di robohkan, di rusak, lalu di hina . Kepada para pencari kebenaran, apakah rumah – rumah para pemimpin di perlakukan sedemikian ini setelah mereka mati.
Sudah jelas, tidak akan merobohkan rumah – rumah dan masjid – masjid kecuali musuh, bukan pengikut Rasulullah [1].
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mana dalilmu bisa mengatakan peninggalan para pendahulu itu harus di rawat dan tidak boleh di bongkar, lalu anda mengatakan kepada orang – orang yang membongkar sebagai orang – orang dzalim. Kamu katakan mereka adalah musuh Allah.
Terlintaslah dalam pikiran saya, apakah orang yang merawat petilasan leluhur itu termasuk kekasih Allah ? Jangan ngawur tapi kita ini butuh pendapat yang berlandaskan dalil. Saya ini melihat dengan kedua mata sendiri banyak dari kalangan orang – orang Afrika dan Iran yang mencium tembok rumah kelahiran Nabi dan rumah Khadijah, kadang Ka`bah dengan menangis – merengek – rengek. Apakah ada dalil untuk mencium petilasan seperti itu, bahkan akan mendatangkan kesyirikan, hurofat dan tahayyul.
- حَدِيْثُ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ: أَنْتُمْ خَيْرُ أَهْلِ الأَرْضِ وَكُنَّا أَلْفًا وَأَرْبَعَمِائَةٍ وَلَوْ كُنْتُ أُبْصِرُ الْيَوْمَ لأَرَيْتُكُمْ مَكَانَ الشَّجَرَةِ
Jabir ibnu Abdillah ra menuturkan di hari perjanjian Hudaibiyah, Nabi saw bersabda kepada kami: “Kalian adalah manusia yang terbaik di muka bumi.” Pada waktu itu, jumlah kami adalah sebanyak seribu empat ratus orang. Andaikata pada hari ini aku melihat pohon itu, pasti akan aku tunjukan kepada kalian tempat pohon itu.” (Bukhari, 64, Kitabul Maghazi, 35, bab perjanjian Hudaibiyah.”)
Allu`lu` wal marjan 602/1 Al albani berkata: sahih
Lihat di kitab karyanya: fiqhus sirah 328/1
حَدِيْثُ الْمُسَيَّبِ بْنِ حَزْنٍ، قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ الشَّجَرَة، ثُمَّ أَتَيْتهَا بَعْدُ فَلَمْ أَعْرِفْهَا
Al Musayyab ibnul Hazen ra menuturkan: “Aku pernah melihat pohon yang dulunya Nabi saw mengadakan baiat ridwan di bawah pohon itu. Kemudian setelah aku mendatanginya kembali, maka aku tidak mengenalinya lagi.”
Allu`lu` wal marjan 602/1 Al albani berkata: Hadis tsb diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab sahihnya.
Lihat di kitab karyanya: Tahdzirus sajid mint tikhodzil quburi masajid 116/1. tapi di kitab Tuhfatul asyraf bima`rifatil athrof, karya al hafizh al mizzi ada keterangan hadis tsb Muttafaq alaih, nomer hadis: 11283
Dua hadis tsb menunjukkan bahwa mereka tidak seberapa menghiraukan petilasan nabinya, dan tidak di rawat karena tiada perintah. Lihat saja lokasi perang Badar dan Uhud, jarang kalangan sahabat yang berziarah kesana lalu melakukan sebagaimana apa yang di lakukan oleh kalangan syi`ah terhadap petilasan mereka lalu mencium, menangis, merengek rengek di depan kuburan sebagaimana di depan kuburan Nabi . Lihat kuburan Hamzah di Uhud, tidak begitu terawat, tidak di bangun, di cungkup sebagaimana kuburan tokoh – tokoh syi`ah di Iran atau di tempat lain. Seluruhnya itu perlu di robohkan dan di ratakan dengan tanah untuk menjaga agar tauhid umat tetap terpelihara dan kekufuran atau kesyirikan terhindar dan umat tidak seberapa mengagungkan kepada mayat atau kuburan bercungkup. Kuburan Imam Ja`far asshodiq yang di Medinah itu sudah tepat.
Artikel Terkait
Afwan ustadz semoga Alloh selalu menjaga ustadz.. ana hanya ingin ustadz menanggapi tulisan berikut di http://almanhaj.or.id/content/2286/slash/0/pembelahan-dada-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/
BalasHapus.
sebagian isinya adl :
Pembelahan Dada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
Rabu, 28 Nopember 2007 02:07:21 WIB
PEMBEDAHAN DADA NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menggembalakan kambing milik keluarga Halimah binti Abi Dzuaib dari Kabilah as Sa’diyah, tiba-tiba beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam didatangi dua malaikat, lalu keduanya membelah dada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengeluarkan bagian yang kotor dari hatinya. Peristiwa ini telah dijelaskan oleh Anas bin Malik dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim.
Juga telah dijelaskan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
... فَبَيْنَمَا أَنَا مَعَ أَخٍ لِي خَلْفَ بُيُوْتِنَا نَرْعَى بِهِمَا لَنَا إِذْ أتَانِي رَجُلاَنِ – عَلَيْهِمَا ثِيَابٌ بِيْضٌ- بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مَمْلُوْءٍ ثَلْجًا ثُمَّ أَخَذَانِي فَشَقَّا بَطْنِي ثُمَّ اسْتَخْرَجَا قَلْبِي فَشَقَّاهُ فَاستخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَةً سَوْدَاءَ فَطَرَحَاهُ ثُمَّ غَسَلاَ قَلْبِي وبَطْنِي بِذَلِكَ الثَّلْجِ حَتَّى أَنْقَيَاه ُ…
"Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku (saudara angkat) menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua orang lelaki-mereka mengenakan baju putih- dengan membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan es. Kedua orang itu menangkapku, lalu membedah perutku. Keduanya mengeluarkan hatiku dan membedahnya, lalu mereka mengeluarkan gumpalan hitam darinya dan membuangnya. Kemudian keduanya membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu sampai bersih".[1]
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan :
فَأَقْبَلاَ يَبْتَدِرَانِي فَأَخَذَانِي فَبَطَحَانِي إِلَى الْقَفَا فَشَقَّا بَطْنِي ثُمَّ اسْتَخْرَجَا قَلْبِي فَشَقَّاهُ فَأَخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَتَيْنِ سَوْدَاوَيْنِ
"…… keduanya lalu bersegera mendekati dan memegangiku. Kemudian aku ditelentangkan, kemudian membedah perutku. Kedua malaikat itu mengeluarkan hati dari tempatnya dan membedahnya. Selanjutnya mereka mengeluarkan dua gumpalan darah hitam darinya ……" [2]
Dari dua riwayat di atas dapat diketahui, peristiwa pembedahan dada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah benar-benar terjadi.
Pengingkaran Terhadap Peristiwa Ini.
Meskipun hadits-hadits yang memerinci peristiwa ini shahih, namun ternyata ada sebagian orang yang menolak kebenaran berita ini. Berbagai alasan dilontarkan untuk menolak kebenaran kejadian ini. Atau minimal membuat kaum muslimin menjadi bimbang dan ragu. Bahkan ada di antara orientalis yang menyuarakan dengan lantang, bahwa peristiwa itu hanya dongeng belaka. Syubhat yang dilontarkan para orientalis, mereka menganggap peristiwa itu hanyalah pengalaman ruhani, bukan sebuah fakta dalam dunia nyata.
Pandangan provokatif dari para orientalis ini, ternyata membuahkan hasil. Beberapa orang muslim yang menulis sirah termakan isu ini. Di antaranya ialah Dr. Muhammad Husein Haikal. Dia mengatakan, kaum orientalis tidak tenang, begitu (melihat) sejumlah umat Islam tidak lapang dada dengan kisah dua malaikat ini (yang melakukan pembedahan dada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam). Mereka (kaum orientalis, Red) berpendapat, hadits ini sanadnya lemah.
Ada juga yang mengatakan, bahwa hadits ini mursal. Kisah ini diceritakan oleh anak kecil usia dua tahun, belum memasuki masa tamyiz (belum bisa membedakan antara yang baik dan buruk), dan Nabi juga baru berusia sekitar itu.
Bagaimana sebenarnya permasalahan ini? Berikut kami coba mengungkap syubhat-syubhat yang dilemparkan ke tengah-tengah kaum muslimin, beserta bantahan untuk mengikis pemikiran yang kurang proporsional.