2. Hadis kedua .
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى
الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ ِللهِ
مَلاَئِكَةً فِي اْلأَرْضِ سِوَى الْحَفَظَةِ يَكْتُبُوْنَ مَا يَسْقُطُ مِنْ وَرَقِ
الشَّجَرِ فَإِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ عَرَجَةٌ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَلْيُنَادِ أَعِيْنُوا
عِبَادَ اللهِ. رواه الطبراني ورجاله ثقات
Saya
( mahrus ali ) berkata :
Hadis
tsb juga di buat dalil oleh Syiah dalam memperkenankan tawassul dengan mayat . [2]
Begitu juga Tim Penulis LBM NU cabang
Jember.
Dalam kitab syi`ah yang berjudul annajmus sathi` fii ahwalil amai al hujjah al ghoib , terdapat keterangan bahwa diantara nama imam mereka yang gha`ib adalah Abu Soleh . Julukan ini telah populer di antara bangsa arab dan selalu mereka panggil ketika menjumpai kesulitan di sahara
Dalam bab ke 9
di katakan bahwa penunjuk jalan di sahara dan pembimbing orang yang
sesat adalah Abu soleh – ia penolong
yang agung – penguasa zaman . Dia memiliki keramat sebagaimana
sahabat Rasulullah SAW atau laksana Imam – imam seperti Maitsam , Uwais , Jabi`r Al Ju`fi dll
. Jadi nama soleh itu jin yang
berjalan - jalan untuk memberikan
petunjuk orang yang sesat atau menahan
hewan yang lari sebagaimana di
riwayatkan tentang perilaku dari Amirul
mu`minin Juz 2 hal 427 Di halaman 628
terdapat bab hadis ke 400
" وَمَنْ ضَلّ مِنْكُمْ فِي سَفَرٍ، أَوْ خَافَ عَلَى نَفْسِهِ فَلْيُنَادِ: (يَا صَالِحُ أَغِثْنِي) فَاِنّ فِي اِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ جِنِيّاً يُسَمَّى صَالِحاً يَسِيْحُ فِي الْبِلاَدِ لِمَكَانِكُمْ، مُحْتَسِباً نَفْسَهُ لَكُمْ، فَاِذَا سَمِعَ الصَّوْتَ أَجَابَ وَأَرْشَدَ الضَّالَّ وَحَبَسَ عَلَيْهِ دَابَّتَهُ ".
Barang siapa diantara mu dalam berpergian atau takut kepada dirinya
,maka panggillah wahai Soleh tolonglah aku . sesungguhnya di antara
saudaramu dari jin ada yang bernama Soleh yang berjalan di kota – kota karena kamu dan menolong dengan ihlas untukmu
. Bila mendengar suara akan mengabulkan
dan menunjukkan orang yang sesat jalan , lalu menahan hewannya yang lari [3]
وَقاَلَ الْحَافِظُ : هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنُ اْلِإسْنَادِ
غَرِيْبٌ جِدًّا ، أَخْرَجَهُ الْبَرَّارُ وَقَالَ : لاَ نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنِ
النَّبِي صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِهَذَا اللَّفْظِ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ.
Al
Hafizh berkata : Hadis tsb ( tolonglah aku wahai para hamba Allah ) sanadnya
hasan nyeleneh sekali . HR Al Bazzar . beliau berkata : Kami tidak
mengetahui hadis tsb dari Nabi SAW kecuali dengan lafzh tsb dan dari jalur ini .
Menurut
syekh Nashiruddin al albani sbb:
وَ اْلأَرْجَحُ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ
Yang rajih , hadis tsb mauquf .
Jadi
ada kemungkinan Ibnu Abbas menerima
kabar tsb dari ahli kitab yang
sudah masuk Islam . Dan hadis tsb
dimasukkan oleh al albani dalam hadis dha`if [4]
Sanad
hadis tsb sbb :
Bercerita
kepada kami Musa bin Ishaq , ber cerita
kepada kami Minjab bin Al Harits ,
bercerita kepada kami Hatim bin
Isma`il dari Usamah bin Zaid dari Aban
bin Shaleh dari Mujahid dari Ibnu Abbas .
Aban
bin Shaleh menurut Ibnu Hajar adalah :
صَدُوْقٌ يَهِمُ
Perawi
yang selalu berkata benar yang sering
keliru .
Untuk
perawi bernama Usamah bin Zaid ,
maka ulama berkomentar sbb:
Abdullah
bin Ahmad dari ayahnya berkata : Usmah bin Zaid meriwayatkan hadis - hadis mungkar dari Nafi `.
Aku
berkata : Saya lihat hadisnya baik .
Imam
Ahmad berkata : Bila kamu renungi hadisnya , maka kamu akan mengetahui
kemungkarannya atau keanehannya .
Yahya
bin Said menyatakan Usmah bin Zaid adalah perawi lemah .
Abu
Hatim berkata : Hadisnya boleh ditulis
tapi tidak boleh dibuat hujjah .
Imam
Nasai berkata : Dia tidak kuat
Al
Barqi berkata dari Ibnu Ma`in : Mereka
mungkar hadisnya .
Daroquthni
berkata : Karena itu , Imam Bukhari meninggalkan riwayatnya . [5]
Itulah
komentar tentang Usamah bin Zaid salah satu perawi hadis : أَعِيْنُوا عِبَادَ اللهِ.
Saya
salut dengan Al albani yang memasukkan
hadis tsb dalam hadis yang lemah .
Tentang
Al haitami menyatakan perawi – peawinya
terpercaya itu pendapat pribadi , yang boleh di pegang atau boleh juga di tinggalkan dan semua orang begitulah kata Imam Syafii .
Saya belum menjumpai hadis yang mengkisahkan
para sahabat yang mengalami kesulitan di hutan atau padang
sahara yang melakukan seperti itu , dan kita mengikuti jejak mereka lebih baik
.Pada hal mereka sering mengalami
berbagai kerumitan , lebih – lebih di fron pertempuran yang sangat
menghawatirkan nyawanya. Ternyata para
nabi berdoa langsung pada Allah
sebagaimana hadis sbb:
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، حِينَ
خَرَجَ إِلَى الْحرُورِيَّةِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا
الْعَدُوَّ انْتَظَرَ حَتَّى مَالَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ قَامَ فِي النَّاسِ
فَقَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ لاَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ، وَسَلُوا اللهَ
الْعَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ
تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَالَ: الّلَهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَمُجْرِيَ
السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
Dari Abdullah ibnu Abi Aufa ra pernah menulis surat
kepada Umar ibnu Ubaidillah ketika ia menuju ke perkampungan Al-Haruriyah bahwa
Rasulullah saw pernah menunggu matahari sampai condong ke barat ketika beliau
akan menyerang musuh. Kemudian beliau berpidato : “Wahai manusia, janganlah
kalian berharap menemui musuh, dan mohonlah kepada Allah keselamatan. Tetapi,
jika kalian menemui mereka maka bertahanlah. Dan ketahuilah bahwa surga berada
dibawah naungan pedang.” Kemudian beliau berdo’a : “Ya Allah, Engkau Penurun
Kitab, Penggiring awan, dan Pemusnah musuh, maka musnahkan mereka dan tolonglah
kami untuk memusnahkan mereka.”[6]
Ust Abd Rahman
bin Muhammad bin said berkata :
Bila kita
perkiraakan bahwa riwayat tsb hasan , maka pada hakikatnya adalah ganjil karena bertentangan dengan riwayat yang sahih terutama dengan ayat al Quran :
فَلا تَدْعُوا مَعَ اللهِ أَحَدًا
Maka janganlah
berdoa kepada seorangpun bersama Allah . [7]]
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي
الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى
الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ اْلإِنْسَانُ كَفُورًا
Dan apabila kamu
ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.
Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia
adalah selalu tidak berterima kasih.[8]
قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ
لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di
darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan
suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia
menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur."[9]
Hadis
Abdullah ra
.........حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ
تُحْدِثُونَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ
أَعْمَالُكُمْ فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ
مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ اللهَ لَكُمْ رَوَاهُ اْلبَزَّارُ فِى مُسْنَدِهِ
Hidupku
lebih baik bagimu , kamu melakukan sesuatu dan kamu di beri keterangan hadis .
dan matiku juga lebih baik bagimu , amal perbuatanmu di tampakkan kepadaku . Apa yang ku lihat baik
aku memuji kepada Allah dan apa yang
kulihat jelek , aku minta ampun kepada
Allah untukmu . HR Al Bazzar dalam kitab
musnadnya .
Hadits ini diriwayatkan oleh an Nasa’i (I/189),
Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (III/81), Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashfahaan
(II/205), dan Ibnu Asakir (IX/189).
Syekh
Muhammad Nashioruddin al albani menyatakan :
……………….
Al Bazzar berkata : Kami tidak mengetahui kalimat terahir ya`ni :حَيَاَتِيِ............. dari Abdillah
kecuali dari jalur ini .
Aku
( Al bani ) berkata : Golongan ahli
hadis telah sepakat hadis tsb dari Sofyan bukan ahir hadis yaitu : حَيَاَتِيِ.............
, lalu ada dukungan dari riwayat Al a`masy tentang hal tsb menunjukkan
tanda tambahan حَيَاَتِيِ.............
Adalah
syadz ( ganjil sekali ) sebab hanya Abd
Majid bin Abd Aziz yang meriwayatkannya secara sendirian . Apalagi dia masih di perbencangkan tentang hapalannya , sekalipun beliau
termasuk perawi muslim . Sebagian
golongan ahli hadis menyatakan beliau terpercaya ,juga sebagian lainnya
melemahkannya dengan keterangan …………..
Al
Kholili berkata : Dia perawi terpercaya , tapi keliru dalam beberapa hadis .
Imam
Nasai menyatakan : Abd Majid tidak kuat
, boleh ditulis hadisnya .
Ibnu
Abdil bar berkata : Abd Majid
meriwayatkan beberapa hadis dari Imam Malik, yang keliru .
Ibnu
Hibban menyatakan dalam bukunya : Al
Majruhin : Dia sangat mungkar hadisnya ,
suka memutar balikkan hadis ,
meriwayatkan hadis – hadis mungkar dari perawi – perawi yang masyhur Jadi layak
di tinggalkan .
Karena
itu , Al Hafizh berkata dalam kitab
Taqrib : Dia perawi yang suka berkata benar tapi keliru .
Bila
kamu telah mengetahui keterangan yang lalu maka perkataan Al hafizh Al
Haitsami dalam kitab al majma` 24/6
. HR Al Bazzar , dan perawi – perawinya adalah perawi sahih Bukhari ,
memberikan arti seolah tiada perawi yang di perbencangkan . Barang kali Imam
Suyuthi terpedaya dengan keterangan itu ketika beliau berkata dalam kitab
al khoshoishul kubra 281/ 2 , sanadnya sahih .
Karena
itu , saya katakan : Sesungguhnya al hafizh al Iraqi – guru Al Haitsami lebih
cerdik dalam memilih kata – kata tentang sanad al Bazzar , beliau berkata dalam
Takhrij Ihya` 128/4 – perawi
perawinya adalah perawi sahih
Bukhari kecuali Abd Majid bin Abu Rawad , sekalipun Imam Muslim
menjadikannya sebagai perawi. Dia di
nyatakan terpercaya oleh Ibnu Ma`in dan Nasa`I
, tapi di lemahkan oleh sebagian
ulama
Adapun
perkataan dia dan anaknya dalam kitab Tharhut tasrib fii syarhit
taqrib 297/3 sanadnya
jayyid , maka sanad tsb tidak jayyid menurutku . Memang
begitu bila Abd Majid tidak menyelisihi dengan perawi – perawi
terpercaya sebagaimana keterangan yang
lalu . Dan ini illat hadis . Aku sendiri
tidak menjumpai orang yang
mengingatkannya hanya dari kalimat Ibnu Katsir dalam kalimatnya yang telah kami kutip dari kitabnya Al Bidayah . Wallahu a`lam [10]
Saya
katakan : Hadis tsb lemah [11]
Abd
Majid bin Abd Aziz bin Abu Rawad Al azdy – Abu Abd Hamid Al makki , wafat 206 H
. Ibnu hajar berkomentar :
صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ وَ كاَنَ مُرْجِئًا
أَفْرَطَ ابْنُ حِبَّانَ فَقَالَ : مَتْرُوكٌ
Dia perawi yang suka berkata benar , murji`ah .
Ibnu Hibban melampaui batas lalu berkata : Dia ditinggalkan oleh ulama .
Martabat
Abd Majid bin Abd Aziz menurut Adz dzahabi : Imam Ahmad berkata : Dia perawi
terpercaya , yang berlebihan dalam
membela murjiah
Abu
hatim berkata : Dia tidak kuat .
Al
Uqaili berkata : Imam Muhammad bin Yahya menyatakan dia lemah .
Abu
Ahmad Al Hakim berkata : Menurut mereka tidak kuat
Ibnu
Sa`d berkata : Dia banyak meriwayatkan hadis , murji`ah , lemah .
Assaji
berkata : Dia meriwayatkan hadis mungkar dari Imam Malik . [12]
Ibnu
katsir menyatakan hadis حَيَاَتِيِ.............
adalah mursal ( lemah ) [13]Begitu
juga pengarang kitab al fathul kabir 76/2
Ada
perawi lagi bernama Zadzan – guru Abdullah bin Assa`ib .
Dia
suka memursalkan hadis dan condong kepada syi`ah . Ibnu Hibban berkata : Dia
sering keliru dalam menyampaikan hadis [14]
Dengan
hadis lemah tersebut Tim Penulis LBM NU
cabang Jember memperbolehkan
minta doa kepada Rasulullah SAW sekalipun sudah berbaring di bawah pusaranya
.Terus kapan para sahabat, imam madzhab empat
minta doa kepada Rasulullah SAW
yang sudah meninggal dunia . Kita
ini ikut pemikiran yang sederhana . bila ada hadisnya yang sahih , kita harus
mengikutinya dan jangan golongan yang di kedepankan . Akhirnya ajaran golongan salah atau benar dibela.
Bila
amal perbuatan umat Rasulullah SAW di
tampakkan kepada nabi , lalu bila jelek
,beliau memintakan ampun , sudah tentu doa Rasulullah SAW mustajab dan umatnya
secara keseluruhan tidak punya dosa , lalu apa guinanya ayat yang memerintahkan
minta ampun atas dosa – dosa yang di lakukan sebagaimana ayat :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالله ُ يَعْلَمُ
مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
(Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu.[15]
وَأَنِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا
فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari
kiamat.[16]
Hadis tentang Rasulullah SAW memintakan ampun untuk umatnya akan membikin
umatnya mengabaikan kebaikan dan banyak melanggar hukum Allah karena pada prinsipnya Rasulullah SAW memintakan ampun . Biar aku berdosa dabn
berdosa lagi , dan yang penting dosa
saya akan di ampun . Hal ini mirip dengan Yesus terbunuh dan rela mati untuk
menebus dosa umatnya dan ini adalah kekeliruan yang nyata .
Orang yang melakukan dosa sendiri belum bertobat dan tidak mau minta
ampun , kok malah di ampun dosanya , nantinya surga akan penuh dan neraka akan
sedikit penghuninya . Hal ini bertentangan
sdengan ayat :
أَمْ
لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلاَّ
تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى ثُمَّ
يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى
Ataukah
belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan seorang manusia tiada memperoleh balasan
selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan .
Kemudian akan diberi balasan dengan
balasan yang paling sempurna,[17]
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ
فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
Dan barangsiapa
yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka.
Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu
kerjakan.[18]
ش
[1] Membongkar kebohongan buku "Mantam kiai NU.... 29-30
[2] Ansarweb
[4] Ad dhoifah 233/2
[5] Mausuatuh ruwatil hadis 317
[6] Bukhari, 56, Kitabul Jihad, 156, bab jangan berharap
menemui musuh
Allu`lu` wal marjan 544/1 saya tidak menjumpai komentar syekh Muhammad
Nasiruddin al albani tentang hadis tsb
di kitab – kitab karyanya, Abul fadhel
– sayyid Abul muaathi Annuri di kitab Al musnadul ja`mi menyatakan hadis tsb Muttafaq
alaih 5686
[7] Al jin 18
[8] Al
isra` 67
[9] Al an`am 63 http://www.islamselect.com/article/33903
[10] Ad dho`ifah 474/2
[11] Fadhlus sholah alan nabi 36/1
dho`if jami` 2746
[12] Mausuatuh ruwatil hadis 4160
[13] Jami`ul masanid wal marosil 241/4
[14] Mausuatuh ruwatil hadis 1976
[15] Muhammad 19
[16] Hud 3
[17] An Najem 36-41
[18] Annamel 90
Artikel Terkait
Ini contoh tawassul kaum Syiah lihat:
BalasHapushttp://syiahahlulbait.wordpress.com/teks-doa-doa/doa-tawassul-ahlul-bait-as/
terima kasih
Untuk elfizonanwar
BalasHapusDoa syi`ah itu syirik, bukan tauhid karena minta - minta pada orang mati bukan orang hidup.
Oh ya`, email saya tidak bisa dibuat jawab emailmu, maaf.