
LONDON – Islamic State (ISIS) yang telah dicap stempel negara-negara barat digadang-gadang "sebagai kelompok terorisme terkaya abad ini".
Daily Mail, Jumat (4/12/15) melaporkan, kelompok militan pecahan Al-Qaeda ini telah berkuasa atas 10 ladang minyak di Suriah, Irak dan daerah kekuasaan lainnya.
Para ahli menjelaskan, ladang minyak yang rebut ISIS layaknya 'emas hitam' yang memungkinkan mereka untuk menjalankan negara semu (quasi state) serta melestarikan jaringan terornya secara global.
Diketahui, kelompok militan ini mengambilalih ladang minyak di Al-Omar yang terkenal memiliki kualitas terbaik dan terbesar di Suriah pada Juli tahun lalu. Mereka berhasil menguasai ladang minyak di sana setelah merebut kendali dari saingan mereka, kelompok militan Front Al-Nusra.
“Ladang minyak Omar adalah salah satu yang terbesar dan paling penting untuk operasi keuangan IS. Ladang ini baru mewakili sekira 10 persen dari potensi pendapatan mereka melalui penjualan minyak,” ungkap Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon.
Tak heran, tambang minyak ISIS di Omar menjadi salah satu target penggempuran Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Prancis dalam beberapa pekan terakhir ini.
“Dengan sangat hati-hati, kami memilah infrastruktur-infrastruktur dalam kawasan ladang minyak tersebut guna memastikan serangan kami memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan ISIS untuk mengekstrak minyak yang dimanfaatkan untuk mendanai aksi terorisme mereka,” ujarnya.
Pada kapasitas penuh, ladang minyak itu mampu menghasilkan 75.000 barel minyak per hari, yang berpotensi akan menghasilkan pendapatan lebih dari 800 juta poundsterling atau setara Rp16,6 triliun dalam setahun menurut estimasi harga pasar saat ini.
Namun, karena kurangnya teknisi dan peralatan yang dimiliki militan ISIS, ladang minyak tersebut tidak seproduktif saat dipegang rezim Suriah Bashar Al-Assad.
Sebelum serangan udara milik Inggris diluncurkan Kamis 3 November 2015, ladang minyak di Omar sudah lama ditargetkan oleh Angkatan Udara AS. Diperkirakan, kawasan penghasil minyak yang dikuasai ISIS itu mampu menghasilkan sekira 40 juta poundsterling atau setara Rp833 miliar dari penjualan minyak di sana.
Pertengahan November lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menuding 40 negara telah mengucurkan dana kepada ISIS. Salah satunya Turki, yang dituding telah membantu keuangan kelompok pimpinan Al-Bagdadi tersebut dengan membeli minyak dengan harga yang lebih murah dari harga pasar
Artikel Terkait
Isis
- Hari Ke-7: Pejuang Koalisi Internasional Bombardir kota Mosul. Mengejutkan Ternyata ISIS Bukan Buatan Zionis Israel dan Amerika
- Penasihat Obama: Khilafah Akan Tegak Kembali, Pasti dan Mustahil Dihindari
- Laporan PBB: Kekuasaan ISIS Libya Semakin Luas
- Mati dengan muka tersenyum
- Takfiri yang banyak diperbincangkan.
- Said Agil: Aliran Arab itu tak cocok dengan Indonesia, ISIS itu Berbahaya
- Ledakan di Sarinah, Thamrin, Jakarta Adalah Rekayasa Penguasa? (1)
- Ledakan di Sarinah, Thamrin, Jakarta Adalah Rekayasa Penguasa? (2-habis)
- Seru nih! Pentagon: AS Sudah Kirim Tentara Khusus ke Irak
- Dzawahiri: Tegaknya Khilafah di Syam, Kunci Pembebasan Baitul Maqdis
- Pernyataan KH Said Aqil Siraj - ISIS akan masuk Indonesia
- Terkuak, Kedubes AS di Jakarta Larang Warganya Beraktivitas di Kawasan Sarinah Sebelum Ledakan Terjadi
- Untuk Orang Orang yang Bertanya Tentang Daulah Islamiyyah
- Percakapan Gaddafi dan Tony Blair Terungkap ke Publik,
- AS Akui Tak Mampu Tumbangkan Islamic State di 2016
- DAULAH ISLAM BAQIYYAH 'Ala Minhaj Annubuwwah
- Lawan 300 militan IS, 4.000 Pasukan Irak Terseok-seok di Ramadi
- Jawabanku untuk teman fb kita tentang mubahalah
- Mubahalah sesama muslim bid`ah dholalah, bukan sunah yang benar
- Ngamuk, Bos Al-Nusra Kecam Pertemuan Oposisi di Riyadh
- IS Mampu Cetak Paspor Syria dengan Otentik
- Hasil sidang pemberontak Suria yg berkumpul di Riyadh bukan di Washinton
- IS Rebut “Harta Rampasan” Buatan AS dalam Jumlah Fantastis
- Keseharian Mujahidin Khilafah di Diyala
- Hukum menyembelih tawanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan