Idrus Ramli menyatakan:
Dalam konteks ini Ali bin Abi Thalib
mengatakan:
مِنَ السُّنَّةِ زِيَارَةُ جَبَّانَةَ الْمُسْلِمِيْنَ يَوْمَ اْلعِيْدِ وَلَيْلَتِهِ
“Diantara sunnah Nabi SAW adalah berziarah ke kuburan kaum Muslimin di siang hari raya dan malamnya.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra).
Catatan penting bagi Mahrus, bahwa
polemik yang terjadi antara penganut aliran Wahabi dan Ahlussunnah wal Jama’ah
sudah lama terjadi sejak abad ketujuh yang diprakarsai oleh Ibnu Taimiyah, akan
tetapi dalil-dalil yang ia gunakan tidak mengena sama sekali. Apakah kira-kira
hadits di atas absen dari ingatan Mahrus Ali dan Wahabi lainnya?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=314303818586534
terdapat komentar sbb:
Abi Rizan
" مِنَ
السُّنَّةِ زِيَارَةُ جَبَّانَةَ الْمُسْلِمِيْنَ يَوْمَ اْلعِيْدِ وَلَيْلَتِهِ "
"Di antara sunnah Nabi adalah berziarah ke kuburan kaum muslimin di siang hari raya dan malamnya".
"Di antara sunnah Nabi adalah berziarah ke kuburan kaum muslimin di siang hari raya dan malamnya".
Abi Rizan
Ana baru tau ada hidst ini mohon penjelasan nya..hdst
di riwayatkan siapa dan minta penjelasan sedikit dr uluma trutama imam 4
mazhab...jazakumullahkhairan
Abu Fadl hadist riwayat ali bin abi thalib?tolong sertakan
sanadnya,komentar 4 imam madzhab.krn kerap kali hadist palsu dari syiah nisbat
pd ali bin abi thalib.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam http://islamqa.info/ar/cat/2033
terdapat keterangan sbb:
وَرَوَى ابْنُ زِيَادٍ عَنْ مَالِكٍ
قَالَ: السُّنَّةُ الْخُرُوْجُ إِلَى الْجَبَّانَةِ [ يَعْنِي الْمُصَلَّى ]
إِلاَّ ِلأَهْلِ مَكَّةَ فَفِي الْمَسْجِدِ "
Ibnu Ziyad meriwayatkan dari Imam
Malik berkata: Tuntunannya adalah keluar
ke musholla ( lapangan )kecuali bagi penduduk Mekkah, maka cukup melakukan salat Id di masjidil haram.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalimat Jabbanah diartikan oleh
Idrus Ramli dengan kuburan
sebagaimana dalam kalimat yang di
sebutkan sbb:
مِنَ السُّنَّةِ زِيَارَةُ جَبَّانَةَ
الْمُسْلِمِيْنَ يَوْمَ اْلعِيْدِ وَلَيْلَتِهِ
“Diantara sunnah Nabi SAW adalah berziarah ke kuburan kaum Muslimin di siang hari raya dan malamnya.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra).
Kalimat hadis tsb tidak saya jumpai
dalam Sunan Kubra karya Al Baihaqi,…………. Jadi pernyataan Idrus Ramli itu jelas
tidak tepat, sangat keliru dan menyesatkan bukan mengajak kepada kejujuran..
Dalam www.dd-sunnah.net/forum/showthread.php?t.
terdapat keterangan sbb:
الِإمَامُ عَلِيّ كَرَّمَ اللهُ
وَجْهَهُ يَقُوْلُ : الْخُرُوْجُ فِي اْلعِيْدَيْنِ إِلَى الْجَبَّانَةِ مِنَ السُّنَّةِ
رَوَاةُ اْلبَيْهَقِي
Imam Ali karramallohu wajhah
berkata: Keluar dalam dua Id ke lapangan termasuk sunnah ( tuntunan Rasul) HR
Baihaqi.
Komentarku ( Mahrus ali
):
Redaksi hadis tsb berbeda dengan apa yang di
tulis oleh Idrus Ramli yang saya cari di sumbernya yang asli bukan di buku lain
ternyata tidak ada. Ini kurang teliti alias gegabah Idrus Ramli dalam menulis
hadis atau asal copas saja -bukan dipikir dulu - dari internet atau dari buku yang lain.
Anda boleh lihat kalimat Ali bin Abu
Thalib dalam kitab Sunan Kubra karya al Baihaqi sbb:
السنن الكبرى للبيهقي [ مشكول ] - (ج 3
/ ص 973)
وَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ
بِشْرَانَ الْعَدْلُ بِبَغْدَادَ أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّزَّازُ
حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِهَابٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ
سَابِقٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِى قَيْسٍ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِى
إِسْحَاقَ عَنِ الْحَارِثِ عَنْ عَلِىٍّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : الْجَهْرُ
فِى صَلاَةِ الْعِيدَيْنِ مِنَ السُّنَّةِ وَالْخُرُوجُ فِى الْعِيدَيْنِ إِلَى
الْجَبَّانَةِ مِنَ السُّنَّةِ.
………………….. dari Ali ra berkata: Mengeraskan suara ( dalam baca al
quran ) waktu salat dua hari raya termasuk sunah Rasul dan keluar ke lapangan
juga termasuk sunahnya. Sunan Kubro lilbaihaqi. 3/ 973.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tidak terduga ternyata Idrus Ramli menggunakan dasar hukum yang sangat
keliru, fatal bukan agak benar lalu dia menyatakan ziarah kubur di dua hari
raya adalah sunnah Rasul, pada hal hakikatnya
redaksi hadis dan terjemahan Idrus Ramli yang diamnini oleh Sarkub yang
keliru, salah total. Sebenarnya adalah keluar ke lapangan waktu dua hari raya
termasuk sunnah Rasul lalu diartikan oleh Idrus Ramli dalam bukunya "
Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar". Ziarah kubur di dua hari
raya termasuk sunnah Rasul. Ini kekeliruan yang bersumber dari gegabah dalam
mencopas hadis untuk kepentingan golongan, bukan kepentingan Islam, nafsu bukan
akal sehat, ingin menyalahkan saya dan membenarkan dirinya. Tapi ternyata saya tidak salah dan dia
sendiri yang keliru. Begitulah Allah membela kebenaran dan menghancurkan
kesalahan
Dalam kitab Irwa`ul gholil fi
takhrij manaris sabil 116/3 terdapat keterangan sbb:
إِرْوَاءُ اْلغَلِيْلِ فِي تَخْرِيْجِ
أَحَادِيْثِ مَنَارِ السّبَيِلِ - (ج 3 / ص 116)
Al bani menyatakan:
(الْجَهْرُ فِى صَلاَةِ الْعِيدَيْنِ
مِنَ السُّنَّةِ وَالْخُرُوجُ فِى الْعِيدَيْنِ إِلَى الْجَبَّانَةِ مِنَ
السُّنَّةِ.
أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِي فِي ( اْلأَوْسَطِ ) (
1 / 54 / 1 ) وَاْلبَيْهَقِي ( 3 / 295 ) بِتَمَامِهِ وَالْمَحَامِلِي ( 122 / 2 )
الشَّطْرَ اْلأَوَّلَ مِنْهُ.
قُلْتُ : وَإِسْنَادُهُ ضَعِيْفٌ فِيْهِ
الْحَارِثُ وَهُوَ اْلأَعْوَرُ ضَعَّفُوْهُ.
وَفِي اْلبَابِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَيْضًا.
أَخْرَجَهُ اْلبَيْهَقِي ( 3 / 348 ) بِسَنَدٍ
وَاهٍ.
وَبِالْجُمْلَةِ فَذِهِ اْلأَحَادِيْثُ
شَدِيْدَةُ الضُّعْفِ لاَ يُجْبِرُ بَعْضُهَا بَعْضًا.
Mengeraskan suara ( dalam baca al
quran ) waktu salat dua hari raya termasuk sunah Rasul dan keluar ke lapangan
juga termasuk sunahnya
Diriwayatkan oleh Thobrani dalam
kitab al Ausath 1/54/1, Al Baihaqi 3/295 dengan sempurna. Al Mahamili juga
meriwayatkan 122/2 bagian yang pertama saja dari hadis itu.
Aku ( al bani ) berkata; Sanadnya
lemah karena terdapat perawi beranama Al Harits – yaitu al a`war, para ulama
menyatakan dia lemah. Dalam masalah ini terdapat hadis dari Ibn Abbas juga.
Namun secara gelobal, hadis – hadis tsb sangat lemah dan satu sama lainnya tidak bisa saling mendukung
untuk keabsahan atau derajat hadis yang lebih tinggi
صَلاَةُ اْلعِيْدَيْنِ فِي الْمُصَلَّى -
(ج 1 / ص 26)
2 ) الْجَبَّانَةْ : هِيَ الصَّحْرَاءُ أَصْلاً
ثُمَّ أُطْلٍقَتْ عَلَى الْمَقَابِرِ ِلأَنَّهَا تَكُوْنُ فِيْهَا مِنْ بَابِ
تَسْمِيَةِ الشَّّيْءِ بِمَوْضِعِهِ وَكَذَلِكَ الجَبَّانُ. ( زُهَيْر )
Dalam kitab Sholatul idain fil
musholla 1/26 terdapat keterangan sbb:
Al Jabbanah asal artinya adalah
tanah lapang, lalu di katakan untuk makam – kuburan. sebab kuburan – kuburan itu berada di tanah lapang,
termasuk menamakan sesuatu dengan nama
tempatnya. Begitu juga kalimat Jabban
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan