By: Nandang Burhanudin
Koran Asy-Sya'ab melaporkan, sejak seminggu yang lalu keluarga besar dari junta militer As-Sisi dan Presiden Mesir ilegal Adli Mansour sudah berada di komplek Bandara. Tepatnya komplek Al-Mazhah dekat bandara Kairo.
Bahkan diberitakan, 2 hari lalu anak pertama Asli Mansour berangkat ke Dubai dalam rangka mempersiapkan kedatangan ayahnya yang akan kabur dari Mesir.
Sedangkan Letjen As-Sisi, hari ini telah memerintahkan PM (Polisi Militer) untuk memindahkan keluarga besarnya ke
Koran Asy-Sya'ab melaporkan, sejak seminggu yang lalu keluarga besar dari junta militer As-Sisi dan Presiden Mesir ilegal Adli Mansour sudah berada di komplek Bandara. Tepatnya komplek Al-Mazhah dekat bandara Kairo.
Bahkan diberitakan, 2 hari lalu anak pertama Asli Mansour berangkat ke Dubai dalam rangka mempersiapkan kedatangan ayahnya yang akan kabur dari Mesir.
Sedangkan Letjen As-Sisi, hari ini telah memerintahkan PM (Polisi Militer) untuk memindahkan keluarga besarnya ke
komplek Al-Mazhah.
Menurut sumber militer yang enggan disebutkan namanya, As-Sisi sekarang berada di ruang bawah tanah Markaz Intelejen Mesir. Ia tidak bisa keluar, sebab jalanan sudah dikepung demonstran. Ia pun sudah tidak memiliki power lagi untuk berkoordinasi dengan Divisi Pasukan I dan II, bahkan dengan Garda Republik.
As-Sisi dan Mansour berada dalam tekanan psikologis. Terutama setelah berjatuhannya korban jiwa demonstran damai dan 4 muslimah yang dibantai, serta ayah dan anaknya yang diikat seperti kerbau mau disembelih.
Darah dan air mata membuat As-Sisi dan Adli Mansour kecut. Mereka mempersiapkan diri lari dari gelanggang tempur yang dibuatnya sendiri. Mereka menunggu hukuman massa. Jika bisa lari, hukuman Allah sudah pasti menanti.
Mari menjadi saksi sejarah, tumbangnya junta militer dan para pendukungnya!
Menurut sumber militer yang enggan disebutkan namanya, As-Sisi sekarang berada di ruang bawah tanah Markaz Intelejen Mesir. Ia tidak bisa keluar, sebab jalanan sudah dikepung demonstran. Ia pun sudah tidak memiliki power lagi untuk berkoordinasi dengan Divisi Pasukan I dan II, bahkan dengan Garda Republik.
As-Sisi dan Mansour berada dalam tekanan psikologis. Terutama setelah berjatuhannya korban jiwa demonstran damai dan 4 muslimah yang dibantai, serta ayah dan anaknya yang diikat seperti kerbau mau disembelih.
Darah dan air mata membuat As-Sisi dan Adli Mansour kecut. Mereka mempersiapkan diri lari dari gelanggang tempur yang dibuatnya sendiri. Mereka menunggu hukuman massa. Jika bisa lari, hukuman Allah sudah pasti menanti.
Mari menjadi saksi sejarah, tumbangnya junta militer dan para pendukungnya!
Silahkan share artikel ini : :
32
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan